Anda di halaman 1dari 13

Assalamualaikum wr,

wb
KELOMPOK 6 :
1. Nurlezi Utari (207173000)
2. Shella Octriana (207173027)
3. Tiara Sasmita (207173040)
Organogenesis
dan
Embriogenesis Somatik
Organogenesis dalam kultur jaringan
tumbuhan
Organogenesis
Organogenesis adalah pembentukan organ seperti
tunas dan akar baik secara langsung dari jaringan eksplan
yang tidak memilki meristem atau dari kultur halus dan
kultur sel yang di induksi dari eksplan.
Organogenesis dapat dilakukan pada sel-sel yang
bersifat meristematik dan kompeten, yaitu sel-sel yng
mampu memberikan tanggapan terhadap sinyal
lingkungan atau hormonal sehingga berakhir dengan
terbentuknya organ.
Organogenesis diawali dengan pembentukan
primorgium hasil perkembangan kelompok sel-sel
meristematik (meristemoid).

Tahap selanjutnya melibatkan induksi dan perkembangan


tunas (kaulogenesis) yang dilanjutkan dengan subkultur
ke medium lain untuk menginduksi pembentukan dan
perkembangan akar (Rizogenesis).
Gahan (2007) menyebutkan bahwa terdapat
dua factor yang mempengaruhi kemampuan
sel untuk melakukan organogenesis yaitu :

1. Tingkat diferensiasi dan spesialisasi

2. Pengaruh jaringan didekatnya terhadap


ekspresi gen pada sel tersebut.
Organogenesis yang terjadi di kultur merupakan respon
jaringan eksplan terhadap zat pengatur tumbuh (rasio auksin:
sitokinin) yang ditambahkan di medium.

Jika tunas akar diinduksi dan berkembang secara langsung


dari jaringan eksplan tanpa melalui fase inisial kalus disebut
organogenesis langsung.

Organogenesis tidak langsung di awali dengan fase inisial


proliferas dan pertumbuhan kalus atau suspense sel yang diikuti oleh
induksi dan pertumbuhan tunas atau akar dari jaringan kalus tersebut.
Embriogenesis Somatik dalam
Kultur Jaringan Tumbuhan
Embriogenesis Somatik

Embriogenetik adalah proses regenerasi tanaman


melalui pembentukan struktur seperti embrio yang
diinduksi dari sel-sel somatic atau gamet
(Dodeman et al.,1997). Embrio somatic secara
fisiologi dan morfologi memiliki tahapan
perkembangan embrio yang sama dengan embrio
zigotik ( Deo et al.,2010).
1. fase induksi dimana sel-sel
somatic yang telah
terdiferensiasi memperoleh
kompetensi embriogenik dan
berproliferasi sebagai sel-sel
embriogenik;
Perkembangan
embriogenesis somatik
terdiri dari dua tahap :
2. Fase ekspresi sel-sel
embriogenik menunjukkan
kompetensi embriogeniknya dan
berdiferensiasi menjadi embrio
somatic.
Fase induksi pada proses embriogenesis
somatic juga terjadi secara langsung dan
tidak langsung.

Embrio somatic dapat terbentuk langsung di


permukaan jaringan yang sudah terorganisir
seperti daun atau segmen batang, embrio zigotik,
dari protoplas atau dari mikrospora.

Embrio somatic juga bisa terbentuk secara tidak


langsung melalui sebuah langkah perantara
melalui kultur kalus atau suspense.
Menurut Merkle Dkk.(1995) perbedaan langsung dan
tidak langsung berdasarkan pada status epigenetic sel-sel
eksplan. Sel-sel somatic yang bersifat embrionik umumnya
lebih mudah diinduksi untuk mengalami embriogenesis
somatic di bandingkan sel-sel vegetative yang sudah
terdeferensiasi. Sel-sel yang terdiferensiasi membutuhkan
waktu untuk perubahan status epigenetic yang menyebabkan
inisiasi embriogenesis kurang bisa langsung terjadi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan
embrio somatik adalah jenis eksplan, sumber nitrogen dan
gula, serta zat pengatur tumbuh.
Embriogenesis
mempunyai (1) induksi sel dan
beberapa tahap kalus embriogenik
spesifik, yaitu

(2) pendewasan (3) perkecambahan

(4) hardening.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai