Idk Revisi New 1
Idk Revisi New 1
ELEKTROLIT TUBUH
DWI PRATIWI REDO RIZALDI
LAILI SA’ADAH ROBIATUN ADAWIYAH
MUTIA RAHMI SELVI NURIZKY
NOVA TANTRI SILALAHI VIVIN SARASANTI
PATCHU RAHMI WULANDARI YULIA PUTRI
PEDRO ANUGERAH. A
ELEKTROLIT NON-ELEKTROLIT
ANION KATION
GLUKOSA,
UREA DLL
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH
• Cairan yang terdapat di dalam sel dengan jumlah
Cairan sekitar 40% dari berat badan dan merupakan bagian
dari protoplasma. Pada intarseluler ini terjadi proses
Intraseluler metabolisme.
PADA ORANG • 60% dari berat badan adalah air (cairan dan
DEWASA elektrolit).
ELEKTROLIT TUBUH
ELEKTROLIT Senyawa di dalam larutan
yang berdisosiasi menjadi
partikel yang bermuatan
(ion) positif atau negative.
ELEKTROLIT TUBUH
Natrium Kalium
Jenis
Usia Stres
kelamin
Temperatur
Lingkungan Diet Sakit Pengobatan
KESEIMBANGAN ASAM BASA
Masalah-masalah utama
Masalah-masalah utama
dalam produksi dan ekskresi
dalam ekskresi CO2 terlihat
H+ terdiri dari [HCO3-] dan
dari PCO2 dan kondisi-kondisi
kondisi-kondisi demikian
demikian disebut gangguan
disebut gangguan asam basa
asam basa “respiratorik”.
“metabolik”.
KESEIMBANGAN ASAM BASA
ASIDOSIS ALKALOSIS
ASIDOSIS ALKALOSIS
Buffer :
Memelihara PH agar
tetap konstan
Sistem dapar yang penting dalam tubuh, yaitu:
Pengontrolan Pengontrolan
Mengaktifkan respirasi terhadap ginjal terhadap
sistem dapar kimia keseimbangan keseimbangan
Asam-Basa Asam-Basa
PENANDAAN BIOKIMIA
METODE PEMERIKSAAN
Pemeriksaan dengan
Pemeriksaan Kadar
spektrofotometer atom Pemeriksaan Kadar
Klorida dengan Metode
serapan (Atomic Klorida dengan Metode
Titrasi Kolorimetrik-
Absorption Titrasi Merkurimeter
Amperometrik
Spectrophotometry/AAS)
Pemeriksaan dengan Metode Elektroda Ion
Selektif (Ion Selective Electrode/ISE)
Pemeriksaan kadar natrium, kalium, dan klorida dengan metode elektroda ion
selektif (Ion Selective Electrode/ISE) adalah yang paling sering digunakan.
PRINSIP :
Persamaan Nerst :
E = E’ = R . T / n . F . 1n ( f1-c1 )
Pemeriksaan dengan Spektrofotometer Emisi Nyala
(Flame Emission Spectrofotometry/FES)
PRINSIP :
Prinsip pemeriksaan spektrofotometer emisi nyala adalah sampel
diencerkan dengan cairan pengencer yang berisi litium atau sesium,
kemudian dihisap dan dibakar pada nyala gas propan. Ion natrium,
kalium, litium, atau sesium bila mengalami pemanasan akan
memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
PRINSIP : NATRIUM :
Prinsip pemeriksaan kadar natrium dengan
metode spektrofotometer yang berdasarkan
aktivasi enzim yaitu aktivasi enzim beta-
galaktosidase oleh ion natrium untuk
menghidrolisis substrat o-nitrophenyl-β- D-
galaktipyranoside (ONPG). Jumlah galaktosa
dan o-nitrofenol yang terbentuk diukur pada
Panjang gelombang 420 nm.
Pemeriksaan dengan Spektrofotometer berdasarkan
Aktivasi Enzim
PRINSIP :
KALIUM :
Prinsip pemeriksaan kalium dengan metode
spektrofotometer adalah ion K+
mengaktivasi enzim tryptophanase.
Pemeriksaan dengan Spektrofotometer berdasarkan
Aktivasi Enzim
PRINSIP :
KLORIDA :
Prinsip pemeriksaan klorida dengan
metode spektrofotometer adalah reaksi
klorida dengan merkuri thiosianat menjadi
merkuri klorida dan ion thiosianat. Ion
thiosianat bereaksi dengan ion ferri.
Panjang gelombang 480 nm.
Pemeriksaan dengan spektrofotometer atom serapan
(Atomic Absorption Spectrophotometry/ AAS)
Pemeriksaan dengan spektrofotometer atom serapan (Atomic
Absorption Spectrophotometry/ AAS)
{H+}↑ {H+}↓
Asidosis Alkalosis
Asidosis Alkalosis
↓{HCO3- ↑{HCO3-
↑PCO2 ↓PCO2
} }
HIPO HIPER
HIPO HIPER
Hiponatremia Hipernatremia
Hipofosfatemia Hiperfosfatemia
Hipokalemia Hiperkalemia
Hipourisemia Hiperurisemia
Hipoklorinemia Hiperklorinemia
Hipomagnesemia Hipermagnesemia
Hipokalsemia Hiperkalsemia
Gangguan Keseimbangan Natrium
Hiponatremia
Asupan Kalium
Kurang Keluarnya Kalium
dari Intrasel ke
Ekstrasel
Pengeluaran
Kalium Berlebihan
Berkurangnya
Kalium Masuk ke Ekskresi Kalium
Dalam Sel melalui Ginjal
IMPLIKASI KLINIK
Hipokalemia :
Hiperkalemia :
Konsentrasi kalium dalam serum darah
Faktor yang mempengaruhi penurunan
kurang dari 3,5 mmol/L. Kondisi
ekskresi kalium yaitu : gagal ginjal,
hipokalemia akan lebih berat pada diare,
kerusakan sel (luka bakar, operasi),
muntah, luka bakar parah, aldosteron
asidosis, enyakit Addison.
primer.
Gangguan Keseimbangan Klorida
NILAI NORMAL :
97-106 mEq/L
HIPERKALSEM
Hiperkalsemia disebabkan oleh
IA mobilisasi kalsium dari tulang
yang diperantarai oleh PTH dan
reabsorpsi kalsium di ginjal
yang diperkuat oleh PTH
Gangguan Keseimbangan Fosfat
NILAI NORMAL :
PRIA: 0-5 tahun = 4-7 mg/dL
6-13 tahun = 4-5,6 mg/dL
14-16 tahun = 3,4-5,5 mg/dL
17-19 tahun = 3-5 mg/dL
> 20 tahun = 2,6-4,6 mg/dL
Hipofosfatemia
Penurunan Redistribusi
ekskresi fosfat dari ICF ke
melalui ginjal ECF
HIPERFOSFATEM
IA
Peningkatan Peningkatan
asupan absorpsi usus
Gangguan Keseimbangan Magnesium
Hipermagnesemia
Peningkatan
Penurunan ekskrsi
asupan
ginjal
magnesium
Gangguan Keseimbangan Asam Urat
NILAI NORMAL :
PRIA : >15 tahun = 3,6 – 8,5 mg/dL
WANITA : > 18 tahun = 2,3-6,6 mg/dL
IMPLIKASI KLINIK :