Anda di halaman 1dari 17

Drainase Permukaan

Sistim Gravitasi
Dyah Ari Wulandari
PROGRAM STUDI S1
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNDIP
Debit Rencana

Q = 0,00278 C Cs I A
Q = Debit banjir rencana (m3/dt)
C = koefisien pengaliran
Cs = koefisien penyimpanan
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan/ layanan (ha)
C = koefisien pengaliran
perbandingan jumlah air yg mengalir dipermukaan
dengan jumlah hujan yg ada
No. Tata guna lahan C
1 Areal perdagangan 0,95
2 Sekitar areal perdagangan 0,70
3 Pemukiman/ perumahan
-Tidak padat 0,50
- sedang 0,65
- padat 0,75
4 Daerah pinggiran 0,40
5 Apartemen/ real estate 0,70
6 Areal pendidikan 0,80
7 Kawasan industri 0,80 – 0,90
8 Tempat bermain 0,35
9 Taman/ kebun 0,25
10 Kawasan berkembang 0,30
Cs = koefisien penyimpanan
koefisien pengurangan debit banjir rencana akibat adanya debit banjir
rencana di saluran maupun genangan yg terjadi didaerah tangkapan

tc = waktu konsentrasi
n tc = waktu dari saat mulai
n Cs banjir s/d berakhirnya banjir
2,00 1,00
2,25 0,89
2,50 0,80
3,00 0,67
3,50 0,57
4,00 0,50
4,50 0,44
I = Intensitas hujan
Tergantung :
- Waktu Konsentrasi (tc)
- Periode ulang

tc = to + td (menit)
- to
• saluran rumah 5 menit
• daerah terbuka rumus Kirpich 𝑡𝑜 = 56,71𝐿1,156 𝐷−0,385
• to ruas sesudahnya = tc ruas sebelumnya
- td = L/(60.V)
Dimensi Saluran : Aliran Normal

1
Rumus Manning : 𝑄 = 𝑅2/3 𝑆 1/2 𝐹
𝑛

 Q = Debit banjir rencana (m3/dt)


 n = koefisien kekasaran manning
 R = Radius hidrolik (m)
 S = Kemiringan dasar saluran
 F = Luas tampang basah (m2)
Koefisien kekasaran Manning

Saluran Keterangan n manning


Tanah Lurus, baru, seragam, landau dan bersih 0,016 – 0,033
Berkelok, landai dan berumput 0,023 – 0,040
Tidak terawat dan kotor 0,050 – 0,140
Tanah berbatu, kasar dan tidak teratur 0,035 – 0,045
Pasangan Batu kosong 0,023 – 0,035
Pasangan batu belah 0,017 – 0,030
Beton Halus, sambungan baik dan rata 0,014 – 0,018
Kurang halus dan sambungan kurang rata 0,018 – 0,030
Koefisien kekasaran Manning
 Bila dasar saluran dan dinding saluran mempunyai kekasaran yang
berbeda maka harus dicari koefisien kekasaran rata – rata
 koefisien kekasaran rata – rata
𝑃1 𝑛11,5 + 2𝑃2 𝑛21,5 2/3
𝑛ത =
𝑃2/3
 P1= Keliling basah dasar saluran (m)
 n1= koefisien kekasaran dasar saluran
 P2= Keliling basah dinding saluran (m)
 n2= koefisien kekasaran dinding saluran
 P = Keliling basah saluran (m)
 𝑛ത = koefisien kekasaran rata-rata
Kemiringan saluran

 Mengikuti kemiringan permukaan tanah


 Kemiringan curam cek batas kecepatan maksimum

Bahan konstruksi saluran Kecepatan maksimum (m/dt)


Saluran tanah biasa 1,0
Saluran tanah keras 1,5
Saluran batu kosong 2,0
Saluran pasangan batu belah 3,0
Saluran kontruksi beton 4,0

 Kemiringan landai cek batas kecepatan minimum (0,5 – 0,6 m/dt)


Radius hidrolik

 Sesuai bentuk penampang saluran


 F
 P
 R = F/P
Tinggi Jagaan

 Tergantung besarnya debit banjir, klasifikasi saluran dan daerah yang


dilalui

Klasifikasi daerah Tinggi jagaan (cm)


Sal. Primer Sal. Sekunder Sal. Tersier
Kota Raya 90 60 30
Kota besar 60 60 20
Kota sedang 40 30 20
Kota kecil 30 20 15
Daerah industri/komersial 40 30 20
Daerah pemukiman 30 20 15
Prosedur perhitungan debit banjir dan dimensi saluran
dengan v antara vmin – vmax (slope normal)
 Perhitungan dimulai dari ruas saluran yang paling hulu
 Data : A, C, Cs, L saluran, to, lengkung intensitas hujan
 Asumsikan v antara vmin – vmax
 Rencanakan penampang saluran, kemiringan saluran, koefisien kekasaran,
tentukan nilai B (dlm fungsi H) atau H (dlm fungsi B)
 Hitung tc
 Hitung intensitas hujan
 Hitung Q dengan rumus rasional
 Hitung B atau H saluran dengan menggunakan Q rumus manning dimana
besarnya Q = Q dengan rumus rasional
 Hitung F berdasarkan nilai B atau H yang didapat
 Hitung v = Q/F
 Bandingkan nilai v asumsi dengan nilai v hitungan
 Apabila tidak sama maka perhitungan harus diulang lagi dari atas, hingga
diperoleh nilai v asumsi dengan nilai v hitungan
Prosedur perhitungan debit banjir dan dimensi saluran
dengan v = vmin (S min) atau v=vmax (S max)
 Perhitungan dimulai dari ruas saluran yang paling hulu
 Data : A, C, Cs, L saluran, to, lengkung intensitas hujan
 v = vmin atau v = vmax
 Rencanakan penampang saluran, koefisien kekasaran, tentukan nilai B (dlm fungsi
H) atau H (dlm fungsi B)
 Hitung tc
 Hitung intensitas hujan
 Hitung Q dengan rumus rasional
 Hitung F = F = Qmin/vmin atau Qmax/vmax
 Hitung B atau H
 Hitung Smin > So atau Smax < So dengan Q manning dimana besarnya Q =
Qrasional
Contoh soal
Dimensi Saluran : Aliran Tidak normal

 Kedalaman air berubah secara berangsur – angsur dari


kedalaman tertentu > kedalaman normal sampai
kembali ke kedalaman normal
 Akibat: pembendungan
 Back water : jarak pengaruh ke hulu dan tinggi tanggul
 Direct step method
Direct step method
V12
Sf hf = Sf . X
2g
V22
Sf 1  Sf 2
2g Sf 
h1 2
h2
So
z = SoX
Q 2n2
Sf  4
X AR2 3

V12 V22
z1  h1   z 2  h2   hf E1  So X  E2  Sf X
2g 2g

V12 V22 E 2  E1
h1   z  h2   hf X 

2g
 
2g
 So  S f
E1 E2
Prosedur perhitungan back water
 Perhitungan dimulai dari saluran paling hilir dan dilakukan setahap demi
setahap tiap interval tertentu hingga kedalaman normal
 Untuk perhitungan digunakan debit rencana dan dimensi saluran dari
perhitungan dimensi aliran normal
 Hitung tinggi muka air hilir
 Hitung A, P, R, v
 Hitung E
V12 V22
E1  h1  danE2  h2 
2g 2g

 Hitung Sf dan Sf rata-rata Q 2n2


Sf  4
2
AR 3

 Hitung
E 2  E1
X 
So  S f

Anda mungkin juga menyukai