Cariyansyah
Euis Puspitasari
Nava Sania Irvani
Neng Dina
Novia Nurafifah
Siti Ghaziah
Siva Fauziah
TB PARU
Seven Jump
Step 1
Klarifikasi istilah yang belum di pahami:
1. Suhu febris : Adalah istilah kedokteran yang lebih dikenal dengan demam di
masyarakat awam, yakni panas sushu tubuh lebih dari 37ºC walau hanya sebagai gejala dari
suatu penyakit, febris tidak dapat di sepele kan, tetapi tidak pula ditakuti.
2. Malaise : Adalah istilah medis untuk menggambarkan kondisi umum yang
lemas,tidak nyaman, kurang fit atau sedang merasa sakit. Malaise ini bukanlah suatu penyakit,
melainkan suatu gejala dari penyakit. Oleh karena itu harus tetap dicari sumber penyebab
timbulnya malaise.
3. Bunyi ronkhi : Adalah suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran udara melalui saluran nafas
yang berisi secret/eskudat (lendir) atau akibat saluran nafas yang menyempit atau oleh edema
saluran nafas. Ada dua jenis ronchi yaitu basah dan kering.
4. Sputum : Adalah mucus (cairan lengket) yang keluar saat batuk dari saluran pernapasan atas.
Dalam dunia kedokteran, sampel dahak biasanya digunakan untuk investigasi mikrobiologi
infeksi pernapasan dan investigasi sitology system pernapasan.
Step 2
Menetapkan dan mendefinisikan masalah
1. Penyakit apa yang di derita Tn. A ?
Jawab: Berdasarkan hasil pemeriksaan disertai tanda dan gejala yang timbul maka
Tn. A di diagnose menderita penyakit Tuberkilosis Paru (TB Paru).
2. Apa pengertian TB Paru?
Jawab: Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan penyakit infeksi paru yang
disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan Mycobacterium Bovis.
3. Apa penyebab TB Paru?
Jawab: Penyebab penyakit tuberkolosis adalah Mycobacterium
Tuberculosis dan Mycobacterium Bovis kuman trsebut mempunyai
ukuran 0,5 - 4 mikron x 0,3 – 0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurs
atau agak bengkok, bergranula atau tidk mempunyai selubung, tetapi
mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid (terutama asam
mikolat). Bakteri ini mempunyai sifat istimewa, yaitu dapat bertahan
terhadap pencucian warna dengan asam dan alcohol, sehingga
sering disebut basil tahan asam (BTA), serta tahan terhadap zat kimia
dan fisik. Kuman tuberkulosis juga tahan dalam keadaan kering atau
dingin, bersifat dorman dan aerob.
4. Apa saja tanda dan gejala TB paru ?
Jawab: sesorang bisa ditetapkan sebagai penderita tuberculosis paru
apabila ditemukan gejala klinis utama (cardinal symptom)pada
dirinya. Gejala utama pada kasus TB paru adalah:
Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
Sesak nafas
Nyeri dada
Positif BTA
Adapun gejala lainnya adalah berkeringat pada malam hari, demam
tidak tinggi atau meriang, dan penurunan berat badan.
5. Batuk disebabkan oleh apa?
Jawab: batuk dibedakan menjadi 2 yaitu batuk kering dan batuk berdahak.
Batuk Kering
Dalam bahasa inggris disebut noproductive cough merupakan batuk yang tidak menghasilkan
dahak atau lendir (kering).
Penyebab Batuk Kering. Ada banyak penyebab batuk kering, antara lain:
Penyakit virus. Setelah pilek, batuk kering dapat berlangsung beberapa minggu lebih lama dari
gejala lain dan sering memburuk di malam hari. Bronkospasme. Batuk kering yang terjadi
terutama pada malam hari, mungkin merupaan akibat kejang pada saluran bronkial
(bronkospasme) yang disebabkan oleh iritasi. Alergi. Sering bersin juga merupakan gejala
umum dari rinitis alergi. Bersin pada rinitis alergi biasanya juga disertai dengan batuk kering.
Obat Darah Tinggi. Ada obat darah tinggi yang dapat menimbulkan batuk yaitu obat golongan
ACE inhibitor. Contohnya yang paling populer yaitu kaptopril (Capoten, ottoril, farmoten),
enalapril maleat (Vasotec), dan lisinopril (Prinivil, Zestril, atau Zestoretic). Asma. Batuk kering
kronis dapat menjadi tanda asma ringan. Gejala lain mungkin menyertai termasuk mengi, sesak
napas, atau perasaan sesak di dada. Paparan debu, asap, dan bahan kimia di lingkungan kerja.
Batuk Berdahak
Batuk berdahak dalam bahasa inggris disebut productive cough
artinya batuk tersebut menghasilkan dahak atau lendir baik yang
mudah atau bisa dikeluarkan atau dahak yang sulit dikeluarkan.
Penyebab batuk berdahak yaitu Penyakit akibat virus. Merupakan
kondisi normal jika terdapat batuk berdahak ketika seseorang
mengalami flu biasa atau pilek yang disebabkan oleh virus. Infeksi.
Infeksi paru-paru atau saluran napas bagian atas dapat
menyebabkan batuk. Penyakit paru-paru kronis. Batuk berdahak bisa
menjadi tanda bahwa penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) semakin
buruk atau bahwa sedang terjadi infeksi.
Lanjutan….
V. RIWAYAT SPIRITUAL
Pasien menjalankan ibadah sesuai ajaran agama
Menurut Alsagff dan mukty (2006) tanda dan gejala tuberculosis dibagi atas dua
golongan yaitu gejala sistemik dan gejala respiratorik.
a. Gejala Sistemik adalah :
Badan panas
Panas badan merupakan gejala pertama dari tuberculosis paru, sering kali panas
badan sedikit meningkat pada siang maupun sore hari. Panas badan meningkat
atau menjadi lebih tinggi bila proses berkembang menjadi progresif aehingga
penderita merasakan badannya hangat atau muka terasa panas.
Menggigil
Menggigil dapat terjadi bila panas dalam badan naik dengan cepat,
tetapi tidak diikuti pengeluaran panas dengan kecepatan yang sama
atau dapat terjadi sebagai suatu reaksi umum yang lebih hemat.
Keringat malam
Keringat malam bukanlah gejala yang patognomis untuk penyakit
tuberculosis paru. Keringat malam umumnya baru timbul bila proses
telah lanjut, kecuali pada orang-orang dengan vasomotor labil,
keringat malam dapat timbul lebih dini. Nausea, takikardi dan sakit
kepala timbul bila ada panas.
Malaise
Karena tuberculosis bersifat radang menahun, maka dapat terjadi
rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan
makin kurus, sakit kepala, mudah lelah.
b. Gejala respiratorik
Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan bronchus. Batuk mula-
mula terjadi oleh karena iritasi bronchus, selanjutnya akibat adanya peradangan
pada bronchus, batuk akan terjadi produktif.
Sekret
Suatu bahan yang keluar dari paru sifatnya mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit,
kemudian berubah menjadi mukopurule/kuning atau kuning hijau sampai purulent dan
kemudian berubah menjadi kental bila sudah terjadi pengejuan dan perlunakan.
Nyeri dada
Gejala ini timbul apabila sistem persyarafan yang terdapat di pleura terkena gejala ini
dapat bersifat local atau pleuritik
Ronchi
Suatu bunyi tambahan yang terdengar gaduh terutama terdengar selama ekspirasi
disertai adanya secret.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Anamnesis pada pemeriksaan fisik
2. Labolatorium darah rutin (LED normal atau meningkat, limfositosis)
3. Foto thoraks PA dan lateral gambaran foto thoraks yang menunjang diagnosis TB,
yaitu:
Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau segmen apical lobus bawah
Bayangan berwarna (patchy) atau berbecak (nodular)
Adanya kavitas, tunggal atau ganda Kelainan bilateral, terutama dilapangan
atas paru
Adanya klasifikasi Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu
kemudian
Bayangan milier
4. Pemeriksaan sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis TB paru, namun pemeriksaan ini
tidak sensitif karena hanya 30-70 persen pasien TB yang dapat didiagnosis
berdasarkan pemeriksaan ini.
5. Tes PAP (peroksidase anti peroksidase)
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen imunoperksidase
staning untuk menentukan adanya IgG spesifik terhadap hasil TB
6. Tes mantoux/tuberculin
7. Teknik polymerase chain reaction
Deteksi DNA kuman secara sfesifik melalui aplikasi dalam berbagai tahap
sehingga dapat mendeteksi meskipun hanya ada 1 mikroorganisme dalam
specimen . juga dapat mendeteksi adanya retensi
8. Becton Dickinson Diagnostik Instrumen System (BACTEC)
Deteksi grouth index berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari
metabolisme asam lemak oleh M. tuberculosis
9. Enzyme Linked Immunosorbent Assay
Deteksi respon humoral memakai antigen-antibody yang terjadi.
Pelaksanaannya rumit dan antibody dapat menetap dalam waktu
lama sehingga menimbulkan masalah.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) fase
lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat
utama yang dipakai dalam terapi tuberculosis paru antara lain sebagai berikut :
a) Rifampisin
Rifampisin ; 10 mg/kg BB, maksima 1 600mg 2-3x/minggu atau (BB>60 kg : 600 mg,
BB 40-60 kg : 450 mg, BB<40kg : 300mg, d0sis intermiten 600 mg/kali)
Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni, keringat, air mata,
air liur. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak
berbahaya. Hal ini harus diberitahukan kepada penderita agar dimengerti dan tidak
perlu khawatir.
Efek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan pengobatan
simtomatik ialah :
Lanjutan….
Sindrom flu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang
Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah kadang-
kadang diare
Sindrom kulit seperti gatal-gatal kemerahan
b) Isoniazid (INH)
Dosis yang diberikan untuk obat INH adalah 5 mg/kg BB, maksimal 300mg, 10
mg/kg BB 3 X seminggu, 15 mg/kg BB 2 X seminggu atau (300 mg/hari untuk
dewasa. Intermiten : 600 mg/kali).
Efek samping ringan dapat berupa tanda-tanda keracunan pada syaraf tepi,
kesemutan, rasa terbakar dikaki dan nyeri otot. Rfrk ini dapat dikurangi dengan
pemberian piridoksin dengan dosis 100 mg perhari atau dengan vitamin B
kompleks.
c) Pirazinamid
Obat ini digunakan pada saat fase intensif 25 mg/kg BB, 35 mg/kg
BB 3 X seminggu, 50 mg/kg BB 2 X seminggu atau : BB> 60 kg : 1500 mg,
BB 40-60 kg : 1000 mg, BB< 40 kg : 750 mg.
Efek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan
sesuai pedoman TB pada keadaan khusus). Nyeri sendi juga dapat
terjadi (beri aspirin) dan kadang-kadang dapat menyebabkan
serangan arthritis gout, hal ini kemungkinan disebabkan berkurangnya
eksresi dan penimbunan asam urat.
d) Streptomisin
Pada obat streptomisin ini diberikan dosis 15mg/kg BB atau (BB > 60kg : 1000mg, BB
40-60kg : 750 mg, BB < 40 kg : sesuai BB). Efek samping utama adalah kerusakan
syaraf kedelapan yang terkait dengan keseimbangan dan pendengaran.
e) Etambutol
Untuk obat ini diberikan fase intensif dengan dosis 20mg/kg BB, fase lanjutan
15mg/kg BB , 30mg /kg BB 40-60 kg : 1000mg, BB < 40 kg :750 mg, dosis intermiten
40 mg/kg BB/kali).
Etambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya
ketajaman, buta warna untuk warna merah dan hijau. Meskipun demikian
keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang dipakai, jarang sekali
terjadi bila dosisnya 15-25 mg/kg BB perhari atau 30 mg/kg BB yang diberikan 3 kali
seminggu.
•DATA FOKUS
Nama pasien : Tn. A
No. RM :
DS :
DS :
Kolaborasi :
b.d tidak nafsu makan dan asuhan keperawatan 2x24 1. Anjurkan pasien makan 1. Agar pola makan
dan nutrisi pasien
berat badan menurun jam sedikit tetapi sering
kembali normal
2. Berikan makanan yang
2. Agar pemenuhan
bergizi pada pasien gizi dan nutrsi
pasien terpenuhi
3. Monitor TTV :
secara adekuat
S : 3,5 º C
3. Agar keadaaan
Kolaborasi :
RR : 24x/menit
Agar kebutuhan
Kolaborasi :
nutrisi pada pasien
gizi
•IMPLEMENTASI
Kolaborasi:
1. S: pasien mengatakan
tidak sesak nafas lagi
O: pasien tampak
terlihat membaik
2 Hari/Tanggal Ketidakseimb Mandiri: Mandiri:
08 oktober 2019 angan nutrisi 1. Memberikan pasien makan S:
08.10 b.d tidak 1. Pasien mengatakan nafsu
nafsu makan sedikit tetapi sering makan bertambah
dan berat O:
2. Memonitor TTV :
badan 1. Tidak ada penurunan
menurun berat badan pada pasien
S : 38,5 º C
N : 76x/menit
Kolaborasi:
RR : 24x/menit S:
1. Setelah diberikan
Kolaborasi : makanan bergizi pasien
mengatakan kondisinya
1. Memberikan makanan membaik
O:
bergizi susuai dengan
1. Pasien terlihat lahap saat
kebutuhan klien makan.
•EVALUASI
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
1. Selasa,08 Ketidakseimbangan nutrisi b.d S:
oktober 2019 tidak nafsu makan dan berat 1. Pasien mengatakan
08.30 badan menurun nafsu makan
bertambah
2. Setelah diberikan
makanan bergizi
pasien mengatakan
kondisinya membaik
O:
1. Tidak ada penurunan
berat badan pada
pasien
2. Pasien terlihat lahap
saat makan.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi