Anda di halaman 1dari 29

Dwi Sarwani Sri Rejeki

Malaria adalah
• Malaria disebabkan oleh parasit plasmodium yang
menginfeksi eritrosit (sel darah merah). Parasit ini
ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui
gigitan nyamuk Anopheles betina
• Malaria disebabkan 5 spesias parasit yang
menginfeksi pada manusia yaitu genus Plasmodium
falciparum (P.falciparum), Plasmodium vivax (P.vivax),
Plasmodium ovale (P.ovale), Plasmodium malariae
(P.malariae) dan Plasmodium knowlesi (P knowlesi).
• P.falciparum dan P.vivax adalah yang paling penting
dalam penularan malaria pada manusia.
Epidemiologi
Pada tahun 2013 ada 97 negara yang terjadi
penularan malaria dan 7 negara dalam tahap
pencegahan dari penularan, jadi ada 104 negara
dimana malaria menjadi permasalahan. Secara
global, diperkirakan 3,4 milyar penduduk di
dunia beresiko malaria. WHO memperkirakan
207 juta kasus malaria terjadi pada tahun 2012,
yang sebagian besar kasus dan kematian terjadi
di Afrika (WHO, 2013).
Gejala
• Demam merupakan gejala infeksi malaria.
• Sifat demam akut (peroksimal) yang didahului oleh
stadium dingin (mengigil) diikuti demam tinggi kemudian
berkeringat banyak. Gejala klasik ini biasanya ditemukan
pada penderita non imun (berasal dari daerah non
endemis).
• Selain gejala klasik tersebut, ditemukan gejala lain seperti
nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal dan nyeri
otot. Gejala tersebut biasanya terdapat pada orang yang
tinggal di daerah endemis (gejala tidak spesifik)
Bahaya Malaria
• Jika tidak ditangani segera dapat menjadi
malaria berat yang bisa menyebabkan
kematian
• Malaria dapat menyebabkan anemia
• Malaria pada wanita hamil dapat
menyebabkan keguguran, prematur, BBLR dan
lahir mati
Siklus malaria
Ketika nyamuk Anopheles menggigit manusia, maka sporozoit
tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia. Sporozoit
selanjutnya akan ikut dalam aliran darah menuju ke sel hati.
Dalam sel hati, sporozoit melakukan pembelahan membentuk
merozoit. Merozoit selanjutnya akan menginfeksi sel darah
merah hingga rusak dan pecah. Merozoit-merozoit
tersebut sebagian akan menginfeksi sel darah merah lainnya, dan
sebagian lagi akan membentuk gametosit. Ketika berada dalam
dinding usus nyamuk Anopheles, gametosit akan menghasilkan
gamet jantan (makrogametosit) dan gametosit betina
(mikrogametosit). Jadi, gametosit akan masuk kembali ke dalam
tubuh nyamuk ketika nyamuk tersebut menghisap darah
manusia yang telah terinfeksi. Setelah terjadi pembuahan,
maka terbentuklah zigot yang selanjutnya tumbuh menjadi oosit,
dan oosit akan tumbuh membentuk sporozoit kembali.
Siklus plasmodium pada manusia
• Pada waktu nyamuk Anopheles infektif menghisap darah
manusia, sporozoit yang berada di kelenjar liur nyamuk akan
masuk ke dalam peredaran darah selama lebih kurang setengah
jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan
menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon
hati yang terdiri dari 10,000-30,000 merozoit hati (tergantung
spesiesnya). Siklus ini disebut siklus ekso-eritrositer yang
berlangsung selama lebih kurang 2 minggu. Pada P. vivax dan P.
ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang
menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang
disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel
hati selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu
saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga
dapat menimbulkan relaps (kambuh).
• Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke
peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah
merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai
skizon (8-30 merozoit, tergantung spesiesnya). Proses perkembangan
aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi
(skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah
merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer.
• Pada P. falciparum setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian
merozoit yang menginfeksi sel darah merah dan membentuk stadium
seksual (gametosit jantan dan betina). Pada spesies lain siklus ini
terjadi secara bersamaan. Hal ini terkait dengan waktu dan jenis
pengobatan untuk eradikasi.
• Siklus P. knowlesi pada manusia masih dalam penelitian. Reservoar
utama Plasmodium ini adalah kera ekor panjang (Macaca sp). Kera
ekor panjang ini banyak ditemukan di hutan-hutan Asia termasuk
Indonesia. Pengetahuan mengenai siklus parasit tersebut lebih banyak
dipahami pada kera dibanding manusia.
Siklus pada nyamuk anopheles betina
• Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap
darah yang mengandung gametosit, di dalam
tubuh nyamuk gamet jantan dan betina melakukan
pembuahan menjadi zigot. Zigot berkembang
menjadi ookinet kemudian menembus dinding
lambung nyamuk. Pada dinding luar lambung
nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan
selanjutnya menjadi sporozoit. Sporozoit ini
bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.
Patogenesis
• Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon
darah yang mengeluarkan bermacam-macam antigen.
Antigen ini akan merangsang sel¬sel makrofag, monosit atau
limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin, antara
lain TNF (Tumor Nekrosis Factor) dan IL-6 (Interleukin-6). TNF
dan IL-6 akan dibawa aliran darah ke hipotalamus yang
merupakan pusat pengatur suhu tubuh dan terjadi demam.
Proses skizogoni pada keempat plasmodium memerlukan
waktu yang bebeda-beda. Plasmodium falciparum
memerlukan waktu 36-48 jam, P. vivax/P. ovale 48 jam, dan
P. malariae 72 jam. Demam pada P. falciparum dapat terjadi
setiap hari, P. vivax/P. ovale selang waktu satu hari, dan P.
malariae demam timbul selang waktu 2 hari.
• Anemia terjadi karena pecahnya sel darah merah yang
terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Plasmodium vivax
dan P. ovale hanya menginfeksi sel darah merah muda yang
jumlahnya hanya 2% dari seluruh jumlah sel darah merah,
sedangkan P. malariae menginfeksi sel darah merah tua
yang jumlahnya hanya 1% dari jumlah sel darah merah.
Sehingga anemia yang disebabkan oleh P. vivax, P. ovale dan
P. malariae umumnya terjadi pada keadaan kronis.
Plasmodium falciparum menginfeksi semua jenis sel darah
merah, sehingga anemia dapat terjadi pada infeksi akut dan
kronis.
• Splenomegali, Limpa merupakan organ retikuloendothelial,
dimana Plasmodium dihancurkan oleh sel-sel makrofag dan
limposit. Penambahan sel-sel radang ini akan menyebabkan
limpa membesar.
Diagnosis malaria
A. Anamnesis
a. Keluhan : demam, mengigil, berkeringat dan
dapat disertai sakit kepala, mual, muntah,
diare dan nyeri otot atau pegal-pegal
b. Riwayat sakit malaria dan riwayat minum
obat malaria
c. Riwayat berkunjung ke daerah endemis
malaria
d. Riwayat tinggal di daerah endemis malaria
B. Pemeriksaan fisik
a. Suhu tubuh ≥ 37,5 derajat C
b. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
c. Sklera ikterik
d. Pembesaran limpa (splenomegali)
e. Pembesaran hati (hepatomegali)
C. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan darah tebal dan tipis, untuk
menentukan:
- Ada tidaknya parasit malaria
- Spesies dan stadium plasmodiun
- Kepadatan parasit
b. Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (RDT),
Yaitu mendeteksi antigen parasit malaria, dengan
metode imunokromatografi
Selain itu ada high volume ultra-sensitive real-time
polymerase chain reaction (HVUSqPCR)
Malaria berat
• Positif plasmodium falcifarum atau vivax, atau RDT ditambah
satu atau beberapa keadaan:
- gangguan kesadaran/koma
- Kelemahan otot
- Tidak bisa makan dan minum
- Kejang berulang
- Sesak napas
- Syok (tekanan sistolik < 70, anak < 50 mm Hg)
- Ikterus
- Perdarahan spontan
- Edema paru
Pengobatan malaria
• Cara penanggulangan utama adalah menemukan penderita secara
dini dan segera diobati. Adanya resistensi di seluruh dunia dari
Plasmodium falciparum terhadap klorokuin (CQ) dan
sulphadoxinepyrimethamine (SP) maka digunakan terapi kombinasi
artemisinin (Artemisinin-based Combination Therapy/ACT. Konsep
kombinasi terapi didasarkan pada potensi sinergis atau aditif dari
dua atau lebih obat, untuk meningkatkan keberhasilan terapi dan
juga menunda perkembangan resistensi terhadap masing-masing
komponen kombinasi (WHO, 2001).
• Kombinasi yang direkomendasikan saat ini adalah adalah
artemetherlumefantrine (AL), artesunate-amodiakuin (AS + AQ),
artesunate-meflokuin (AS + MQ), dihydroartemisininpiperaquine
(DHA + PQ), dan artesunate-sulphadoxine / pirimetamin (AS + SP)
(WHO, 2015).
• Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan
membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia,
termasuk stadium gametosit. Adapun tujuan pengobatan radikal untuk
mendapat kesembuhan klinis dan parasitologik serta memutuskan rantai
penularan.
• Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong
karena bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu penderita harus makan terlebih
dahulu setiap akan minum obat anti malaria. Dosis pemberian obat sebaiknya
berdasarkan berat badan.
• Pengobatan malaria di Indonesia menggunakan Obat Anti Malaria
(OAM)kombinasi. Yang dimaksud dengan pengobatan kombinasi malaria
adalah penggunaan dua atau lebih obat anti malaria yang farmakodinamik dan
farmakokinetiknya sesuai, bersinergi dan berbeda cara terjadinya resistensi.
• Tujuan terapi kombinasi ini adalah untuk pengobatan yang lebih baik dan
mencegah terjadinya resistensi Plasmodium terhadap obat anti malaria.
• Pengobatan kombinasi malaria harus:
a. aman dan toleran untuk semua umur;
b. efektif dan cepat kerjanya;
c. resisten dan/atau resistensi silang belum terjadi; dan
d. harga murah dan terjangkau.
Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat
artemisinin dengan golongan aminokuinolin, yaitu:

Kombinasi tetap (Fixed Dose Combination = FDC) yang terdiri


atas Dihydroartemisinin dan Piperakuin (DHP).
a) 1 (satu) tablet FDC mengandung 40 mg dihydroartemisinin
dan 320 mg piperakuin. Obat ini diberikan per – oral selama
tiga hari dengan range dosis tunggal harian sebagai berikut:
Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB; Piperakuin dosis 16-
32mg/kgBB
b) Artesunat - Amodiakuin
Kemasan artesunat – amodiakuin yang ada pada program
pengendalian malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri dari
4 tablet artesunat @50 mg dan 4 tablet amodiakuin 150 mg.
• Komitmen untuk mengatasi masalah malaria dunia
disampaikan pada pertemuan World Health Assembly
(WHA) ke-60 tanggal 18 Mei 2007, yaitu komitmen global
tentang eliminasi malaria bagi setiap Negara.
• Selain itu pada tahun 2000 para pemimpin dunia juga
mendeklarasikan Millenium Developmen Goals yang salah
satu tujuannya adalah mengurangi penyakit menular
utama termasuk malaria.
• Setiap Negara harus menurunkan minimal 50-70% kasus
malaria pada tahun 2015.
• Komitmen Indonesia untuk mengeliminasi malaria
dibuktikan dengan terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal
28 April 2009 tentang eliminasi malaria di Indonesia untuk
mewujudkan masyarakat yang hidup sehat, terbebas dari
penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030

Anda mungkin juga menyukai