Anda di halaman 1dari 18

IDAWATI

917312906201003
 Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan
bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai
Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama
kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24
Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya
bakteri tersebut diberi nama baksil Koch.
Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang
disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Paru adalah struktur elastik yang dibungkus
dalam sangkar toraks, yang merupakan suatu
bilik udara kuat dengan dinding yang dapat
menahan tekanan. Ventilasi membutuhkan
gerakan dinding sangkar toraks dan dasarnya,
yaitu digfragma. Efek dari gerakan ini adalah
secara bergantian meningkatkan dan
menurunkan kapasitas dada.
 Ketika kapasitas dalam dada meningkat, udara
masuk melalui trakea (inspirasi), karena
penurunan tekanan di dalam dan
mengembangkan paru. Ketika dinding dada dan
diagfragma kembali ke ukurannya semula
(ekspirasi), paru-paru yang elastis tersebut
mengempis dan mendorong udara keluar melalui
bronkus dan trakea. Fase inspirasi dari
pernapasan normalnya membutuhkan energi: fase
ekspirasi normalnya positif.
 Penyebab penyakit Tuberculosis adalah bakteri Mycobacterium
Tuberculosis dan Mycobacterium Bovis. Kuman tersebut mempunyai
ukuran 0,5–4 mikron x 0,3-0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus
atau agak bengkok, bergranular atau tidak mempunyai selubung, tetapi
mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid (terutama asam
mikolat).
 Bakteri ini mempunyai sifat istimewa, yaitu dapat bertahan terhadap
pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut Basil
Tahan Asam (BTA), serta tahan terhadap zat kimia dan fisik. Kuman
Tuberculosis juga tahan dalam keadaan kering dan dingin, bersifat dorman
dan aerob.
 Bakteri tuberculosis ini mati pada pemanasan 100°C selama 5-10 menit
atau pada pemanasan 60°C selama 30 menit, dan dengan alkohol 70-95%
selama 15-30 detik. Bakteri ini tahan selama 1-2 jam di udara terutama di
tempat yang lembab dan gelap (bisa berbulan-bulan), namun tidak tahan
terhadap sinar atau aliran udara (Widoyono, 2008).
 Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang
tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang
dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-
anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC
dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di
dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak
(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang
rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat
menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru,
otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang
paling sering terkena yaitu paru-paru.

 Oksigen dipasok ke sel dan karbon dioksida dibuang
dari sel melalui sirkulasi darah. Sel-sel berhubungan
dekat dengan kapiler, yang berdinding tipis sehingga
memungkinkan terjadinya pertukaran atau lewatnya
oksigen dan karbon dioksida dengan mudah. Oksigen
berdifusi dari kapiler, menembus dinding kapiler ke
cairan interstisial dan kemudian melalui membran sel-
sel ke jaringan, tempat dimana oksigen dapat
digunakan oleh mitokondria untuk pernafasan selular.
Gerakan karbon dioksida juga terjadi melalui difusi
dan berlanjut dengan arah yang berlawanan dari sel ke
dalam darah.
 Pertukaran Gas. Setelah pertukaran kapiler jaringan
ini, darah memasuki vena sistemik (dimana disebut
darah vena) dan mengalir ke sirkulasi pulmonal.
Konsentrasi oksigen dalam darah di dalam kapiler
paru-paru lebih rendah dibanding dengan konsentrasi
dalam kantung udara paru, yang disebut alveoli.
Sebagai akibat gradien konsentrasi ini, oksigen
berdifusi dari alveoli ke dalam darah. Karbon
dioksida yang mempunyai konsentrasi dalam darah
lebih tinggi dari dalam alveoli, berdifusi dari dalam
alveoli
 Gerakan udara ke dan keluar jalan nafas
(ventilasi) secara kontinue memurnikan
oksigen dan membuang karbon dioksida dari
jalan dalam paru. Keseluruhan proses
pertukaran gas antara udara atmosfir dan darah
dan antara darah dengan sel-sel tubuh ini
disebut respirasi. (Brunner & Suddarth, EGC :
2002
 Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi
paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni
bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya
melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini
akan berusaha dihambat melalui pembentukan
dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat
jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan
bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya
terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto
rontgen.
 Pada sebagian orang dengan sistem imun yang
baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang
hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini
akan mengalami perkembangbiakan sehingga
tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang
banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam
paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi
sumber produksi sputum (dahak). Seseorang
yang telah memproduksi sputum dapat
diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan
tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
 Gejala sistemik/umum
 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung
lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan
demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah).
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan
pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis
(radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
 Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC
dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan
pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita TBC paru dewasa
memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia
3 bulan � 5 tahun yang tinggal serumah dengan
penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah.
 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila
terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang
menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara
"mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
 Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-
paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti
infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk
saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara
ini akan keluar cairan nanah.
 Gejala umum TB paru adalah batuk lebih dari 4
minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu,
demam ringan, nyeri dada, batuk darah.
 Keluhan yang dirasakan penderita tuberculosis dapat
bermacam-macam atau malah tanpa keluhan sama
sekali. Keluhan yang paling banyak terjadi yaitu :
 Demam
 Serangan demam pertama dapat sembuh kembali,
tetapi kadang-kadang panas badan mencapai 40-410C.
Demam biasanya menyerupai demam influenza
sehingga penderita biasanya tidak pernah terbebas dari
serangan demam influenza.
 Batuk
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk
biasanya dialami ± 4 minggu dan bahkan berbulan-bulan.
Sifat batuk dimulai dari batuk non produktif. Keadaan ini
biasanya akan berlanjut menjadi batuk darah.
Kebanyakan batuk darah pada tuberculosis terjadi pada
kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding
bronkus.
 Sesak napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum
dirasakan sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada
penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah
meliputi bagian paru-paru.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai