Anda di halaman 1dari 49

Macam-Macam Pengujian Bentuk

Sedian Tablet
1. Uji Keseragaman Ukuran/bobot
 Merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui keseragaman ukuran dari
sedian tablet.
 Tujuannya ketebalan berhubungan dengan kekerasan sediaan padat (tablet),
selain percetakan, perubahan ketebalan merupakan indikasi adanya masalah
pada aliran masa cetak atau pada pengisi granul ke dalam die oleh karena itu
perlu dilakukan pengujian.
 Alat: Jangka sorong
2. Uji Kerapuhan Tablet
 Pengujian yang dilakukan untuk menentukan atau mengukur kekuatan fisik
sediaan tablt terhadap gesekan.
 Tujuannya untuk mengetahui ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan
yang dialami ketika tablet mengalami pengemasan, penyimpanan, dan atau
pengiriman.
 Alat : Friability Tester
3. Uji Kekerasan Tablet
 Suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan fisik sediaan tablet
terhadap tekanan mekanik atapun karean gesekan.
 Tujuannya untuk mengetahui ketahanan sediaan tablet dalam menghadapi
tekanan yang didapatkan baik ketika proses pengemasan, distribusi, atapun
ketika disimpan.
 Alat: Hardness Tester

.
4. Uji Waktu Hancur Tablet (Disintegration
Test) Waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi granul atau
partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10 yang terdapat
dibagian bawah alat uji.
 Tujuannya Untuk melihat seberapa lama obat (tablet) bisa hancur didalam
tubuh atau saluran cerna yang ditandai dengan sediaan menjadi larut,
terdispersi, atau menjadi lunak.
 Alat: Disintegration Tester.
5. Uji Keseragaman Bobot
 Merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui keseragaman bobot dari
tablet.
 Tujuannya Keseragaman bobot digunakan sebagai salah satu indikator
homogenitas pencampuran formula.
 Alat: Timbangan digital.
Next
Bobot rata-rata Penyimpangan
bobot rata-rata (%)

A B
25 mg/kurang 15% 30%

26 mg-150 mg 10% 20%

151 mg-300 mg 7,5% 15%

>300 mg 5% 10%
6. Uji Disolusi
 Disolusi didefenisikan sebagai proses suatu zat padat masuk ke dalam pelarut
menghasilkan suatu larutan. Secara sederhana, disolusi adalah proses zat padat
melarut. Secara prinsip, proses ini dikendalikan oleh afinitas antara zat padat
dan pelarut.
 Alat: Disolution Tester


7. Uji Kadar Zat Aktif
 Uji yang dilakukan untuk menentukan kadar zat aktif dalam satu sediaan tablet.
• Tujuannya Untuk memastikan bahwa kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam tablet telah
memenuhi syarat dan sesuai dengan yang tertera pada etiket. Metode penetapan kadar yang
digunakan sesuai dengan zat aktif yang terkandung dalam sediaan tablet.
• Alatnya Buret (penentuan kadar menggunakan metode titrasi).
8. Uji Stabilitas Tablet
• Uji yang digunakan untuk mengetahui ketahanan suatu sediaan dalam batas
spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan
untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas, dan kemurnian produk tersebut.
• Tujuannya Untuk mengetahui ketahanan dari suatu produk, sehingga mutu
sediaan tetap terjamin.
• Alatnya Climatic Chamber
Evaluasi sediaan krim
1. Organoleptis
• Evalusai organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna,
tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden (
dengan kriteria tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya (
macam dan item ), menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di
peroleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik.
2. Evaluasi pH
• Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g :
200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga
homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan
pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter.
3. Evaluasi daya sebar
• Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala.
Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan
bebanya, dan di beri rentang waktu 1 – 2 menit. kemudian diameter
penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti
menyebar ( dengan waktu tertentu secara teratur ).
4. Evaluasi penentuan ukuran droplet
• Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan
emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada
objek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan – tetesan fase dalam
ukuran dan penyebarannya.
5. Uji aseptabilitas sediaan.
• Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner
di buat suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di
timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat
skoring untuk masing- masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak
lembut, lembut, sangat lembut
Evaluasi suppositoria
1. Uji Homogenitas
• Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahan aktif
dapat tercampurrata dengan bahan dasar suppositoria atau tidak, jika
tidak dapat tercampur maka akanmempengaruhi proses absorbsi
dalam tubuh
2. Kesegaman Bentuk
• Bentuk suppositoria juga perlu diperhatikan karena jika dari
bentuknya tidak sepertisediaan suppositoria pada umunya, maka
seseorang yang tidak tahu akan mengira bahwasediaan tersebut
bukanlah obat
3. Uji Waktu Hancur
• Uji waktu hancur ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama
sediaan tersebut dapathancur dalam tubuh
4. Uji Keseragaman Bobot
• Keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot tiap
sediaan sudahsama atau belum, jika belum maka perlu dicatat.
Keseragaman bobot akan mempengaruhiterhadap kemurnian suatu
sediaan karena dikhawatirkan zat lain yang ikut tercampur
5. Uji Titik Lebur
• Uji ini dilakukan sebagai simulasi untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan sediaansupositoria yang dibuat melebur dalam tubuh
6. Kerapuhan
• Supositoria sebaiknya jangan terlalu lembek maupun terlalu keras
yangmenjadikannya sukar meleleh
Macam-Macam Media
Pertumbuhan:
Medium berdasarkan sifat fisik
1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga
setelah dingin media menjadi padat
2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-
0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair
3. . Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya
adalah NB (Nutrient Broth), LB(Lactose Broth).
Medium berdasarkan komposisi
1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui
jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac
Conkey Agar
2. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya
diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang
mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi
yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung
diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain
Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract
Medium berdasarkan tujuan
• Media untuk isolasi Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk
pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar
• Media selektif/penghambat Media yang selain mengandung nutrisi juga
ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan
pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang
diinginkan.
• Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah,
serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba
tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya
membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile
Agar, Serum Agar, dll.
• Media untuk peremajaan kultur Media umum atau spesifik yang
digunakan untuk peremajaan kultur
• Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik. Media ini
digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu
mikroba.
• Media untuk karakterisasi bakteri Media yang digunakan untuk
mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Contohnya adalah
Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar
• Media diferensial Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba
dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada
media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu
memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni
dan perubahan warna media di sekeliling koloni.
sterilisasi
• Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari
segala bentuk kehidupan
• Tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak
diinginkan agar tidak ikut tumbuh, atau suatu proses untuk
membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan
di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembang biak.
Metode Umum Yang DIgunakan Untuk
Sterilisasi
• Sterilisasi uap (panas lembap) Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa
digunakan dalam industri farmasi, karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek
dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi seperti waktu dan suhu
dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus
yang divalidasi. (Validation of Pharmaceutical Processes : 151)
• Sterilisasi panas kering Sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif
untuk alat-alat gelas yang tidak memiliki skala/ukuran misalnya: petri, tabung
gelas, botol pipet, kemudian alat-alat bedah, dan bahan yang karena karakteristik
fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven,
seperti minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol, serbuk
steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain
• Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari
metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui
penyaringan dan tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut. Metode ini
tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori
filter dan terpisah dari filtratnya. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen.
Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus karena virus tidak akan
tersaring dengan metode ini.
• Sterilisasi kimia Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk
membunuh mikroorganisme dan sporanya. Sterilisasi yang digunakan dalam
bidang farmasi untuk mensterilkan bahan-bahan dan menghilangkan dari bahan
yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi. Sterilisasi gas biasanya digunakan
untuk bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi
atau cahaya
• Sterilisasi dengan radiasi Sterilisasi radiasi dapat dilakukan baik dengan radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel. Metode strerilisasi ini digunakan untuk
sterilisasi radiasi pada obat-obat rumah sakit dan laboratorium. Bagaimanapun
banyak prosedur sterilisasi industri manggunakan radiasi
Isolasi Bakteri
• Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni
dalam medium buatan.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam
isolasi bakteri, yaitu :
Metode pour plate
• Metode ini dilakukan dengan menginokulasikan suspensi bahan yang
mengandung bakteri dengan bantuan mikropipet untuk disemprotkan
ke dalam medium agar yang sedang mencair dan menuangkannya
pada petridish.
Metode streak plate
• Streak plate yaitu suatu cara pengisolasian bakteri yang cara
inokulasinya dengan menggoreskan suspensi bahan yang
mengandung bakteri pada permukaan medium dengan kawat ose dan
digoreskan sesuai dengan petridish
Metode spread plate
• Spread plate adalah metode isolasi bakteri dengan cara
menginokulasikan suspensi bahan yang mengandung bakteri ke atas
medium agar lalu diratakan dengan menggunakan trigalski.
Menurut Pradhika (2008), ada beberapa teknik
isolasi mikrobia, yaitu
Teknik penanaman dari suspensi
a. Spread plate (agar tabur ulas)
• Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi
bakteri di permukaan agar, agar diperoleh kultur murni. Prosedur
kerjanya adalah suspensi cairan diambil sebanyak 0,1 ml dengan
mikropipet kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah
memadat.
b. our plate (agar tuang)
• Teknik ini memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama
suspensi bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu
dibiarkan memadat.
Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
a. Goresan Sinambung
• Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose) disentuhkan pada koloni
bakteri dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar.
b. Goresan T
• Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan
spidol dan daerah tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag.
c. Goresan Kuadran (Streak quadrant)
• Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda
Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah sediaan


obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah
dengan uji praklinik dan uji
klinik, bahan baku dan produk
jadinya telah di standarisasi.
LOGO FITOFARMAKA
Kriteria
Fitofarmaka

• Aman dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan


• Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik
• Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang
digunakan dalam produk jadi
• Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Uji Fitofarmaka
Uji Toksisitas

Uji toksisitas merupakan uji


pendahuluan untuk mengamati
aktivitas farmakologi suatu
senyawa. Prinsip uji toksisitas Uji Klinik Fitofarmaka
adalah bahwa komponen bioaktif
selalu bersifat toksik jika diberikan
Uji Klinik adalah pengujian pada
dengan dosis tinggi dan menjadi
manusia untuk mengetahui atau
obat pada dosis rendah
memastikan adanya efek farmakologik,
tolerabilitas, keamanan dan manfaat
klinik untuk pencegahan penyakit,
pengobatan penyakit atau gejala
UjiFarmakologik Eksperimental penyakit.

Uji Farmakologi Eksperimental


adalah pengujian pada hewan coba
untuk memastikan khasiat
fitofarmaka.
Penyakit
Sinusitis
• Penyakit Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan saluran pada rongga tengkorak yang
menghubungkan hidung dan rongga mata. Kata sinusitis itu sendiri berasal
dari bahasa Latin, yaitu sinus yang artinya cekungan dan akhiran itis yang
berarti radang
• Gejala sinusitis
1. Pilek yang berlangsung lama. Biasanya penderita tidak menyadari
dirinya terkena sinusitis, karena gejalanya sering didahului pilek yang
berlangsung lama sehingga dianggap biasa.
2. Bila sudah terjadi penumpukan cairan dalam rongga maka kepala
menjadi sakit, terutama jika sedang menunduk.
3. Kadang pendengaran berkurang dan badan meriang, sementara
ingus terus mengalir.
4. Kehilangan nafsu makan dan indera penciuman menjadi lemah.
Penyebab sinusitis
1. Hidung tersumbat antara lain disebabkan oleh infeksi virus flu di saat
tubuh kurang fit. Infeksi yang menyerang di sekitar hidung dan
tenggorokan ini tak jarang menjalar ke sinus.
2. Radang pada rongga hidung ini bisa juga disebabkan oleh cara kita
membuang ingus yang salah. Ingus yang seharusnya keluar malah
tersedot masuk ke rongga sehingga susah dikeluarkan. Dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
3. Kuman yang biasa menyerang adalah Streptococcus pneumoniae dan
Haemo philus influenzae yang ditemukan hampir pada 70% kasus.
4. Dapat juga disebabkan oleh radang ditempat lain yang berdekatan
misalnya radang tenggorokan, radang amandel, radang pada gigi
geraham atas, kadang juga disebabkan karena berenang, menyelam,
trauma tekanan udara (biasanya pada awak pesawat).
5. Alergi dapat memperberat penyakit ini, sehingga orang yang
memang telah mengidap alergi akan lebih mudah terkena radang
sinus ini.
Sinupret
Sinupret (diproduksi oleh Sinupret mengandung 5
Bionorica, Neumarkt, Jerman) ekstrak herbal yaitu elder
adalah nama untuk flower (Sambucus nigra,
kombinasi herbal unik, Caprifoliaceae), primrose
tersedia dalam beberapa flowers dengan kelopak
bentuk sediaan dan (Primula veris,
konsentrasi, digunakan untuk Primulaceae), Herba sorrel
mempertahankan fungsi yang umum (Rumex
normal dari membran rongga acetosa, Polygonaceae),
sinus. Nama “Sinupret” herba vervain Eropa
berasal dari kata sinus dan (Verbena officinalis,
preti, dalam bahasa latin preti Verbenaceae) dan akar
diartikan harga atau nilai atau gentian (Gentiana lutea,
berharga. Gentanaceae).
Sediaan Sinupret
Khasiat Utama Sinupret

• Sinusitis dan kondisi yang terkait :


Literatur pabrik di Eropa menyatakan bahwa cairan
atau tablet Sinupret diindikasikan untuk
peradangan akut dan kronis dari sinus paranasal
dan saluran pernapasan bagian atas dan bawah.
Terdapat banyak penelitan yang dipublikasikan di
Jerman dan Inggris mendukung penggunaan ini.
Dosis harian dalam uji klinik
Dosis digunakan pada uji klinik dan dilaporkan dalam tabel uji
klinik (dibawah) menggunakan dosis rekomendasi produsen.
Dalam uji klinik durasi dari pengobatan bervariasi yaitu 7
sampai 21 hari. Semua penelitian menggunakan produk Eropa,
dengan nama:
Sediaan Dosis harian

Sinupret tablet salut gula Dewasa: 2 tablet 3 kali sehari


Anak-anak ≥ 12 tahun: 1 tablet 3 kali sehari
Sinupret Forte tablet salut gula (Sinupret 1 tablet 3 kali sehari
Plus/Sinupret Adult Strength)

Sinupret Drops Dewasa: 50 tetes 3 kali sehari


Anak-anak (6-12 tahun): 25 tetes 3 kali sehari
Anak-anak (2-6 tahun): 15 tetes 3 kali sehari
Kandungan Kimia
• Elder flowers (Sambucus nigra)
mengandung flavonoid (sampai 3%) yang terdiri dari glikosida
flavonol (astragalin, hyperoside, isoquercitrin, sampai 1,9%) dan
aglikon bebas (quercetin dan kaempferol); mineral (8-9%),
terutama potasium; senyawa fenolik (asam chlorogenic sekitar
3%); triterpen (sekitar 1%) termasuk α dan β-amyrin, asam
triterpen (sekitar 0,85% ursolat dan asam oleanolic); sterol (sekitar
0,11%); minyak volatile (0,03-0,3%) terdiri dari 66% asam lemak
bebas (linoleat, linolenat, dan asam palmitat) dan sekitar 7%
alkana, lendir, pektin, plastocyanin (protein), gula, tanin.
• Primrose flowers dengan kelopak (Primula officinalis)
mengandung banyak flavonoid (yaitu rutin dan quercetin),
carotinoids, dan turunan asam salisilat. Pada kelopak juga
mengandung saponin.
• Herba sorrel (Rumex acetosa)
mengandung polisakarida, asam askorbat, oksalat (termasuk
kalsium oksalat), tanin, anthranoids, aglikon, physcion, aloe-
emodin, aloe-emodin asetat, emodin, rhein, quinoids, flavonoid
(yaitu quercetin dan glikosida), turunan asam hydroxycinnamic
(yaitu asam ferulat), dan phenylpropanoid. Semua senyawa aktif
belum teridentifikasi. Daunnya mengandung 0,3% oksalat (asam
oksalat) dan 7-15% tanin.
• Herba vervain Eropa (Verbena officinalis)
mengandung glikosida iridoid (yaitu verbenalin dan hastatoside),
asam triterpenic, sterol, derivatif caffeoyl (yaitu asam klorogenat
dan verbascoside), turunan asam hydroxycinnamic, zat pahit, dan
flavonoid. Bagian antena mengandung jumlah tinggi asam ursolat
dan asam oleanolic dan turunannya. Vervain juga mengandung
minyak atsiri dengan sitral, terpen, dan alkohol terpen.
• Akar gentian (Gentiana lutea)
mengandung secoiridoid pahit gentiopicroside (2-4%)
dan amarogentin (0,025-0,084%) [nilai kepahitan =
58.000.000]; oligosakarida gentianose dan
gentiobiose (2,5-8,0%), (gentisic, caffeic, dan
protocatechuic)asam fenolat: pitosterol, polisakarida
inulin dan pektin, tanin, lupiol dan β-amyrin triterpen,
xanthones (sekitar 0,1%), terutama gentisin,
isogentisin, gentisein, dan gentioside, dan minyak
atsiri.
Tindakan Farmakologi/Mekasnisme Kerja

• Antimikroba dan Antivirus


Efek antimikroba dari Sinupret telah dievaluasi dalam mikroba
sinusitis-relevan. Bakteri Gram-positif (Stapylococus aureus,
methicillin resistant Staph.aureus [MRSA], dan Streptococus
pyogenes) dan bakteri Gram-negatif (Escherichia coli dan
Haemophilusinfluenzae) yang diberikan Sinupret akan
menimbulkan efek membunuh (Bakteriosida). Sinupret
menyebabkan efek bakterisidal yang terkait pada bateri gram
positif dan negatif. Sinupret lebih berkhasiat terhadap MRSA,
Staphylococus aureus dan Streptococus pyogenes. Sinupret
tidak efektif terhadap E.coli.
Tindakan Farmakologi/Mekasnisme Kerja

• Aktivitas antivirus dari Sinupret Drops telah dievaluasi


secara in vitro. Sinupret Drops 0,1 mg/mL yang
menghasilkan 46% zat yang menghambat virus
prainfluenza pada manusia tipe 1; 0,01 – 0,025
mg/mL dari Sinupret menghasilkan 50% zat yang
menghambat virus syncytial pada pernapasan
manusia. Sinupret menghasilkan efek sinergis
terhadap virus syncytial pada pernapasan yang
membandingkan masing – masing komponen dari
primrose dan vervain eropa.
Uji Praklinik
 Mencit diinokulasi dengan Streptococus pneumoniae
untuk menginduksi bakteri rinosinusitis dan kemudian
diobati dengan Sinupret, ampisilin, deksametason, atau
plasebo. Semua perawatan (kecuali plasebo)
menyebabkan penurunan pertumbuhan bakteri setelah 4
hari, dan mencapai statistik yang signifikan setelah 8 hari
. Penelitian ini dilakukan kembali pada kelinci dan
memberikan hasil yang sama.
 Sinupret memiliki kemampuan mencegah infeksi saluran
pernapasan pada tikus oleh virus Sendai (Parainfluenza
viridae). Mencit diobati dengan Sinupret atau 2 kontrol
aktif (ambroksol dan muramyldipeptide) diberikan
beberapa hari sebelum terinfeksi oleh virus Sendai.
Sinupret secara signifikan dapat memperpanjang hidup
mencit, dibandingkan dengan plasebo (p < 0,05).
Ulasan Klinis
Berdasarkan dokumentasi yang diberikan oleh
“Bionorica”, awal pembuatan Sinupret pada Januari
2002, khasiat dari sinupret telah di evaluasi pada
penelitian kontrol 5 plasebo, 7 uji komparatif, dan
pengawasan setelah pemasaran. Setelahnya, 2 tinjuan
pengujian klinis, beberapa abstrak dan beberapa
penelitian yang telah diterbitkan. Sebagian besar
penelitian ilmiah diterbitkan di Jerman. Ulasan
monografi dari semua penelitian telah diterbitkan di
Inggris dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada
awal Oktober 2008. Tinjauan penelitian klinis khasiat
Sinupret dalam pengobatan sinusitis akut.
Sinusitis Akut
• Biebach & Kramer, 2004
Khasiat dan keamanan Sinupret telah dievaluasi pada anak-
anak (n = 3109) dengan sinusitis akut. Anak perempuan dan
laki-laki ( n = 1638 anak perempuan; n = 1471 anak laki-laki;
dengan umur rata-rata 6,9 tahun) dengan tipe gejala sinusitis
disertakan dalam open-label, multicenter studi yang dilakukan
pada 967 praktek medis di Jerman.
Dosis sinupret tetes dibedakan disesuaikan dengan usia
pasien. 2-3 (64%) anak masing-masing rata-rata mendapatkan
20 tetes sinupret 3 kali setiap hari. Sebagai pengganti
Sinupret tetes, 10% anak-anak berusia 2-6 tahun
mendapatkan 1 tablet salut gula Sinupret kali per hari dan
26% anak-anak dengan usia 7-12 tahun mendapatkan 1 tablet
salut gula 3 kali sehari.
Pada awal gejala yang sering dilaporkan adalah “banyak”
dan “kental” pada pengeluaran nasofaring, gangguan
pernafasan hidung dan batuk yang “cukup parah”. Pada
pemeriksaan akhir (rata-rata 12 hari setelah pengujian
pertama), 93% pasien melaporkan “sedikit” nasal berubah
atau tidak berubah dan 90% kasus melaporkan perubahan
menjadi “tipis” dan “bersih”.
Pada akhir penelitian hanya 0,3% pada anak-anak yang
melaporkan beberapa ketidak-nyamanan bernafas dan 75%
tidak terdapat batuk. Efek pada kedua dosis mirip pada anak
yang berusia 7-12 tahun. Namun, pada anak yang berusia 2-
6 tahun penggunaan Sinupret tablet salut gula memiliki
sedikit efek yang lebih jika dibandingkan dengan Sinupret
tetes pada pengobatan hidung “mampet” dan batuk,
sedangkan Sinupret tetes lebih efektif pada nyeri ringan dan
sakit kepala.
Kesimpulan

Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah


dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di
standarisasi. Pelaksanaan uji praklinik dan klinik terhadap
sediaan fitofarmaka atau fitomedisinal juga diterapkan diluar
negeri khususnya Jerman. Salah satu sediaan fitofarmaka atau
fitomedisinal yang diproduksi di Jerman adalah Sinupret®. Uji
praklinik dan klinik dari sinupret telah dilakukan. Sinupret
berkhasiat untuk mengobati sinusitis atau bronkhitis akut atau
kronik.
Tinjauan farmakologi dan literatur klinik pada sinupret
menunjukkan bahwa sediaan fitomedisinal ini memiliki tingkat yang
relatif signifikan dari keamanan dan khasiat dibandingkan dengan
tumbuhan lain ataupun sediaan obat alami lainnya yang
dimaksudkan untuk mempertahankan kesehatan dari sinus dan
saluran pernafasan bagian atas.
Pengetahuan dan literatur klinik pada sinupret mendukung
mekanisme farmakologi dari mukolotik, sekretolitik, antiinflamasi,
antibakteri, antiviral dan aktivitas immunologi, beberapa
diantaranya telah dibuktikan kebenarannya dan uji klinik terkontrol
secara acak pada manusia. Keamanan keseluruhan dari sinupret
telah didokumentasikan secara ekstensif dalam data base
farmakofigilans secara luas dan telah lama digunakan di Jerman dan
dinegara Eropa lainnya, sebaiknya pengawasan keamanan data
setelah pemasaran termasuk keamanan relatif selama masa
kehamilan.
Pelajari nama latin dari
a. Mencit
b. Marmut
c. Larva udang
d. Kelinci

Anda mungkin juga menyukai