Anda di halaman 1dari 31

FARMAKOKINETIK KLINIK

NAMA : ISMIHAYATI NASUTION


NO BP : 1601022
KELAS : VI.A

DOSEN : YONETA SRANGENGE M.Sc, Apt


DEFENISI

DIGOKSIN

Digoksin adalah agen inotropik yang terutama digunakan


untuk mengobati gagal jantung kongestif ( congestif heart
failure (CHF)) dan fibrilasi atrial
 Dalam situasi perawatan akut, umumnya dosis
muatan digoksin = 1 mg/70 kg diberikan sebelum
dosis umum pemeliharaan dimulai, yakni 0,125
hingga 0,25 mg/hari.
• Konsetrasi plasma digoksin
secara umum berbilai = 1 -2
meg/l(mg/Ml) biasanya
dianggep berada di dalam
kisaran terapeutik.

KONSENTRASI • Untuk pasien dengan CHf


PLASMA kisaran teraprutik 0,5 – 0,9
TERAPEUTIK meq/l.

• Untuk pasien penderita fibrilasi


atrial yang menggunakan
digoksin,tujuan penggunan
digoksin ini adalah
pengendalian lajunya.
BIOAVAIBILITAS
(F)

Walaupun terdapat variasi yang sangat besar diantara pasien, konsentrasi plasma
digoksin secara umum bernilai = 1 hingga 2 mcg/L biasanya dianggap berada dalam
kisaran terapeutik
Kisaran terapeutik

CHF 0,5-0,9 mcg/L

Non CHF 0,5-2 mcg/L untuk fibrilasi atrial dan


pengendalian laju fentrikuler

Tablet 0,7

Elixir 0,8

Kapsul gelatin lunak 1

S 1
Vd (L) (3,8) (Berat dalam Kg) + (3,1) (CLcr
dalam mL/menit

CL (mL/menit

Pasien tanpa CHF (0,8 mL/kg/menit) (Berat dalam kg) +


(CLcr dalam mL/menit)

Pasien dengan CHF (0,33 mL/kg/menit) (Berat dalam kg) +


(0,9) (CLcr dalam mL/menit)

T1/2 2 hari

Fu (fraksi bebas dalam plasma) 0,9


VOLUME
DISTRIBUSI

Volume distribusi rerata untuk digoksin adalah : 7,3 l/kg. nilai volume
distribusi menurun pada pasien yang memiliki penyakit ginjal.

Vdigoksin(L) = 3,8 l/kg)(berat dalam kg) + (3,1) (clcr dalam ml/menit)

• Nilai vd digoksin menurun pada pasien hipotiroid


dan pada pasien yang menkonsumsi kuinidin.
• Volume distribusi meningkat padapasien
hipertiroid dan pasien yang kegemukan.
• Cara perilaku digoksin pada saat didistribusikan
di dalam tubuh harus diperhatikan dalam
menginterprestasikan kadar plasma.
KLIRENS

Klirens digoxin sangat bervariasi antara


individu dan harus diestemasikan untuk
setiap pasien

Clt = Clm + Clr


Clm = jumlah klirens metabolik
Clt = klirens digoksin total
Clr = klirens ginjal

Pada individu sehat, klirens metabolik digoksin adalah 0,57 hingga 0,86
mL/Kg/menit, dan klirens ginjalnya kira-kira sama atau sedikit kurang dari
klirens kreatiinnya.
CHF mengurangi klirens metabolik digoksin sekitar setengah nilai biasanya dan
dapat juga mengurangi klirens ginjal sedikit.
Klireans digoxin total dalam ml/kg/menit dapat dihitung pada pasien dengan
dan tanpa CHF:

Pasien tanpa CHF


Total Cl digoxin (ml/menit) = (0,8 ml/kg/menit) (berat dalam kg) + Clcr

S
dalam ml/menit

Pasien dengan CHF


Total Cl digoxin (ml/menit) = (0,3 ml/kg/menit) (berat dalam kg) + (0,9)
(Clcr dalam ml/menit)
WAKTU PARUH

• Waktu paruh untuk digoksin sekitar 2 hari pada pasien dengan fungsi ginjal
normal.

• Pada pasien tanpa ginjal waktu paruh meningkat 4-6 hari.

• Peningkatan pada waktu paruh digoksin ini lebih kecil dari yang diharapkan
berdasarkan pada penurunan Klirens karena volume distribusi juga menurun
pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal.
Waktu Pengambilan
Sampel

Farmakokinetika Klinis Dasar edisi 5 hal 203

Sampel plasma untuk pemantauan kadar digoksin secara rutin dapat diperoleh
dengan ideal dalam waktu 7 hingga 14 hari setelah regimen pemeliharaan mulai
diberikan atau diubah. Penundaan dalam memperoleh sampel digoksin
membantu untuk memastikan bahwa keadaan tunak tercapai pada regimen
dosis yang baru diberikan.

Sampel dapat diperoleh sebelum keadaan tunak tercapai,tetapi perhatian khusus


perlu dilakukan untuk menaksir hubungan antara regimen pendosisan yang baru
diberikan dengan konsentrasi keadaan tunak akhirnya. Selain itu pada pasien
pada penyakit ginjal stadium akhir akan memerlukan waktu 15 hingga 20 hari
untuk mencapai keadaan tunak karena waktu paruh yang diperpanjang.
Sampel plasma yang diperoleh dalam waktu 24 jam pada awal pemberian dosis
muatan dapat membantu memperkuat hubungan antara konsentrasi digoksin
dalam plasma dan respons farmakologi atau menentukan volume distrbusinya
yang nyata. Namun,ketika sampel plasma diperoleh sedini ini,nilai yang diperoleh
kecil dalam mengevaluasi regimen pemeliharaan.

Setelah keadaan tunak tercapai sampel plasma rutin untuk pemantauan digoksin
harus diambil sesaat sebelum dosis berikutnya diberikan (kadar palung),akan
tetapi,waktu pengambilan sampel yang menghindari fase distribusi harus
memadai (setidaknya 4 jam setelah pemberian dosis IV atau 6 jam setelah
pemberian orall)
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah-ubah konsetrasi
digoksin yang diharapkan tergantung pada apakah interaksi obat itu
dapat mengubah volume distribusi atau klirens digoksin atau keduanya.
Selain itu waktu yang diperlukan oleh obat yang berinteraksi untuk
berakumulasi dan memberikan efek perubahan pada parameter
farmakokinetik digoksin juga perlu dipertimbgkan. Ketika obat
ditambahkan pada terapi pasien yang dapat mengubah disposisi
digoksin, jenis interaksi obat dan perubahan waktu paruh yang
diharapkan harus menyediakan beberapa petunjuk mengenai rangkaian
waktu dan batas perubahan yang diharapkan pada konsentrasi digoksin.
DISPOSISI OBAT
ABSORPSI

Digoksin kurang diserap dari saluran gastro-intestinal, dan waktu


disolusi mempengaruhi bioavailabilitas secara keseluruhan.

Meskipun Digoxin dapat diserap dengan cairan lambung atau


usus besar , situs predominan untuk penyerapan setelah
pemberian oral adalah bagian atas dari usus kecil
DISTRIBUSI

Nilai vd digoksin menurun pada pasien hipotiroid dan pada


pasien yang menkonsumsi kuinidin.

Volume distribusi meningkat pada pasien hipertiroid dan


pasien yang kegemukan.

Nilai volume distribusi menurun pada pasien yang memiliki


penyakit ginjal.

Volume distribusi rata-rata untuk digoksin adalah : 7,3 l/kg.

Cara perilaku digoksin pada saat didistribusikan di dalam


tubuh harus diperhatikan dalam menginterprestasikan kadar
plasma.
METABOLISME

Metabolisme digoxin terjadi di hepar yang


menghasilkan metabolit akhir 3 b-digoxigenin dan 3-
keto-digoxigenin

Waktu paruh untuk digoksin sekitar 2 hari pada pasien


dengan fungsi ginjal normal
Karena memiliki waktu paru eliminasi yang
panjang, digoksin diberikan sekali sehari.
Penyesuaian dosis dapat menjadi penting
untuk pasien yang mengalami perubahan
dari terapi parenteral ke oral atau
sebaliknya. Pasien dengan gagal ginjal,
atau abnormalitas tiroid, atau pasien yang
menkonsumsi amiodaron secara bersamaan
EKSRESI

Digoxin diekskresi lewat ginjal obat tak


berubah (60-80%), tetapi beberapa
metabolisme terjadi dihati (20-40%)
STUDY CASE
PERTANYAAN 1

Estimasikan dosis muatan digoksin yang akan menghasilkan


konsentrasi plasma sebesar 0,8 mcg/L untuk pasien yang berusia
50 tahun dan berat badan 70 kg dengan klirens kreatinin
80mL/menit, serta sedang menjalani pengobatan untuk gagal
jantung kongesif.
Dalam mengestimasi dosis muatan dibutuhkan pengetahuan mengenai
volume distribusi obat. Walaupun seseorang mempertimbangkan untuk
menggunakan nilai rerata V digoksin literatur (7,3 L/kg ), suatu pendekatan
yang lebih konservatif dan atau logis adalah untuk menggunakan estimasi
parameter pada pasien tertentu. Dengan mempertimbangkan fungsi ginjal
pasien (Clcr = 80 mL/menit), maka volume distribusi pasien dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan 3.1

Vdigoksin (L) = (3,8 L/kg)(Berat dalam kg )+(3,1)(Clcr dalam


mL/menit)
= (3,8 L/kg)( 70kg )+(3,1)( 80 mL/menit)
= 266 L + 248 L
= 514 L
Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan 3.9 dosis muatan dapat
dihitung sebagai berikut :

Dosis Muatan = (V)(C)


(S)(F)

= ( 514 L)(0,8 mcg/L)


(1)(0,7)
= 411 mcg
0,7
= 587 mcg atau = 500 mcg
pada kasus ini, diasumsikan bahwa dosis muatan
diberikan secara oral dalam bentuk tablet, oleh sebab itu,
bioavailabilitas (F) yang digunakan adalah 0,7. jika dosis
muatan diberikan secara intavena, maka (F) nya bernilai 1
dan dosis muatan yang dihitung akan bernilai 411 mcg (=
375 mcg). Pada kedua kasus, S adalah 1 karena digoksin
tidak diberikan dalam bentuk garam.
Dosis muatan digoksin umumnya tidak diberikan pada pasien
penderita CHF dalam kondisi rawat jalan . Dosis muatan dapat
digunakan dalam kondisi perawatan akut. Perbedaannya dapat
berupa tingkat ketajaman, kemampuan untuk memantau pasien
secara ketat selama proses pemberikan muatan, dan kemungkinan
tekanan ekonomi yang memaksa klinisi untuk mencapai tujuan
terapeutik secepat mungkin.
PERTANYAAN 2

Bagaiamanakah caranya dosis muatan ini haruas dibagi dan


berapakah interval yang tepat diantara dosis tersebut?

• Dosis muatan digoksin hampir selalu diberikan dalam dosis terbagi supaya
pasien dapat dievaluasi terhadap toksisitasndan efikasi digoksin pada
penerimaan dosis muatann total. Jika pasien mengalamai peningkatan toksissitas
maka dosis muatan yang dihitung dihentikan sementara.
• Prosedur umum yang digunakan adalah memberikan setengah dosis muatan
yang dihitung diawal pemberian,yang diikuti dengan seperempatnya dalam
waktu 6 jam dan yang tersisa diberikan setelah pemberian dosis kedua.
• Dosis dibagi secara praktis dalam 125 dan 250 mcg.
• 6 jam adalah interval umum dosis karena waktu tersebut merupakan waktu
yang tepat untuk memastikan bahwa dosiss oral telah diabsoprsi dan
terdistribusi ke dalam miokardium.
• Setelah pemberian injeksi IV dibutuhkan waktu 2-4 jam agar dosis tunggal
digoksin dapat memperlihatkan efek sepenuhnya.
• Pemberian dosis IV dalam 1 hingga 2 jam hal ini karena sebagian besar
digoksin akan didistribusikan ke dalam komparemen 75-90%
DAFTAR PUSTAKA

Winter, M.E. (2002). Farmakokinetika Klinis Dasar Edisi 5. Jakarta: EGC.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai