NUR SHOLIKAH Konsep validitas tes secara umum dapat dibedakan atas tiga macam yaitu
Merupakan derajad dimana suatu tes mengukur bidang-
bidang isi pelajaran yang hendak diukur. Hal ini sangat penting bagi tes hasil belajar. Validitas isi mempersyaratkan VALIDITAS ISI adanya validitas butir soal dan sampel isi pelajaran. Esensi validitas isi berkaitan dengan sampel. Dan menjadi penting apabila ingin menggambarkan kinerja siswa terhadap suatu ranah tugas tertentu.
Validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh VALIDITAS pengukuran. Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan kriteria, EMPIRICAL baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Validitas empiris diperoleh melalui hasil uji coba tes kepada responden yang setara dengan responden yang akan dievaluasi atau diteliti.
Validitas yang mempermasalahkan seberapa
jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang VALIDITAS benar-benar hendak diukur sesuai dengan KONSTRUK konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. TEKNIK-TEKNIK VALIDITAS TES Validitas Tes Acuan Normatif • Validitas Isi Merupakan derajad dimana suatu tes mengukur bidang-bidang isi pelajaran yang hendak diukur. Hal ini sangat penting bagi tes hasil belajar. Validitas isi mempersyaratkan adanya validitas butir soal dan sampel isi pelajaran. Esensi validitas isi berkaitan dengan sampel. Dan menjadi penting apabila ingin menggambarkan kinerja siswa terhadap suatu ranah tugas tertentu. Validitas isi ditentukan oleh penilaian (judgement) para pakar. Tidak ada rumus untuk menghitungnya dan tidak ada cara untuk mengungkapnya secara kuantitatif. Para pakar mengkaji seluruh butir soal dan membuat penilaian tentang seberapa baik butir soal itu mencerminkan bidang yang diujikan. • Validitas Konstrak Merupakan derajat dimana suatu tes mampu mengukur konstruk hipotetik yang hendak diukur. Tahapan validitas konstruk yaitu mengidentifikasi konstruk yang diperkirakan untuk menghitung kinerja tes, menarik hipotesis berkenaan dengan kinerja tes dari teori masing-masing konstruk, menguji hipotesis berdasarkan logika dan data empirik. • Validitas Kongkaren Merupakan derajat dimana skor suatu tes berkaitan dengan skor tes lainnya, yakni tes yang telah sahih kemudian diujikan pada waktu yang bersamaan dengan tes yang baru dibuat • Validitas Peramalan Merupakan derajat dimana suatu tes dapat meramalkan seberapa baik siswa akan melaksanakan tugas di dalam situasi mendatang. Validitas peramalan ditentukan dengan cara merumuskan hubungan antara skor tes dengan ukuran keberhasilan pada situasi yang diinginkan. .Validitas Tes Acuan Patokan Tujuan utama TAP untuk mengukur hasil belajar pada satu tujuan pembelajaran atau lebih, sehingga validitas isi akan menjadi perhatian utama di dalam menentukan reliabilitasnya. • Validitas Isi Validitas isi pada TAP berkaitan dengan derajat kemampuan tes mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Seperti halnya dengan TAN, pada TAP juga berkaitan dengan validitas butir soal dan validitas sampel tujuan pembelajaran. Validitas isi juga disebur sebagai validitas deskriptif. • Validitas Peramalan Validitas peramalan pada TAP mempertanyakan kemampuan tes meramalkan kinerja siswa di masa depan. Validitas ini juga disebut sebagai validitas fungsional. Dengan demikian salah satu fungsi tes adalah untuk membuat peramalan di masa depan. Apabila tes itu baik, maka dapat dikatakan bahwa tes tersebut memiliki validitas fungsional. UJI VALIDITAS a. Validitas eksternal Merupakan teknik validitas yang mengkorelasikan antara skor hasil pengukuran baru dengan skor hasil pengukuran lain yang memiliki tujuan sama b. Validitas Internal Merupakan teknik validitas yang berusaha ingin mengetahui kesesuaian antara satu butir dengan keseluruhan butir. Dua teknik yang digunakan yaitu analisis bagian atau faktor dan analisis butir. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VALIDITAS Faktor Yang Mempengaruhi Validitas • Ketidakjelasan petunjuk tes. • Kesulitan siswa dalam memahami padanan kata dan struktur kalimat. • Tingkat kesulitan butir soal. • Pembuatan butir soal. • Kedwimukaan (ambiguity). • Butir soal kurang baik. • Butir soal terlalu pendek. • Penyusunan butir soal dalam tes. • Pola-pola jawaban. TERIMAKASIH