Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP

Oleh Dr. Pranowo, M.Pd.


Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Disampaikan dalam
Pelatihan KTSP Guru-Guru Sekolah Dasar Katolik
Yayasan Insan Mandiri Denpasar, Bali
Senin, 22 Januari s.d. Rabu, 24 Januari 2006

YAYASAN INSAN MANDIRI DENPASAR, BALI

1
PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP

Oleh Dr. Pranowo, M.Pd.


Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

1. Pendahuluan

Salah satu komponen persiapan mengajar adalah penyusunan silabus. Pembelajaran


yang dilakukan oleh seorang guru tanpa disertai silabus memiliki beberapa kelemahan,
antara lain (a) tidak jelas arah yang harus dituju, (b) tidak jelas ruang lingkup dan sebaran
materi yang harus diajarkan, (c) tidak jelas kompetensi apa yang harus dimiliki oleh siswa,
dan (d) tidak dapat dikontrol oleh orang lain.
Berdasarkan alasan itulah, setiap guru sebelum mengajar wajib menyusun silabus.
Ada beberapa mekanisme yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus, yaitu (a)
mehamai pengertian silabus, (b) memahami komponen silabus, (c) memahami makna dan
ciri kompetensi, (d) dapat melakukan analisis instruksional, (e) memahami indikator
belajar, (f) memahami materi dan pengembangan struktur materi, (g) memahami
pengalaman belajar, (h) memahami metode pembelajaran, dan (i) memahami teknik
evaluasi, dsb.

2. Silabus dan Unsur-unsurnya

Berkaitan dengan KTSP, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan silabus. Pertama, silabus dapat diartikan sebagai (a) dokumen tertulis berupa
kurikulum dalam arti sebagai rencana pembelajaran, (b) garis besar, pokok-pokok isi
tentang apa dan bagaimana menyampaikan pengalaman belajar kepada siswa untuk suatu
mata pelajaran pada tingkat atau jenjang tertentu. Silabus dalam pengertian kedua
mengandung komponen (i) kompetensi yang akan dikembangkan, (ii) materi pembelajaran,
(iii) pengalaman belajar, (iv) sistem penilaian.
Kedua, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang
dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas dalam bidang tertentu. Ciri-ciri kompetensi adalah (a) memiliki fokus
dan konteks, yaitu berupa kehidupan nyata dalam berbagai peranan, (b) dibentuk melalui
integrasi dan aplikasi yang kompleks dari berbagai kemampuan, (c) integrasi dan aplikasi
merefleksikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta nilai secara berimbang, dan (d)
kompetensi ditandai dengan kinerja bukan hanya penguasaan pengetahuan, sikap dan nilai
serta ketrampilan saja. Dengan demikian, berkembangnya kompetensi siswa tidak harus
diukur melalui selesainya seluruh materi pembelajaran, tetapi akan diukur melalui proses,
kinerja, dan produk pembelajaran yang mampu dikuasai oleh siswa setelah belajar
sehingga tercapai kemampuan minimal yang diharapkan. Ilustrasi sederhana untuk
memahami kompetensi secara mudah adalah seperti pertanyaan “ANAKMU SUDAH
BISA APA?”, jawab atas pertanyaan tersebut antara lain (a) sudah bisa merangkak, (b)
sudah bisa berdiri, (c) sudah bisa berjalan, dst. Seluruh jawaban itu adalah gambaran
kompetensi yang mampu dikembangkan oleh siswa.
Agar kompetensi siswa dapat berkembang, unsur-unsur yang harus ditulis dalam
silabus adalah sebagai berikut:

2
1) Standar kompetensi adalah kemampuan, ketrampilan, sikap dan nilai minimal yang
harus dikuasai siswa setelah mempelajari suatu mata pelajaran tertentu. Hal ini
dimaksudkan agar seluruh wilayah pelaksanaan pendidikan di Indonesia memiliki
kualitas sama. Ada beberapa pemahaman mengenai standar kompetensi. Jika yang
dimaksud adalah kriteria minimal kemampuan, ketrampilan, dan sikap yang harus
dimiliki oleh out put lembaga pendidikan tertentu biasa disebut “standar kompetensi”.
Jika yang dimaksud adalah kriteria minimal kemampuan, ketrampilan, dan sikap yang
harus dimiliki oleh pembelajar setelah menempuh mata kuliah tertentu disebut
“kompetensi mata pelajaranm” (standar kompetensi mata pelajaran).
2) Kompetensi dasar adalah pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak
yang dilakukan secara konsisten dan terus-menerus dapat memungkinkan seseorang
untuk menjadi kompeten dalam bidang tertentu (Depdiknas, 2002). Teknik perumusan
kompetensi dasar dibicarakan lebih lanjut di bagian lain.
3) Indikator adalah uraian kompetensi yang harus dikuasai pembelajar dalam belajar
secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil
pembelajaran. Indikator yang terdapat dalam kurikulum pada dasarnya adalah sub-
subhasil belajar yang dipakai sebagai tolok ukur perkembangan pengetahuan dan
perubahan sikap serta perilaku pembelajar setelah mereka selesai mempelajari
kompetensi dasar tertentu. Teknik perumusan indikator dibicarakan lebih lanjut di
bagian lain.
4) Materi pembelajaran adalah wahana yang akan dipakai sebagai jembatan untuk
mengembangkan kompetensi dasar. Jika dalam kurikulum sebelumnya, penguasaan
materi merupakan sasaran belajar, materi dalam KTSP, seperti halnya dalam KBK
sebagai alat untuk mengembangkan kompetensi. Meskipun demikian, pembelajaran
tetap harus membelajarkan siswa melalui penguasaan materi agar dapat mencapai
kompetensi. Jenis materi yang dipelajari oleh pembelajar dapat berupa pengetahuan,
ketrampilan, sikap, fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (teknik penataan materi dapat
dilihat pada bagian lain).
5) Pengalaman belajar adalah proses belajar yang dilakukan oleh pembelajar hingga
mencapai hasil belajar. Ada beberapa hal penting yang harus diungkapkan dalam
pengalaman belajar, yaitu (a) apa yang dilakukan oleh pembelajar (kegiatan belajar),
(b) jalan manakah yang dilalui oleh pebelajar untuk mencapai kompetensi dasar
(metode pembelajaran), dan (c) adakah jembatan yang diperlukan oleh pembelajar
untuk melewati jalan tersebut guna mencapai kompetensi dasar (media pembelajaran).
6) Penilaian adalah pengukuran terhadap proses, kinerja dan hasil yang telah dicapai oleh
pembelajar dalam mengembangkan kompetensinya. Dalam KTSP, seperti halnya dalam
KBK, penilaian di samping dilakukan melalui tes, juga melalui non-tes. Penilaian non-
tes dapat berupa penilaian kemampuan menyusun program, kemampuan menyusun
proyek, berbagai tugas sebagai bentuk tagihan, dan portofolio (kumpulan berbagai
tugas yang dilakukan oleh pebelajar di luar tugas yang diberikan oleh guru).
7) Sumber belajar adalah keseluruhan bahan yang dapat menunjang pengembangan
kompetensi dasar pembelajar, misalnya berbagai artikel dari internet, surat khabar,
buku literatur, dokumen-dokumen lain yang diperlukan.
8) Alokasi waktu adalah pembagian waktu yang disediakan untuk mengembangkan
setiap jenis kompetensi dasar.

3
3. Penataan Materi

Penataan materi pembelajaran dalam silabus. Ada dua hal penting yang harus
diperhatikan dalam penataan materi, yaitu (a) kriteria penilaian materi, dan (b) struktur
materi. Materi perkuliahan yang baik harus memenuhi kriteria (i) valid, (ii) signifikan, (iii)
menarik, (iv) mudah dipelajari, (v) konsisten dengan realitas sosial, dan (vi) berguna. Jika
materi sudah memenuhi kriteria tersebut, kemudian sebelum disajikan harus ditata sesuai
dengan sifat materi masing-masing. Beberapa jenis penataan materi antara lain (i)
hierarkhis, (ii) prosedural, (iii) pengelompokan, dan (iv) gabungan.

1) Penataan hierarkhis

Materi ditata secara hierarkhis apabila suatu kompetensi yang dikembangkan


memerlukan prasyarat kompetensi lain yang lebih spesifik.

Menulis Karangan 3

Menulis Paragraf 2

Menulis Kalimat
1
2) Penataan prosedural
Materi ditata secara prosedural apabila suatu kompetensi yang akan dikembangkan
melalui materi tertentu tidak merupakan prasyarat bagi materi lain.

Berpidato

Memilih topik Menyusun Menulis Menentukan Merencanakan


Kerangka naskah metode penampilan

3) Penataan kelompok (cluster)

Penataan cluster dilakukan apabila kompetensi yang dikembangkan berdasarkan


materi tertentu memang satu sama lain merupakan kegiatan yang berbeda-beda tetapi
mengacu pada satu kompetensi tertentu.

4
Aneka jenis kata

Kata Benda Kata Kerja Kata Sifat Kata Ganti

4) Penataan kombinasi
Penataan materi secara kombinasi dilakukan apabila materi yang diajarkan memang
membutuhkan berbagai prasyarat tertentu, kelompok tertentu, atau prosedur tertentu.

Mampu Membaca

M. Intensif M. Cepat M. Kritis M. Indah

Menyimpulkan

Menilai

Menangkap Memprediksi Menangkap Menangkap makna


Isi Bacaan Makna Tersirat tersurat

4. Merumuskan Kompetensi dan Indikator Hasil Belajar


Ketika menyusun silabus, guru harus dapat merumuskan kompetensi dasar yang
perlu dikembangkan melalui pembelajaran dan indikator yang dapat dijadikan penentu
tercapainya kompetensi dasar tertentu. Sebagai dasar untuk merumuskan kompetensi dasar
dan indikator hasil belajar adalah kategori dalam ranah-ranah pendidikan. Ranah
pendidikan meliputi ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif.
a. Ranah kognitif terdiri atas 6 (enam) kategori, yaitu (1) pengetahuan, (2) pemahaman,
(3) aplikasi, (4) sintesis, (5) analisis, dan (6) evaluasi.
b. Ranah psikomotorik terdiri atas 4 (empat) kategori, yaitu (1) imitasi/peniruan, (2)
manipulasi, (3) artikulasi, dan (4) pengalamiahan (naturalisasi).

5
c. Ranah afektif terdiri atas 5 (lima) kategori, yaitu (1) menerima, (2) menanggapi, (3)
menilai, (4) mengelola, (5) menghayati.
Secara singkat dapat dilihat tabel di bawah ini.

Ranah Kognitif Ranah Psikomotor Ranah Afektif


Pengetahuan Imitasi/peniruan Menerima
Pemahaman Manipulasi Menanggapi
Kategori Aplikasi Artikulasi Menilai
Sintesis Pengalamiahan Mengelola
Analisis Menghayati
Evaluasi

Jika ingin merumuskan kompetensi dasar, kata-kata dalam kategori tersebut dapat
dipakai sebagai dasar perumusan. Perhatikan contoh di bawah ini!
1) Ranah kognitif
- Memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan menulis.
- Memahami berbagai jenis tulisan.
- Mampu mengaplikasikan teori menulis dalam mengarang.
- Mampu mensintesiskan (menggabungkan) beberapa jenis tulisan menjadi
satu jenis tulisan yang lain.
- Mampu menganalisis unsur-unsur dalam karangan
- Mampu mengevaluasi kualitas bahasa karangan.

2) Ranah Psikomotor
- Dapat menulis puisi bertema kepahlawanan
- Dapat memanipulasi cerita nonfiksi menjadi cerita fiksi.
- Dapat mengartikulasikan bunyi konsonan bilabial dengan jelas.
- Dapat mengalamiahkan pembacaan puisi seperti yang dimaksud penulisnya.

3) Ranah Afektif
- Dapat menerima pendapat orang lain dalam karangan yang berbeda dengan
pendapatnya.
- Dapat merespon pendapat orang lain seperti yang dikehendaki oleh
pembicara.
- Dapat menilai tulisan orang lain berdasarkan kriteria baik dan buruk.
- Dapat mengelola pemakaian bahasa secara gramatikal berdasarkan kaidah
bahasa yang benar.
- Dapat menghayati maksud penulis dalam cerpen.

6
Berdasarkan rumusan kompetensi dasar tersebut, masing-masing kompetensi dasar
dapat dikembangkan menjadi kegiatan konkret berupa indikator (lihat kata kerja
operasional dalam lampiran). Perhatikan contoh di bawah ini.

Kompetensi Dasar Indikator


- Memahami berbagai jenis tulisan - Memahami jenis tulisan deskriptif
(kognitif). - Memahami tulisan ekspositoris
- Memahami tulisan argumentatif.
- Memahami tuisan narasi.
- Dapat menulis puisi bertema - Dapat memilih tema puisi
kepahlawanan (psikomotor) - Dapat memilih diksi yang tepat
berkaitan dengan tema puisi yang
dipilihnya.
- Dapat merangkai kata-kata menjadi
baris-baris puisi.
- Dapat menerima pendapat orang - Dapat menilai pendapat orang lain
lain dalam karangan yang secara objektif.
berbeda dengan pendapatnya - Dapat menghargai pendapat orang lain
(afektif). meskipun berbeda dengan
pendapatnjya
- Dapat menerima pendapat orang lain
melalui karangan yang dibacanya.

5. Model Silabus

Ada dua macam model silabus, yaitu (a) model matrik dan (b) model deskripsi.
Model matrik adalah model silabus yang disusun dengan menggunakan format tabel
dengan urutan dari kiri ke kanan. Meskipun demikian, urutan penyusunan silabus dapat
dimodifikasi oleh guru. Sedangkan model deskripsi adalah model format silabus yang
disusun secara terurai ke bawah. Masing-masing model diberikan contoh format di bawah
ini.

Anda mungkin juga menyukai