Anda di halaman 1dari 23

TUMOR MEDULA SPINALIS

LATAR BELAKANG
• 15 % dari seluruh neoplasma susunan saraf
• penderita yang datang berobat ke dokter atau ke rumah sakit sudah dalam keadaan
parah (stadium lanjut) sehingga cara penanggulangannya hanya bersifat life-saving.
• penyakit yang jarang terjadi
• banyak masyarakat yang belum mengetahui gejala-gejala serta bahaya dari penyakit ini
• Gejala pertama dari tumor medula spinocerebellar penting diketahui
• operasi sedini mungkin, dapat mencegah kecacatan.
MEDULLA SPINALIS
 Letak mulai dari perbatasan dgn medulla oblongata
(decussatio pyramidum) sampai setinggi vertebra L I.
 31 segmen: 8 servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5 sakral,
1 koksigeal
 Masing2 segmen berhubungan dengan sepasang
radiks saraf spinal
 Bagian luar tersusun oleh substansia alba &
substansia grisea di bagian dalam
 Di dalam substansia alba berisi lintasan2 asenden &
desenden
 Di dalam substansia grisea pada daerah anterior
terdapat motorneuron, yg bertanggung jawab dalam
penhantaran impuls motorik somatik  disebut
anterior motor neuron
 Dorsal root medulla spinalis bersifat afferen
 Ventral root medulla spinalis bersifat efferen
ETIOLOGI
• Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui
• Beberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap penelitian
adalah virus, kelainan genetik, dan bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenik
• tumor sekunder = aliran darah menembus dinding pembuluh darah, melekat pada
jaringan medula spinalis yang normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah
tersebut
EPIDEMIOLOGI
Histologi Insiden

Tumor sel glia 23 %

Ependymoma 13%-15%

Astrositoma 7%-11%

Schwanoma 22%-30%

Meningioma 25%-46%

Lesi vascular 6%

Chondroma/chondrosarkoma 4%

Jenis tumor yang lain 3%-4%


EPIDEMIOLOGI

Jenis tumor Total insiden Umur Jenis kelamin Lokasi

anatomis

Schwanoma 53,7 % 40-60 tahun > Laki-laki >lumbal

Meningioma 31,3% 40-60 tahun >perempuan >thorakal

Ependymom 14,9% <> Laki-laki=perempuan >lumbal

a
EPIDEMIOLOGI
Lokasi Insiden

Thorakal 50%-55%

Lumbal 25%-30%

Servikal + Foramen magnum 15%-25%


KLASIFIKASI
Ekstra dural Intradural ekstramedular Intradural intramedular

Chondroblastoma Ependymoma, tipe myxopapillary Astrocytoma

Chondroma Epidermoid Ependymoma

Hemangioma Lipoma Ganglioglioma

Lipoma Meningioma Hemangioblastoma

Lymphoma Neurofibroma Hemangioma

Meningioma Paraganglioma Lipoma

Metastasis Schwanoma Medulloblastoma

Neuroblastoma Neuroblastoma

Neurofibroma Neurofibroma

Osteoblastoma Oligodendroglioma

Osteochondroma Teratoma

Osteosarcoma

Sarcoma

Vertebral hemangioma
(A) Tumor intradural-intramedular, (B) Tumor
intradural-ekstramedular, dan (C) Tumor Ekstradural
GAMBARAN KLINIS
• Ditemukannya sindrom radikuler unilateral dalam jangka waktu yang lama
• Sindroma Brown Sequard
• Kompresi total medula spinalis atau paralisis bilateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Modalitas utama dalam pemeriksaan radiologis untuk mendiagnosis semua tipe tumor
medula spinalis adalah MRI

gambaran MRI tumor medula spinalis (intradural


intramedular)
CAIRAN SEREBRO SPINAL
• differensial diagnosis ataupun untuk memonitor respon terapi
• obstruksi dari aliran CSS sebagai akibat dari ekspansi tumor, pasien dapat menderita
hidrosefalus
• dipertimbangkan secara hati- hati pada pasien tumor medula spinalis dengan sakit kepala
(terjadi peninggian tekasan intrakranial)
• Pemeriksaan CSS meliputi (sitologi), protein dan glukosa.
• Konsentrasi protein yang tinggi serta kadar glukosa dan sitologi yang normal didapatkan
pada tumor-tumor medula spinalis, walaupun apabila telah menyebar ke selaput otak,
kadar glukosa didapatkan rendah dan sitologi yang menunjukkan malignansi.
• Adanya xanthocromic CSS tanpa eritrosit  karakteristik dari tumor medula spinalis yang
menyumbat ruang subarachnoid dan menyebabkan CSS yang statis pada daerah kaudal
tekal sac
DIAGNOSIS

• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS BANDING
• Multiple sklerosis
• Syringomieli
• Spondilosis servikal,
• Osteoarthritis
• arakhnoiditis
TATA LAKSANA
1. Dexametason (DMZ) (Decadron)
2. Evaluasi Radiografi
3. Penatalaksanaan berdasar evaluasi radiografik
4. Radiasi
5. Pembedahan.
• Dexametason (DMZ) (Decadron) : 100 mg (mengurangi nyeri pada 85 % kasus, mungkin
juga menghasilkan perbaikan neurologis).
• Evaluasi Radiografi:
• 1) Foto Polos seluruh tulang belakang: 67-85 % abnormal; kemungkinan temuan:
erosi pedikel (defek pada “mata burung hantu” pada tulang belakang LS AP) atau
pelebaran, fraktur kompresi patologis, badan vertebra scalloping, sklerosis, perubahan
osteoblastik (mungkin terajdi mieloma, Ca prostat, hodgkin, dan biasanya Ca payudara.
• 2) Bila tersedia dan pasien bersedia, MRI dilakukan secepat mungkin.
• Penatalaksanaan berdasar evaluasi radiografik
• Bila tdk ada massa epidural: rawat tumor primer (misalnya Sistemik
kemoterapi); terapi radiasi lokal (XRT) pada lesi bertulang ; analgesik untuk
nyeri.
• Bila lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi (biasanya 3000-4000 cGy pada
10x perawatan dg perluasan dua level diatas dan di bawah lesi); radiasi
biasanya seefektif seperti laminektomi dengan komplikasi yg lebih sedikit.
• Penatalaksanaan darurat (pembedahan/ radiasi) berdasarkan derajat blok
dan kecepatan deteriorasi.
• bila > 80 % blok komplit atau perburukan yang cepat: penatalaksanaan
sesegera mungkin (bila merawat dengan radiasi, teruskan DMZ keesokan
harinya dengan 24 mg IVP setiap 6 jam selama 2 hari, lalu diturunkan
(tappering) selama radiasi, selama 2 minggu.
• bila < 80 % blok,: perawatan rutin (untuk radiasi, lanjutkan DMZ 4 mg selama
6 jam, diturunkan (tappering) selama perawatan sesuai toleransi
• Radiasi
• Terapi radiasi direkomendasikan umtuk tumor intramedular yang tidak dapat diangkat
dengan sempurna. Dosisnya antara 45 dan 54 Gy
PEMBEDAHAN.

Indikasi pembedahan
• Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi bila lesi dapat
dijangkau). Catatan: lesi seperti abses epidural dapat terjadi pada pasien dengan riwayat
tumor dan dapat disalahartikan sebagai metastase.
• Medula spinalis yang tidak stabil (Unstable spinal).
• Kegagalan radiasi (percobaan radiasi biasanya selama 48 jam, kecuali signifikan atau
terdapat deteriorasi yang cepat); biasanya terjadi dengan tumor yang radioresisten
seperti karsinoma sel ginjal atau melanoma.
• Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal.
PROGNOSIS
• Tumor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif mempunyai prognosis yang
buruk terhadap terapi
• Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya umur (>60 tahun)
• Fungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung pada status pre operatif
pasien
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai