Nama Kelompok :
1. Agung Atma Darmanto (16013010023)
2. Nadia Agdevi Firdaus (17013010190)
3. Anidya Rahma (17013010278)
Pengertian Kas dan Bank
Menurut Standar Akuntansi Keuangan tahun 1994:
a. Yang dimaksud dengan kas ialah alat
pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
b. Yang dimaksud dengan bank ialah sisa
rekening giro perusahaan yang dapat
dipergunakan secara bebas untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan.
Piutang Wesel
tertulis yang mengikat antara pihak debitur dan kreditur untuk membayar sejumlah uang pada waktu
tertentu. Terkadang piutang wesel dibuat dengan menggunakan jaminan berupa kekayaan atau aset
perusahaan dan menambahkan beban bunga. Selain itu, piutang wesel bisa dipindahtangankan kepada
Wesel tagih merupakan wesel yang dapat ditagihkan kepada perusahaan lain yang memiliki utang kepada perusahaan
kita. Dengan kata lain, wesel tagih ini adalah dokumen piutang yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan lain yang belum
bisa membayar pada saat penyerahan barang terjadi. Dokumen wesel tagih ini dapat menjadi dasar posting piutang pada
perusahaan kita. Karna status perusahaan merupakan pemberi utang. Berdasarkan pembebanan bunga, wesel tagih
dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu wesel tagih berbunga dan wesel tagih tanpa bunga.
Wesel Bayar
Sebetulnya piutang wesel bayar ini sama dengan wesel tagih. Bahkan dokumennya pun sama. Perbedaan antara
keduanya hanya terletak pada penerima wesel tersebut. Jika wesel tagih diberikan pada perusahaan pemberi pinjaman
•Syarat-syarat yang ditetapkan agar biaya kerugian penghapusan piutang tersebut dapat diperhitungkan sebagai
pengurang penghasilan bruto adalah sbb :
–Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
–Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
–Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang
negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa
utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;
•syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k UU PPh;
•Pemenuhan ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf c PMK-105 (Point 5 huruf c diatas)
dilakukan dengan cara melampirkan :
–fotokopi bukti penyerahan perkara penagihannya ke Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang
menangani piutang negara; atau
–fotokopi perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang usaha yang telah
dilegalisir oleh notaris;atau
–fotokopi bukti publikasi dalam penerbitan umum atau penerbitan khusus; atau
–surat yang berisi pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapukan yang disetujui oleh kreditur
tentang penghapusan piutang untuk jumlah utang tertentu, yang disetujui oleh kreditur.
PERSEDIAAN
Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan
perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan
manufaktur maupun dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah terlihat ketika
kegiatan bisnis sedang berfluktuasi. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
persediaan adalah seperti kutipan berikut. Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:14.3)
mengemukakan bahwa: Persediaan adalah aset:
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (suplies) untuk digunakan dalam proses produksi
atau pemberian jasa.
Akuntansi Pajak pada Persediaan
Dari sisi praktik akuntansi komersial dan akuntansi pajak, tidak ada perbedaan
prinsip dalam metode pencatatannya, sehingga metode pencatatan yang dapat
digunakan adalah sistem perpetual, baik rata-rata maupun fifo, atau metode
pencatatan fisikal yang ada pada penjelasan pada pasal 10 ayat (6) Undang
Undang Pajak Penghasilan. Namun demikian mengacu pada pasal10 ayat (6)
Undang Undang Pajak penghasilan tersebut bahwa persediaan dan pemakaian
persediaan untuk menghitung harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan :
1. Average
2. FIFO
Untuk kepentingan perhitungan pajak penghasilan, Pasal 10 ayat (6) Undang
Undang Pajak Penghasilan menyatakan bahwa persediaan harus dinilai
berdasarkan harga perolehan. Oleh karena itu bila wajib pajak melakukan
penilaian berdasarkan metode selain harga perolehan maka diperlukan
penyesuaian. Penetapan besarnya nilai persediaan atau nilai pemakaian menjadi
sangat penting karena berpengaruh ke harga pokok produksi.
Biaya Dibayar Di Muka (Termasuk Pajak Dibayar
Di Muka)
Biaya dibayar di muka atau prepaid expenses adalah pengeluaran yang dibayarkan
untuk keperluan dalam tahun buku mendatang. Atau bisa dikatakan, biaya dibayar di
muka adalah biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban perusahaan untuk
membayarnya pada periode bersangkutan, tetapi perusahaan sudah membayarnya
terlebih dahulu.
Jenis-jenis biaya dibayar di muka
a. kelebihan pembayaran pajak Perusahaan, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yang akan
ditagih kembali atau dikompensasikan terhadap kewajiban pajak masa berikutnya;
b. kelebihan jumlah Pajak Penghasilan (PPh) yang telah dibayarkan Perusahaan pada periode
berjalan dan periode sebelumnya (baik melalui pembayaran dimuka maupun pemotongan pajak oleh
pihak ketiga) dari jumlah pajak yang terhutang untuk periode-periode tersebut; dan
PPN masukan adalah pajak Perusahaan yang dipotong oleh pihak ketiga yang akan diperhitungkan
dengan PPN keluarannya.
Pajak penghasilan dibayar dimuka adalah pembayaran dimuka atas pajak penghasilan Perusahaan
yang akan diperhitungkan dengan pajak penghasilan badan pada akhir tahun.
· Neraca fiskal
1. Ketentuan pajak secara dominan mewarnai praktek akuntansi, Dalam pendekatan ini
laporan keuangan fiscal murni disusun atas dasar perpajakan. Dengan demikian dalam
melakukan pembukuan perusahaan menyusun laporan harus menurut ketentuan perpajakan
dan menurut praktek pembukuan.
4. Untuk pengawasan, konfirmasi, dan klarifikasi maka di buat buku tambahan, seperti
piutang, hutang dll
5. Akhir periode akuntansi di susun neraca percobaan yang di sesuaikan terhadap fakta
pada akhir tahun dan catatan penutup.
6. Dari neraca percobaan tersebut dibuat laporan keuangan komersial
7. Rekonsiliasi antara laporan keuangan komersial dan fiscal di atur dalam ketentuan
perpajakan