Anda di halaman 1dari 28

RMK

AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN


“RELASI ANTARA MANUSIA,KORPORASI DAN
LINGKUNGAN DENGAN AKUNTANSI”

ANGGOTA KELOMPOK :
1. MARIO DESTIAN 16.G1.0105
2. PULKERIA CHANDRIKA F 16.G1.0171
3. HILDA AZALIA D.M 16.G1.0187
DEFINISI
MANUSIA, KORPORASI, LINGKUNGAN,
DAN AKUNTANSI
Dalam KBBI, manusia diartikan sebagai makhluk yang berakal
budi. Maknanya adalah bahwa manusia diberikan diberikan akal pikiran.
Namun tidak hanya berakal tapi juga memiliki perasaan. Manusia juga
sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk ekonomi.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,


unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa.
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Sebagai
makhluk sosial (homo socialis), manusia tidak hanya mengandalkan kekuatannya
sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal tertentu.
Manusia sebagai makhluk ekonomi artinya manusia melakukan kegiatan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kegiatan ekonomi
terbagi 3: produksi, konsumsi, dan distribusi.
JADI KESIMPULANNYA , Manusia adalah makhluk sosial dan
ekonomi. Sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat hidup tanpa
orang lain. Sebagai makhluk ekonomi, kita tidak dapat hidup
tanpa melakukan kegiatan ekonomi, baik itu berupa produksi,
konsumsi, atau distribusi. Kita melakukan kegiatan ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tanpa melakukan
kegiatan ekonomi, kita tidak dapat bertahan hidup.
Menurut Yan Pramadya
Puspa, Pengertian Korporasi adalah
suatu perkumpulan atau organisasi

KORPORASI yang oleh hukum diperlakukan


seperti seorang manusia, sebagai
pemilik hak dan kewajiban memiliki
hak menggugat ataupun digugat di
muka pengadilan.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang
mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi
ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan
lingkungan fisik tersebut.

Namun secara singkat, Lingkungan juga dapat diartikan


menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
ILUSTRASI RELASI ANTARA
MANUSIA,KORPORASI,LINGKUNGAN
DENGAN AKUNTANSI

KORPORATE
LALU APA
HUBUNGANNYA?
Seperti yang telah dijelaskan pada slide tentang definisi
manusia,korporasi,lingkungan dan akuntansi maka kelompok kami
menyimpulkan bahwa keempat hal tersebut saling berkaitan. Karena manusia
adalah makhluk yang berakal budi yang memiliki pikiran,jiwa dan raga serta
memiliki intuisi (makhluk individu) untuk melanjutkan kehidupannya. Cara
manusia untuk melanjutkan kehidupannya yaitu dengan cara
produksi,konsumsi dan distribusi(makhluk ekonomi). Akan tetapi manusia
tidak dapat melakukan semua itu seorang diri,melaikan membutuhkan
bantuan dari orang lain (makhluk sosial).
Lalu dari hal tersebut, manusia melakukan kerja sama untuk melaksanakan aktivitas
bisnis(ekonomi) dengan cara membangun korporasi bersama. Tujuannya jelas yaitu untuk
mendapatkan laba yang sebesar-besaranya dengan cara menekan biaya-biaya yang akan
dikeluarkan. Korporasi menjalankan bisnisnya dengan menggunakan sumber daya manusia dan
sumber daya alam yang didaptakan dari lingkungan sekitarnya. Jika tidak ada lingkungan maka
manusia yang membentuk korporasi ini tidak dapat melakukan usaha bisnisnya karena tidak
memiliki SDM dan SDA.
Setelah mendapatlkan SDA dan SDM maka korporasi dapat menjalankan bisnisnya. Di sini
peran akuntansi dimulai. Karena akuntansi digunakan untuk menghitung laba. Tujuannya yaitu
untuk melihat pertumbuhan ekonomi,ekonomi tumbuh apabila korporasi memiliki laba yang
meningkat dan sebaliknya juga karena perekonomian tumbuh karena adanya bisnis.
Namun ketika korporasi dapat memenuhi SDM dan SDA nya dan mendapatkan laba yang
diharpakan ,korporasi tidak memikirkan apa yang terjadi dengan lingkungan apabila dieksploitasi
secara terus-menerus. Sehingga lingkungan menjadi rusak. Sehingga menyebabkan masyarakat
berfikir bahwa akuntansi-lah yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan
Dari masalah-maslaah yang timbul tersebut,maka
muncul yang namanya “AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN”.
Karena Akuntansi yang digunakan oleh perushaan bukan hanya
untuk menghitung laba atau profit. Melainkan juga untuk triple
bottom line (3P). Aksosling digunakan untuk melengkapi
akuntansi keuanganan selain itu perusahaan juga memiliki
kewajiban untuk lingkungan. Kewajiban tersebut disebut dengn
CSR. Sekarang sudah banyak sekali perusahaan yang melakukan
CSR, karena itu adalah hal yang diwajibkan oleh pemerintah dan
sudah diatur dalam UU.
Merujuk dari jurnal yang berjudul “Corporate Social
Responsibility Advantages and Disadvantages” ,
menyimpulkan bahwa keterlibatan dalam CSR masih penting
untuk alasan ekonomi dan sosial dan fisik dan manfaat dari
berpartisipasi melebihi biaya yang mungkin melibatkan
denda, hilangnya reputasi. Pelaporan sosial menyimpulkan
bahwa sah untuk melaporkan kegiatan sebagai langkah
besar menuju akuntabilitas dan lebih penting lagi
meningkatkan kepercayaan.
GREEN ACCOUNTING
Proses untuk mendorong dan menjadikan proses
akuntansi serta outputnya lebih rama lingkungan
atau terhadap transaksi-transaksi atau peristiwa
sosial lingkungan, di samping transaksi atau
Selain dengan cara peristiwa keuangan. Produk yang dihasilkan adalah
mengembangkan produk yang low-cost dan low-pollution. Green
akuntansi sosial dan accounting melibatkan produk hijau, produksi
lingkungan,cara lain bersih, pemghematan sumber daya, dan produksi
yang dapat digunakan lingkungan.
yaitu dengan
menerapkan green
accounting dan green
economy. GREEN ECONOMY
Merupakan konsep pembangunan ekonomi yang
ramah lingkungan dengan memadukan aspek
sosial dan lingkungan dalam rangka pembangunan
ekonomi berkelanjutan
Dengan diterapkannya green acounting,green
economy dan dikembangkannya akuntansi sosial
dan lingkungan dalam sebuah korporasi maka
akuntansi tidak lagi dijadikan sebagai sumber
masalah atas kerusakan lingkungan yang terjadi.
Korporasi yang dipimpin oleh seorang CEO, berfikir
bagaimana cara untuk mengembangkan bsinisnya
tanpa harus menyebabkan kerusakan lingkungan.
Pemicu Krisis Ekologi :

Gagalnya sistem Gagalnya sistem dan


pembanguna ekonomi, Kegagalan dalam sistem praktik akuntansi dalam
Pembangunan
bisnis, dan korporasi dan tata kelola menukur nilai, mencatat,
Nasional yang
yang etis & keuangan korporasi meringkas, dan
berorientasi pada
bertanggungjawab pada yang tidak ramah melaporkan informasi
pertumbuhan ekonomi
masyarakat dan lingkungan akunansi yang terintegrasi
jangka pendek
lingkungan dengan informasi
keuangan

Akibatnya :

Kerusakan Perubahan
Bencana Masyarakat
lingkungan iklim
alam menderita
Pemanasan
Krisis
global Kesenjangan Kemiskinan
energi
sosial
Profit
Dikarenakan mulai munculnya krisis ekologi
dan dampak yang besar yang ditimbulkan
dari krisis tersebut, pemerintah sadar dan
segera melakukan konsep pembangunan
berkelanjutan yang didasarkan dari 3 Pilar /
I. Triple Bottom Line (3P)
Bisnis
(Corporate)

II.
Masyarakat / Social / People

III.
Earth / Planet / Environment
Profit

Bisnis / perusahaan, Sosial / People,


Lambat laun Lingkungan / Planet saling
pilar 1 akan berhubungan. Pada Triple Bottom
turut hancur, Line suatu perusahaan yang
bila pilar di merupakan pilar pertama berusaha
I.
bawahnya untuk memperoleh laba yang sebesar
Bisnis
hancur – besarnya dengan melakukan
(Corporat
aktivitas bisnis, hal ini dilakukan
e)
dengan cara mengeksploitasi,
merusak, dan memeras sosial dan
lingkungan yang merupakan pilar ke-
2 dan ke-3.
II.
Masyarakat / Social /
People
Pilar 2 dan 3 Akibatnya terjadi krisis sosial dan
mulai hancur lingkungan, dan apabila terjadi krisis
pada pilar ke-2 dan ke-3 ini maka hanya
tinggal menunggu waktu saja pilar 1
III.
akan mengalami krisis dan kehancuran
Earth / Planet /
pula.
Environment
Argumen yang ditetapkan untuk Pelaporan TBL telah menjadi cara untuk
pelaporan 3P / Triple bottom mempublikasikan informasi tersebut,
line adalah bahwa informasi berdasarkan pada premis yang
yang diungkapkan oleh memantau dan melaporkan kinerja
perusahaan tidak boleh dibatasi sosial, ekonomi dan lingkungan,
pada kinerja pasar, tetapi juga perusahaan dapat lebih siap
informasi non-keuangan. menghadapi tantangan dan peluang di
masa depan.

TBL juga biasa disebut dengan CSR. TBL


digunakan untuk berkomunikasi dengan para
pemangku kepentingan utama seperti sektor
keuangan, pemasok, komunitas dan bukan
hanya pemegang saham.
Dengan pendekatan triple bottom line perusahaan
dengan perspektif jangka panjang / berkelanjutan
harus secara finansial menguntungkan / memperoleh
profit dan juga harus meminimalkan dampak
lingkungan dan harus bertindak sesuai dengan
masyarakat. Triple bottom line memperluas evaluasi
kinerja rganisasi dan memperluas fokus evaluasi ke
tiga line yaitu kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Pendekatan ini berpendapat bahwa bisnis dan semua
sistem sosial beroperasi dalam lingkungan alam dan
oleh karena itu entitas pelaporan harus memberikan
informasi mengenai dampak operasi mereka pada
masyarakat dan lingkungan.
Karena adanya banyak krisis yang mengancam pilar 2 dan pilar 3, maka timbulah kesadaran perusahaan.
Perusahaan mulai melakukan tanggungjawab sosial dan lingkungan (CSR). Dengan melakukan CSR maka
perusahaan juga sekaligus melakukan investasi sosial dan lingkungan. Dan hal ini akan berdampak pula
terhadap pandangan baik masyarakat terhadap perusahaan, dan juga akan menimbulkan manfaat
ekonomi maupun non-ekonomi di masa yang akan mendatang.

CSR melibatkan siap untuk bertanggung jawab dan bersedia untuk menjelaskan tindakan sosialnya.
Menurut World Business Council for Sustainability Development mendefinisikan CSR sebagai, komitmen
berkelanjutan oleh bisnis untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi
sambil meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja dan keluarga mereka serta masyarakat lokal dan
masyarakat pada umumnya.

CSR lebih berkonsentrasi pada aktivitas sosial non-keuangan yang disumbangkan perusahaan. Karena
sangat penting, CSR semakin terintegrasi dalam budaya dan etika perusahaan.
Apabila dapat mengelola 3 pilar tersebut dengan
baik dan benar, maka hal ini akn mendukung
keberhasilan dan keberlanjutan bisnis beserta
dapat meningkatkan pertumbuhan laba
perusahaan dalam jangka waktu yang panjang.
Keberlanjutan (sustainability) ini selain dapat
meningkatkan profit, juga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (people), kelestarian
lingkungan, meningkatkan keadilan sosial bagi
masyarakat, meningkatka kelangsungan hidup
masyarakat, dan meningkatkan kelangsungan
lingkungan bisnis perusahaan.
Keberlanjutan / sustainability itu sendiri adalah
tentang memenuhi kebutuhan pembangunan
lingkungan, sosial dan ekonomi saat ini tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi mendatang.
Pembangunan ekonomi sangat penting bagi
kemampuan perusahaan untuk berkontribusi
pada perlindungan lingkungan, konservasi sumber
daya alam, dan kesejahteraan sosial. Untuk
membuat kontribusi semacam itu, perusahaan
harus berkelanjutan. Tujuan mereka harus
meningkatkan keuntungan dan nilai pemegang
saham melalui perilaku lingkungan dan sosial yang
bertanggung jawab.
Akuntansi sosial dan lingkungan biasa digunakan sebagai “umbrella
term” untuk mendeskripsikan dampak dari aktivitas bisnis pada
masyarakat, karyawan, dan kosumen. Aksosling dapat memberikan
informasi yang dapat digunakan managemen untuk memonitor
kesempatan kunci sosial dan lingkungan dan ancaman yang dihadapi
perusahaan. Hal ini juga digunakan sebagai konsep kunci yang
membantu interaksi masa depan umat manusia dengan lingkungan.
Menurut beberapa praktisi / ahli, terdapat hubungan positif
antara pengefisiensian sumber daya dengan kinerja keuangan
dalam perusahaan. Dan pendapat para ahli ini berhubungan
juga dengan investigasi mengenai hubungan antara
lingkungan perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan.
Hasil dari investigasi tersebut menunjukkan bahwa dengan
menjadikan perusahaan hijau, maka perusahaan dapat terus
berlanjut dan berkembang secara berkelanjutan. Dan manfaat
finansial yang diperole dari pembangunan berkelanjutan
seringkali bersifat jang panjang, misalnya dapat meningkatkan
reputasi perusahaan dan dapat meningkatkan modal sosial.
 Tidak hanya harus dilakukan oleh perusahaan saja, sebuah negara
juga harus mendukung terciptanya suatu bisnis namun tetap
mementingkan keadaan sosial dan lingkungan yang ada.
 Untuk itu diperlukan adanya akuntabilitas bagi sebuah
pemerintahan yang berguna untuk mengelola sumber daya alam,
karena berfungsi untuk mencegah atau mengurangi dampak
negatif terhadap sosial dan lingkungan, dan melindungi terhadap
penyalahgunaan kekuasaan.
 Untuk mengoperasikan suatu akuntabilitas, diperlukan adanya
transparansi untuk mengkomunikasikan laporan komprehensif
tentang kinerja lembaga, baik itu pemerintah, bisnis, atau LSM.
 Transparansi juga berkontribusi terhadap kelembagaan reflektif
dan manajemen adaptif untuk pemerintahan yang responsif (Hale
2008).
Sumber :
• Green Accounting for Corporate Sustainability
• Social and Environmental Accountability
• The Link Between Corporate Environmental and Corporate Financial Performance – Viewpoints from
Practice and Resarch
• Analysis on the Relationship Between Green Accounting and Green Design for Enterprises
• Social and Environmental Accounting Definition Essay
• Corporate Social Responsibility Advantages and Disadvantages Essay
• Social and Environmental Reporting Essay
• The Challenge of Going Green
• Effects of Marginalizing Social and Environmental Reporting
• The Impact of Environmental Accounting on Strategic Management Accounting : A Research on
Manufacturing Companies
Environment & Social Sustainabile
Green Economy Green Industry
Crises Development

Green Management Green Corporation Green Business

Green Human
Green Finance Green Production Green Marketing Resources

Green Accounting Green Operation


Profit

Ekonomi Ekonomi
Pembang
Krisis Sosial + unan
Bumi / Manusia
Lingkungan + Berkelanj
Lingkungan Ekonomi utan Sosial Lingkungan

Lingkungan

Keuangan Go Green
Sustainability
Green Akuntan
Accounting Sosial
Accounting si
Lingkungan
TJSLP / CSR

Anda mungkin juga menyukai