Anda di halaman 1dari 39

Pendidikan Agama Islam:

Hukum Islam dan Mazhab

Oleh Kelompok 4 : Dosen Pembimbing:


1. Aldi Ferara (10) Mohammad Rohmanan, Lc., M.Th.l
2. Alif Firstya Akbar (11)
3. Alvine W Sasongko (12)
4. Ilham Didit Octiano (45)

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


HUKUM ISLAM
DAN MAZHAB

BAB I : BAB III : MAZHAB BAB IV :


BAB II : SUMBER AKOMODASI
PENGERTIAN DAN CARA
HUKUM ISLAM MENYIKAPINYA KEARIFAN LOKAL
HUKUM ISLAM

Aldi F. Alvine W S Ilham D. Alif Firstya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

Sumber Hukum Islam secara keseluruhan ada 3:

• Al-qur’an

• Hadist

• Ijtihad

Tergambar dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam


Baihaqi (Lihat halaman 63). Bahwa dalam memutuskan
suatu permasalahan pertama menggunakan Kitab Allah,
dan Hadist Rasul sebagai Hukum Pokok, dan Ijtihad sebagai
Slide
tambahan. Berikutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

Pembahasan dari tiap-tiap sumber hukum Islam:

AL-QUR’AN HADIST IJTIHAD

KEMBALI

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

• Secara Terminologis:
Mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki
IJTIHAD
seseorang atau kelompok yang bertujuan untuk
merealisasikan sesuatu (dalam hal ini, untuk
memutuskan perkara).

Slide
Berikutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

IJTIHAD

• Dampak adanya Ijtihad:


a. Setiap Ulama memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda, sehingga
kemungkinan adanya perbedaan Ijtihad sangat
besar
b. Bersifat Zhanni, tapi masih ada kemungkinan
dilakukan perubahan.
c. Tidak mutlak kebenarannya. Slide
Berikutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

IJTIHAD

• Perbedaan Ijtihad:
a. Ijtihad Fardhi, adalah Ijtihad yang
pengambilan/diputuskan oleh satu orang.
b. Ijtihad Jama’I, adalah Ijtihad yang
pengambilan/diputuskan oleh kelompok.

Slide
Berikutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

IJTIHAD

• Syarat Melakukan Ijtihad:


a. Mampu memahami Al-Qur’an dan Hadis dengan
baik
b. Menguasai seluruh Masalah
c. Menguasai bahasa Arab
d. Menguasai ilmu Ushul al-Fiqh
e. Memiliki pengetahuan dibidang nasikh-
mansukh. Kembali

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

• Secara Etimologis:
Perkataan, cerita, atau kejadian
HADIST

• Secara Terminologis:
Segala sesuatu yang dating dari Nabi Muhammad
baik berupa perkataan, perbuatan, maupun
ketetapan yang dibuat oleh Nabi Muhammad
Slide
sendiri. Berikutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

HADIST

• Penulisan Hadist:
Hadist baru ditulis pada Zaman Khalifah Umar bin
‘Abd al-Aziz pada Dinasti Umayyah. Ia sendiri lah
yang menjadi penggagas kodifikasi hadist.

• Hubungan antara Hadist dengan Alqur’an:


Hadis adalah sebagai penjelas dan penafsir Al-
Qur’an karena Al-Qur’an memiliki makna yang
luas. Kembali

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

• Secara Etimologis:
Bacaan / Yang dibaca
AL-QUR’AN

• Secara Terminologis:
Kalam Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya,
diturunkan dalam bahasa Arab dan masih
membawa makna murninya yang sampai pada kita
Slide
secara Mutawatir. Berikutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

AL-QUR’AN

• Mutawwatir:
Proses penyampaian tidak terjadi/mengalami
keterputusan generasi, dan proses
penyampaiannya dilakukan oleh orang-orang yang
dilihat dari segi jumlah dan integritas moralnya
tidak mungkin berdusta.

Slide
Berikutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

AL-QUR’AN

• Komposisi Ayat:
a. Total Ayat: 6360 Ayat dalam Al-Qur’an
b. 368 Ayat : Tentang Hukum (± 6% dari Total)

• Menurut Khalaf, Komposisi ayat Al-qur’an yang


membahas mengenai hukum Islam jauh lebih
sedikit dibanding dengan akhlaq, akidah, atau
Slide
sejarah. Berikutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB II : SUMBER
HUKUM ISLAM

AL-QUR’AN

c. Distribusi Ayat:

Kembali

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB I : PENGERTIAN
HUKUM ISLAM

• Islam merupakan agama terakhir yang di turunkan Allah


swt kepada seluruh umat manusia.
• Sebagai tuntunan kepada pemeluknya berupa
seperangkat aturan agar kehidupan mereka dapat
berjalan dengan baik sehingga pada gilirannya bisa
melahirkan kesejahteraan,kedamaian dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
• Aturan-aturan itulah yang disebut dengan hukum Islam
atau Islamic law.
Dalam Khazanah pemikiran hukum Islam,ada istilah-
istilah lain yang secara konseptual maknanya sangat
berdekatan dan bahkan terkadang sulit dibedakan antara
yang satu dengan yang lain.Istilah-istilah tersebut adalah
adalah syariah dan fikih.
Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB I : PENGERTIAN
HUKUM ISLAM

Sejak diturunkan oleh Allah swt, Al-Qur’an tidak


pernah menyebut ”Hukum Islam” secara spesifik.
Memang kata hukm yang berarti hukum banyak sekali
terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an tetapi tidak satupun
yang disandingkan dengan kata “Islam”, demikian hadis
Nabi. Berbeda dengan penamaan hukum Islam,
pengunaan istilah syariah dan fikih banyak dijumpai
dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi, salah satunya bisa di
lihat pada Q.S. Al-Jatsiyah:18 dan hadis yang
disampaikan oleh Ibnu Abbas.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB I : PENGERTIAN
HUKUM ISLAM

Mencermati sejarah pada slide sebelumnya, dengan


demikian, istilah hukum islam tidak mempunyai makna
spesifik yang mengarah kepada definisi tertentu,tetapi
ia tak lebih merupakan sinonim dari syariah dan fikih.
Untuk mempertegas apa sebenarnya syari’ah dan
fikih,berikut ini dijelaskan definisi keduanya:
- Syari’ah:
a. Etimologis (bahasa) syariah adalah, “Jalan
menuju tempat keluarnya air (Sumber mata air)”.
b. Terminologis (istilah) syariah adalah segala
ketentuan Allah yang di tetapkan kepada hamba-Nya
baik menyangkut aqidah, akhlah, ibadah, dan
Muamalah ( Manna’ al-Qathan, T.H. : 15) . Selanjutnya
S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015
BAB I : PENGERTIAN
HUKUM ISLAM

Berbeda dengan syariat,secara bahasa fikih diartikan


dengan al-fahm,yakni pemahaman atau
pengertian.Adapun secara istilah,fikih adalah
“memahami ketentuan-ketentuan syariah yang bersifat
aplikatif melalui dalil-dalilnya yang terperinci”
(Zahroh,1958:6).Dalam ungkapan lain ,fikih adalah
rumusan-rumusan yang dihasilkan para ulama melalui
pengkajian yang mendalam terhadap ketentuan-
ketentuan syariah yang terhimpun dalam al-Qur’an dan
Hadist.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB I : PENGERTIAN
HUKUM ISLAM

Dapat dipahami bahwa syari’ah dan fikih adalah dua hal yang berbeda tetapi
mempunyai hubungan yang sangat erat.Secara lebih rinci hubungan keduanya dapat
dilihat pada tabel berikut:

Kembali
S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015
BAB III : MAZHAB DAN CARA
MENYIKAPINYA

Bermazhab dan Urgensinya


Dalam pengertian sederhana, mazhab dapat
diartikan dengan aliran
Dalam kamus fiqih Qal’ah Jie (1996:389),
menyatakan bahwa mazhab adalah metode tertentu
dalam menggali hukum syariah yang bersifat praktis
dari dalil – dalilnya yang bersifat kasuistik.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB III : MAZHAB DAN CARA
MENYIKAPINYA

Latar Belakang Terjadinya


perbedaan Mazhab
Secara faktual, potensi intelektual yang diberikan oleh
Allah kepada masing – masing orang jelas berbeda. Dengan
perbedaan potensi intelektual tersebut, mustahil bagi
semua orang bisa menarik kesimpulan yang sama ketika
berhadapan dengan nas – nas syariah ( Al – Qur’an dan
Hadis Nabi ) dari segi ungkapan, gaya bahasa dan susunan
kalimatnya - - yang berbahasa arab - -.
Oleh karena itu tidak mengherankan jika banyaknya
ahli fiqih yang mempunyai metode penggalian hukum yang
berbeda satu dengan yang lainya. Sehingga kemudian
memunculkan beragam mazhab fiqih.
Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB III : MAZHAB DAN CARA
MENYIKAPINYA

Apakah ada keharusan


bermazhab bagi orang islam ?
Ditinjau dari sisi kemampuan memahami ajaran Islam, terbagi
dalam beberapa tingkatan, yaitu :
1. Orang yang awam ( umum )
2. Santri ( terpelajar )
3. Mujtahid ( orang – orang yang boleh berijtihad )
Hanya ada sebagian kecil umat islam pada level santri dan
mujtahid. Mayoritas pada level awam. Mereka yang pada level santri
dan mujtahid memiliki kemampuan untuk mencari langsung jawaban
atau solusi pada Alqur’an dan Hadis. Namun berbeda kondisi bagi level
awam, karena mereka tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk
menyelesaikan masalah atau persoalan dengan segera.
Menjadi sebuah pilihan yang bijaksana bagi para kelompok level
awam untuk megikuti ajaran dari pihak – pihak yang berkompeten
merumuskan hukum islam, yakni para mujtahid.
Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB III : MAZHAB DAN CARA
MENYIKAPINYA

Ragam Mazhab Fiqih


Secara umum dalam khazanah hukum islam, ada
bebrapa mazhab fiqih yang terkenal dan diikuti oleh
mayoritas umat islam di dunia.
Bagi muslim sunni, mazhab - mazhab tersebut adalah
1. Mazhab Hanafi
2. Mazhab Maliki
3. Mazhab Syafi’i
4. Mazhab Hambali

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB III : MAZHAB DAN CARA
MENYIKAPINYA

Mazhab Hanafi
 Mazhab tertua
 Didirikan oleh Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi
 Mazhab yang paling dominan di dunia islam dengan pengikut sekitar
45%
 Penganut mazhab Hanafi
 Asia Selatan ( Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka Dan Maladewa)
 Mesir bagian utara
 Separuh Irak
 Syria
 Lebanon dan Palestina
 Kaukasia
 Bersifat Rasional

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB III : MAZHAB DAN CARA
MENYIKAPINYA

Mazhab Maliki
 Didirikan oleh Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin
Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin kutail bin Amr
bin Haris Al Asbashi ( Imam Malik )
 Diperkirakan dianut oleh sekitar 15% umat muslim dunia
 Banyak dianut oleh penduduk Tunisia, Maroko, Al –
Jazair, Bahrain, Kuwait, Mesir atas dan beberapa daerah
Afrika
 Cenderung bersifat tradisional ( masih mewarisi tradisi
keberagamaan sejak zaman Nabi ).

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB III : MAZHAB DAN CARA
MENYIKAPINYA

Mazhab Imam Syafi’i


 Didirikan oleh Muhammad bin Idris asy – Syafi’I
keturunan Hasyim bin Abdul Mutholib.
 lahir di Gaza tahun 150 H
 Hafal Al – Qur’an usia 9 tahun
 Bermazhab tengah ( bersifat tidak terlalu rasional
maupun tradisional )
 Dianut oleh umat islam di Libia, Mesir, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Somalia, Arabia Selatan, Palestina
Yordania, Libanon, Siria, Irak, Hijaz, Pakistan, India,
Jazirah Indo Cina, Sunni – Rusia Dan Yaman.
 Saat ini diperkirakan pengikut mazhab ini sekitar 28%
umat islam dunia.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB III : MAZHAB DAN CARA
MENYIKAPINYA

Mazhab Imam Hambali


 Pendiri Mazhab Hambali ialah Imam Abu Abdillah Ahmad
bin Hanbal bin Hilal Az – Zahli Asy – Syaibani.
 Lahir di Baghdad pada tahun 164 H
 Wafat tahun 241 H
 Menghimpun sejumlah 40000 hadis
 Berkembang di Baghdad, Irak, Mesir dan Arab Saudi (
abad 12 )
 Menjadi Mazhab resmi pemerintahan Arab Saudi
 Penganut terbesar pada wilayah Jazirah Arab, Palestina,
Syiria dan Irak

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB III : MAZHAB DAN CARA
MENYIKAPINYA

Mengarifi Perbedaan Mazhab


 Mebekali diri dan mendasari sikap sebaik – baiknya dengan ilmu, iman, amal dan
akhlaq secara proporsional.
 Memprioritaskan perhatian dan kepedulian terhadap masalah – masalah besar
umat daripada masalah – masalah kecil ( Khilafiyah )
 Memahami ikhtilaf ( perbedaan ) dengan benar, mengakui dan menerimanya
sebagai bagian dari rahmat Allah bagi umat
 Mengikuti pendapat ulama dengan mengetahui dalilnya, atau memilih pendapat
yang rajih ( kuat ) setelah mengkaji dan membandingkan berdasarkan
metodologi ilmiah yang diakui
 Memiliki sikap toleransi terhadap orang lain
 Menghindari sikap berlebih – lebihan atau ekstrem dalam masalah – masalah
furu’
 Tetap mengutamakan dan mengedepankan masalah – masalah prinsip yang telah
disepakati atas masalah – masalah furu’ yang diperselisihkan.
Kembali
S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015
BAB IV : AKOMODASI
KEARIFAN LOKAL

1. Urf Dalam Bingkai Hukum Islam


• Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan Allah SWT dan
menjadi agama penyempurna bagi agama agama yang telah
diturunkan Allah SWT sebelumnya.
• Islam tidak hanya diperuntukkan untuk bangsa Arab sendiri.
Berbeda halnya dengan agama Yahudi dan juga agama Nasrani.
• Ketika islam diturunkan, mayarakat Arab kala itu telah memiliki
Budaya dan Adatnya (Urf) sendiri. Karena itu Rasul SAW bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus Allah hanya untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia ”.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB IV : AKOMODASI
KEARIFAN LOKAL

1. Urf Dalam Bingkai Hukum Islam


• Dengan cukup mengetahui sosiologi masyarakat arab pada saat
itu, Nabi Muhammad mampu mengemas tradisi arab untuk
mengembangkan islam. Contoh : Ketika nabi Muhammad SAW
hijrah ke madinah, masyarakat madinah di sana menyambut
dengan iringan gendang dan menyanyikan lagu thala’al badru
alaina dan seterusnya.
• Nabi muhammad SAW terikat oleh aturan budaya dan hukum
kemanusiaan dimana dan kapan dia hidup. Namun, beliau tentu
berusaha mempengaruhi atau merubah budaya tersebut apabila
tidak sejalan dengan ajaran islam.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB IV : AKOMODASI
KEARIFAN LOKAL

1. Urf Dalam Bingkai Hukum Islam


• Para ahli hukum islam membuat rumusan kaidah hukum dengan
memberikan porsi besar terhadap budaya atau kebiasaan baik
yang dilakukan umat islam. Al adatu muhakkamah (tradisi/
budaya bisa menjadi dasar penetapan hukum). Namun harus
diperhatikan bahwa kebiasaan yang berlaku tiadak boleh
bertentangan dengan semangat islam yang ada di dalam al qur’an
dan hadis.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB IV : AKOMODASI
KEARIFAN LOKAL

2. MENYANDINGKAN HUKUM ISLAM DENGAN TRADISI LOKAL

• Islam hadir ditengah-tengah masyarakat Arab dengan semua


budaya dan adatnya, lalu Nabi Muhammad datang dan
memperbaiki apa yang sudah ada tanpa menghapus budaya dan
adat atau menggantinya dengan yang baru.
• Pada awal Islam masuk Indonesia, para Ulama dalam dakwahnya
tidak melarang tradisi-tradisi masyarakat, sebaliknya mereka
justru mengIslamkan budaya lokal yang tidak cocok dengan
ajaran Islam, dan tradisi tersebut diisi dengan ajaran Islam.
• Cara membaca puji-pujian kepada Allah, sholawatan, membaca
Tahlil dan membaca surat Yasin. Sampai sekarang tradisi tersebut
masih eksis ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang dikenal
dengan acara Tahlilan.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB IV : AKOMODASI
KEARIFAN LOKAL

2. MENYANDINGKAN HUKUM ISLAM DENGAN TRADISI LOKAL

• Rasullullah SAW bersabda: “ Barangsiapa yang menjalankan


kebiasaan baik, maka baginya pahala dan pahala orang yang
mengamalkan sesudahnya serta tidak akan berkurang sedikitpun
pahala tersebut baginya”.
• Hadis riwayat Ahmad dari Abdullah ibn Mas’ud menyebutkan,
“Apa yang dipandang baik oleh umat islam, maka disisi Allah pun
baik”.
• Apa yang disampaikan Rasul SAW dalam hadis diatas menjadi
bahan pertimbangan para ahli hukum islam dalam membuat
kaidah hukum yang akomodatif terhadap budaya dan adat yang
telah ada.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB IV : AKOMODASI
KEARIFAN LOKAL

2. MENYANDINGKAN HUKUM ISLAM DENGAN TRADISI LOKAL

• Rasullullah SAW bersabda: “ Barangsiapa yang menjalankan


kebiasaan baik, maka baginya pahala dan pahala orang yang
mengamalkan sesudahnya serta tidak akan berkurang sedikitpun
pahala tersebut baginya”.
• Hadis riwayat Ahmad dari Abdullah ibn Mas’ud menyebutkan,
“Apa yang dipandang baik oleh umat islam, maka disisi Allah pun
baik”.
• Apa yang disampaikan Rasul SAW dalam hadis diatas menjadi
bahan pertimbangan para ahli hukum islam dalam membuat
kaidah hukum yang akomodatif terhadap budaya dan adat yang
telah ada.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB IV : AKOMODASI
KEARIFAN LOKAL

2. MENYANDINGKAN HUKUM ISLAM DENGAN TRADISI LOKAL

Di Indonesia contohnya, akomodasi kearifan lokal terhadap hukum


islam adalah:
1. Pakaian Adat: Pakaian kebaya bagi masyarakat jawa dan baju
kurung pada masyarakat minang atau baju koko, dan kopiah bagi
laki-laki, maka pakaian-pakaian tersebut jika ditranselit kedalam
budaya dan sosial orang arab tidak akan cocok.
2. Pakaian Sholat: Berbeda dengan Arab, di Indonesia memakai kain
sarung dari pinggang kebawah dan sebelah atas memakai baju
koko , maka sudah memenuhi syarat untuk melaksanakan shalat,
karena sudah menutup aurat. Tidak ada suatu keharusan untuk
memakai pakaian orang arab seperti memakai jubah panjang,
karena subtansi orang yang memakai pakaian shalat adalah
pakaian yang dapat menutupi aurat.
Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB IV : AKOMODASI
KEARIFAN LOKAL

2. MENYANDINGKAN HUKUM ISLAM DENGAN TRADISI LOKAL

Seorang tokoh Islam bernama Imam Syafi’I merumuskan bahwa ada


2 kelompok pendapat yang ia alami:
1. Qaul Jadid (Pendapat baru), artinya pendapat Imam Syafi’i saat
beliau berada di Iraq.
2. Qaul Qadim (Pendapat lama), artinya pendapat Imam Syafi’i
setelah berpindah dari mesir.
Kedua kelompok pendapat diatas menunjukkan bahwa situasi dan
kondisi yang berbeda dianggap perlu dalam merumuskan suatu
kaidah hukum.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB IV : AKOMODASI
KEARIFAN LOKAL

2. MENYANDINGKAN HUKUM ISLAM DENGAN TRADISI LOKAL

Seorang tokoh Islam bernama Imam Syafi’I merumuskan bahwa ada


2 kelompok pendapat yang ia alami:
1. Qaul Jadid (Pendapat baru), artinya pendapat Imam Syafi’i saat
beliau berada di Iraq.
2. Qaul Qadim (Pendapat lama), artinya pendapat Imam Syafi’i
setelah berpindah dari mesir.
Kedua kelompok pendapat diatas menunjukkan bahwa situasi dan
kondisi yang berbeda dianggap perlu dalam merumuskan suatu
kaidah hukum.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB IV : AKOMODASI
KEARIFAN LOKAL

2. MENYANDINGKAN HUKUM ISLAM DENGAN TRADISI LOKAL

• Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy, Sangat penting ulama indonesia


mengadakan suatu bentuk ijtihad yang mencirikan fiqih khas
Indonesia, dengan cara menggali kearifan lokal (urf), dengan cara
yang seperti ini perkembangan hukum Islam Indonesia dapat
berjalan dengan baik.
• Menurut Abdurrahman Wahid sangat penting mengkonsepkan
adanya pribumisasi Islam. Pribumisasi Islam dimaknai sebagai
upaya untuk mengokohkan kembali akar budaya dengan tetap
berusaha menciptakan masyarakat yang taat agama, ba hkan dia
menyebutkan antara

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015


BAB IV : AKOMODASI
KEARIFAN LOKAL

Kesimpulan

• Islam sangat akomodatif terhadap kearifan lokal, sehingga


tradisi-tradisi yang tidak bertentang dengan nash al-Qur’an dan
Sunnah Rasululah dapat dijadikan sebagai dasar hukum
• Urf /taradisi yang masih dipertahan oleh sebagian masyarakat
kita di Indonesia, seperti kebiasan melaksanakan Tahlilan atau
Yasin , jika ada salah warga muslim yang meninggal dunia pada
acara ta’ziyahan.
• Islam sangat akomodatif terhadap kearifan lokal dan dalam
ajaran Islam tidak perlu merubahnya menjadi arabisasi , ajaran
Islam biarkan berkembang sesuai dengan ke arifan lokal, dan
tidak perlu harus dirubah, yang penting subtantif ajarannya tidak
tidak bertentang dengan ruh al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah.

Selanjutnya

S1 TEKNIK MESIN / E1 / SEMESTER 1 / 2015

Anda mungkin juga menyukai