Anda di halaman 1dari 46

PATOFISIOLOGI

Sistem Reproduksi

Kelompok 5
Hessy Gusfiyarni
Indri Nopriani
Juventia Yap
Lailatul Rizki Tiara Dian Aryani

Dosen Pembimbing : Hendry Nofri Sandi,M.Farm,Apt


Anatomi Fisiolgi Sistem Reproduksi PRIA
WANITA Anatomi Fisiolgi Sistem Reproduksi

Anatomi

ORGAN GENITALIA EKSTERNAL

ORGAN GENITALIA INTERNAL


ORGAN GENITALIA EKSTERNAL SISTEM REPRODUKSI WANITA
Vulva Berfungsi sebagai jalan masuk penis saat terjadi kopulasi.

Mons pubis mengandung banyak kelenjar minyak berfungsi sebagai


pelindung terhadap benturan-benturan dari luar dan dapat
melindungi infeksi dari luar yang akan ditumbuhi rambut kemaluan
(pubes) apabila wanita beranjak dewasa.

Bibir besar kemaluan (labia Mayora) berada pada bagian kanan dan kiri,
berbentuk lonjong , berfungsi sebagai menutup dan melindungi alat
kelamin.
Bibir kecil kemaluan (Labia minora) ialah bagian dalam dari bibir besar yang
berwarna merah jambu.

Klitoris mengandung banyak pembuluh darah .Fungsi utama klitoris


adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
ORGAN GENITALIA INTERNAL
a. Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi
peritoneum (serosa). Berfungsi sebagai tempat janin tumbuh dan
berkembang.

b. Salping / Tuba Falopii


Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri.
Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai
menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi

c. Vagina
Fungsi vagina : untuk jalan lahir waktu persalinan,
yempat keluarnya darah haid.

d. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-kanan. Berfungsi untuk pembentukan
sel telur dan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron
PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI adalah ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada organisme yang
sakit meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan dan akibat.
PATOFISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

1. Impotensi
2. Hiper parsial prostat PRIA
3. Infertilitas

1. Dismenorrhoe
WANITA 2. Endometriosis
3. Infertilitas
IMPOTENSI PRIA
1. pengertian

Disebut juga DISFUNGSI EREKSI yaitu Keadaan di mana penis tidak


bisa mencapai ereksi yang keras untuk menyelesaikan aktifitas
seksual yang di lakukan sendiri atau bersama pasangannya.
Impotensi mengacu pada ketidakmampuan seorang pria untuk
mendapatkan atau mempertahankan ereksi cukup lama saat
hubungan seksual.
IMPOTENSI PRIA
2. Mekanisme ereksi

STIMULASI SEXSUAL

↑ Produksi NITRIC OXIDE

Perubahan cGTP

cGMP

↓ kadar Ca sel otot polos

Relaksasi otot polos

↑ aliran darah ke Corpora

EREKSI

(Lue TF,2000 : Lee M 2005)


Kontrol
Ereksi
3. Etiologi

Diabetes
penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu
penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa
menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi
akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan
pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran
darah arteri ke penis.
asap rokok yang dihisap masuk ke organ jantung  beredar
melalui sistem peredaran darah. Semakin lama, timbunan nikotin yang
terdapat di dalam rokok akan semakin terakumulasi di dalam tubuh.
Timbunan nikotin yang berlebihan tersebut akan menyebabkan aliran
1. Menyempitkan arteri
darah tidak lancar.
Nikotin dapat mengerutkan arteri darah dan terjadi yang menuju penis
penyumbatan pembuluh darah , dan akibatnya akan mengurangi 2. Mengurangi aliran
aliran darah keseluruh tubuh, termasuk aliran darah ke penis. Saai ini darah dan tekanan
25-35 % kaum pria sudah menderita impotensi pada usia 20-30 tahun darah menuju penis
yang disebabkan terjadinya penyempitan pada pembuluh darah halus 3. Menyebabkan
dibagian corpus cavernosum infertilitas
4. Gejala

1. Alat kelamin sulit melakukan ereksi


2. Kalaupun alat kelamin bisa ereksi itu hanya sesaat, sehingga ereksi tidak berlangsung lama
3. Hasrat dalam melakukan hubungan seksual berkurang drastis
5. Penanganan dan pengobatan
1. Terapi lini pertama yaitu memberi oral pada pasien seperti Sildenafil (viagra), Tadalafil (Cialis) dan Vardenafil
(Levitra).
2. lini kedua yang terdiri dari suntikan intravernosa dan pemberian alprostadil melalui uretra. Prinsip kerja obat ini
adalah dapat menyebabkan relakasasi otot polos pembuluh darah dan karvenosa yang dapat menyebabkan
ereksi.
3. Terapi lini ketiga yaitu implantasi prosthesis pada penis

Terapi lini pertama Terapi lini Kedua Terapi lini Ketiga

Inhibitor Fosfo diesterase Alprostadil Implantasi prosthesis

Pilihan terakhir adalah operasi, dapat


Mekanisme kerja dengan inhibisi
dilakukan dengan operasi.
katabolisme cGMP yang menjadi Dikenal dengan PgE1,Stimulan adenil
Macam prestesis :
neurotransmitter vasodilatasi jaringan siklase yang menyebabkan ↑ CAMP
-Prostesis inflatable (bisz mengembang)
corpus oleh inhibitor fosfodiesterase yang menimbulkan relaksasi otot polos
- prostesis non inflatabel ( tidak dapat
sehingga kadar cGMP meningkat dan arteri
mengembang )
menyebabkan relaksasi otot polos.
HIPER PARSIAL PROSTAT
1. pengertian

Hiperplasia Prostat Benigna adalah


pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara
umum pada pria lebih tua dari 50 tahun)
menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan
pembatasan aliran urinarius (Doenges, E. Marilynn,
2002).

Prostat tersebut mengelilingi uretra , dan


pembesaran bagian periuretral akan menyebabkan
obstruksi leher kandung kemih dan uretra
parsprostatika, yang mengakibatkan berkurangnya
aliran kemih dari kandung kemih.
2. Etiologi

Penyebab BPH kemungkinan berkaitan dengan penuaan dan disertai


dengan perubahan hormon. Perubahan mikroskopik pada prostat
telah terjadi pada pria usia 30-40 tahun. Bila perubahan mikroskopik
ini berkembang, akan terjadi perubahan patologik anatomi yang ada
pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50%, usia 80 tahun
sekitar 80%, dan usia 90 tahun 100% .
Dengan penuaan, kadar testosteron serum menurun , dan
kadar esterogen meningkat . Terdapat teori bahwa rasio esterogen
/androgen yang lebih tinggi akan merangsang hiperplasia jaringan
prostat.

Dihidrotestosteron (DHT),suatu andrgen yang berasal dari


testosteron melalui kerja 5- α reduktase dan metabolitnya
3 α- androstanediol merupakan hormon pemicu proliferasi
kelenjar dan stroma pada penderita hiperplasia prostat.

DHT + reseptor(nukleus) merangsang sintesis DNA, RNA,


faktor pertumbuhan yang menyebabkan hiperplasia
5. Terapi dan pengobatan

1. Observasi
2. Terapi medikamentosa: Penghambat adrenergik α (prazosin, doxazosin ,dll) dan
Penghambat enzim 5-α reduktase (finasteride)
3. Fitoterapi (eviprostat)
4. Terapi bedah (Transurethral Resection of the Prostate (TUR P), Transurethral
Insision of the Prostate (TUIP), prostatektomi terbuka, dan prostatektomi dengan
laser dengan Nd-YAG atau Ho-YAG.)
5. Terapi invasif minimal
A. Transurethral Microwave Thermotherapy (TUMT)
B. Dilatasi Balon Transurethral (TUBD)
C. High-intensity Focused Ultrasound
D. Ablasi Jarum Transuretra (TUNA)
E. Stent Prostat
WANITA Disminore

Dismenore adalah nyeri KLASIFIKASI/PENGGOLONGAN DISMENORE


haid menjelang atau selama haid,
yang di sebabkan oleh kejang otot Dismenore berdasarkan ada tidaknya kelainan atau
uterus. Nyeri tersebut terutama sebab yang dapat diamati
dirasakan di daerah perut bagian
bawah tetapi dapat menjalar 1. Dismenore primer
kepunggung atau permukaan
dalam paha yang terkadang Dismenore primer sering dimulai pada waktu wanita
menyebabkan penderita tidak mendapatkan haid pertama dan sering disertai rasa mual,
berdaya dalam menahan muntah, dan diare. Dinamakan dismenore primer karena rasa
nyerinya tersebut. nyeri timbul tanpa ada sebab yang dapat dikenali/idiopatik.
Nyeri haid primer hampir selalu hilang sesudah wanita itu
melahirkan anak pertama, sehingga dahulu diperkirakan bahwa
rahim yang agak kecil dari wanita yang belum pernah melahirkan
menjadi penyebabnya, tetapi belum pernah ada bukti dari teori itu.
2. dismenore sekunder

Nyeri haid yang disebabkan karena kelainan nyeri haid yang baru timbul 1 tahun atau lebih sesudah haid pertama.
Jika pada usia 40 tahun ke atas timbul gejala nyeri haid yang tidak pernah dialami, penting sekali baginya untuk
memeriksakan diri.
Penyebab tersering dismenore sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia interns.
Penyebab dari dismenore sekunder adalah : endometriosis, fibroid, adenomiosis, peradangan tuba falopii,
perlengketan abnormal antara organ di dalam perut, dan pemakaian IUD, faktor psikologis yaitu stres.

Dismenore berdasarkan jenis nyerinya


1. Nyeri spasmodik 2. Dismenore kongestif

terasa di bagian bawah perut dan Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak
berawal sebelum masa haid atau segera berhari-hari sebelumnya, bahwa masa haidnya akan
setelah masa haid mulai. Ada di antara segera tiba. Mengalami pegal, perut kembung tidak
yang pingsan, merasa sangat mual, menentu, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada paha,
bahkan ada yang benar-benar muntah. merasa lelah, mudah tersinggung, kehilangan
Dismenore spasmodik dapat diobati keseimbangan, tidur terganggu.
atau paling tidak dikurangi dengan
lahirnya bayi pertama.
MEKANISME NYERI HAID/DISMENORE
Korpus luteum akan mengalami regresi apabila tidak
terjadi kehamilan. Hal ini akan mengakibatkan
penurunan kadar progesteron dan mengakibatkan
labilisasi membran lisosom, sehingga mudah pecah
dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2
akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di
membran sel endometrium dan menghasilkan asam
arakhidonat. Asam arakhidonat bersama dengan
kerusakan endometrium akan merangsang
prostaglandin PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan
dismenore primer didapatkan adanya peningkatan
kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya yang
merangsang miometrium. Akibatnya terjadi
peningkatan kontraksi dan disritmi uterus dan
mengakibatkan iskemia. Prostaglandin dan
endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi,
selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada
ujung – ujung saraf aferen nervus pelvicus terhadap
rangsangan fisik dan kimia.
Penyebab Nyeri Haid

1.Kelainan dan bentuk letak uterus. 3. Sering mengalami stress.


2.Ketidak seimbangan steroid ovarium. 4. Kurangnya berolah raga.
5. Selaput darah yang tidak berlubang

Penyebab Dismenore
Penyebab Dismenore
Skunder
primer
 Fibroid -tumor jinak yang berkembang di dalam dinding rahim
Nyeri Haid ini disebabkan oleh aktifitas  Adenomiosis -jaringan yang melapisi rahim (endometrium)
prostaglandin. Pada saat menstruasi, lapisan normalnya berada dipermukaan yang malah tumbuh di dalam
rahim yang rusak dikeluarkan dan digantikan dinding otot rahim.
yang baru, senyawa molekul yang disebut  Infeksi menular seksual
prostaglandin dilepaskan. Senyawa ini  Penyakit radang panggul, terutama akibat infeksi pada saluran
menyebabkan otot-otot rahim berkontraksi. tuba, tetapi juga dapat mempengaruhi indung telur, rahim,
Ketika terjadi kontraksi otot rahim, maka dan leher Rahim
suplai darah ke endometrium menyempit  Kista ovarium atau tumor
(vasokonstriksi) proses inilah yang  Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim atau dikenal juga
menyebabkan rasa sakit saat menstruasi. dengan istilah KB spiral.
Gejala Dismenore

Gejala-gejala nyeri haid di antaranya yaitu: rasa sakit datang secara tidak teratur, tajam dan kram di bagian
bawah perut yang biasanya menyebar ke bagian belakang, terus ke kaki, pangkal paha dan vulva (bagian luar
alat kelamin wanita). Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Gejala-gejala tersebut meliputi tingkah
laku seperti kegelisahan, defresi, iritabilitas/sensitif, lekas marah, gangguan tidur, kelelahan, lemah,
mengidam makanan dan kadang-kadang perubahan suasana hati yang sangat cepat. Selain itu juga keluhan
fisik seperti payudara terasa sakit atau membengkak, perut kembung atau sakit, sakit kepala, sakit sendi,
sakit punggung, mual, muntah, diare atau sembelit, dan masalah kulit seperti jerawat.

Nyeri haid primer, timbul sejak haid Nyeri haid sekunder biasanya baru muncul kemudian,
pertama dan akan pulih sendiri dengan yaitu jika ada penyakit yang datang kemudian.
berjalannya waktu, dengan lebih stabilnya Penyebabnya adalah kelainan atau penyakit seperti
hormon tubuh atau perubahan posisi infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar
rahim setelah menikah atau melahirkan. kandungan, atau bisa karena kelainan rahim yang
menetap.
Penanganan dismenore

Farmakologis
Yaitu penanganan dismenore dengan pemberian obat-obatan, suplemen.
Non Steroid Anti Inflamation Drug (NSAID) yang bekerja dengan menghambat aktivitas enzim
siklooksigenase sehingga produksi dari prostaglandin berkurang. Pemakain kontrasepsi hormonal
dilaporkan juga dapat mengurangi nyeri haid. Pemberian Vitamin B1, Magnesium, Vitamin E, juga
menunjukkan efek yang dapat mengurangi nyeri haid

Non-Farmakologis
Penanganan non farmakologi yang dapat digunakan pada wanita yang menderita dismenore
antara lain : TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), Akupunktur, pemakaian herbal,
relaksasi, terapi panas, senam

Pembedahan
Terapi pembedahan yang dapat dilakukan antara lain : laparoskopi (Laparoscopic Uterine Nerve
Ablation), histerektomi, presakral neurektomi
WANITA ENDOMETRIOSIS

Endometriosis adalah suatu kelainan di mana adanya jaringan


rahim (endometrium) yang berada di luar dari rahim. Lokasi
endometriosis yang paling sering adalah pada organ-organ di
dalam rongga panggul (pelvis), seperti indung telur (ovarium) dan
lapisan yang melapisi rongga abdomen (peritoneum).
Penyebab Endometriosis

Penyebabnya tidak diketahui.


Ada teori penyebab endometriosis yang dinyatakan oleh para ahli
sebagai berikut (Wood, 2008):
a. Metaplasia
Metaplasia yaitu perubahan dari satu tipe jaringan normal menjadi
tipe jaringan normal lainnya.

b. Menstruasi Mundur dan Transplantasi


Sampson (1920) mengatakan bahwa aliran menstruasi mundur
mengalir melalui saluran tuba (disebut "aliran mundur") dan tersimpan pada
organ panggul dan tumbuh menjadi kista.

c. Predisposisi genetik
Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita dengan riwayat keluarga
menderita endometriosis lebih mungkin untuk terkena penyakit ini.
PATOFISIOLOGI
ENDOMETRIOSIS
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara
perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini
disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.
Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Faktor penyebab lain berupa toksik dari
sampah-sampah perkotaan menyebabkan mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mkroorganisme
tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun menurun yang
menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan
perkembangbiakan sel abnormal.
Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen
endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi
tempat tumbuhnya.
Oleh karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai
endometriosis. maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga
mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih
rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di
daerah pelvic.
Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri
saat menstruasi (dysmenorea)
Gejala Penyakit Endometriosis

Endometriosis memiliki gejala khas antara lain:


 Pada sat menstruasi, perut akan terasa nyeri, kadang diikuti oleh kejang-kejang di
otot perut
 Jika akan duduk, sakit akan terasa pada pinggang
 Bagian panggul akan terasa nyeri, di daerah belakang dan samping panggul
 Jika pernah mengalami sakit maag, maka gejala endomteriosis akan mirip saat
sakit perut ketika mengalami maag
 Saat buang air besar, terasa sakit pada daerah anus dan sekitarnya
 Ada kecenderungan vagina menebal
 Sebelum tiba siklus haid, di dahului oleh munculnya bercak merah
 Pada saat berhubungan, akan terasa sakit
 Pada saat haid berlangsung, jumlah darah yang keluar berlimpah
Penanganan dan pengobatan

1. Terapi Hormonal
Kontrasepsi oral selama 6-9 bulan untuk menekan menstruasi dan menghilangkan
nyeri menstruasi. Pengobatan ini dapat menekan atau mengurangi sintesis dan
pelepasan esterogen. Terapi ini menimbulkan penghambatan pertumbuhan lesi lebih
lanjut, sehingga memungkinkan pertahanan tubuh untuk mengabsorpsi isi lesi dan
menyebabkan fibrosis. Pengobatan hormonal ini adalah : Danazol, Gonadotrophin-
releasing hormone agonist (GnRHa), dan Gestrinon.

2. Pembedahan
Laparoskopi dilakukan untuk mengangkat implan endometrial dan
melepaskan perlekatan. Pembedahan laser untuk vaporisasi implan endometrium
atau mengkoagulasi implan dan menghancurkan endometriosis . Prosedur
pembedahan lainnya dapat mencakup laparotomi, suspensi uterin, histerektomi,
salpingo-ooforektomi bilateral, dan apendektomi
INFERTILITAS

1. pengertian

Fertilitas : kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu
menghamilinya

Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun
telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2—3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun”
2. Pembagian infertilitas

1. Infertilitas primer berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum
pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3
kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk
apapun.

2. Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah


memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi
setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.

3. Infertilitas idiopatik/tak terjelaskan: setelah pemeriksaan lengkap kedua


pasangan dinyatakan normal, dan ditangani selama 2 tahun tidak juga
berhasil hamil
INFERTILITAS

1. Kelainan Organ:

 Endometriosis: jaringan yang mirip jaringan endometrium uterus, tumbuh dan bermenstruasi di dalam
rongga tuba falopi dan ovarium akibat tuba dan ovarium menyempit.

 Salpingitis: Radang tuba falopi yang menyebabkan kelengketan tuba.

 Sekresi lendir yang berlebihan di uterus dan serviks akibat hormon estrogen.

 Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus
serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu,
bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga
sperma tidak dapat masuk ke Rahim

 Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina akan membunuh sperma dan pengkerutan
vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina.
2. Gangguan hormonal:

Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada
sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi
karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya
disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle
mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.
Kegagalan implantasi

Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan


dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi
pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik.
Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.

Faktor immunologis

Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu
memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat
menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
• Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan
pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk
organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
PATOFISIOLOGI

Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi
hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi
gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng
mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab
mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan
tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma.
Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun
sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas
servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah
aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak
berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun
sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga
menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan implantasi
zigot yang berujung pada abortus.
Etiologi Infertilitas primer pada pria
3. Tidak ada semen
Semen adalah cairan yang
1. masalah pada sperma mengantarkan sperma dari penis menuju
Terdapat masalah dengan produksi dan vagina. Bila tidak ada semen maka sperma
pengembangan sperma. Ini merupakan masalah infertilitas tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi
pria yang paling umum. Kualitas sperma mungkin buruk, ini biasanya disebabkan penyakit atau
bentuknya abnormal atau tidak mampu bergerak dengan kecelakaan yang memengaruhi tulang
benar. Atau pria tersebut memproduksi sperma normal belakang.
namun jumlahnya rendah (oligospermia) atau tidak mampu
memproduksi sperma sama sekali (azoospermia).

2. Konsentrasi sperma rendah 4. Varikosel (varicocele)


Konsentrasi sperma yang normal adalah 20 juta Varikosel adalah varises atau pelebaran
sperma/ml semen atau lebih. Bila 10 juta/ml atau kurang pembuluh darah vena yang berhubungan dengan
maka menujukkan konsentrasi yang rendah (kurang subur). testis. Sebagaimana diketahui, testis adalah tempat
Kurangnya konsentrasi sperma ini dapat disebabkan oleh produksi dan penyimpanan sperma. Varises yang
testis yang kepanasan (misalnya karena selalu memakai disebabkan kerusakan pada sistem katup pembuluh
celana ketat), terlalu sering berejakulasi (hiperseks), darah tersebut membuat pembuluh darah melebar
merokok, alkohol dan kelelahan dan mengumpulkan darah. Akibatnya, fungsi testis
memproduksi dan menyalurkan sperma terganggu
Etiologi Infertilitas pada pria

5. Kekurangan hormon testosteron 6. Testis tidak turun


Kekurangan hormon ini dapat Testis gagal turun adalah kelainan bawaan sejak
memengaruhi kemampuan testis dalam lahir, terjadi saat salah satu atau kedua buah pelir tetap
memproduksi sperma berada di perut dan tidak turun ke kantong skrotum.
Karena suhu yang lebih tinggi dibandingkan suhu pada
skrotum, produksi sperma mungkin terganggu

8. Infeksi
7. Kelainan genetik Infeksi dapat memengaruhi
Dalam kelainan genetik yang disebut sindroma Klinefelter, seorang motilitas sperma untuk sementara.
pria memiliki dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukannya satu X dan Penyakit menular seksual seperti
satu Y. Hal ini menyebabkan pertumbuhan abnormal pada testis sehingga klamidia dan gonore sering
sedikit atau sama sekali tidak memproduksi sperma. menyebabkan infertilitas karena
menyebabkan skar yang memblokir
jalannya sperma
Etiologi Infertilitas pada pria

11. Ejakulasi balik


9. Masalah seksual Hal ini terjadi ketika semen yang
Masalah seksual dapat menyebabkan dikeluarkan justru berbalik masuk ke
infertilitas, misalnya disfungsi ereksi, ejakulasi kantung kemih, bukannya keluar melalui
prematur, sakit saat berhubungan (disparunia). penis saat terjadi ejakulasi. Ada beberapa
Demikian juga dengan penggunaan minyak atau kondisi yang dapat menyebabkannya, di
pelumas tertentu yang bersifat toksik terhadap antaranya adalah diabetes, pembedahan di
sperma kemih, prostat atau uretra, dan pengaruh
obat-obatan tertentu

12. Kanker Testis


10. Antibodi pembunuh sperma Kanker testis berpengaruh
Antibodi yang membunuh atau langsung terhadap kemampuan testis
melemahkan sperma biasanya terjadi setelah memproduksi dan menyimpan
pria menjalani vasektomi. Keberadaan sperma. Penyakit ini paling sering
antibodi ini menyulitkannya mendapatkan terjadi pada pria usia 18 – 32 tahun
anak kembali saat vasektomi dicabut
Etiologi Infertilitas pada pria

13. Lubang kencing yang salah tempat (hipoepispadia)


Kelainan bawaan ini terjadi saat lubang kencing berada
di bagian bawah penis. Bila tidak dioperasi maka sperma
dapat kesulitan mencapai serviks

14. Pencemaran lingkungan


Paparan polusi lingkungan dapat mengurangi jumlah sperma dengan
efek langsung pada fungsi testis dan sistem hormon. Beberapa bahan kimia
yang mempengaruhi produksi sperma antara lain: radikal bebas, pestisida (DDT,
aldrin, dieldrin, PCPs, dioxin, furan, dll), bahan kimia plastik, hidrokarbon
(etilbenzena, benzena, toluena, dan xilena), dan logam berat seperti timbal,
kadmium atau arsenik

Anda mungkin juga menyukai