Anda di halaman 1dari 12

ASSALAMUALAIKUM

‘’ ANALISIS KEBUTUHAN’’
KELOMPOK 2 :
Verina Saraswati (207173045)
Yunita Sari (207173056)
Pengertian Analisis Kebutuhan

Langkah – Langkah Analisis


Analisis Kebutuhan membahas Kebutuhan

Sumber Analisi Kebutuhan


Pengertian Analisis
Kebutuhan

Dalam memahami analisis kebutuhan, yaitu : pertama,


analisis kebutuhan merupakan suatu rangkaian proses
berpikir mendalam dan sistematis untuk mengambil
keputusan. Kedua, kebutuhan merupakan kesenjangan
antara tujuan ideal yang diingikan dengan kenyataan yang
dihasilkan. Jadi analisis kebutuhan merupakan kegiatan
berpikir yang mendalam untuk mengumpulkan informasi
tentang kesenjangan antara kenyataan dengan harapan.
A. Pengertian Analisis
Kebutuhan Menurut
Para Ahli :

Menurut prof. Djuju Sudjana kebutuhan dalam pembelajaran dapat diartikan


sebagai suatu jarak antara tingkat pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang
dimiliki pada suatu saat dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap
yang ingin diperoleh seseorang, kelompok, lembaga, dan/atau masyarakat yang
hanya dapat dicapai melalui kegiatan belajar Pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa ‘’kebutuhan‟ itu bersifat dorongan internal seseorang. Dorongan kebutuhan
itu muncul dari kondisi realita yang memiliki kesenjangan atau gap dengan
harapan ideal

Suparman (2012) cenderung melihat kebutuhan dari segi proses. Ketika proses
identifikasi kebutuhan yang dimulai dari mengidentifikasi kesenjagan antara
keadaan sekarang dengan keadaan yang seharusnya dilanjukan dengan proses
pelaksanaan pemecahan masalah dan evaaluasi terhadap evektifitas den evisiensi
nya, maka proses itulah yang disebut dengan penilaian kebutuhan
Menurut PropHam Dan Baker (1992) pada hakikatnya proses pembelajarannya
yang efektif terjadi jika guru dapat mengubah kemampuan dan presepsi siswa dari
yang sulit mempelajari sesuatu menjadi mudah mempelajarinya. Lebih jauh
mereka menjelaskan bahwa proses belajar mengajar yang efektif sangat bergantung
pada pemilihan dan pengunaan metode pembelajaran untuk dapat memaksimalkan
pembelajaran.

McWhorter (1992:3) mendefinisikan efesiensi sebgai kemampuan untuk


menunjukkan sesuatu dengan sedikit usaha , biaya, dan pengeluaran untuk
mencapai hasil yang maksimal. Efisiensi mencakup pengunaan waktu dan sumber
daya secara efektif untuk menyelesaikan tugas tertentu.

Dari penjelasan diaatas, ada dua hal utama yang diperlukan untuk mencapai
proses belajar mengajar yang efektif. Pertama, harus ada kegiatan analisis
kebutuhan belajar siswa. Kebutuhan siswa adalah bagaimana menganalisis
hubungan antara kemampuan dan harapan siswa dari proses pembelajaran nya.
Kedua, harus ada gambaran seperti apa sistem ujian yang dipakai. Dengan
demikian pembelajaran yang efektif harus mempunyai syarat kesesuaian antara
kebutuhan belajar siswa dan sistem ujian.
Kesimpulan dari
Analisis Kebutuhan

Sebagai suatu proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta


pengembangan sistem penyampaian secara menyeluruh untuk
mencapai tujuan (kebutuhan) : yang meliputi pengembangan
bahan dan aktifitas pembelajaran.; dan uji coba serta revisi
keseluruhan pembelajaran dan aktifitas assesment pembelajar.
B. Langkah –
Langkah Analisis
Kebutuhan

1.Pengumpulan informasi

2. identifikasi kesenjangan

3. Analisis performance
4. Identifikasi hambatan
5. Identifikasi karateristik
siswa
6. Identifikasi prioritas ,
tujuan
7. Merumuskan masalah
1. Tahapan Pengumpulan Informasi
Dalam merancang pembelajaran pertama kali seorang desainer perlu memahami
terlebih dahulu informasi tentang siswa dapat mengerjakan apa, siapa memahami apa,
siapa yang akan belajar, kendala-kendala apa yang akan dihadapi, dan bagaimana
pengaruh keadaan tertentu terhadap karakteristik siswa.

2. Tahapan Identifikasi Kesenjangan


Dalam identifikasi kesenjangan Kaufman dan English (1979), menjelaskan
identifikasi kesenjangan melalui Organizational Elements Model (OEM). Dalam
model OEM, Kaufman menjelaskan adanya lima elemen yang saling berkaitan
Kategori kebutuhan seperti yang dikemukakan dalam OEM digambarkan oleh
Kaufman seperti gambar di bawah ini:
input Proses Produk Output Outcame

3. Analisis Performance
Tahap ketiga dalam proses need assessment, adalah tahap menganalisis performance.
Menganalisis performance dilakukan setelah desainer memahami berbagai informasi
dan mengidentifikasi kesenjangan yang ada. Ketika kita menemukan adanya
kesenjangan, selanjutnya kita identifikasi kesenjangan mana yang dapat dipecahkan
melalui perencanaan pembelajaran dan mana yang memerlukan pemecahan dengan
cara lain, seperti melalui kebijakan pengelolaan baru, penentuan struktur organisasi
yang lebih baik, atau mungkin melalui pengembangan bahan dan alat – alat.
4.Identifikasi hambatan
Tahap keempat dalam need assessment adalah mengidentifikasi berbagai kendala yang
muncul beserta sumber-sumbernya. Dalam pelaksanaan suatu program berbagai
kendala bias muncul sehingga dapat berpengaruh terhadap kelancaran suatu program.
Berbagai kendala dapat meliputi, waktu fasilitas, bahan, pengelompokan dan
komposisinya, pilosofi, personal, dan organisasi. Sumber-sumber kendala bisa berasal
dari pertama, orang yang terlibat dalam suatu program pembelajaran, misalnya guru-
kepala sekolah, dan siswa itu sendiri.
5. Identifikasi karakteristik siswa
Tahap kelima dalam need assessment adalah mengidentifikasi siswa. Tujuan utama
dalam desain pembelajaran adalah memecahkan berbagai problema yang dihadapi
siswa, oleh karena itu hal-hal yang berkaitan dengan siswa adalah bagian dari need
assessment. Identifikasi yang berkaitan dengan siswa di antaranya adalah tentang
usia, jenis kelamin, level pendidikan, tingkat social ekonomi, latar belakang, gaya
belajar, pengalaman dan sikap.
6. Identifikasi Tujuan
Kaufman (1983) mendefinisikan need assessment sebagai suatu proses
mengidentifikasi, mendokumentasi dan menjustifikasi kesenjangan antara apa yang
terjadi dan apa yang akan dihasilkan melalui penentuan skala prioritas dari setiap
kebutuhan. Definisi yang dikemukakan oleh Kaufman berhubungan erat dengan
tujuan yang ingin dicapai.
7. Menentukan Permasalahan
Tahap akhir dalam proses analisis masalah adalah menuliskan pernyataan masalah
sebagai pedoman dalam penyusunan proses desain intruksional. Penulisan masalah
pada dasarnya merupakan rangkuman atau sari pati dari permasalahan yang
ditentukan.

C. Sumber Analisis 1.Analisis Kebutuhan Akademis


Kebutuhan

2.Sumber Analisis kebutuhan


Non- akademis
2.Sumber Analisis kebutuhan Non-
1.Analisis Kebutuhan Akademis
Akademis
Analisis kebutuhan akademis adalah
Sumber Analisis Kebutuhan Non- Akademis
kompetensi yang harus dimiliki oleh
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
siswa sesuai dengan kurikulum yang
system Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1,
berlaku yakni KTSP. Kompetensi
menjelaskan bahwa daerah dapat
yang harus dicapai oleh KTSP
mengembangkan kurikulum muatan local,
tercermin dari Standar Isi dan Standar
yakni kurikulum yang memiliki kekhasan
Kompetensi Lulusan sebagai standar
sesuai dengan kebutuhan daerah, serta aspek
kemampuan minimal yang harus
pengembangan diri yang sesuai dengan minat
dicapai. Dalam peraturan pemerintah
siswa. Selanjutnya ayat 2, menjelaskan
Nomor 19 Tahun 2005 tentang
bahwa kurikulum pada semua jenjang dan
Standar Nasional Pendidikan Bab V
jenis pendidikan dikembangkan dengan
Pasal 26 dijelaskan Standar
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
Kompetensi Lulusan pada jenjang
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
pendidikan dasar bertujuan untuk
Atas dasar itulah, dalam proses
meletakkan dasar kecerdasan,
pengembangan desain pembelajaran sekolah
pengetahuan, kepribadian, akhlak
memiliki ruang yang cukup luas untuk
mulia, serta ketrampilan untuk hidup
mengembangkan isi kurikulum sesuai
mandiri dan mengikuti pendidikan
kebutuhan siswa, potensi, dan karakteristik
lebih lanjut.
daerah masing-masingsiswa.

Anda mungkin juga menyukai