Anda di halaman 1dari 12

KEKARANTINAAN

dr. H.Ziad Batubara, MPH


SEJARAH KARANTINA

• Quarantine : berarti 40
• Dulu semua penderita diisolasi selama 40 hari.
• Tindakan KARANTINA tersebut pertama kali dilakukan di VENESIA (1348) terhadap
kapal yang dicurigai terjangkit penyakit PES (PLAGUE) 1348 : 60 juta kematian
disebabkan Pes (Black death) Venesia menolak kapal & penumpang dari daerah
terjangkit.
• 1377 : Rogusa, Penerapan isolasi 2 bulan kpd penumpang
• 1383: Marseille, Undang –undang Karantina yg pertama.
• 2003 : SARS Outbreak, China,Spore,Hongkong,Taiwan,Canada
• 2004 : Yellow fever Outbreak (Liberia) dari 3 kasus 2 meninggal
• 2005-07: Avian Flu
• 2009 : Kolera di Zimbabwe dan Ebola pada manusia dan babi di Philipine
• 2014 : Ebola, Siera lione,
• 2016 : Zika Virus
• DI INDONESIA: – 1911 Pes masuk melalui Pelabuhan Tg. Perak, Surabaya
– 1916 Pes masuk melalui Pelabuhan Semarang
– 1923 Pes masuk melalui Pelabuhan Cirebon
SEJARAH KARANTINA

• Pada tahun 1377 di Roguasa dibuat suatu peraturan bahwa penumpang


dari daeah terjangkit penyakit pes harus tinggal di suatu tempat diluar
pelabuhan dan tinggal di sana selama 2 bulan supaya bebas dari
penyakit. (sejarah tindakan karantina dalam bentuk isolasi pertama kali
dilakukan. terhadap manusia).
• Pada tahun 1383 di Marseille, Perancis, ditetapkan UU Karantina yang
pertama dan didirikan Station Karantina yang pertama. Akan tetapi,
peran dari tikus dan pinjal belum diketahui dalam penularan penyakit
Pes pada waktu itu.
• Pada Kurun waktu 1830 – 1847, WABAH KOLERA melanda EROPA. Atas
Inisiatif Ahli Kesehatan telah terlaksana DIPLOMASI PENYAKIT INFEKSI
SECARA INTENSIF DAN KERJASAMA MULTILATERAL KESEHATAN
MASYARAKAT MENGHASILKAN : INTERNATIONAL SANITARY
CONFERENCE, PARIS 1851 dikenal sebagai ISR 1851.
SEJARAH KARANTINA

• Pada jaman Belanda penanganan kesehatan di pelabuhan


dilaksanakan oleh HAVEN ARTS (Dokter Pelabuhan)
dibawah HAVEN MASTER (Syahbandar)
• Saat itu di Indonesia hanya ada 2 Haven Arts yaitu di
Pulau Rubiah (Sabang) & Pulau Onrust di Teluk Jakarta
• Pada tahun 1949/1950 oleh Pemerintah RI dibentuk 5
Pelabuhan Karantina, yaitu :
1. Pelabuhan Karantina Klas I : Tg.Priok danSabang
2. Pelabuhan Karantina Klas II : Surabaya dan Semarang
3. Pelabuhan Karantina Klas III : Cilacap
PERAN RESMI PEMERINTAH RI DLM KES PELABUHAN
DIMULAI
SEJARAH KARANTINA

• 1951 World Health Organization MENGADOPSI


REGULASI YANG DIHASILKAN OLEH
INTERNATIONAL SANITARY CONFERENCE.
• PADA TH 1969 WHO MENGUBAH
INTERNATIONAL SANITARY REGULATIONS (ISR)
YANG DIHASILKAN OLEH INTERNATIONAL
SANITARY CONFERENCE MENJADI:
INTERNATIONAL HEALTH REGULATIONS (IHR)
dan dikenal sebagai IHR 1969
SEJARAH KARANTINA

• Pada tahun 1973 WHO melakukan Revisi terhadap INTERNATIONAL HEALTH


REGULATIONS (1969) dan dikenal sebagai Additional Regulation 1973.

• Pada tahun 1981 WHO melakukan Revisi terhadap INTERNATIONAL HEALTH


REGULATIONS (1969) dan dikenal sebagai Additional Regulation 1981.

• Pada tahun 1983 WHO melakukan Revisi terhadap INTERNATIONAL HEALTH


REGULATIONS (1969) dan dikenal sebagai IHR 1969 third annotated edition 1983
(sejak saat ini Penyakit Karantina yang dulunya 6 (enam) Penyakit berobah menjadi
3 (tiga) Penyakit yaitu : Pes (Plague), Demam Kuning (Yellow Fever) serta Kolera

• UU Karantina Laut (UU no 1 thn 1962) dan UU Karantina Udara (UU no 2 thn 1962)
hingga saat ini tetap memberlakukan 6 (enam) Penyakit yaitu :

1. PES (PLAGUE) (ICD-9: 020, ICD-10:A 20)

2. KOLERA (ICD - 9 : 001, ICD - 10:A 00)

3. DEMAM KUNING (YELLOW FEVER) (ICD-9:O6O, ICD-10:A 95)

4. CACAR (SMALLPOX) (ICD-9:050, ICD-10:B03)

5. TYPHUS BERCAK WABAHI - THYPHUS EXANTHEMATICUS INFECTIOSA (LOUSE BORNE


TYPHUS)
6. DEMAM BOLAK-BALIK (LOUSE BORNE RELAPSING FEVER)

SEJARAH KARANTINA

• Pada tahun 2005 dilakukan Revisi terhadap IHR 1969 melalui sidang WHA dan
dihasilkan dokumen yg saat ini dikenal sebagai IHR 2005. Revisi yang keempat ini
diilhami oleh kejadian PANDEMI SARS & BIOTERRORISM pada tahun 2003.

• 1 – 12 NOVEMBER 2004 : INTERGOVERNMENTAL WORKING GROUP-1 : KERTAS


KERJA PROPOSAL, World Health Organization merevisi International Health
Regulation (IHR) 1969.
• 24 JANUARI 2005 : INTERGOVERMENTAL WORKING GROUP - 2 ON THE REVISION
OF IHR :
a) Menghasilkan IHR 2005 DENGAN MENGUSUNG ISSUE : PUBLIC HEALTH
EMERGENCY OF INTERNATIONAL CONCERN (PHEIC) (Public Health Emergency
of International Concern/ Kedaruratan Kesehatan yg Meresahkan Dunia)
PHEIC adalah KLB yang dapat merupakan ancaman kesehatan bagi negara lain
kemungkinan membutuhkan koordinasi internasional dalam
penanggulangannya
b) Terhitung mulai 15 Juni 2007 bagi semua negara anggota WHO, harus sudah
menerapkan IHR 2005 kecuali mereka yang menolak atau mengajukan
keberatan.
c) Penolakan atau keberatan harus diajukan selambat-lambatnya 18 bulan dari
saat diterima oleh WHA ke 58 (Mei 2005)
IHR (International Health Regulation)
• Merupakan dokumen legal antara Badan
Kesehatan Dunia/World Health
Organization (WHO) dengan negara
anggotanya
• Bertujuan mencegah, melindungi dan
mengendalikan penyebaran penyakit
lintas negara dengan melakukan tindakan
sesuai dengan risiko kesehatan yang
dihadapi tanpa menimbulkan gangguan
yang berarti bagi lalu lintas dan
perdagangan internasional

• Penyakit yang dimaksud: penyakit


menular yang sudah ada, baru dan yang
muncul kembali serta penyakit tidak
menular (contoh: bahan radio-nuklear
dan bahan kimia) yang dapat
menyebabkan (PHEIC)
IHR (International Health Regulation)
• IHR 2005 MENGUSUNG ISSUE : PUBLIC
HEALTH EMERGENCY OF INTERNATIONAL
CONCERN (PHEIC) / Kedaruratan Kesehatan yg
Meresahkan masyarakat Dunia)
• PHEIC adalah KLB yang dapat merupakan
ancaman kesehatan bagi negara lain dan
kemungkinan membutuhkan koordinasi
internasional dalam penanggulangannya.
PHEIC
• Penyakit-penyakit yang sudah dinyatakan PHEIC:
a) Cacar (small fox/Variola)
b) Influenza strain baru
c) Sars
d) Ebola
e) Zika
f) Polio
• Penyakit-penyakit Potensial PHEIC:
a) Kolera
b) Pneumonic plaque
c) Yellow fever
d) Viral haemorrhagic Fever (Lassa, Marburg)
e) West Nile Fever
f) Penyakit lain yang berhubungan dengan kedaruratan nasional dan
regional spt : Dengue fever, Demam bukit Rift dan penyakit
Meningococcal
PENETAPAN PHEIC
Adanya PHEIC ditetapkan oleh:
Direktur Jenderal WHO berdasarkan
informasi yang diterima dari suatu
negara dgn mempertimbangkan :
– Saran komite kesehatan
– Algoritma utk kejadian yg
mungkin PHEIC
– Bukti ilmiah
– Penilaian Risiko
TUSI KKP/CEGAH TANGKAL

PENYAKIT-PENYAKIT PHEIC & POTENSIAL PHEIC

Anda mungkin juga menyukai