Anda di halaman 1dari 41

Assalamu’alaikum wr wb

selamat pagi 1
Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi
Fakultas Kedokteran Hewan
IPB University - 2019
History of influenza
• 412 BC - first
mentioned by
Hippocrates
• 1580 - first
pandemic
described
• 1580-1900 - 28
pandemics
Avian Influenza (AI)
Bird flu; Fowl plaque; Flu Burung
Influenza (flu): bahasa Italia untuk “influence” (Inggris);
bahasa Latinnya “Influentia”  istilah untuk penyakit yang
disebabkan pengaruh buruk
Penyakit yang disebabkan oleh virus,
dengan gejala mulai sedang atau
bahkan infeksi tanpa gejala sampai
dengan akut, fatal pada ayam, kalkun,
guinea fowls dan spesies burung
lainnya (terutama unggas air
“migratory waterfowl”)
Avian Influenza
 Menyerang alat pernafasan, pencernaan
dan sistem syaraf unggas (domestik,
eksotik; tidak mengenal rentang umur)
 Beberapa kasus ditemukan pada babi,
kuda, hewan liar dan bahkan manusia
 Fowl plaque (FP) pertama kali dilaporkan
pada ayam di Italia pada tahun 1878;
dan tahun 1955 dinyatakan virus FP
merupakan salah satu virus influenza
Penyebab
 Virus avian influenza: famili
Orthomyxoviridae
 Virus memiliki envelope dengan 2
antigen permukaan: hemaglutinin
(H) dan neuraminidase (N)  dasar
penggolongan virus (subtipe)
 Ada 3 tipe virus (A, B, C):
berdasarkan karakter antigenik protein
M dalam envelope virus dan
nukleoprotein
Indonesian viruses
NA: HA
Receptor binding
20 AmA deletion motif similar to
in stalk Vietnam/Thai
viruses

PB1,PB2,PA = Polymerase = RNA


Transcripatase
HA= Haemagglutinin = vital attachment
M2 gene: Ser 31 to cell membrane
Most viruses do NOT have NA= Nuraminidase + Release from
membrane
amantadine resistance mutation NP=Nucleoprotein= Encapsidates RNA
M=Matrix= surround viral core&involved
in assembly and budding
NS= Nonstructural
Virus AI . . .

Virus influenza tipe A 


menyerang hewan domestik (equine,
swine, avian)  menyebabkan epidemik
pada manusia
Virus influenza tipe B dan C 
tidak menyerang hewan
Pada virus tipe A  terdapat 16
antigen H dan 9 antigen N 
terdapat 135 kemungkinan kombinasi
(subtipe)
Virus AI . . .

Berdasarkan patogenitas virus 


highly pathogenic avian influenza
(HPAI) dan low pathogenic avian
influenza (LPAI)

Subtipe H5 dan H7  dikenal ganas


Virus mengaglutinasi sel darah merah
unggas dan ditemukan pada dinding
pembuluh darah inang
10
Virus AI . . .

Virus peka terhadap: panas (inaktif pada 56


oC 3 jam, 70 oC 30 menit, 80 oC 1 menit);

Disinfektan: jika ada bahan organik aldehid;


jika tidak ada bahan organik: fenol, senyawa
amonium quartener, oxidizing agent, peracetic
acid
Ayam sakit mengeluarkan virus melalui
eksudat hidung dan feses
Virus dapat tumbuh pada embrio telur
ayam 11
Virus AI . . .
Virus dapat bertahan dalam feses 
suhu 20 oC 7 hari; 4 oC 30-35 hari
Virus AI mampu mengubah diri (mutasi
virulensinya; terutama H5 dan H7) 
antigenic drift (perubahan antigenik
minor) dan antigenic shift (perubahan
antigenik mayor)  sehingga sulit dikenali
dengan sistem pertahanan tubuh inang
Babi  diketahui berperan pada
epidemiologi infeksi (perubahan keganasan
virus) 12
Penyebaran

Hampir di seluruh dunia (world-wide)


Diduga penyebaran melalui migratory
waterfowl , shore birds, sea birds
(sebagai reservoar)  virus dapat
diisolasi dari burung sehat

13
Penularan
 Reservoar (virus pada burung sehat:
migratory waterfowl, shore birds, sea birds)
 Virus terdapat pada feses dan eksudat
hidung
 Virus dapat disebarkan melalui:
burung/unggas terinfeksi, udara, peralatan,
wadah telur, air, kendaraan dan
orang/pekerja
 Masa inkubasi: sangat cepat (beberapa
jam) s/d 3 – 7 hari (14 hari)
From birds to human
Migratory
water Domestic birds
birds • Hong Kong
1997, H5N1
• HK, China
1999, H9N2
• Netherlands
2003, H7N7
• Hong Kong
2003, H5N1

Source: WHO/WPRO
Reassortment (in human)

Migratory
water birds

Source: WHO/WPRO
N Engl J Med 2005; 353:2209-11
Pandemic influenza in the 20th Century

1918 “Spanish Flu” 1957 “Asian Flu” 1968 “Hong Kong Flu”
20-40 million deaths 1 million deaths 1 million deaths

H1N1 H2N2 H3N2

1920 1940 1960 1980 2000


Emergency hospital, Camp Funston, Kansas 1918
Courtesy of National Museum of Health and Medicine
1918 Pandemic

Highest mortality in people 20-40 years of age


- 675,000 Americans died of influenza
- 43,000 U.S. soldiers died of influenza
Kasus Kejadian Flu Burung H5N1
pada Manusia
• Kumulatif kasus 200 dengan 168 orang meninggal, tersebar di 15
Provinsi dan 58 Kab/Kota.
• Th. 2013: 3 kasus dan meninggal semua di Kota Bekasi dan Kab. Bekasi
Jawa Barat.
• Th. 2014: 2 kasus (RNA, 2 th) di Kab. Wonogiri, Jateng, April 2014 dan
Rz, 33 th, di Jaktim, 2 mgu sebelumnya beli ayam hidup di Pasar
Rawamangun – Jakarta Timur.
• Th. 2015: 2 kasus (TS, 40 th dan M.I., 2,5 th anaknya) di Kota
Tangerang, Banten. Faktor risiko: unggas/burung merpati umbaran
sekitar rumah dan atau burung hias di rumah saudara di Kab. Bogor.
• Th. 2017: 1 kasus di Bali
• Kemungkinan faktor risiko : kontak langsung/lingkungan dengan
sumber penularan di Pasar tradisional yang menjual unggas hidup dan
pemotongan unggas, unggas pekarangan umbaran di sekitar rumah
korban.
24
Diagnostik
Patologi: bangkai unggas: patologi-
anatomi, histopatologi.
Isolasi dan identifikasi virus: usapan
trakea dan atau kloaka; jaringan,
sekreta/ekskreta dari saluran nafas dan
intestinal  contoh diinokulasi pada telur
berembrio 10-11 hari; cairan alantois dipanen
(24-72 jam atau sampai mati);
Haemagglutination Inhibition Test (HI test)
Uji serologik: HI and HA test, ELISA, PCR
Pencegahan & Pengendalian
 Pengendalian di peternakan ayam/unggas:
peningkatan biosecurity, sanitasi (feses
ayam, bangkai, peralatan, dll.);
pemusnahan ayam sakit (stamping out)
 Pengendalian burung liar (reservoar)
 Penerapan Good Hygienic Practices pada
penanganan (daging & telur unggas),
penyimpanan, pengolahan/pemasakan
(min. suhu bagian dalam 70 oC 30 menit;
80 oC 1 menit)
Pencegahan & Pengendalian . . .

 Higiene personal (mencuci tangan


setelah kontak dengan alat/bahan
tercemar; menggunakan masker pada
peternakan tertular)
 Pendidikan masyarakat/konsumen &
peningkatan kepedulian masyarakat
(public awareness)
Strategi Pengendalian AI di
Indonesia
- Memberantas virus AI pada sumbernya
- Pola pengendalian AI terpadu (PAT), yaitu:
 Deteksi, lapor, dan respon cepat (early
detection, early report, and early response)
 Biosekuriti model 3 zona (hijau, kuning,
merah)
 Vaksinasi pola 3 right (tepat) - right
vaccine, right time and right way
 Pembersihan dan disinfeksi guna
memutus rantai penyebaran agen penyakit
unggas
Biosekuriti 3 zona
Zona Hijau – jantung dari
peternakan, yaitu kandang tempat
hidup ayam. Untuk masuk zona ini,
orang wajib membersihkan diri
(mandi, disinfeksi) dan hanya
peralatan steril yang boleh berada
di dalamnya
Biosekuriti 3 zona
Zona Kuning – area transisi zona hijau
(bersih) dan zona merah (kotor). Akses
dibatasi untuk kendaraan yang penting
misalnya truk pakan, DOC, atau telur.
Seluruh benda yang masuk di daerah ini
harus sudah dibersihkan dan
didisinfeksi.
Di zona ini juga tempat penyimpanan
egg tray yang sudah bersih
Biosekuriti 3 zona
Zona Merah – area ini di luar
peternakan. Di zona ini juga
tempat egg tray dan peralatan
dicuci dan didisinfeksi
Additional avian and pandemic
influenza information
• MDH
http://www.mdhflu.com
• CDC
http://www.cdc.gov/flu/avian/ index.htm
• HHS
http://www.pandemicflu.gov/
http://www.hhs.gov/pandemicflu/ plan/
• WHO
http://www.who.int/csr/disease/
avian_influenza/en/index.html
41

Anda mungkin juga menyukai