Anda di halaman 1dari 36

Kegawatdaruratan

Sistem Indra
Ns. Fakhriatul Falah, S.Kep.,M.Kep
stikespnkmakassar@gmail.com

1
Tujuan Pembelajaran
• Menjelaskan jenis2 kegawatdaruratan indra
• Menjelaskan penanganan kegawatdaruratan
pada sistem indra
KEDARURATAN OFTALMOLOGI
Pajanan kimiawi
terhadap mata

Benda asing di
mata

traumatik Abrasi kornea

Trauma tumpul
pd mata

Cedera pada
kelopak mata
Kedaruratan
oftam
Konjungtivitis
oftalmologi
dan keratitis

Kebutaan akut

Sumbatan arteri
retina sentralis
nontraumatik
Glaukoma sudut
tertutup akut

Uveitis anterior

Hordeolum
Kedaruratan organ indra lain
• Fraktur nasal
• Perforasi traumatik gendang telinga
• Benda asing di hidung dan saluran telinga
• Epistaksis
• Infeksi ; otitis,sinusitis
Trauma mata adalah tindakan
sengaja maupun tidak yang
menimbulkan perlukaan
mata.
Macam-macam bentuk
trauma:
 Fisik atau Mekanik
 Kimia
 Fisika

5
Trauma kimia
• Bahan yg berbahaya ; detergen, larutan
pembersih jendela atau pembersih lain, dan
asam serta basa kuat seperti larutan alkali
• Konjungtifa terbakar parah tampak putih
keruh serta pecah2 dalam beberapa jam
• Korne berubah jadi putih
Terapi awal
• Irigasi dgn air yg banyak
• Air ledeng dimasukkan dlm baskom agar
bagian atas kepala org yg cedera dpt
dicelupkan dan mencakup mata yg terbakar,
pd saat dicelupkan, mata harus berkedip2 agar
air dpt masuk dlm kantong konjungtiva
Di UGD
• Irigasi dgn larutan saline atau ringer laktat
steril
• Pemberian anastetik lokal
(tetrakain,proparakain)
• Jika spasme kelopak mata ada, tarik pelan2
atau memakai refraktor mata
• Lekukan kantong konjungtifa harus diirigasi
banyak dan diapus dgn aplikator kapas basah
untuk membuang bahan partikel
• Jika ada partikel benda asing, irigasi
dilanjutkan sampai partikel keluar.gunakan 1 L
larutan untuk mengirigasi. pH mata dicek 30
menit setelah irigasi. Irigasi dilanjutkan sampai
pH 7,4
• Setelah irigasi, preparat antibiotik topikal
diteteskan tiap 3 jingga 4 jam selama satu
atau dua hari
Trauma Tumpul ; Hematom kelopak
mata
• Pembengkakan /
penimbunan darah di bawah
kulit kelopak krn pecahnya
pembuluh darah palpebra.
• Hematoma kacamata :
pecahnya arteri oftalmika
yang merupakan tanda
fraktur basis kranii
Hematom Kelopak Mata
• Penanganan pertama dapat
diberikan kompres dingin
untuk menghentikan
perdarahan.
• Selanjutnya untuk
memudahkan absorpsi darah
dapat dilakukan kompres
hangat pada kelopak.
Edema konjungtiva

• Dekongestan untuk mencegah


pembendungan cairan di dalam
selapt lendir konjungtiva.
• Pada edem konjungtiva yang
berat dapat dilakukan disisi
sehingga cairan konjungtiva
kemotik keluar melalui insisi
tersebut
Hematoma subkonjungtiva
• Perlu dipastikan tidak
terdapat robekan di bawah
jaringan konjungtiva atau
sklera.
• Pemeriksaan funduskopi
perlu dilakukan pada setiap
penderita dengan
perdarahan subkonjungtiva
akibat trauma tumpul.
Penanganan
• Dengan kompres
hangat. Perdarahan
subkonjungtiva akan
hilang atau diabsorbsi
dengan sendirinya
dalam 1 – 2 minggu
tanpa diobati.
Edema kornea
• Gejala : penglihatan
kabur dan terlihatnya
pelangi sekitar bola
lampu atau sumber
cahaya yang dilihat.
• Kornea akan terlihat
keruh dengan uji plasedo
yang positif.
• Pengobatan yang diberikan
adalah larutan hiertonik seperti
NaCL 5% atau larutan garam
hipertonik 2 – 8%, glukosa 40%
dan larutan albumin.
• Bila terjadi peninggian tekanan
bola mata maka dapat diberikan
asetozolamida.
• Dapat diberikan lensa kontak
lembek untuk menghilangkan
rasa sakit dan memperbaiki
tajam penglihatan.
Erosi Kornea
• Keadaan terkelupasnya epitel kornea
yang dapat mengakibatkan oleh
gesekan keras pada epitel kornea.
• Gambaran klinis : Pada erosi pasien
akan merasa sakit sekali akibat erosi
merusak kornea yang mempunyai
serat sensibel yang banyak, mata
berair, fotofobia dan penglihatan akan
terganggu oleh media yang keruh.
• Pada kornea akan terlihat adanya
defek efitel kornea yang bila diberi
fuorosein akan berwarna hijau.
Penatalaksanaan
• Anestesi topikal dapat diberikan untuk
memeriksa tajam penglihatan dan
menghilangkan rasa sakit yang sangat.
Anestesi topikal diberikan dengan hati-hati
karena dapat menambah kerusakan epitel.
• Epitel yan terkelupas atau terlipat sebaiknya
dilepas atau dikupas.
• Untuk mencegah terjadinya infeksi dapat
diberikan antibiotika spektrum luas seperti
neosporin, kloramfenikol dan sufasetamid
tetes.
• Untuk mengurangi rangsangan cahaya dan
membuat rasa nyaman pada pasien, maka
bisa diberikan bebat tekan pada pasien
minimal 24 jam.
Penatalaksanaan
• Pengobatan terutama bertujuan melumas
permukaan kornea sehingga regenerasi
epitel tidak cepat terlepas untuk membentuk
membran basal kornea.
• Pemberian siklopegik bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit ataupun untuk
mengurangi gejala radang uvea yang
mungkn timbul.
• Antibiotik dapat diberikan dalam bentuk
tetes dan mata ditutup untuk mempercepat
pertumbuhan epitel baru dan mencegah
infeksi skunder.
• Dapat digunakan lensa kontak lembek pada
pasien dengan erosi rekuren pada kornea
dengan maksud untuk mempertahankan
epitel berada ditempatnya.
Hifema
• Hifema adalah darah di dalam
bilik mata depan yang dapat
terjadi akibat trauma tumpul
sehingga merobek pembuluh
darah iris atau badan siliar.
• Gambaran klinis : Pasien akan
mengeluh sakit disertai dengan
epifora dan blefarospasme.
• Penglihatan pasien akan sangat
menurun
• bila pasien duduk hifema akan
terlihat terkumpul dibagian
bawah bilik mata depan dan
dapat memenuhi seluruh ruang
bilik mata depan.
Penatalaksanaan
• Penanganan awal pada pasien
hifema yaiu dengan merawat
pasien dengan tidur di tempat tidur
yang ditinggikan 30 derajat pada
kepala, diberi koagulansia dan mata
ditutup.
• Pada pasien yang gelisah dapat
diberikan obat penenang
• Bila terjadi glaukoma dapat
diberikan Asetazolamida.
• Parasentesis atau pengeluaran
darah dari bilik mata depan
dilakukan pada pasien dengan
hifema bila terlihat tanda-tanda
imbibisi kornea, glaukoma skunder,
hifema penuh dan berwarna hitam
atau setelah 5 hari tidak terliaht
tanda-tanda hifema berkurang.
Subluksasi Lensa
• Subluksasi Lensa adalah lensa yang
berpindah tempat akibat putusnya
sebagian zonula zinn ataupun dapat
terjadi spontan karena trauma atau
zonula zinn yang rapuh (sindrom
Marphan).
• Gambaran klinis ; Pasien pasca trauma
akan mengeluh penglihatan berkurang.
• Gambaran pada iris berupa
iridodonesis.
• Akibat pegangan lensa pada zonula
tidak ada, maka lensa akan menjadi
cembung dan mata akan menjadi lebih
miopi.
Penatalaksanaan
• pembedahan.
• Bila tidak terjadi penyulit seperti glaukoma
dan uveitis, maka dapat diberi kaca mata
koreksi yang sesuai.
Trauma Tembus
• robekan jaringan-jarinagan mata secara
berurutan, dari palpebra,kornea, uvea
sampai mengenai lensa..
• Gambaran klinis
- Tajam penglihatan yang menurun
- Tekanan bola mata yang rendah
- Bilik mata dangkal
- Bentuk dan letak pupil yang berubah
- Terlihat adanya ruptur pada kornea atau
sklera
- Terdapat jaringan yang prolaps, seperti
cairan mata, iris, lensa, badan kaca atau
retina
- Konjungtivis kemotis
Penatalaksanaan
• pemberian antibiotika topikal dan mata
• Benda asing yang bersifat magnetik dapat
dikeluarkan dengan magnet raksasa, dan benda
asing yang tidak bersifat magnetik dapat
dikeluarkan dengan vitrektomi.
• Komplikasi
Adanya benda asing intraokuler dapat
mengakibatkan endoftalmitis, panoftalmitis,
ablasi retina, perdarahn intraokuler dan ptisis
bulbi.
Trauma Sinar Inframerah
• Seseorang yang sering terpejan dengan sinar ini dapat
terkena keratitis superfisial, katarak kortikal anterior
posterior dan koagulasi pada koroid
• Biasanya terjadi penurunan tajam penglihatan,
penglihatan kabur dan mata terasa panas.
• Penatalaksanaan : Pemberian steroid sistemik
dimaksudkan untuk mencegah terbentuknya jaringn
parut pada makula dan untuk mengurangi gejala
radang yang timbul.
Trauma Sinar Ultra Violet
• Sinar ultra violet akan segera merusak sel epitel kornea, kerusakan
iniakan segera baik kembali setelah beberapa waktu dan tidak
memberikan gangguan tajam penglihatan yang menetap.
• Gambaran klinis
Biasanya pasien akan memberikan keluhan 4 – 6 jam post trauma,
pasien akan merasakn mata sangat sakit, terasa seperti ada pasir,
fotofobia, blefarospasme dan konjungtiva kemotik.
• Korne akan menunjukan adanya infiltrat pada permukaanyayang
kadang-kadang disetai dengan kornea yang keruh. Pupil akan
terlihat miosis.
• Pengobatan yang diberikan adalah sikloplegia, antibiotika lokal,
analgetika dan mata ditutup selama 2 – 3 hari. Biasanya sembuh
setelah 48 jam.
Kebutaan akut
• Glaukoma sudut tertutup akut
• Sumbatan arteria renalis
• Oklusi vena retina sentralis
• Perdarahan vitreus
• Perdarahan makula
• Ablasio retina
• Neuropati iskemik
• fungsional
Ablasi Retina
• Yaitu terlepasnya retina dari koroid yang
bisa disebabkan karena trauma.
• Biasanya pasien telah mempunyai bakat
untuk terjadinya ablasi retina. Seperti
adanya retinitis sanata, miopia dan proses
degenerasi retina lainnya.
• Pada pemeriksaan fundus kopi akan
terlihat retina berwarna abu-abu dengan
pembuluh darah yang terangkat dan
berkelok-kelok.
• Penatalaksanaan
Ablasi retina ditangani dengan melakukan
pembedahan oleh dokter mata.
• Gambaran klinis; kebutaan unilateral total
atau penyempitan lapang pandang
• Dapat didahului sensasi benda2 mengambang
atau kilatan cahaya
• Pasien mengeluhkan seperti ada sebuah tirai
turun pd sebagian lapang pandang
Anamnesis
1). History (subjective data):
- Change in vision
- Pain, itching, burning
- Excessive watering
- Blurred vision, double vision (diplopia)
- Loss in field of vision, blind spots, floating
spots, Difficulty with vision at night-
• Pain in bright light
• Frontal headache
• Halos around lights
• Frequent reddening of eye – conjunctivitis
• Discharge, eye crusted on awakening
• Eyes feel dry- Wearing contact lenses, glasses
• Regular medication
• History of glaucoma in family
• History of diabetes, hypertension
• Date of last eye exam
Physical assessment (objective data)
• Observe for redness of conjunctiva, swelling,
secretions, excessive tearing
• Change in visual acuity
• Note any squinting, tilting head
• Note ability to move eyebrows, eyes
Pre-Op:
• Describe procedure – Local anesthetic
• Discharge teaching – eye drops, activity
restrictions
• Start stool softeners to prevent
constipation/straining
• Wash face well with surgical soap
• Instill eye drops as order
Source: http://www.nursing-
lectures.com/2011/02/nursing-intervention-in-
eyes-disorders.html
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi
Keperawatan. Ed. 2. Jakarta : EGC

Doengoes, Marylin E., 1989, Nursing Care Plans, USA


Philadelphia: F.A Davis Company.

Darling, V.H. & Thorpe, M.R. (1996). Perawatan Mata.


Yogyakarta : Yayasan Essentia Media.

Ilyas, Sidarta. (2000). Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata.


Jakarta : FKUI Jakarta.

Wijana, Nana. (1983). Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI


Jakarta

35
Common Diagnose: Nursing Diagnosis
Handbook
Diagnosa

Gangguan Persepsi Sensori; Visual/ auditory/gustatori/taktil

Defisit Volume cairan/resiko kekurangan volume cairan

Ketidakefektifa perfusi jaringan perifer

Kerusakan integritas jaringan

Risiko jatuh

Risiko Cedera

Nyeri Akut

Anda mungkin juga menyukai