Anda di halaman 1dari 12

LI LBM 1

Melinda Rohmatika Arum Dhati


STEP 1
■ Outbreak :
menurut UU no.4 1984 outbreak adalah epidemic yang artinya
bejangkitnya suatu penyakit dalam masyarakat yang jumlahnya
meningkat pada wkatu dan daerah tertentu dan menyebabkan
malapetaka.
■ Epidimiology survey :
Kegiatan atau ,etode pengumpulan informasi yang berasal dari populasi
dan sapmepl yang dilakukan biasanya dengan menyebarkan kuisioner
dan wawancara.
STEP 2
1. What is definition of epidemiology ?
2. What is the goals of epidemiology ?
3. What are the classification of epidemiology ?
4. What are the element of triangle of epidemiology ?
5. What is definition of natural history of disease ?
6. How the natural history of leptospirosis ?
7. What is the benefits of natural history of disease ?
8. How do you call the case that happen in scenario ?
9. Why the leptospirosis include to outbreak ?
10. How to determine the natural history of disease ?
11. How to prevent outbreak ? Kuratif, rehabilitative -> leptospira)
12. Penyakit apa saja yang dapat menjadi potensinya wabah ?
13. Perbedaan preventive pada penyakit menular / penyakit biasa ?
14. Pada kasus di seknario, menggunakan survey metode epidemiologi yang apa ?
1. What is definition of epidemiology ?
■ Definisi
Epidemiologi adalah ilmu tentang terjadinya dan penyebaran dari suatu masalah kesehatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya serta upaya- upaya penanggulangannya.
Budioro B. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pengertian epidemiologi dapat ditinjau dari berbagai aspek, sesuai dengan tujuan masing-masing:
■ Aspek akademik
Berarti analisis data kesehatan, sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan intepretasi
perubahan2 keadaan kesehatan yg terjadi di msy umum dan kelompok penduduk tertentu
■ Aspek praktis
Merupakan ilmu yg ditujukan pd upaya pencegahan penyebaran penyakit yg menimpa individu, kelompok atau masyarakat umum,
penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, namun diutamakan cara penularan,infektivitas,menghindarkan agen yg diduga
penyebab,membentuk kekebalan untuk menjamin kesehatan masyarakat
■ Aspek klinis
Suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratoris pod awal
kejadian luar biasa atau timbulnya penyakit baru spt Ca vagina pd gadis remaja atau AIDS
■ Aspek administratif
Suatu usaha untuk mengetahui status kesehatan msy di suatu wilayah atau negara agar dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif
dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pengantar Epidemiologi, Edisi 2, Dr. Eko Budiarto, SKM, Dr.Dewi Anggraeni
Survey epidemiologi
Penyelidikan Epidemiologi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengenal penyebab, sifat-sifat penyebab, sumber dan cara penularan/penyebaran serta faktor
yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit atau masalah kesehatan yang dilakukan untuk memastikan adanya KLB atau setelah terjadi KLB/Wabah.
Jenis dan Kegiatan Surveilans Kesehatan Pasal 4
(1) Berdasarkan sasaran penyelenggaraan, Surveilans Kesehatan terdiri atas:
a. surveilans penyakit menular;
b. surveilans penyakit tidak menular;
c. surveilans kesehatan lingkungan;
d. surveilans kesehatan matra;dan
e. surveilans masalah kesehatan lainnya.
(2) Surveilans penyakit menular sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit meliputi: a. surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi; b. surveilans
penyakit demam berdarah; c. surveilans malaria; d. surveilans penyakit zoonosis; e. surveilans penyakit filariasis; f. surveilans penyakit tuberkulosis; g. surveilans penyakit diare;
h. surveilans penyakit tifoid; i. surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut lainnya; j. surveilans penyakit kusta; k. surveilans penyakit frambusia; l. surveilans penyakit
HIV/AIDS; m. surveilans hepatitis; n. surveilans penyakit menular seksual;dan o. surveilans penyakit pneumonia, termasuk penyakit infeksi saluran pernafasan akut berat
(severe acute respiratory infection).
(3) Surveilans penyakit tidak menular sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit meliputi: a. surveilans penyakit jantung dan pembuluh darah; b. surveilans
diabetes melitus dan penyakit metabolik; c. surveilans penyakit kanker; d. surveilans penyakit kronis dan degeneratif; e. surveilans gangguan mental; dan f. surveilans gangguan
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. (4) Surveilans … - 6 –
(4) Surveilans kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c paling sedikit meliputi: a. surveilans sarana air bersih; b. surveilans tempat-tempat umum; c.
surveilans pemukiman dan lingkungan perumahan; d. surveilans limbah industri, rumah sakit dan kegiatan lainnya; e. surveilans vektor dan binatang pembawa penyakit; f.
surveilans kesehatan dan keselamatan kerja; dan g. surveilans infeksi yang berhubungan dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(5) Surveilans kesehatan matra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d paling sedikit meliputi: a. surveilans kesehatan haji; b. surveilans bencana dan masalah sosial;
dan c. surveilans kesehatan matra laut dan udara.
(6) Surveilans masalah kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e paling sedikit meliputi: a. surveilans kesehatan dalam rangka kekarantinaan; b.
surveilans gizi dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG); c. surveilans gizi mikro kurang yodium, anemia gizi besi, kekurangan vitamin A; d. surveilans gizi lebih; e.
surveilans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi; f. surveilans kesehatan lanjut usia; g. surveilans penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
berbahaya; h. surveilans penggunaan obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, serta perbekalan kesehatan rumah tangga; dan i. surveilans kualitas makanan dan
bahan tambahan makanan.
Kegiatan Surveilans Kesehatan meliputi:
■ Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara aktif dan pasif. Jenis data Surveilans Kesehatan dapat berupa data kesakitan,
kematian, dan faktor risiko. Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain individu, Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
unit statistik dan demografi, dan sebagainya. Metode pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, pengamatan, pengukuran,
dan pemeriksaan terhadap sasaran. Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data, diperlukan instrumen sebagai alat bantu.
Instrumen dibuat sesuai dengan tujuan surveilans yang akan dilakukan dan memuat semua variabel data yang diperlukan.
■ Pengolahan data
Sebelum data diolah dilakukan pembersihan koreksi dan cek ulang, selanjutnya data diolah dengan cara perekaman data,
validasi, pengkodean, alih bentuk (transform) dan pengelompokan berdasarkan variabel tempat, waktu, dan orang. Hasil pengolahan dapat
berbentuk tabel, grafik, dan peta menurut variabel golongan umur, jenis kelamin, tempat dan waktu, atau berdasarkan faktor risiko tertentu.
Setiap variabel tersebut disajikan dalam bentuk ukuran epidemiologi yang tepat (rate, rasio dan proporsi). Pengolahan data yang baik akan
memberikan informasi spesifik suatu penyakit dan atau masalah kesehatan. Selanjutnya adalah penyajian hasil olahan data dalam bentuk
yang informatif, dan menarik. Hal ini akan membantu pengguna data untuk memahami keadaan yang disajikan.
■ Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode epidemiologi deskriptif dan/atau analitik untuk menghasilkan informasi
yang sesuai dengan tujuan surveilans yang ditetapkan. Analisis dengan metode epidemiologi deskriptif dilakukan untuk mendapat
gambaran tentang distribusi penyakit atau masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya menurut waktu, tempat dan
orang. Sedangkan analisis dengan metode epidemiologi analitik dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variable yang dapat
mempengaruhi peningkatan kejadian kesakitan atau masalah kesehatan. Untuk mempermudah melakukan analisis dengan metode
epidemiologi analitik dapat menggunakan alat bantu statistik. Hasil analisis akan memberikan arah dalam menentukan besaran masalah,
kecenderungan suatu keadaan, sebab akibat suatu kejadian, dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan hasil analisis harus
didukung dengan teori dan kajian ilmiah yang sudah ada.
■ Diseminasi informasi.
Diseminasi informasi dapat disampaikan dalam bentuk buletin, surat edaran, laporan berkala, forum pertemuan, termasuk
publikasi ilmiah. Diseminasi informasi dilakukan dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi yang mudah diakses. Diseminasi
informasi dapat juga dilakukan apabila petugas surveilans secara aktif terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi
program kesehatan, dengan menyampaikan hasil analisis.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SURVEILANS KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
3. What are the classification of epidemiology ?
Ada 3 tipe pokok pendekatan atau metode, yakni:

1. Epidemiologi Deskriptif (descriptive epidemiology)

Dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variable2 epidemiologi yg terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).

■ Orang (person)

Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.

■ Tempat (place)

Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.

■ Waktu (time)

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan2 penyakit menurut waktu menunjukkan adanya
perubahan faktor etiologis.

2. Epidemiologi Analitik (Analytic epidemiology)

pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi2 yg diperoleh studi epidemiologi deskriptif.

Ada dua studi tentang epidemiologi ini:

■ Studi riwayat kasus (case history studies)

Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yg terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (kelompok kontrol).

■ Studi kohort

Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan pada suatu penyebab. Kemudian diambil sekelompok orang lagi yg mempunyai ciri2 sama dengan kelompok pertama. Kelompok kedua
disebt kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yg ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.
3. Epidemiologi Eksperimen
Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen pada kelompok subyek, kemudian
dibandingkan dengan kelompok kontrol (yg tidak dikenakan percobaan).

Pengukuran Epidemiologi
■ Incidence Rate
Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yg terjadi di kalangan
penduduk selama periode waktu tertentu.
jumlah kasus baru suatu penyakit selama periode tertentu
Incidence Rate  1000
populasi yang mempunyai risiko

■ Attack Rate

jumlah kasus selama epidemi


Attack Rate  1000
populasi yg mempunyai risiko
■ Prevalence Rate
Prevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang
menderita suatu penyakit pd satu titik waktu tertentu.
jumlah kasus penyakit yg ada pada suatu titik waktu
Pr evalence Rate  1000
jumlah penduduk seluruhnya •Cause Disease Spesific Death Rate (angka
■ Period Prevalensi kematian akibat penyakit tertentu)
jumlah kasus penyakit yg selama periode
Period prevalence  1000
penduduk rata  rata dari periode tersebut jml kematian krn TB di suatu daerah dlm 1th
CSDR  1000
jumlah penduduk rata  rata

■ Crude Death Rate (CDT)

jumlah kematian di kalangan penduduk suatu daerah dalam 1th


CDR  1000
jumlah penduduk rata  rata

■ Age Spesific Date Rate (angka kematian pada umur tertentu)


Sebagai contoh: age spesific date rate pada golongan umur 20-30th

jml kematian antara umur 20  30th suatu daerah dlm 1th


ASDR  1000
jml penduduk umur antara 20  30th pd daerah dan tahun yg sama

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo


6. How the natural history of leptospirosis ?
Leptospira memiliki ciri umum yang membedakannya
dengan bakteri lainnya. Sel bakteri ini dibungkus oleh membran
luar yang terdiri dari 3-5 lapis. Ciri khas Spirochaeta ini adalah
lokasi flagelnya, yang terletak diantara membran luar dan
lapisan peptidoglikan. Flagela ini disebut flagela periplasmic
yang terdiri dari 2 buah masing-masing berpangkal pada setiap
ujung sel. Kuman ini bergerak aktif, paling baik dilihat dengan
menggunakan mikroskop lapangan gelap.9,12
Leptospira merupakan Spirochaeta yang paling mudah
dibiakkan, tumbuh paling baik pada keadaan aerob pada suhu
28-30oC dan pada pH 7,4. Media yang bisa digunakan adalah
media semisolid yang kaya protein, misalnya media Fletch atau
Stuart. Lingkungan yang sesuai untuk hidup leptospira adalah
lingkungan lembab seperti kondisi pada daerah tropis.9,12
Berdasarkan spesifisitas biokimia dan serologi,
Leptospira sp. dibagi menjadi Leptospira interrogans yang
merupakan spesies yang patogen dan Leptospira biflexa yang
bersifat tidak patogen (saprofit). Sampai saat ini telah
diidentifikasi lebih dari 200 serotipe pada L.interrogans. Serotipe
yang paling besar prevalensinya adalah canicola, grippotyphosa,
hardjo, icterohaemorrhagiae, dan pomona.2,12

Anda mungkin juga menyukai