Anda di halaman 1dari 11

1.

Ryan Thea Suhendra


2. Aripin
lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.
sosial adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam
berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai
acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan
dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur
tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota
suatu masyarakat.
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Hubungan antara faktor sosial budaya dan pelayanan kesehatan
pada lansia sangatlah penting untuk dipelajari khususnya
bagi tenaga kesehatan. Bila suatu informasi kesehatan yang
baru yang baru akan diperkenalkan kepada masyarakat
haruslah dibarengi dengan mengetahui terlebih dahulu
tentang latar belakang sosial budaya yang dianut di dalam
masyarakat.

Menurut Setiabudhi (1999), permasalahan sosial budaya secara


umum yaitu masih besarnya jumlah lansia yang berada
dibawah garis kemiskinan, makin melemahnya nilai
kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut
kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.
Perubahan Peran Diri Dalam Keluarga

1. Peran kepala keluarga


2. Peran dalam sosial ekonomi
3. Peran dalam sosial masyarakat
A. Pengkajian
 Identitas Klien

 Orang-orang terdekat

 Kultural

 Keluhan Utama

 Faktor predisposisi

 Aspek fisik / biologis

 Aspek Psikososial

1. Genogram yang menggambarkan tiga generasi


2. Konsep diri
 a) Citra tubuh

 b) Identitas diri

 c) Peran

 d) Ideal diri

 e) Harga diri
3. Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga
sosial dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang
diikuti dalam masyarakat.
4. Kenyakinan klien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah (
spritual).
• Status Mental
• Mekanisme Koping
• Aspek Medik
Diagnosa Keperawatan
A. Pengertian
Diagnosa Keperawatan adalah identifikasi atau penilaian pola respons baik
aktual maupun potensial (Stuart and Sundeen, 1995)
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari
pengkajian adalah sebagai berikut :
• Isolasi sosial : menarik diri
• Gangguan konsep diri: harga diri rendah
• Resiko perubahan sensori persepsi
• Koping individu yang efektif sampai dengan ketergantungan pada orang lain
• Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal.
• Intoleransi aktifitas.
• Kekerasan resiko tinggi.
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Harga diri rendah berhubungan dengan merasakan/mengantisipasi
kegagalan pada peristiwa-peristiwa kehidupan.
2. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan
sistem saraf; kehilangan memori; ketidakseimbangan tingkah laku adaptif
dan kemampuan memecahkan masalah.
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional/maturasional.
4. Ketidakpatuhan berhubungan dengan sistem penghargaan pasien; keyakinan
kesehatan, nilai spiritual, pengaruh kultural.
Intervensi
Diagnosa 1:
 Dorong pengungkapan perasaan, menerima apa yang dikatakannya.
 Rasionalnya: membantu pasien/orang terdekat untuk memulai menerima perubahan
dan mengurangi ansietas mengenai perubahan fungsi/gaya hidup.
 Bantu pasien dengan menjelaskan hal-hal yang diharapkan dan hal-hal tersebut
mungkin di perlukan untuk dilepaskan atau dirubah.
 Rasionalnya: memberi kesempatan untuk mengidentifikasi kesalahan konsep dan mulai
melihat pilihan-pilihan; meningkatkan orientasi realita.
 Berikan informasi dan penyerahan ke sumber-sumber komunitas.
 Rasionalnya: memungkinkan pasien untuk berhubungan dengan grup yang diminati
dengan cara yang membantu dan perlengkapan pendukung, pelayanan dan konseling.

Diagnosa 2:
 Kaji munculnya kemampuan koping positif, misalnya penggunaan teknik relaksasi
keinginan untuk mengekspresikan perasaan.
 Rasionalnya: jika individu memiliki kemampuan koping yang berhasil dilakukan dimasa
lampau, mungkin dapat digunakan sekarang untuk mengatasi tegangan dan memelihara
rasa kontrol individu.
 Perbaiki kesalahan konsep yang mungkin dimiliki pasien
 Rasionalnya: membantu mengidentifikasi dan membenarkan persepsi realita dan
memungkinkan dimulainya usaha pemecahan masalah.
Diagnosa 3:
 Pahami rasa takut/ansietas

 Rasionalnya: perasaan adalah nyata dan membantu pasien untuk terbuka sehingga
dapat mendiskusikan dan menghadapinya.
 Kaji tingkat realita bahaya bagi pasien dan tingkat ansietas.

 Rasionalnya: respon individu dapat bervariasi tergantung pada pola kultural yang
dipelajari. Persepsi yang menyimpang dari situasi mungkin dapat memperbesar
perasaan.
 Dorong pasien untuk berbicara mengenai apa yang terjadi saat ini dan apa yang
telah terjadi untuk mengantisipasi perasaan tidak tertolong dan ansietas.
 Rasionalnya: menyediakan petunjuk untuk membantu pasien dalam
mengembangkan kemampuan koping dan memperbaiki ekuilibrium.
diagnosa 4
 Tentukan kepercayaan kultural, spiritual dan kesehatan.

 Rasionalnya: memberikan wawasan mengenai pemikiran/faktor-faktor yang


berhubungan dengan situasi individu. Kepercayaan akan meningkatkan persepsi
pasien tentang situasi dan partisipasi dalam regimen keperawatan.
 Kaji sistem pendukung yang tersedia bagi pasien.

 Rasionalnya: adanya keluarga/orang terdekat yang memperhatikan/peduli dapat


membantu pasien dalam proses penyembuhan.
Sekian dan terima kasih
Wassalamu’alaikum wr, wb

Anda mungkin juga menyukai