Anda di halaman 1dari 27

FARMAKOTERAPI 2

GAGAL GINJAL KRONIK


NAMA ANGGOTA :
1. Arrina Sabilahaq
2. Ega Angelia N
3. Hana Fajrin A P
4. Isti Nurfaizah
KASUS

•Inisial Pasien : Tn. TM Berat Badan: - Ginjal : abnormal

•Umur : 50 tahun Tinggi Badan: - Hepar : -


•Keluhan utama : Sesak nafas
•Diagnosis : CKD stage V (Akut Gagal Ginjal Kronis) + CAP-IVA dengan batu ureter nonopaque bilateral
+ komplikasi edema pulmoner, asidosis metabolik, hiperkalemia
•Riwayat Penyakit : Penyakit ginjal, asam urat tinggi
•Riwayat Pengobatan : -

Alergi

Obat-obatan
Kepatuhan - -
tradisional

Merokok - OTC -

Alkohol - Lain-lain -
PATOFISIOLOGI
OBJEKTIF Tanggal
Data klinik Nilai normal
5/1 10/1 11/1 12/1 14/1 15/1
Tekanan darah 120/80 mmHg 180/120 130/90 80/50 110/70

Nadi 80-100x/menit 122 88 100 88 104


RR 20x/menit 28 24 54 22
Suhu 36-37°C 37,2 37,2 39,2 37 37,7
Sesak +
Nyeri pinggang +
Dyspepsia +
Lemas + +
Ronkhi +/+ -/- -/- -/-
Edema ++ ++ ++ ++ ++
++ ++ ++ ++ ++
INTERPRETASI DATA KLINIK
1. Dari data pemeriksaan klinik, pada tanggal 12/1 terjadi peningkatan suhu sebesar
39,2°C dari nilai normal 36-37°C. Dan pada data lab, terjadi peningkatan leukosit pada
tanggal 5/01; 10/01; 14/01; dan 17/01 sebesar 14; 16; 19,6 dan 15,4. Pasien
mengalami tanda-tanda SIRS.
2. Dari data pemeriksaan klinik, pada tanggal 5/1; 10/1; 12/1 dan 14/1 terjadi
peningkatan RR sebesar 28, 24, 54, dan 22. Pada tanggal 5/1, 15/1 terjadi peningkatan
HR sebesar 122 dan 104dari nilai normal 80-100 x/menit. Pada tanggal 5/1 dan 10/1
terjadi kenaikan TD sebesar 180/120 mmHg dan 130/90 mmHg dari nilai normal
120/80 mmHg. Menunjukkan pasien mengalami Hipertensi.
3. Pada tanggal 5/1; 10/1; 11/1; 12/1 dan 14/1 pasien mengalami edema.
INTERPRETASI DATA LABORATORIUM
1. Pada data lab tanggal 5/01yang menunjukkan Eritrosit rendah dengan nilai 2-4 dari nilai
normal 3,8 – 5,8. Eritrosit mempunyai struktur penting yaitu hemoglobin yang bertugas
mengangkut oksigen dalam darah. Pada tanggal 5/01; 10/01; 14/01 dan 17/01terjadi
penurunan Hematocrit (Htc) yaitu 31,4 ;30,4 ;27,3 dan 29 dari nilai normal 35 – 50.
Hematocrit merupakan perbandingan eritrosit terhadap volume seluruh sel darah
merah. Pada tanggal 5/01; 10/01; 14/01 dan 17/01terjadi penurunan Hemoglobin
sebesar 10,8; 9,3; 8,2 dan 8,9 dari nilai normal 13,5-18 g/dl. Hal ini menunjukkan pasien
menderita anemia, karena pada pasien yang menderita CKD stage 5 yang dimana
terdapat gangguan pada Erytrhropoetin yang terdapat pada ginjal (Dipiro, 2008).
2. Pada tanggal 5/01; 10/01; 14/01 dan 17/01terjadi peningkatan Leukosit sebesar 14; 16 ;
19,6 dan 15,4 dari nilai normal (4,3-10,3/uL)x103 , hal ini menunjukkan adanya infeksi.
Dan pada data klinik pasien mengalami peningkatan suhu tubuh. Yang mana
menunjukan adanya SIRS.
3. Pada tanggal 4/01 menunjukkan nilai Natrium rendah sebesar 120; 133,2 dari nilai
normal 135-155 mmol/L. Nilai kalium pada tanggal 4/01 dan 5/01 sebesar 7,78;
8,04; 6,29 dari nilai normal 3,6-5,5 mmol/L. Hal ini menunjukkan bahwa pasien
mengalami hiperkalemia. Nilai Kalsium turun pada 10/01 dan 14/01 turun sebesar
7,9 dan 7,4 nilai normal 7,6 – 11,0 mg/dl. Dari data lab dapat diketahui bahwa
terdapat adanya gangguan pada ginjal (Sutedjo, 2006).
4. Pada tanggal 4/1; 5/1; 7/1; 11/1; 14/1 dan 17/1 terjadi peningkatan pada kreatinin
sebesar 24,2 ; 13,7 ; 2,5 ;13,7 ; 2,5 ; 1,9 ; 2,3 dan 1,5 mg/dl. Dari nilai normal 0,6-
1,2 mg/dl. Pada tanggal 4/01 ; 5/01 ; 11/01 ; 14/01;17/01 terjadi peningkatan BUN
sebesar 126; 72,7 ; 25; 50; 24 mg/dL dari nilai normal 5-23 mg/dL. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien mengalami gagal ginjal kronis (CKD) Stage 5.
5. Pada tanggal 10/01 dan 14/01 terjadi peningkatan asam urat sebesar 9,5 dan
9,5mg/dl dari nilai normal 3,4-7,0 mg/dl , pasien mengalami hiperurisemia.
6. Pada tanggal 7/01 dan 17/01 terjadi penurunan albumin sebesar 3,3 g/dl dan 2,9
g/dl dari nilai normal 3,5 – 5,5 g/dl. Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya
cairan vaskuler menuju ke jaringan sehingga terjadi edema (Soetedjo, 2006).
7. Pasien mengalami penurunan Ph/BE, PCO2 dan PO2 dilihat dari nilai normalnya. Sehingga diketahui

bahwa pasien mengalami asidosis metabolik (Dipiro,2008). Pada kondisi CKD stage 5,apabila pasien

mengalami asidosis metabolik, kemampuan ginjal untuk membuang asam dalam tubuh berkurang

sehingga menyebabkan penimbunan asam dalam tubuh dan ketidakmampuan ginjal mengeliminasi

asam berlebih dari dalam tubuh (Dipiro,2008).


DRUG RRELATED PROBLEM
Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan literature Resep Kesesuaian Rekomendasi/ Monitoring
klinik study Dokter Obat Saran

CKD Pada tanggal 4/1; 5/1; 7/1; 11/1; 14/1 dan 17/1 terjadi peningkatan pada HD Sesuai - -BUN

kreatinin sebesar 24,2 ; 13,7 ; 2,5 ;13,7 ; 2,5 ; 1,9 ; 2,3 dan 1,5 mg/dl. Dari Infus PZ -Kreatinin

nilai normal 0,6-1,2 mg/dl. Pada tanggal 4/01 ; 5/01 ; 11/01 ; 14/01;17/01

terjadi peningkatan BUN sebesar 126; 72,7 ; 25; 50; 24 mg/dL dari nilai

normal 5-23 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami gagal

ginjal kronis (CKD) Stage 5.

Penyakit gagal ginjal kronik biasanya disertai dengan penyakit

komplikasi potencial pada pasien jantung, hipertensi, anemia, serta

penyakit tulang. Untuk mengatasi masalah-masalah diatas ada beberapa

treatment untuk menghadapi kasus GGK yaitu Hemodialisis, Peritoneal

dialisis dan transplantasi ginjal (Teti Suryati 2019).


Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan literature study Resep Kesesuaian Rekomendasi/ Monitoring
klinik Dokter Obat Saran

CKD Metode yang paling sering digunakan adalah Hemodialisis dan HD Sesuai - -BUN
peritonealdialisis, karena Jarangnya jumlah ginjal yang tersedia, sehingga
Infus PZ -Kreatinin
hemodialisis adalah pilihan yang tepat (Teti Suryati 2019). Cuci darah

(hemodialisa) merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam

keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek atau pasien

dengan penyakit ginjal stadium akhir yang memerlukan terapi jangka panjang

atau permanen. Tujuan hemodialisa adalah untuk mengeluarkan zat-zat

nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan.

Bagi penderita gagal ginjal kronis, hemodialisa akan mencegah kematian atau

mengurangi gejala yang timbul tetapi hemodialisa tidak menyembuhkan atau

memulihkan gagal ginjal kronis dan tidak mampu mengimbangi hilangnya

aktivitas metabolik atau endokrin yang dilaksanakan ginjal dan dampak dari

gagal ginjal serta terapinya terhadap kualitas hidup pasien.


Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan literature study Resep Kesesuaian Rekomendasi/ Monitoring
klinik Dokter Obat Saran

CKD Hemodialisis yang sering atau terus menerus, merupakan alternatif HD Sesuai - -BUN

dari hemodialisis konvensional yang menerima 3 kali per minggu Infus PZ -Kreatinin

dan seharusnya dianjurkan untuk pasien yang sesuai berdasarkan

keperluan dan ketersediaan (Pedoman Penatalaksanaan Gagal

Ginjal Kronik).
Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan literature Resep Kesesuaia Rekomendasi/Saran Monitoring
klinik study Dokter n Obat

HIPERTENSI Pada tanggal 5/01 dan 10/01 dilihat dari data klinik pasien Amlodipin Sesuai -TD
menunjukkan tekanan darah tinggi dengan nilai 180/20 dan 130/90
-RR
mmHg. Pada tanggal 5/1, 10/1, 11/1, 12/1 dan 14/1 dilihat dari data
-HR
klinik pasien menunjukan RR (tinggi) yaitu 28x/menit ; 24x/menit,

54x/menit dan 22x/menit dari nilai normal 20x/menit. Pada tanggal

5/01 dan 15/01 dilihat dari data klinik pasien menunjukkan adanya

HR(tinggi) 122x/menit dan 144x/menit dari nilai normal 60-

100x/menit. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami

Hipertensi. Mekanisme Aksi Amlodipine yaitu Mencegah ion kalsium

pada otot polos vaskuler dan miokardium selama depolarisasi,

menghasilkan relaksasi otot polos pembuluh darah koroner dan

vasodilatasi koroner; meningkatkan pengiriman oksigen miokard

Sehingga mampu menurunkan tekanan darah (DIH,2009).


Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan Resep Kesesua Rekomendasi/Saran Monitoring
klinik literature study Dokter ian
Obat
-edema
EDEMA Pada tanggal 5/1, 10/1, 11/1, 12/1, 14/1 pasien - Tidak Pasien direkomendasikan menggunakan -Albumin

PULMONER mengalami edema dan pada tanggal 7/01 dan 17/01 sesuai furosemid, dimana furosemide dapat

terjadi penurunan albumin sebesar 3,3 g/dl dan 2,9 menghambat reabsorpsi Nacl dalam

g/dl dari nilai normal 3,5 – 5,5 g/dl. Penurunan lengkung Henle. Furosemide berkerja

albumin mengakibatkan keluarnya cairan vaskuler pada membran lumen dengan cara

menuju ke jaringan sehingga terjadi edema menghambat kotranspor

(Soetedjo, 2006). Na/K/2Cl,dimana mampu mengurangi

edema perifer dan edema paru/pulmoner

(Neal, 2005). Dosis furosemide untuk

Hiperkalemia adalah 40-80 mg perhari IV

dengan onset 15-1 jam, dengan lama efek


Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan Resep Dokter Keses Rekomendasi/Saran Monitoring
klinik literature study uaian
Obat
• Leukosit
CAP Pada tanggal 5/1; 10/1; 14/1 dan 17/1 terjadi • Paracetamol Sesuai • Suhu
• sesak
peningkatan leukosit sebesar 14; 16; 19,6 dan 15,4 • Inj. Ceftriaxone
(Pneumon
dari nilai normal ( 4,3 – 10,3 /uL ) x 10. hal ini • Moxifoxacin
ia)
menunjukkan pasien mengalami pneumonia. Ditandai drip

juga dengan peningkatan suhu pada data klinik pada • ceftazidime

tanggal 12/1 sebesar 39,2 dari nilai normal 36 -37 °C.

menunjukkan pasien mengalami gejala SIRS.

Ceftriakson memang dikenal sebagai antibiotik

yang mampu membunuh baik bakteri Gram

positif maupun negative dan beberapa anaerob,pada

Canadian Thoracic Society, dan juga British

Thoracic Society terapi empirik pada CAP adalah

terapi antibiotik kombinasi. antibiotik yang dipilih


Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan literature Resep Dokter Kesesuaia Rekomen Monitoring
klinik study n Obat dasi/Sara
n
• Leukosit
CAP untuk terapi CAP adalah antibiotik yang memiliki mekanisme aksi • Paracetamol Sesuai • Suhu

• Inj. Ceftriaxone
(Pneumo berbeda, memiliki spectrum bakteri yang luas, sehingga mampu
• Moxifoxacin
menurunkan dosis antibiotik tunggal dan mampu menangani
nia) drip
bakteri-bakteri yang resisten serta menunjukkan sifat sinsinergis.(
• ceftazidime
Ika 2017)

Ceftazidime adalah sefalosporin generasi ketiga yang terutama

aktif melawan bakteri Gram-negatif (GNB) dan dengan aktivitas

pentingmelawan Pseudomonas aeruginosa. (Anouk E 2012)

Terapi supportif yang digunakan adalah penggunaan analgetik-

antipiretik yaitu parasetamol untuk menurunkan demam.

(Harris M 2011)
Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan Resep Kesesuaia Rekomendasi/Saran Monitoring
klinik literature study Dokter n Obat

ASIDOSIS Pasien mengalami penurunan Ph/BE, PCO2 dan PO2 CaCO3 Sesuai •Ph/BE,

METABOLIK dilihat dari nilai normalnya. Sehingga diketahui bahwa •PCO2

pasien mengalami asidosis metabolik (Dipiro,2008). •PO2

Pada kondisi CKD stage 5,apabila pasien mengalami

asidosis metabolik, kemampuan ginjal untuk

membuang asam dalam tubuh berkurang sehingga

menyebabkan penimbunan asam dalam tubuh dan

ketidakmampuan ginjal mengeliminasi asam berlebih

dari dalam tubuh (Dipiro,2008).


Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan literature Resep Kesesuaian Rekomendasi/Saran Monitoring
klinik study Dokter Obat

ASIDOSIS CaCO3 digunakan sebagai buffer dalam penanganan Caco3


Sesuai •Ph/BE,

METABO kondisi asidosis metabolik yang terjadi pada hampir •PCO2

LIK seluruh pasien gagal ginjal karena kesulitan dalam proses •PO2

eliminasi buangan asam hasil dari metabolisme tubuh

(Sjamsiah, 2005). CaCO3 bekerja dengan mengikat fosfat

pada saluran pencernaan sehingga mengurangi absorpsi

fosfat (Sweetman, 2007).


Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan literature Resep Kesesuaian Rekomendasi/Sara Monitoring
klinik study Dokter Obat n

HIPER Pada tanggal 4/01 menunjukkan nilai Natrium rendah sebesar • Kalitek SESUAI - •KALIUM

KALEMIA 120; 133,2 dari nilai normal 135-155 mmol/L. Penurunan pada • Infus D5

Nilai kalium tanggal 4/01 dan 5/01 sebesar 7,78; 8,04; 6,29 dari • Ca

nilai normal 3,6-5,5 mmol/L. Hal ini menunjukkan bahwa pasien glukonas

mengalami hiperkalemia. Nilai Kalsium pada 10/01 dan 14/01

turun sebesar 7,9 dan 7,4 nilai normal 7,6 – 11,0 mg/dl. Dari

data lab dapat diketahui bahwa terdapat adanya gangguan pada

ginjal (Sutedjo, 2006).

Pasien diberi Klitake, dimana kalitake bekerja sebagai resin

penukar ion. Kalitake bekerja melepaskan ion ca2+ dan

mengikat ion k+ melalui proses adsorpsi (MIMS, 2005).


Masalah klinik DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan Resep Kesesuaian Rekomendasi/Saran Monitoring
literature study Dokter Obat

ASAM URAT
HIPERUR Pada tanggal 10/1 dan 14/1 terjadi Allopurinol Sesuai
ISEMIA
peningkatan asam urat sebesar 9,5 dan 9,5

mg/dl dari nilai normal 3,4-7,0 mg/dl. Pasien

mengalami hiperurisemia. Obat pilihan untuk

mengobati hiperurisemia pada penyakit ginjal

lanjut adalah Allopurinol. Obat ini mengurangi

kadar asam urat dengan menghambat

biosintesis sebagian asam urat total yang

dihasilkan oleh tubuh ( Sylvia, 1995 ).


Masalah klinik DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan Resep Kesesuaian Rekomendasi/Saran Monitoring
literature study Dokter Obat

ASAM URAT
HIPERUR Mekanisme Aksi Allopurinol yaitu Allopurinol Sesuai
ISEMIA
menghambat xanthine oksidase,enzim yang

bertanggung jawab untuk konversi hipoksantin

menjadi xantin menjadi asam urat. Allopurinol

dimetabolisme menjadi oxypurinol yang juga

merupakan penghambat xanthine oksidase;

allopurinol bekerja pada katabolisme purin,

mengurangi produksi asam urat tanpa

mengganggu biosintesis purin vital

(DIH,2009)
Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan literature study Resep Kesesuaian Rekomendasi/Saran Monitoring
klinik Dokter Obat
Pada data lab tanggal 5/01yang menunjukkan Eritrosit rendah dengan
ANEMIA Asam Folat Sesuai ERITROSIT
nilai 2-4 dari nilai normal 3,8 – 5,8. Eritrosit mempunyai struktur penting
yaitu hemoglobin yang bertugas mengangkut oksigen dalam darah. Pada HB
tanggal 5/01; 10/01; 14/01 dan 17/01 terjadi penurunan Hematocrit (Htc)
Htc
yaitu 31,4 ;30,4 ;27,3 dan 29 dari nilai normal 35 – 50. Hematocrit
merupakan perbandingan eritrosit terhadap volume seluruh sel darah
merah. Pada tanggal 5/01; 10/01; 14/01 dan 17/01terjadi penurunan
Hemoglobin sebesar 10,8; 9,3; 8,2 dan 8,9 dari nilai normal 13,5-18 g/dl.
Hal ini menunjukkan bahwa pasien menderita anemia, karena pada
pasien yang menderita CKD stage 5 dimana terdapat gangguan pada
Erytrhropoetin yang terdapat pada ginjal (Dipiro, 2008).
Obat yang banyak digunakan pada faktor risiko kardioserebrovaskular
pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis adalah asam
folat, penggunaan asam folat memberikan pengaruh kepada pasien
penyakit ginjal kronik karena dapat meningkatkan kadar hemoglobin
pasien (Rizaldy 2019)
Masalah DRUG RRELATED PROBLEM (DRP) dan literature Resep Kesesuaian Rekomendasi/Saran Monitoring
klinik study Dokter Obat

ANEMIA Anemia pada GGK terutama disebabkan karena defisiensi relatif dari ERITROSIT
Asam Folat Sesuai
eritropoietin (EPO), namun ada faktor-faktor lain yang dapat
HB
mempermudah terjadinya anemia, antara lain memendeknya umur
Htc
sel darah merah, inhibisi sumsum tulang, dan paling sering defisiensi

zat besi dan folat. Anemia yang terjadi pada pasien GGK dapat

menyebabkan menurunnya kualitas hidup pasien. Selain itu anemia

pada pasien GGK juga meningkatkan terjadinya morbiditas dan

mortalitas.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
 Istirahat malam cukup
 Menghindarkan makanan berpurin tinggi
 Konsumsi banyak air mineral
 Rutin berolahraga
 Mengurangi asupan garam untuk antihipertensi
 Pengaturan asupan lemak= 30-40% dari kalori total dan mengandung jumlah yang
sama antara asam lemak jenuh dan tak jenuh.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai