Anda di halaman 1dari 17

FILARIASIS

Kompetensi : 4
Laporan Penyakit : 0702 ICD X :B.74
Definisi
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit
menular kronik yang disebabkan sumbatan
cacing filaria di kelenjar / saluran getah bening,
menimbulkan gejala klinis akut berupa demam
berulang, radang kelenjar / saluran getah
bening, edema dan gejala kronik berupa
elefantiasis.
Penyebab
Di Indonesia ditemukan 3 spesies cacing filaria, yaitu
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori
yang masing-masing sebagai penyebab filariasis
bancrofti, filariasis malayi dan filariasis timori. Beragam
spesies nyamuk dapat berperan sebagai penular
(vektor) penyakit tersebut.
Cara Penularan
Seseorang tertular filariasis bila digigit nyamuk yang mengandung larva
infektif cacing filaria. Nyamuk yang menularkan filariasis adalah
Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Nyamuk tersebut
tersebar luas di seluruh Indonesia sesuai dengan keadaan lingkungan
habitatnya (got/saluran air, sawah, rawa, hutan).
3) Cara Kerja Obat

Obat mempunyai pengaruh yang cepat


terhadap mikrofilaria, dalam beberapa jam
mikrofilaria di peredaran darah mati. Cara kerja
DEC adalah melumpuhkan otot mikrofilaria,
sehingga tidak dapat bertahan di tempat
hidupnya dan mengubah komposisi dinding
mikrofilaria menjadi lebih mudah dihancurkan
oleh sistim pertahanan tubuh. DEC juga dapat
menyebabkan matinya sebagian cacing
dewasa, dan cacing dewasa yang masih hidup
dapat dihambat perkembangbiakannya selama
9-12 bulan, sehingga tidak terjadi penularan
mikrofilaria.
Setelah diminum, DEC dengan cepat diserap
oleh saluran cerna dan mencapai kadar
maksimal dalam plasma darah setelah 4 jam,
dan akan dikeluarkan seluruhnya dari tubuh
bersama air kencing dalam waktu 48 jam.
b. Albendazole
Jenis Obat dan Cara Pemberian Obat:
1. Jenis Obat
a. Diethyl Carbamazine Citrate (DEC)
1) Sifat Kimiawi dan Fisika
a) Tidak berwarna
b) Tidak berbau
c) Larut dalam air
d) Rasa sedikit pahit
e) Komposisi stabil dalam suhu 15-30 °C
2. Absorbsi dan Ekskresi
a) Cepat diabsorbsi oleh usus dan masuk dalam peredaran darah
b) Didistribusikan hampir sama ke semua organ
c) Tidak masuk air susu ibu
d) Cepat diekskresi oleh tubuh melalui air kencing
2. Absorbsi dan Ekskresi
a) Cepat diabsorbsi oleh usus dan masuk dalam peredaran darah
b) Didistribusikan hampir sama ke semua organ
c) Tidak masuk air susu ibu
d) Cepat diekskresi oleh tubuh melalui air kencing
Albendazole dikenal sebagai obat yang digunakan dalam pengobatan cacing usus
(cacing gelang, cacing kremi, cacing cambuk dan cacing tambang). Albendazole juga
dapat meningkatkan efek DEC dalam mematikan cacing filaria dewasa dan
mikrofilaria tanpa menambah reaksi yang tidak dikehendaki.
Di Daerah Endemis Filariasis, seringkali prevalensi cacing usus cukup tinggi, sehingga
penggunaan Albendazole dalam paket kegiatan POPM Filariasis, juga akan efektif
mengendalikan prevalensi cacing usus.
c. Obat-obat yang Digunakan Terhadap Kejadian Ikutan Pasca Pemberian Obat
Pencegahan Filariasis
Untuk mengatasi adanya kejadian ikutan pasca pemberian obat pencegahan
Filariasis perlu disiapkan beberapa jenis obat dan alat di pos-pos Pelaksana
Pemberian Obat:
a) Parasetamol
b) Kortikosteroid injeksi dan tablet
c) CTM
d) Adrenalin injeksi
e) Antasid doen
f) Amoksilin
g) Salep antibiotik
h) Infus set
i) Antibiotika oral
j) Cairan infus Ringer Laktat
k) Vitamin B6
2. Cara Pemberian Obat
Obat yang diberikan pada kegiatan Pemberian
Obat Pencegahan secara Massal (POPM)
Filariasis adalah DEC dan albendazole, yang
diberikan sekali setahun selama minimal 5
tahun berturut-turut. Sebaiknya obat diminum
sesudah makan dan di depan petugas. Dosis
obat ditentukan berdasarkan umur.
C. Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan POPM Filariais
1. Perencanaan di Kabupaten/Kota
a. Menyiapkan Data Dasar dan Menghitung Kebutuhan Obat Serta Logistik Lainnya
1) Melaksanakan pemetaan seluruh wilayah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis
dengan melaksanakan Survei Kasus Kronis Filariasis dan Survei Data Dasar
Prevalensi Filariasis (SDJ-1) sebelum dilaksanakan kegiatan POPM Filariasis.

Survei dilaksanakan di dua desa dengan jumlah penderita Filariasis klinis


terbanyak, dengan menggunakan metoda Survei Darah Jari.
2) Mendapatkan

Anda mungkin juga menyukai