Anda di halaman 1dari 39

KEAMANAN VAKSIN CAMPAK RUBELLA

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat


Campak dan Rubella
Apakah Campak?
Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat
menular yang ditandai dengan 3 stadium,
yaitu stadium inkubasi, prodormal, dan
erupsi.

Penyebab : virus campak Myxovirus Viridae


Measles
Cara penularan : percikan ludah dan
melalui jalan napas.

Komplikasi berat : radang paru, radang


https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization-
otak, diare, radang telinga, dehidrasi,
week/
kematian.
Gejala Campak?
Gejala:

Demam;
Bercak kemerahan;
Batuk, pilek;
Konjungtivitis (mata merah);
Selanjutnya timbul ruam pada
muka dan leher, kemudian menyebar
ke tubuh dan tangan serta kaki.

BAB 2 4
Patogenesa Campak
• Virus campak berada di sekret
nasofaring dan dalam darah,
minimal selama masa tunas dan
dalam waktu yang singkat sesudah
timbulnya ruam.
• Virus tetap aktif minimal 34 jam
pada temperatur kamar, 15
minggu dalam pengawetan beku,
virus tidak aktif pada pH rendah.
• Penularan campak terjadi secara
droplet melalui udara sejak 1 – 2
hari sebelum timbul gejala klinis
hingga sampai 4 hari setelah
timbul ruam.
• Awal mula virus berdiam di
jaringan limfatik lokal 
menyebar ke pembuluh darah 
menimbulkan manifestasi klinis.
Patogenesa Campak
Bahaya Penyakit Campak

• Sakit berat  kematian


• Tidak mau makan minum  gizi buruk
• Diare berat
• Infeksi paru (pneumonia)  kematian
• Memperberat penyakit Tb paru
• Radang otak
• Dapat menimbulkan wabah/KLB
Apakah Rubella?
Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat
menular yang biasanya berupa penyakit
ringan pada anak.

Penyebab: virus Rubella


Cara penularan: melalui saluran napas pada
saat batuk atau bersin

Komplikasi berat: bila menulari ibu hamil


pada trimester pertama atau awal
kehamilan, dapat menyebabkan keguguran
atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan
yang dikenal sebagai Sindroma Rubella
Kongenital atau Congenital Rubella
Syndrome (CRS).
Courtesy of PGPKT
Gejala Rubella?
Gejala: Bila terjadi pada:

oDemam ringan; Anak sering hanya menimbulkan


oBercak kemerahan/ rash gejala demam ringan atau bahkan
makulopapuler di kulit terutama di tanpa gejala sehingga sering tidak
wajah, lengan dan kult kepala terlaporkan;
mirip campak biasa karenanya Wanita dewasa sering
sering disebut campak Jerman, menimbulkan arthritis atau
Ruam hanya 2-3 hari dan hilang artharalgia;
sendiri (disebut campak 3 hari); Wanita hamil terutama trimester 1
oPembesaran kelenjar limfe di dapat mengakibatkan abortus atau
belakang terlinga, leher belakang bayi lahir dengan CRS.
dan sub oksipital.

10
Patogenesa Rubella
 Virus rubella dapat berkembang biak di
nasofaring dan kelenjar getah bening
regional, dan viremia terjadi pada 4 – 7
hari setelah virus masuk tubuh.
 Masa penularan diperkirakan terjadi
pada 7 hari sebelum hingga 7 hari
setelah rash.
 Masa inkubasi rubella berkisar antara
14 – 21 hari.
 IgM rubella biasanya mulai muncul
pada 4 hari setelah rash dan setelah 8
minggu akan menurun dan tidak
terdeteksi lagi, dan IgG mulai muncul
dalam 14-18 hari setelah infeksi dan
puncaknya pada 4 minggu kemudian
dan umumnya menetap seumur hidup.
Apakah Congenital Rubella Syndrome (CRS)?

Definisi: sindrom kecacatan pada bayi baru


lahir yang meliputi kelainan pada jantung dan
mata, ketulian, dan keterlambatan
perkembangan.

Penyebab: ibu hamil terutama trimestes 1


yang terinfeksi virus Rubella.
Cara penularan: ibu hamil menulari janin
melalui placenta
Ibu hamil terinfeksi di usia kehamilan <12
minggu risiko janin tertular 80-90%
Jika infeksi di kehamilan 15-30 minggu, risiko
janin tertular 10-20%
Pencegahan Penyakit Campak dan Rubella

• ASI eksklusif
• Nutrisi lengkap dan seimbang, sesuai umur
• Kebersihan badan, lingkungan
• Hindari kontak terutama ibu hamil
• Imunisasi MR
 Dasar: umur 9 bulan
 Lanjutan: umur 18 bulan
 BIAS: kelas 1 SD/MI dan yang sederajat
 tambahan: (kampanye MR)
Setelah imunisasi MR masih bisa terkena penyakit
campak dan rubella ?
• Ya, masih bisa tertular penyakit campak
• Tapi jauh lebih ringan dan tidak berbahaya

• Kalau belum diimunisasi campak:


– Lebih berat
– Lebih lama
– Berbahaya
• Maka perlu imunisasi tambahan
• Sedangkan Rubella, efikasi vaksin diperkirakan
mencapai 90-100% sesudah mendapat imunisasi
Pengobatan penyakit campak dan rubella?

• Pasien campak dan rubella tanpa penyulit dapat


berobat jalan
• Anak harus diberikan cukup cairan dan kalori
• Pengobatan bersifat simptomatik
• Penderita dengan usia di bawah 5 tahun perlu
diberikan vitamin A
• Istirahat yang cukup
Syok Anafilaktik
Pengenalan Syok Anafilaktik
• Reaksi anafilaktik adalah KIPI paling serius.

• Tatalaksananya harus cepat dan tepat mulai dari penegakkan


diagnosis sampai pada terapinya di tempat kejadian, dan
setelah stabil baru dipertimbangkan untuk dirujuk ke RS
terdekat.

• Reaksi anafilaktik adalah reaksi hipersensitifitas generalisata


atau sistemik yang terjadi dengan cepat (umumnya 5-30 menit
sesudah suntikan) serius dan mengancam jiwa.

• Jika reaksi tersebut cukup hebat dapat menimbulkan syok yang


disebut sebagai syok anafilaktik.
Pengenalan Syok Anafilaktik

• Tanda awal anafilaktik adalah kemerahan (eritema)


menyeluruh dan gatal (urtikaria) dengan obstruksi jalan nafas
atas dan/atau bawah.
• Pada kasus berat dapat terjadi keadaan lemas, pucat, hilang
kesadaran dan hipotensi.

• Pada dasarnya makin cepat reaksi timbul, makin berat


keadaan penderita.

• Denyut nadi sentral yang kuat (contoh: karotis) tetap ada pada
keadaan pingsan, tetapi tidak pada keadaan anafilaktik.
Gejala Anafilaktik
Perjalanan Klinis Tanda dan gejala anafilaktik

Cepat, tanda peringatan awal  Gatal pada kulit, kemerahan (rash) dan bengkak sekitar lokasi
suntikan.
 Pusing, rasa hangat.
 Pembengkakan yang tidak sakit pada bagian tubuh seperti:
muka atau mulut.
 Muka kemerahan, kulit gatal, hidung tersumbat, bersin, mata
berair.
 Suara serak, mual, muntah.
 Pembengkakan pada pada kerongkongan, sulit bernafas,
nyeri perut.

Lambat, gejala mengancam jiwa  Nafas berbunyi mengi (wheezing), nafas berbunyi seperti
ngorok, sulit bernafas, pingsan, tekanan darah rendah, denyut
nadi lemah dan tidak teratur (irregular).
Algoritme Penanganan Syok Anafilaktik
Pasca Imunisasi

Keadaan yang mengancam


jiwa:
Airway/jalan nafas:
bengkak, suara serak,
stridor
Breathing/pernafasan: nafas
cepat, mengi, sianosis

Circulation/sirkulasi: pucat,
telapak tangan dan kaki
dingin serta bereringat,
tekanan darah rendah,
pingsan, koma
Isi Kit Anafilaktik

Setiap tempat pelayanan imunisasi harus menyediakan


Kit Anafilaktik
Peran Rumah Sakit
• Rujukan dan pelayanan jika terdapat KIPI serius.
• Dukungan data rekam medis untuk penilaian lapangan dan
kausalitas oleh KOMDA/KOMNAS PP KIPI.
• Menegakan diagnosis pada KIPI yang dirawat di RS (KIPI Bukan
Merupakan Diagnosis).
• PERMENKES RI NO.5 TH 2014: Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
• Melengkapi data rekam medis untuk penilaian lapangan dan
kausalitas.
• Melakukan klarifikasi laporan KIPI serius yang dirawat di RS
yang menimbulkan rumor/keresahan masyarakat pada saat
jumpa pers.
Peran BPOM
Badan POM berperan dalam memastikan mutu
vaksin yang diduga penyebab Kasus KIPI

Program SAMPLING
Laporan Imunisasi
dilakukan oleh
Petugas Badan PENGUJIAN
kasus KIPI berdasarkan dilakukan oleh
diterima POM/
rekomendasi Balai POM Pusat Pengujian
oleh KOMNAS KIPI: Obat dan
setempat
Program meminta BADAN berkoordinasi Makanan Nasional
Imunisasi/ POM untuk dengan Dinkes (PPOMN), Badan
KOMDA dan KOMDA POM
SAMPLING dan
/KOMNAS PENGUJIAN setempat
PP-KIPI Vaksin

Tindak Lanjut ke
Produsen Vaksin
Uji Laboratorium Vaksin
• Badan POM  BBPOM  pengambilan sampel  koordinasi
dengan KOMNAS/KOMDA PP KIPI & DINKES setempat untuk
identifikasi lot/batch.

• Jenis KIPI yang perlu dilakukan pengujian sampel:


1. KIPI yang dicurigai berhubungan dengan reaksi vaksin
berat (SAE) dan KIPI serius dengan sebab yang tidak dapat
dijelaskan.
2. KIPI berkelompok (cluster).
3. Proses pengambilan & pengiriman sampel sesuai
ketentuan & persyaratan ‘Cold Chain’ & dilengkapi dengan
Berita Acara pengambilan sampel vaksin.
Jumlah Sampel Vaksin
No Antigen Volume sampel Total sampel
(ml atau dosis)

1 Measles 5 22 + diluent
2 DTP 5 32
3 DT 5 29
4 Td 5 29
5 TT 5 28
6 DTP-HB 2,5 32
7 Polio 10 dosis 40
8 Polio 20 dosis 20
10 Hepatitis B Uniject 0,5 56
11 BCG 1 50
Keamanan Vaksin
(Vaccine Safety) MR
Laporan diduga KIPI dalam Penyelenggaraan
Imunisasi Campak
Tahun 2016

17 Laporan diduga
KIPI/ 17 juta dosis
vaksin campak
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR
• Vaksin MR sangat aman
• Reaksi Lokal:
– Nyeri di lokasi suntikan
– Bengkak di lokasi suntikan
– Merah di lokasi suntikan
• Reaksi Sistemik:
– Demam (hari ke 5 dan 6 pasca imunisasi) selama 5 hari  beri obat penurun panas
– Malaise
– Kulit bintik-bintik merah (hari ke 7 – 10 pasca imunisasi) selama 2 – 4 hari

• KIPI Serius:
– Anafilaksis

• Penanggulangan :
– Demam, nyeri : beri obat demam / nyeri
– Demam, gelisah : minum sering, baju tipis
– Kulit bintik-bintik merah : mandi, beri bedak
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR

• Pada sasaran yang lebih besar bisa terjadi reaksi


kecemasan berupa pingsan (bedakan dengan
anafilaksis).
• Reaksi kecemasan ringan ditandai oleh ekspresi wajah
yang penuh kecemasan dan pucat disertai gejala-gejala
hiperventilasi, sakit kepala ringan, pusing, kesemutan
di tangan dan sekitar mulut.
• Pada pingsan tanda vital masih normal, bisa diatasi
dengan membaringkan penderita secara terlentang.
• KIPI yang koinsiden harus diwaspadai --> penapisan
status kesehatan anak penting.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR
Reaksi Onset interval Frekuensi kejadian Persentase reaksi
(per jumlah dosis)

Nyeri ringan di lokasi suntikan ~ 24 jam ~1 per10 (~10%)

Demam ringan dan adenofati lokal ~ 24 jam ~1 per10 (~10%)

Demam > 39.4 C 7-12 hari 1 per 20 (5%)

Ruam atau rash 6-12 hari ~1 per 50 (~2%)

Kejang demam 7-10 hari 1 per 3,000 (~0.033%)

Trombositopeni Purpura 15-35 hari 1 per 30,000 (~0.0033%)

Reaksi anafilaksis 0-2 jam ~1 per 100,000 (~0.0001%)

Atralgia pada anak 7-21 hari ~1 per 33 0-3%


Kampanye MR
• Agustus – September 2017
• Anak usia 9 bulan - 15 tahun
• Walau imunisasi dasar dan lanjutan sudah lengkap
• Disuntikkan di lengan kiri atas
• Kontra indikasi:
– Individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid, imunosupresan dan radioterapi
– Wanita hamil
– Leukemia, anemia berat dan kelainan darah lainnya
– Kelainan fungsi ginjal berat
– Decompensatio cordis
– Setelah pemberian gamma globulin atau transfusi darah
– Riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomicyn)
• Tunda :
– Sedang demam
– Sedang batuk pilek
– Sedang diare
• Vaksin buatan SII  AMAN dan TERJAMIN kualitasnya
Bagaimana imunisasi rutin,
setelah kampanye MR?
• Imunisasi rutin: lanjutkan sesuai jadwal
– Untuk mempertahankan tingkat kekebalan tubuh
– Untuk mempertahankan populasi yang kebal

• Imunisasi lebih banyak dari jadwal ?


– Tidak berbahaya
– Untuk mempertahankan tingkat kekebalan tubuh

• Imunisasi terlambat ? Tidak ada


istilah terlambat
– Asal belum terkena penyakitnya belum terlambat
Kalau banyak orang tua menolak
imunisasi ?
• Banyak bayi dan balita : kekebalannya rendah
• Mudah tertular penyakit berat dan berbahaya
• Sakit berat, cacat, meninggal
• Menyebarkan ke anak-anak lain  wabah !
• Kerugian masyarakat
– Anak sakit, cacat, kematian
– Biaya pengobatan
– Gangguan jam kerja, jam sekolah
– Gangguan penghasilan keluarga dll
• Melanggar Hak-hak anak, UU Perlindungan Anak, UU
Kesehatan, UU Wabah
Ayo lindungi semua adik, anak,
keponakan, cucu, tetangga kita

• Dari penyakit menular yang berbahaya


• Yang bisa menyebabkan cacat atau mati
• Dengan Imunisasi Dasar dan Lanjutan yang lengkap :
– Hepatitis B, Polio, BCG, DPT-HB-Hib, IPV dan MR
• Dan Kampanye MR
Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi

Proses pemberian imunisasi HARUS memperhatikan:

Keamanan, mutu, dan khasiat vaksin yang digunakan; dan

Penyuntikan yang aman (safety injection) agar tidak terjadi


penularan penyakit terhadap tenaga kesehatan pelaksana
pelayanan imunisasi dan masyarakat serta menghindari
terjadinya KIPI.
Pesan

• Cakupan tinggi & merata, KIPI serius rendah,


persepsi masyarakat terhadap keamanan vaksin
tinggi 

• Feedback & Rekomendasi  cepat

• KIPI merupakan konsekuensi normal dalam


penyelenggaraan imunisasi.

Anda mungkin juga menyukai