Anda di halaman 1dari 12

DESA SIAGA

Anggota Kelompok 9
• Widya Putri Rachmawati (J210170001)
• Enggartyas Nur Prasetia (J210170014)
• Auliya Himawati (J210170023)
• Andra Wahyu Nugroho (J210170032)
• Nadia Agnes Indahsari (J210170034)
• Rini Setyowati (J210170042)
• Ajeng Triani Laksmi (J210170071)
Definisi Desa Siaga
• Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa siaga lahir
sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia yang tak
kunjung selesai. Tingginya angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali
berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru, merebaknya berbagai penyakit
baru yang bersifat pandemic.
• Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Desa siaga, desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara
mandiri.
• Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa
yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
Konsep Desa Siaga
• Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang
bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah
bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa.
• Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya
masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan di wilayahnya. Selanjutnya, secara khusus, tujuan pengembangan
desa siaga (Depkes, 2006), adalah :
1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan.
2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.
3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.

Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria berikut (Depkes,
2006) :
• Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-kurangnya 2
orang kader desa.
• Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta peralatan dan
perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh masyarakat yang dikenal dengan
istilah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
Prinsip Pengembangan Desa Siaga
• Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan program kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dengan upaya masyarakat yang terorganisir.
• Desa siaga mengandung makna “kesiapan” dan “kesiagaan” Kesiagaan masyarakat dapat
didorong dengan memberi informasi yang akurat dan cepat tentang situasi dan masalah-
masalah yang mereka hadapi.
• Prinsip respons segera. Begitu masyarakat mengetahui adanya suatu masalah, mereka melalui
desa siaga, akan melakukan langkah-langkah yang perlu dan apabila langkah tersebut tidak
cukup, sistem kesehatan akan memberikan bantuan (termasuk pustu, puskesmas, Dinkes, dan
RSUD).
• Desa siaga adalah “wadah” bagi masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan untuk
menyelenggarakan berbagai program kesehatan.
Kegiatan Desa Siaga
• Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan
dicatat dalam kartu sehat keluarga.
• Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melal ui survei
mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui SMD, desa
siaga menentukan prioritas masalah.
• Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa siaga, masyarakat
dihimbau memberikan kontribusi dana sesuai dengan kemampuannya. Dana yang
terkumpul bisa dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional poskesdes.
• Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang
efektif mengatasi masalah kesehatan yang diprioritaskan.
• Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai
bagian dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu
Kesehatan Keluarga untuk diisi sesuai dengan keadaan dalam keluarga
tersebut.
Tahapan Pengembangan Desa Siaga
Pengembangan desa siaga merupakan aktivitas yang berkelanjutan dan
bersifat siklus. Setiap tahapan meliputi banyak aktivitas
Pada tahap 1 dilakukan sosialisasi dan survei mawas diri (SMD), dengan
kegiatan antara lain : Sosialisasi, Pengenalan kondisi desa, Membentuk
kelompok masyarakat yang melaksanakan SMD, pertemuan pengurus, kader
dan warga desa untuk merumuskan masalah kesehatan yang dihadapi dan
menentukan masalah prioritas yang akan diatasi.
Pada tahap 2 dilakukan pembuatan rencana kegiatan. Aktivitasnya, terdiri dari
penentuan prioritas masalah dan perumusan alternatif pemecahan masalah.
Aktivitas tersebut, dilakukan pada saat musyawarah masyarakat 2 (MMD-2).
Tahap 3, merupakan tahap pelaksanaan dan monitoring, dengan kegiatan
berupa pelaksanaan dan monitoring rencana kegiatan.
Tahap 4, yaitu : kegiatan evaluasi atau penilaian, dengan kegiatan berupa
pertanggung jawaban.
Indikator Pencapaian Keberhasilan Tahap
Desa Siaga
• Penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar (yankesdas) setiap hari.
• Penduduknya dapat mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM).
• Melaksanakan Surveillance Berbasis Masyarakat (SBM) : a. Pemantauan penyakit, b.
Pemantauan kesehatan ibu dan anak (KIA), c. Pemantauan gizi, dan d. Pemantauan
lingkungan dan perilaku.
• Penduduk dapat memahami dan mengatasi kedaruratan kesehatan.
• Penduduk dapat memahami cara penanggulangan bencana.
• Masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai