Anda di halaman 1dari 19

ASTRONOMI DALAM

PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat
mengenai alam semesta supaya manusia memikirkan
mengenai fakta yang dinyatakan. Al-Qur’an
menyatakan bahwa segala ciptaan Allah, seperti
ayat-ayat Al-Qur’an jika diteliti dengan sedalam-
dalamnya akan membawa kepada pengakuan bahwa
Allah itu adalah Pencipta yang Maha Bijaksana.
Malah Al-Qur’an juga menyatakan beberapa
fenomena yang baru ditemui dalam abad ini,
membuktikan keunggulannya sebagai kitab petunjuk
yang tak lapuk di makan zaman.
Al-Qur’an menyatakan bulan sebagai
munir (cahaya )dan matahari sebagai siraj
(obor). Inilah gambaran yang tepat karena
bulan berfungsi sebagai pemantul cahaya
sedangkan matahari memang seperti obor,
karena matahari mengeluarkan cahaya,
kalor dan lain-lain dengan membakar
massanya sendiri melalui reaksi nuklir.
‫ َو َجعَ َل‬- ‫س َٰ َم َٰ َو ٍۢت ِطبَاقا‬
َ ‫س ْب َع‬
َ ُ‫ٱَّلل‬
‫ق ه‬ َ ‫أَلَ ْم ت َ َر ْو ۟ا َك ْي‬
َ َ‫ف َخل‬
‫س َراجا‬ ِ َ ‫يه هن نُورا َو َجعَ َل ٱل ه‬
َ ‫ش ْم‬ ِ ‫ٱ ْلقَ َم َر ِف‬
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana
Allah telah menciptakan tujuh langit
bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan
padanya bulan sebagai cahaya dan
menjadikan matahari sebagai pelita?
(Nuh:15-16)
Dalam mengesahkan pergantian siang dan
malam, Al-Qur’an telah menggunakan
perkataan “kawwara” yang asalnya berarti
membelit sorban. Walaupun proses
pergantian itu biasa diartikan malam
memasuki siang dan sebaliknya, tetapi
nyatalah bahwa Al-Qur’an telah
mengatakan fenomena ini adalah hasil dari
lilitan atau putaran.
‫علَى ٱلنه َه ِار َويُك َِو ُر‬ ِ ‫ض ِبٱ ْل َح‬
َ ‫ق ۖ يُك َِو ُر ٱله ْي َل‬ َ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ َ َ‫َخل‬
‫ق ٱل ه‬
‫َ َوٱ ْلقَ َم َر ۖ كُل يَ ْج ِرى ِْل َ َج ٍۢل‬َ ‫س هخ َر ٱلش ْهم‬ َ ‫علَى ٱله ْي ِل ۖ َو‬ َ ‫ٱلنه َه‬
َ ‫ار‬
‫يز ٱ ْلغَ َٰفه ُر‬
ُ ‫س ًّمى ۗ أ َ ََل ُه َو ٱ ْلعَ ِز‬ َ ‫ُّم‬
Dia menciptakan langit dan bumi dengan
(tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam
atas siang dan menutupkan siang atas malam
dan menundukkan matahari dan bulan, masing-
masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun. (Az-Zumar:5)
Ahli astronomi sekarang mengaku bahwa galaksi
bergerak menjauh satu sama lain. Kadangkala ini
disebut sebagai universe yang mengembang. ini telah
dinyatakan di dalam AlQur’an bahwa Allah telah
membina alam dan mengembangkannya.
‫ون‬ ِ ‫س َما ٓ َء بَنَ ْي َٰنَ َها ِبأ َ ْي ۟ي ٍۢد َو ِإنها لَ ُمو‬
َ ُ ‫سع‬ ‫َوٱل ه‬
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan
(Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
berkuasa (Az-Zariyat: 47)
Saat ini teori yang dianggap handal mengenai
pembentukan alam ialah Teori Ledakan Besar (The
Big Bang Theory). Teori ini menyatakan bahwa pada
suatu masa dahulu semua zat berada pada suatu titik.
Setelah terjadinya ledakan besar, zat tersebut
berserakan dan ketika keadaan menjadi normal,
bintang-bintang dan planet pun mulai terbentuk.
Pernyataan bahwa langit dan bumi adalah berasal dan
satu jasad yang kemudian dipisahkan ada dinyatakan
di dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 30
‫ض َكانَتَا‬ َ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬ ‫ين َكفَ ُر ٓو ۟ا أ َ هن ٱل ه‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ َ ‫أ َ َولَ ْم يَ َر ٱله ِذ‬
‫ش ْىء َحى ۖ أَفَ َل‬ َ ‫َرتْقا فَفَت َ ْق َٰنَ ُه َما ۖ َو َجعَ ْلنَا ِم َن ٱ ْل َما ِٓء ُك هل‬
َ ُ‫يُ ْؤ ِمن‬
‫ون‬
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?
Al-Qur’an membedakan bintang dengan planet.
Perkataan “najm” untuk bintang dan “kawkab” atau
“kawakib” untuk planet yang peredarannya di daIam
satu orbit (Al-Anbiya:33). Biasanya perkataan “najm”
diikuti dengan penerangnya seperti “tagib” untuk
menyatakan bintang yang berlainan jenis. Dinyatakan
juga didalam Al-Qur’an bahwa pada akhir zaman, akan
terlepas dari orbitnya dan berserakan (Al-Fajr: 1-3)
Kehadiran benda selain bumi, planet dan bintang juga
dinyatakan di dalam Al-Qur’an. (Al-Furqan: 59).
‫ش ْف ِع َوٱ ْل َوتْ ِر‬ َ ‫َوٱ ْلفَ ْج ِر َولَيَال‬
‫عش ٍْۢر َوٱل ه‬
Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan
yang genap dan yang ganjil (Al-Fajr: 1-3)

‫ست ه ِة أَيه ٍۢام ث ُ هم‬ َ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬


ِ ‫ض َو َما بَ ْينَ ُه َما ِفى‬ ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬
‫ق ٱل ه‬َ َ‫ٱله ِذى َخل‬
‫علَى ٱ ْلعَ ْر ِش‬ َ ‫ست َ َو َٰى‬
ْ ‫ٱ‬
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada antara keduanya dalam enam
masa, kemudian dia bersemayam di atas
Arsy (Al-Furqan: 59)
‫َ َوٱ ْلقَ َم َر ۖ كُل فِى‬
َ ‫ق ٱله ْي َل َوٱلنه َها َر َوٱلش ْهم‬
َ َ‫َو ُه َو ٱله ِذى َخل‬
ْ َ‫فَلَ ٍۢك ي‬
َ ‫سبَ ُح‬
‫ون‬
Dan Dialah yang telah menciptakan
malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar
di dalam garis edarnya. (Al-Anbiya:33)
 Bentuk Bumi Bulat
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan
(tujuan) yang benar; Dia menutupkan
malam atas siang dan menutupkan siang
atas malam dan menundukkan matahari
dan bulan, masing-masing berjalan
menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah
Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun." (Az-Zumar:5)
Kata Arab yang diterjemahkan dengan arti
"menutupkan" dalam ayat di atas adalah
"takwir". Sedangkan dalam kamus bahasa
Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk
menggambarkan suatu pekerjaan
membungkus atau menutup sesuatu di atas
yang lain secara melingkar seperti halnya
kain surban yang dipakai pada kepala.
Pada keterangan ayat Al-Qur'an di atas menerangkan
tentang terjadinya siang dan malam yang saling
begantian, menutup satu salam lainnya yang berisi
keterangan tepat mengenai bentuk bumi. Jadi, pernyataan
ini hanya benar bahwa jika bentuk bumi bulat. Yang
artinya, bahwa keterangan pada ayat Al-Qur'an ini
menunjukan bahwa planet bumi itu adalah bulat.
Keterangan pada ayat Al-Qur'an ini ada pada abad ke-7,
yang dahulunya bahwa ilmu astronomi kala itu
memahami bumi secara berbeda.
Galileo dihukum mati oleh Gereja Katolik, karena ia
mengajarkan tentang teori heliosentris dan menolak
paham geosentris yang saat itu diterima oleh
masyarakat luas, termasuk Gereja.
Akibat pandangannya yang disebut terakhir itu ia
dianggap merusak iman dan diajukan ke pengadilan
gereja Italia tanggal 22 Juni 1633. Pemikirannya
tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan
dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja
bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Ia dihukum
dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai
meninggalnya.
Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II
menyatakan secara resmi bahwa keputusan
penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato 21
Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan
bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya
sebagai ilmuwan
Dalam hal astronomi khususnya prinsip heliosentris
(matahari sebagai pusat yang statis, sedangkan bumi, bulan
dan planet-planet yang berputar mengelilinginya) yang
diajarkan oleh Galileo Galilei, menjadi sangat menarik,
karena seolah- olah, hal ini berlainan dengan apa yang
tertulis dalam Kitab Suci dan yang diyakini masyarakat
umum dan Gereja pada saat itu, yang menyatakan bahwa
sepertinya bumi-lah yang menjadi pusatnya (geosentris),
seperti tertulis dalam Mzm 93:1, 96:10 dan 1 Taw 16:30
yang mengatakan, “Sungguh tegak dunia (bumi), tidak
bergoyang” (lihat juga ayat Mzm 104:5, Pkh 1:5). Galileo
berargumen, bahwa sesungguhnya ayat- ayat ini harus
dianggap sebagai puisi, dan tidak harus diinterpretasikan
secara literal.

Anda mungkin juga menyukai