Sedian Tablet
1. Uji Keseragaman Ukuran/bobot
Merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui keseragaman ukuran dari
sedian tablet.
Tujuannya ketebalan berhubungan dengan kekerasan sediaan padat (tablet),
selain percetakan, perubahan ketebalan merupakan indikasi adanya masalah
pada aliran masa cetak atau pada pengisi granul ke dalam die oleh karena itu
perlu dilakukan pengujian.
Alat: Jangka sorong
2. Uji Kerapuhan Tablet
Pengujian yang dilakukan untuk menentukan atau mengukur kekuatan fisik
sediaan tablt terhadap gesekan.
Tujuannya untuk mengetahui ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan
yang dialami ketika tablet mengalami pengemasan, penyimpanan, dan atau
pengiriman.
Alat : Friability Tester
3. Uji Kekerasan Tablet
Suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan fisik sediaan tablet
terhadap tekanan mekanik atapun karean gesekan.
Tujuannya untuk mengetahui ketahanan sediaan tablet dalam menghadapi
tekanan yang didapatkan baik ketika proses pengemasan, distribusi, atapun
ketika disimpan.
Alat: Hardness Tester
.
4. Uji Waktu Hancur Tablet (Disintegration
Test) Waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi granul atau
partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10 yang terdapat
dibagian bawah alat uji.
Tujuannya Untuk melihat seberapa lama obat (tablet) bisa hancur didalam
tubuh atau saluran cerna yang ditandai dengan sediaan menjadi larut,
terdispersi, atau menjadi lunak.
Alat: Disintegration Tester.
5. Uji Keseragaman Bobot
Merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui keseragaman bobot dari
tablet.
Tujuannya Keseragaman bobot digunakan sebagai salah satu indikator
homogenitas pencampuran formula.
Alat: Timbangan digital.
Next
Bobot rata-rata Penyimpangan
bobot rata-rata (%)
A B
25 mg/kurang 15% 30%
>300 mg 5% 10%
6. Uji Disolusi
Disolusi didefenisikan sebagai proses suatu zat padat masuk ke dalam pelarut
menghasilkan suatu larutan. Secara sederhana, disolusi adalah proses zat padat
melarut. Secara prinsip, proses ini dikendalikan oleh afinitas antara zat padat
dan pelarut.
Alat: Disolution Tester
•
7. Uji Kadar Zat Aktif
Uji yang dilakukan untuk menentukan kadar zat aktif dalam satu sediaan tablet.
• Tujuannya Untuk memastikan bahwa kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam tablet telah
memenuhi syarat dan sesuai dengan yang tertera pada etiket. Metode penetapan kadar yang
digunakan sesuai dengan zat aktif yang terkandung dalam sediaan tablet.
• Alatnya Buret (penentuan kadar menggunakan metode titrasi).
8. Uji Stabilitas Tablet
• Uji yang digunakan untuk mengetahui ketahanan suatu sediaan dalam batas
spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan
untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas, dan kemurnian produk tersebut.
• Tujuannya Untuk mengetahui ketahanan dari suatu produk, sehingga mutu
sediaan tetap terjamin.
• Alatnya Climatic Chamber
Evaluasi sediaan krim
1. Organoleptis
• Evalusai organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna,
tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden (
dengan kriteria tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya (
macam dan item ), menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di
peroleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik.
2. Evaluasi pH
• Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g :
200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga
homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan
pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter.
3. Evaluasi daya sebar
• Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala.
Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan
bebanya, dan di beri rentang waktu 1 – 2 menit. kemudian diameter
penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti
menyebar ( dengan waktu tertentu secara teratur ).
4. Evaluasi penentuan ukuran droplet
• Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan
emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada
objek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan – tetesan fase dalam
ukuran dan penyebarannya.
5. Uji aseptabilitas sediaan.
• Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner
di buat suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di
timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat
skoring untuk masing- masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak
lembut, lembut, sangat lembut
Evaluasi suppositoria
1. Uji Homogenitas
• Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahan aktif
dapat tercampurrata dengan bahan dasar suppositoria atau tidak, jika
tidak dapat tercampur maka akanmempengaruhi proses absorbsi
dalam tubuh
2. Kesegaman Bentuk
• Bentuk suppositoria juga perlu diperhatikan karena jika dari
bentuknya tidak sepertisediaan suppositoria pada umunya, maka
seseorang yang tidak tahu akan mengira bahwasediaan tersebut
bukanlah obat
3. Uji Waktu Hancur
• Uji waktu hancur ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama
sediaan tersebut dapathancur dalam tubuh
4. Uji Keseragaman Bobot
• Keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot tiap
sediaan sudahsama atau belum, jika belum maka perlu dicatat.
Keseragaman bobot akan mempengaruhiterhadap kemurnian suatu
sediaan karena dikhawatirkan zat lain yang ikut tercampur
5. Uji Titik Lebur
• Uji ini dilakukan sebagai simulasi untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan sediaansupositoria yang dibuat melebur dalam tubuh
6. Kerapuhan
• Supositoria sebaiknya jangan terlalu lembek maupun terlalu keras
yangmenjadikannya sukar meleleh
Macam-Macam Media
Pertumbuhan:
Medium berdasarkan sifat fisik
1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga
setelah dingin media menjadi padat
2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-
0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair
3. . Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya
adalah NB (Nutrient Broth), LB(Lactose Broth).
Medium berdasarkan komposisi
1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui
jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac
Conkey Agar
2. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya
diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang
mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi
yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung
diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain
Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract
Medium berdasarkan tujuan
• Media untuk isolasi Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk
pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar
• Media selektif/penghambat Media yang selain mengandung nutrisi juga
ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan
pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang
diinginkan.
• Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah,
serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba
tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya
membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile
Agar, Serum Agar, dll.
• Media untuk peremajaan kultur Media umum atau spesifik yang
digunakan untuk peremajaan kultur
• Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik. Media ini
digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu
mikroba.
• Media untuk karakterisasi bakteri Media yang digunakan untuk
mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Contohnya adalah
Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar
• Media diferensial Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba
dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada
media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu
memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni
dan perubahan warna media di sekeliling koloni.
sterilisasi
• Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari
segala bentuk kehidupan
• Tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak
diinginkan agar tidak ikut tumbuh, atau suatu proses untuk
membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan
di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembang biak.
Metode Umum Yang DIgunakan Untuk
Sterilisasi
• Sterilisasi uap (panas lembap) Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa
digunakan dalam industri farmasi, karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek
dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi seperti waktu dan suhu
dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus
yang divalidasi. (Validation of Pharmaceutical Processes : 151)
• Sterilisasi panas kering Sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif
untuk alat-alat gelas yang tidak memiliki skala/ukuran misalnya: petri, tabung
gelas, botol pipet, kemudian alat-alat bedah, dan bahan yang karena karakteristik
fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven,
seperti minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol, serbuk
steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain
• Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari
metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui
penyaringan dan tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut. Metode ini
tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori
filter dan terpisah dari filtratnya. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen.
Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus karena virus tidak akan
tersaring dengan metode ini.
• Sterilisasi kimia Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk
membunuh mikroorganisme dan sporanya. Sterilisasi yang digunakan dalam
bidang farmasi untuk mensterilkan bahan-bahan dan menghilangkan dari bahan
yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi. Sterilisasi gas biasanya digunakan
untuk bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi
atau cahaya
• Sterilisasi dengan radiasi Sterilisasi radiasi dapat dilakukan baik dengan radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel. Metode strerilisasi ini digunakan untuk
sterilisasi radiasi pada obat-obat rumah sakit dan laboratorium. Bagaimanapun
banyak prosedur sterilisasi industri manggunakan radiasi
Isolasi Bakteri
• Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni
dalam medium buatan.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam
isolasi bakteri, yaitu :
Metode pour plate
• Metode ini dilakukan dengan menginokulasikan suspensi bahan yang
mengandung bakteri dengan bantuan mikropipet untuk disemprotkan
ke dalam medium agar yang sedang mencair dan menuangkannya
pada petridish.
Metode streak plate
• Streak plate yaitu suatu cara pengisolasian bakteri yang cara
inokulasinya dengan menggoreskan suspensi bahan yang
mengandung bakteri pada permukaan medium dengan kawat ose dan
digoreskan sesuai dengan petridish
Metode spread plate
• Spread plate adalah metode isolasi bakteri dengan cara
menginokulasikan suspensi bahan yang mengandung bakteri ke atas
medium agar lalu diratakan dengan menggunakan trigalski.
Menurut Pradhika (2008), ada beberapa teknik
isolasi mikrobia, yaitu
Teknik penanaman dari suspensi
a. Spread plate (agar tabur ulas)
• Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi
bakteri di permukaan agar, agar diperoleh kultur murni. Prosedur
kerjanya adalah suspensi cairan diambil sebanyak 0,1 ml dengan
mikropipet kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah
memadat.
b. our plate (agar tuang)
• Teknik ini memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama
suspensi bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu
dibiarkan memadat.
Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
a. Goresan Sinambung
• Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose) disentuhkan pada koloni
bakteri dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar.
b. Goresan T
• Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan
spidol dan daerah tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag.
c. Goresan Kuadran (Streak quadrant)
• Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda
Fitofarmaka