Anda di halaman 1dari 31

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH JAKARTA
STASE ANESTHESIOLOGY
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA SUKAPURA

Derry Arya Pratama 2015730020


Isya Thulrahmi 2015730063
Digit Galuh Gantina 2014730019
Abraham Isnan 2014730001

PEMBIMBING :
dr. Irwan Amin, Sp.An
Hipertensi Kronik
• Hipertensi pada ibu hamil yang sudah ditemukan sebelum
kehamilan atau yang ditemukan pada umur kehamilan < 20 minggu,
dan yang menetap setelah 12 minggu pascasalin
Preeklampsia
• Hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan
gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20
minggu
Eklampsia
• Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia,
yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma.
Hipertensi Gestasional
• Timbulnya hipertensi dalam kehamilan pada wanita yang tekanan
darah sebelumnya normal dan tidak disertai proteinuri. Gejala ini
akan menghilang dalam waktu < 12 minggu pasca persalinan
Kehamilan
Usia Paritas
Ganda

Obesitas
Riwayat
Genetik sebelum
HIpertensi
hamil
Hipertensi Dalam Kehamilan
hipertensi sebelum kehamilan, dibawah 20 minggu usia kehamilan, dan
hipertensi tidak menghilang 12 minggu pasca persalinan

Diagnosis Hipertensi Kronik


• Umur ibu relatif tua diatas 35 tahun
• Tekanan darah sangat tinngi
• Umumnya multipara
• Umumnya ditemukan kelainan jantung, ginjal, dan DM
• Obesitas
• Penggunaan obat obat antihipertensi sebelum kehamilan
• Hipertensi yang menetap pascapersalinan
Obat lini pertama yang biasanya dipergunakan adalah metil dopa. Bila terdapat kontra
indikasi (menginduksi kerusakan hepar) maka obat lain seperti nifedipin atau labetalol
dapat digunakan

Metil Dopa Dosis awal 3x 500 mg, Max. 3000 mg/ hari
Nifedipin dosis bervariasi antara 30-90 mg/ hari
Tanda-tanda superimposed preeklampsia pada hipertensi
kronik, adalah
a. adanya proteinuria,
b. gejala-gejala neurologik, nyeri kepala hebat, gangguan
visus,
c. edema patologik yang menyeluruh (anasarka),
d. oliguria,
e. edema paru.
f. kelainan laboratorium: berupa kenaikan serum kreatinin,
trombositopenia, kenaikan transaminase serum hepar
Sikap terhadap persalinan ditentukan oleh derajat tekanan darah dan perjaianan klinik.
Bila didapatkan tekanan darah yang terkendali, perjalanan kehamilan normal,
pertumbuhan janin normal, dan volume amnion normal, maka dapat diteruskan sampai
aterm (Parkland Memorial Hospital, Dailas).
Bila terjadi komplikasi dan kesehatan janin bertambah buruk, maka segera diterminasi
dengan induksi persalinan, tanpa memandang umur kehamilan.
Secara umum persalinan diarahkan pervaginam, termasuk hipertensi dengan
superimposed preeklampsia, dan hipertensi kronik yang tambah berat.
LANDASAN TEORI

Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.


Preeklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi
organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel.
 Jika hanya didapatkan
hipertensi saja, kondisi
tersebut tidak dapat
disamakan dengan
preeklampsia, harus
didapatkan gangguan
organ spesifik akibat
preeklampsia tersebut.
Kebanyakan kasus
preeklampsia ditegakkan
dengan adanya protein
urin, namun jika protein
urin tidak didapatkan,
salah satu gejala dan
gangguan lain dapat
digunakan untuk
menegakkan diagnosis
preeklampsia,
PENGELOLAAN PREEKLAMSIA DIBAGI MENJADI :
 UK <37 minggu  gejala tidak memburuk,
dipertahankan hingga aterm
 UK >37 minggu  kehamilan dipertahankan hingga
onset partus, induksi persalinan bila serviks matang.
 Beberapa gejala klinis meningkatkan morbiditas dan
mortalitas pada preeklampsia, dan jika gejala tersebut
didapatkan, akan dikategorikan menjadi kondisi pemberatan
preeklampsia atau disebut dengan preeklampsia berat.
 Beberapa penelitian terbaru
menunjukkan rendahnya
hubungan antara kuantitas
protein urin terhadap luaran
preeklampsia, sehingga kondisi
protein urin masif ( lebih dari 5 g)
telah dieleminasi dari kriteria
pemberatan preeklampsia
(preeklampsia berat). Kriteria
terbaru tidak lagi
mengkategorikan lagi
preeklampsia ringan,
dikarenakan setiap preeklampsia
merupakan kondisi yang
berbahaya dan dapat
mengakibatkan peningkatan
morbiditas dan mortalitas secara
signifikan dalam waktu singkat
PENATALAKSANAANPREEKLAMPSIABERAT
Preeklampsia dengan gejala berat
 MRS, Evaluasi gejala, DJJ,dancek
laboratorium ≥ 34minggu
 Stabilisasi, pemberian MgSO4
profilaksis

< 34minggu

Jika didapatkan :
 Eklampsa Jika usia kehamilan ≥ 24
 Edema paru minggu, janin hidup :
 DIC Berikan pematangan
Terminasi
 HT berat, tidakterkontrol paru (dosis tidak harus
kehamilansetelah
 Gawat janin Iya selalu lengkap) tanpa
stabilisasi
 Solusio plasenta menunda terminasi
 IUFD
 Janin tidak viabel (tergantungkasus)

Tidak

Jika didapatkan : Jika usia kehamilan >


 Gejala persisten 24 minggu :
 Sindrom HELLP Pematangan paru
 Pertumbuhan janin terhambat (inj. dexamethason
 Severe olygohydramnion Iya IM 2x6 mg atau
 Reversed end diastolicflow betamethason IM
 Gangguan renal berat 1x12 mg) 2x24 jam

Tidak

Perawatan konservatif:
 Evaluasi di kamar bersalin selama 24-48jam  Usia kehamilan ≥
 Rawat inap hingga terminasi 34 minggu
 Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam)  KPPatauinpartu
 Pemberian anti HT jika TD≥160/110  Perburukan
 Pematangan paru 2x24 jam maternal -fetal
 Evaluasi maternal-fetal secaraberkala
PENGELOLAAN EKSPETATIF PREEKLAMSIA BERAT DIBAGI
MENJADI :
Pasien memenuhi persyaratan
MANAJEMEN perawatan konservatif Preeklampsia
dengan gejala berat
KONSERVATIF PEB
 Injeksi MgSO4sesuai prosedur(Alternatif 1 / Alternatif 2 )
dilanjutkan hingga 24jam
 Berikan pematangan paru (Dexamathason 2 x 6mgi.m selama 2
hari atau bethametason 1 x 12 mgi.m selama 2 hari)

Pindah ruangan, lakukan evaluasi ketat

EvaluasiKlinis Evaluasi Janin


Evaluasi
 Kontrol tekanan Laboratorium  NST setiap minggu
darah  Trombosit, fungsi  USG untuk evaluasi
 Evaluasi tanda liver, fungsi ginjal, kesejahteraan janin 2 kali
impending albumin setiap seminggu
eklampsia (nyeri minggu  Evaluasi pertumbuhan janin / 2
epigastrium, nyeri minggu
kepala, mata
kabur)

Semua parameter baik Salah satu parameter memburuk

Umur kehamilan ≥ 34minggu Terminasi kehamilan


Terminasi kehamilan
TERAPI MEDIKAMENTOSA YANG DIBERIKAN
1.Tirah baring ke kiri secara intermitten
2. Infus RL
3. Pemberian anti kejang MgSO4
4. Pemberian antihipertensi.
Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi berat,
atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg. Target
penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110
mmHg.
 Anti hipertensi lini pertama
Nifedipin dosis 10 - 20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit; maksimum 30
mg.
 Anti hipertensi lini kedua
Metildopa dosis 250-500 mg per oral 2 atau 3 kali sehari, dengan dosis
maksimum 3 g per hari. Atau secara intravena 250-500 mg tiap 6 jam sampai
maksimum 1 g tiap 6 jam.
5. Diuretik bila diperlukan, misalnya pada edema paru, edema anasarca
6. Glukokortikoid untuk pematangan paru janin tidak merugikan ibu.
Diberikan pada kehamilan 32-34 minggu, 2 x 24 jam obat ini juga
diberikan pada sindroma HELLP.
 Loading dose : Intial dose
4 gram MgSO4 : intravena, (40 % dalam 10 cc) selama 15 menit
 Maintance dose
Diberikan infus 6 gram dalam ringer/ 6 jam : atau di berikan 4 atau 5 gram
intramuscular. Tiap 4 – 6 jam.
Syarat pemberian MgSO4 :
 Harus tersedia antidotum MgSO4, bila terjadi intoksikasi yaitu kalsium glukonas
10% = 1 g (10 % dalam 10 cc) diberikan i.v 3 menit
 Refleks platela (+) kuat
 Frekuensi pernafasan > 16 kali permenit , tidak ada tanda tanda distress napas
• Awasi : volume urine, frekuensinafas,dan reflex patellasetiap jam

• Pastikantidakadatanda-tanda intoksikasi magnesium pada setiappemberianMgSO4


ulangan
• Bilaadakejangulangan:berikan2g MgSO4 40%, IV
Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang
disertai dengan kejang menyeluruh dan koma. Sama halnya dengan
preeklampsia, eklampsia dapat timbul pada ante, intra, dan posrpartum.
Eklampsia posrpartum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama
setelah persalinan.

Dasar pengelolaan eklamsia yakni:


1. terapi suportif untuk stabilisasi pada ibu
2. penatalaksanaan sesuai A B C
3. mengatasi dan mencegah kejang
4. mencegah hipoksemia dan asidemia
4. Terminasi kehamilan .
6. Mencegah trauma ketika kejang
 Obat antikejang yang menjadi pilihan pertama ialah
magnesium sulfat. Bila dengan jenis obat ini kejang masih
sukar diatasi, dapat dipakai obat jenis lain, misalnya thiopental.
Pemberian magnesium sulfat pada dasarnya sama seperti
pemberian magnesium sulfat pada preklampsia berat.
Sikap terhadap kehamilan ialah semua kehamilan
dengan eklampsia harus diakhiri, tanpa memandang
umur kehamilan dan keadaan janin. Persalinan diakhiri
bila sudah mencapai stabilisasi (pemulihan)
hemodinamika dan metabolisme ibu. Pada perawatan
pascapersalinan, bila persalinan terjadi pervaginam,
monitoring tanda-tanda vital dilakukan sebagaimana
lazimnya.
Hipertensi gestasional didiagnosis pada wanita dengan tekanan darah
mencapai 140/90 mmHg atau lebih besar, untuk pertama kalinya selama
kehamilan tetapi tidak terdapat proteinuria.

Diagnosis Hipertensi Gestasional


• TD140/90 mmHg yang timbul pertama kali selama
kehamilan.
• Tidak ada proteinuria.
• TD kembali normal < 12 minggu postpartum.
• Diagnosis akhir baru bisa ditegakkan postpartum.
• Mungkinada gejala preeklampsia lain yang timbul,
contohnya nyeri epigastrium atau trombositopenia.
Sindroma HELLP ialah preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim
hepar, disfungsi hepar, dan trombositopenia. H: Hemolysis EL: Elevated Liver Enzyme LP : Low
Platelets Count

Diagnosis
• Didahului tanda dan gejala yang tidak khas malaise, lemah, nyeri
kepala, mual, muntah (semuanya ini mirip tanda dan gejala infeksi
virus)
• Adanya tanda dan gejala preeklampsia
• Tanda-tanda hemolisis intravaskular, khususnya kenaikan LDH, AST,
dan bilirubin indirek
• Tanda kerusakan/disfungsi sel hepatosit hepar : kenaikan ALT, AST,
LDH
• Trombositopenia
• Trombosit < 150.000/ml
Semua perempuan hamil dengan keluhan nyeri pada kuadran atas
abdomen, tanpa memandang ada tidaknya tanda dan gejala
preekiampsia, harus dipertimbangkan sindroma HELLP.
Klas 1: Klas 2:
Kadar trombosit : < Kadar trombosit > 50.000 <
50.000/ml 100.000/ml
LDH > 6OO IU/l LDH > 600 IU/l
AST dan atau ALT > 40 IU/l AST dan atau ALT > 40 IU/l

KIas 3:
Kadar trombosit > 100.000
< 150.000/ml
LDH > 600 IU/I
AST dan atau ALT > 40TU/1
 Cairan yang diberikan adalah RD 5 %, bergantian RL 5 % dengan
kecepatan 100 ml/iam dengan produksi urin dipertahankan
sekurang-kurangnya 20 ml/jam
 Bila trombosit < 50.000/ml atau adanya tanda koagulopati
konsumtif, maka harus diperiksa waktu protrombin, waktu
tromboplastin parsial, dan fibrinogen.
 Pemberian dexamethasone rescue, pada antepartum diberikan
dalam bentuk double strength dexamethasone (double dose).
 Jika didapatkan kadar trombosit < 100.000/ml atau trombosit
100.000 - 150.000/ml dengan disertai tanda-tanda, eklampsia,
hipertensi berat, nyeri epigastrium, maka diberikan deksametason
10 mg i.v. tiap 12 jam.
 Pada sindroma HELLP postpartum diberikan deksametason 10 mg
i.v. setiap 12 jam disusul pemberian 5 mg deksametason 2 x
selang 12 jam (tappering off)
 Task Force on Hypertension in Pregnancy, American College of Obstetricians and
Gynecologist. Hypertension in Pregnancy. Washington: ACOG. 2013.
 Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
 Cuningham. 2016. Obstetri Williams Edisi 23. Jakarta : EGC.

 Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
 Baha M. Sibai JRB. Expectant management of severe preeclampsia remote from
term: patient selection, treatment, and delivery indications. Am J Obstet Gynecol.
2007;196:514e.-.e9.
 Churchill D DL. Interventionist versus expectant care for severe preeclampsia before
term (Review). Cochrane database. 2010:1-19.
 Antonio E. Frias MAB. Post Magpie: how should we be managing severe
preeclampsia? Curr Opin Obstet Gynecol. 2003;15:489 - 95.

Anda mungkin juga menyukai