Anda di halaman 1dari 18

1-B

Asuhan keperawatan
distres spiritual
Disusun oleh:
- Dendi Agung Sukmayadi - Rasteri
- Nadia Zahratulnissa - Resi Yanti
- Nia Widyananda - Riyanti Devi
- Parid Hoerudin - Siti Hasanah
Spiritual berasal dari bahasa latin spiritus, yang
berarti bernafas atau angin. Ini berarti segala sesuatu yang
menjadi pusat semua aspek dari kehidupan seseorang
(McEwan, 2005).
Konsep Spiritual

Keyakinan dan Kekuatan


Energi
Nilai Batiniah

Transendensi Realitas
Kedamaian
diri Eksistensial

Keterhubungan Kepercayaan
Spiritual Menurut para Ahli

• Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang


Hamid, Maha Kuasa dan Maha Pencipta.
1999

• Spiritual dipengaruhi oleh budaya perkembangan pengalaman


Perry & hidup kepercayaan dan nilai kehidupan.
Potter, 2003

• Spiritual adalah suatu kepercayaan antara manusia, juga


merupakan pencarian dalam arti kehidupan dan pengembangan
Hanafi, nilai-nilai dan kepercayaan seseorang akan terjadi konflik bila
2005 pemahamannya dibatasi.
Konsep Kesejahteraan Spiritual

Dimensi Vertikal

• Hubungan individu dengan Sang


Pencipta.

Dimensi Horizontal

• Hubungan individu dengan orang


lain.
Manifestasi perubahan fungsi
Spiritual

Verbalisasi Distres
Individu yang mengalami gangguan fungsi
spiritual, akan menverbalisasikan yang
dialaminya untuk mendapatkan bantuan.

Perubahan Prilaku
Pasien yang merasa cemas dengan
hasil pemeriksaan atau menunjukan
kemarahan setelah mendengar hasil
pemeriksaan, bisa jadi sedang
menderita distres spiritual.
Distres Spiritual

Kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan


arti dan tujuan hidup seseorang.

Gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan


seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial.

Distres Spiritual adalah kegagalan individu dalam menentukan arti


kehidupan.
Etiologi Distres Spiritual

Pengkajian
Psikologis Pengkajian
Sosial-
Pengkajian Status mental,
depresi, marah, Budaya
Fisik kecemasan, Dukungan
Abuse atau ketakutan, sosial dalam
kekerasan makna nyeri, memahami
kehilangan keyakinan
kontrol, harga pasien.
diri rendah, dll.
Patofisiologi Distres Spiritual

Stres menyebabkan Hipotalamus


Ketika seseorang
korteks serebri menstimuli saraf
mengalami stres, otak
mengirimkan tanda simpatis untuk
akan berpespon untuk
bahaya ke melakukan
terjadi.
hipotalamus. perubahan.

Gangguan sistem Gejalanya :


limbik menyebabkan perubahan status
Ditangkap oleh sistem
perubahan emosional, mental, masalah
limbik
perilaku dan ingatan, halusinasi,
kepribadian. depresi, nyeri.
• Kegagalan otak untuk melakukan fungsi kompenasasi
terhadap stresor

• Seseorang mengalami perilaku maladaptif atau sering


dihubungkan dengan gangguan jiwa.

• Kegagalan fungsi kompensasi ditandai munculnya gangguan


pada perilaku sehari-hari baik secara bio-psiko-sosial-
spiritual.

• Gangguan Distres Spiritual dihubungkan dengan timbulnya


depresi.
Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan gangguan Spiritual
Pengkajian

Alifiasi nilai Alifiasi nilai


Untuk • Partisipasi • Partisipasi Nilai spiritual,
mendapatkan pasien pasien mempengaruh
data subyektif dalam dalam i tujuan dan
dan obyektif. kegiatan kegiatan arti hidup.
keagamaan. keagamaan.
Diagnosa
• Bagaimana penyesuaian terhadap penyakit dengan keyakinan
spiritual.

• Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan kehilangan


agama sebagai pendukung utama.

• Takut yang berhubungan belum siap dengan menghadapi kematian


dan pengalaman kehidupan setelah kematian.

• Berduka disfungsional: keputusasaan yang berhubungan dengan


keyakinan bahwa agama tidak mempunyai arti.

• Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan perasaan menjadi


korban.

• Resiko tindak kekerasan terhadap diri sendiri yang berhubungan


dengan perasaan bahwa hidup tidak berarti.
Intervensi

• Pasien dengan distres spiritual akan:

• Mengidentifikasi keyakinan spiritual memenuhi kebutuhan.


• Menggunakan keyakinan, harapan dan rasa nyaman ketika
menghapati sakit.

• Mengembangkan praktik spiritual yang memupuk komunikasi


dengan diri sendiri dan tuhan.
• Mengekspresikan kepuasan dengan keharmonisan antara
keyakinan spiritual dengan kehidupan sehari-hari..
Kriteria hasil yang diharapkan pasien akan:

Menggali akar keyakinan dan praktik spiritual

Mengidentifikasi faktor dalam kehidupan yang menantang keyakianan spiritual

Menguatkan keyakinan

Mengidentifikasi dukungan spiritual

Mendemonstrasikan berkurangnya distres spiritual setelah keberhasilan intervensi


Implementasi
• Beri semangat menggunakan sumber-sumber spiritual.
• Mampu mendengar perasaan pasien.

• Fasilitasi pasien dalam meditasi dan berdoa.


• Dengarkan dengan baik komunikasi pasien dan kembangkan
pemanfaatan waktu untuk berdoa.

• Yakinkan, bahwa perawat mensupport pasien ketika sedang


sakit.
• Bantu pasien untuk berekspresi dan mengungkapkan rasa
marah dengan cara yang baik.
Evaluasi
Pasien mampu beristirahat dengan tenang.

Pasien menyatakan penerimaan keputusan moral atau etika.

Pasien mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan tuhan.

Pasien mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan tuhan.

Pasien mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya

Pasien mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan tuhan.

Pasien menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama
THANK–YOU

Anda mungkin juga menyukai