Anda di halaman 1dari 10

STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI

DASAR DAN PERUMUSAN INDIKATOR


DALAM KTSP

Oleh Dr. Pranowo, M.Pd.


Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Disampaikan dalam Pelatihan KTSP Guru-Guru Sekolah Dasar Katolik


Yayasan Insan Mandiri Denpasar, Bali
Senin, 22 Januari s.d. Rabu, 24 Januari 2006

YAYASAN INSAN MANDIRI DENPASAR, BALI

1
STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN
INDIKATOR DALAM KTSP

Oleh Pranowo
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

1. PENDAHULUAN

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan


Menengah dalam PP no 19/ 2005 disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
dan Standar Isi (SI), serta berpedoman pada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar
Nasional Mutu Pendidikan (BSNP). Panduan penyusunan KTSP terdiri atas dua bagian,
yaitu bagian pertama berupa panduan umum dan bagian kedua berupa model KTSP.
Panduan umum memuat ketentuan dan pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan
pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang terdapat dalam SKL dan SI.
Meskipun demikian, model perumusan Standar Kompetensi Mata Pelajaran (SKMP)
dan perumusan Kompetensi Dasar (KD) antara jenjang SD/SMP/SMA dan SMK berbeda.
SKMP dan KD SMK terkesan “seadanya” dan tidak jelas visi dan misi pembelajaran yang
ingin dicapai. Sementara itu, rumusan SKMP dan KD SD/SMP/SMA sangat rinci dan jelas
(meskipun belum lengkap).
Di sisi lain, indikator hasil belajar baik SD, SMP, SMA, maupun SMK belum
dirumuskan. Hal ini memang dimaksudkan agar guru dapat mengembangakan sendiri
berdasarkan kebutuhan yang ada di sekolah masing-masing. Dalam kaitan dengan hal ini,
BSNP mengisyaratkan bahwa Satuan Pendidikan yang telah melakukan uji coba kurikulum
2004 secara menyeluruh diperkirakan mampu secara mandiri mengembangkan kurikulum
berdasarkan SKL dan SI (BSNP, 2006). Hal ini berarti bahwa konsep-konsep kurikulum
2004 masih relevan untuk mendukung pengembangan KTSP dalam beberapa aspeknya.
Dengan kata lain, meskipun dalam KTSP belum disertai dengan indikator, guru dapat
merumuskan indikator berdasarkan pola yang ada dalam KBK 2004.

2. Dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran, Kompetensi Dasar, sampai


Indikator

a. Rumusan Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sudah ada dalam pedoman penyusunan KTSP.
Setiap mata pelajaran memiliki SKL sendiri-sendiri. Meskipun demikian, rumusan SKL
setiap mata pelajaran menggunakan pola yang kurang lebih sama. Pola perumusan SKL
lulusan biasanya digunakan kata-kata memahami, melaksanakan, mengapresiasi, memiliki
kemampuan, meneladani, memiliki sikap, mengenal, menghargai, mendeskripsikan,
mempraktikkan, dsb. Jika dilihat dari kata-kata kunci yang digunakan tersebut, rumusan

2
SKL cenderung mengacu pada kategori-kategori dalam domain pendidikan, meskipun belum
konsisten.
Dengan demikian, setiap kegiatan pembelajaran (mata pelajaran apa pun) memiliki
standar kompetensi lulusan yang mengacu pada berkembangnya pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Karena KTSP di samping
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan juga berdasar pada Standar Isi, masing-masing
rumusan Standar Kompetensi di atas dapat dikembangkan sesuai dengan isi yang harus
dipelajari oleh peserta didik, misalnya menulis kembali informasi yang didengar,
menangkap isi tersirat bacaan, dsb.

b. Rumusan Kompetensi Dasar


Atas dasar rumusan SKL mata pelajaran di atas, dalam rambu-rambu KTSP juga
sudah disertai rumusan Kompetensi Dasar (KD). Contoh rumusan KD dapat dilihat mata
pelajaran PPKN SMA kelas X semester 1 di bawah ini.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


Memahami peraturan perundang-undangan 1.1 Mengidentifikasi tata urutan peraturan
daerah sesuai dengan undang-undang perundang-undangan daerah dan
otonomi daerah dan peraturan perundang- peraturan perundang-undangan
undangan nasional nasional
1.2 Mendeskripsikan proses pembuatan
peraturan perundang-undangan daerah
dan peraturan perundang-undangan
nasional

Rumusan standar kompetensinya menggunakan kata “memahami”. Seorang siswa dadapat


dikatakan “memahami peraturan perundang-undangan”, setidaknya mereka memiliki
kemampuan dasar “mengidentifikasi tata urutan peraturan perundang-undangan” dan
mampu “mendeskripsikan proses pembuatan peraturan perundang-undangan”. Perhatikan
satu contoh lagi mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA kelas X semester 1 di bawah
ini.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan 1.1 Memperkenalkan diri dan orang lain di
informasi melalui kegiatan berkenalan, dalam forum resmi dengan intonasi yang
berdiskusi, dan bercerita tepat.
1.2 Mendiskusikan masalah (yang
ditemukan dari berbagai berita, artikel,
atau buku)
1.3 Menceritakan berbagai pengalaman
dengan pilihan kata dan ekspresi yang
tepat

Standar kompetensinya menggunakan kata kunci “mengungkapkan”. Seorang siswa


dikatakan mempu “mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan

3
berkenalan, berdiskusi, dan bercerita” jika mereka memiliki kemampuan dasar ”
memperkenalkan diri dan orang lain...”, “mendiskusikan masalah...”, “menceritakan
berbagai pengalaman....” .
Jabaran dari standar kompetensi menjadi KD di atas merupakan jabaran minimal.
Artinya, guru masih boleh menjabarkan standar kompetensi tersebut menjadi KD yang lebih
banyak lagi. Mislanya.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


Memahami peraturan perundang-undangan 1.1 Mengidentifikasi tata urutan peraturan
daerah sesuai dengan undang-undang perundang-undangan daerah dan
otonomi daerah dan peraturan perundang- peraturan perundang-undangan nasional
undangan nasional 1.2 Mendiskusikan hasil identifikasi tata
urutan peraturan perundang-
undangan nasional.
1.3 Mendeskripsikan proses pembuatan
peraturan perundang-undangan daerah
dan peraturan perundang-undangan
nasional.
1.4 Melaporkan deskripsi proses
pembuatan peraturan perundang-
undangan daerah dan peraturan
perundang-undangan nasional.

Catatan: KD yang dicetak tebal adalah hasil pengembangan


Penambahan KD yang ada di dalam pedoman KTSP boleh dilakukan oleh guru,
tetapi guru tidak boleh mengurangi KD yang ada dalam KTSP. Sebagai bahan pertimbangan
perlu tidaknya menambah KD adalah (a) apakah standar kompetensi sudah dapat dicapai
melalui KD yang ada, (b) apakah alokasi waktu yang tersedia mencukupi dengan
ditambahnya KD baru, dan (c) apakah cakupan isi/materi sudah terwadahi dalam KD yang
ada.
Jika ingin menambahkan KD baru dalam setiap standar kompetensi, guru dapat
mengikuti kategori-kategori dalam ranah pendidikan di bawah ini.

Ranah Kognitif Ranah Psikomotor Ranah Afektif


Pengetahuan Imitasi/peniruan Menerima
Pemahaman Manipulasi Menanggapi
Kategori Aplikasi Artikulasi Menilai
Sintesis Pengalamiahan Mengelola
Analisis - Menghayati
Evaluasi - -

Dengan tabel kategori seperti di atas, rumusan Kompetensi Dasar akan sangat mudah
diikuti oleh guru. Sekedar sebagai contoh, perhatikan rumusan di bawah ini.
(1) Memahami isi berita yang dibacanya (kognitif)

4
(2) Menulis berita berdasarkan teori yang benar (kognitif)
(3) Menganalisis isi berita yang dibacanya (kognitif)
(4) Menilai berita dari segi isi dan bahasanya (kognitif).
(5) Terampil mengartikulasikan perasaan tokoh yang sedang sedih (keterampilan)
(6) Bersedia menerima perbedaan pendapat secara terbuka (afektif).

c. Rumusan indikator

Indikator harus dirumuskan oleh guru berdasarkan KD yang sudah ada. Indikator
adalah penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur
yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Sebagai pegangan praktis, untuk memudahkan tugas guru dalam merumuskan
indikator adalah bahwa “indikator itu kegiatan kongkret yang harus dilakukan oleh siswa
selama belajar yang sesuai dengan KD”. Perhatikan contoh di bawah ini!
Kompetensi Dasar: Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan
tempat dalam bentuk paragraf naratif.
Agar siswa memiliki tanda-tanda bahwa KD itu sudah dicapai, siswa harus
melakukan kegiatan konkret (yang disebut indikator) seperti:
(a) dapat menentukan gagasan yang akan ditulis,
(b) dapat menjelaskan pola urutan waktu dan tempat,
(c) dapat menyusun paragraf yang bersifat naratif.

Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan usaha bela negara.


Agar siswa memiliki tanda-tanda bahwa KD itu sudah dicapai, siswa harus
melakukan kegiatan konkret (yang disebut indikator) seperti:
(a) dapat mendefinisikan pengertian bela negara.
(b) dapat mengidentifikasi ciri kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai bela
negara.
(c) dapat menyebutkan berbagai kegiatan bela negara.
(d) dapat membedakan kegiatan bela negara dan kegiatan yang bukan bela negara.
Berdasarkan contoh di atas, kiranya perumusan indikator menjadi lebih mudah.
Namun, agar gambaran menjadi lebih konkret dapat diperhatikan contoh di bawah ini!

Kata-kata dalam KD Model perumusan indikator


Memahami a. dapat mendefinisikan
b. dapat menyebutkan ciri-ciri
c. dapat membedakan ..... dengan .....
Mendiskusikan a. dapat membentuk kelompok diskusi
b. dapat menyampaikan gagasan sebagai pemicu diskusi
c. dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat orang
lain
d. dapat merangkum berbagai pendapat dalam diskusi
e. dapat merumuskan hasil diskusi
f. dapat melaporkan secara lisan hasil diskusi.
Menceritakan a. dapat memilih topik cerita
b. dapat menyebutkan unsur-unsur dalam cerita

5
c. dapat menyusun urutan cerita secara kronologis
d. dapat memilih kata yang bisa menimbulkan rasa lucu
dalam cerita
e. dapat menyampaikan cerita di hadapahanteman-temannya.

Selaras dengan rumusan Kompetensi Dasar, setiap kategori dalam ranah pendidikan
dapat dicapai melalui kegiatan konkret yang dapat diukur dan diamati. Oleh karena itu,
perumusan indikator hendaknya disusun menggunakan kata kerja operasional dalam setiap
kategori dalam domain pendidikan. Kata kerja operasional dalam setiap kategori pendidikan
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif

Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi


Memasangkan Mempertahankan Mengurutkan Mengorelasikan mengarang Menugaskan
Membaca Membedakan Menggambarkan Mencerahkan Menghubungkan memerinci
Memberi indek Mengubah Membangun Mendiagramkan Menyusun Memperjelas
Memberi kode Mencirikan Meramalkan Melatih Menggeneralisasi Mengarahkan
Memberi label Mengkontraskan Menghitung Menominasikan Memperjelas Memprediksi
Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Membentuk Mengkritik
Memilih Menyimpulkan Mengoperasikan Mengedit Membangun Memproyeksikan
Menamai Merangkum Mengkonsepkan Memilih Mananggulangi Menafsirkan
Menandai Menguraikan Membiasakan Merasionalkan merancang Mempertahankan
Mencatat Menjalin Mencegah Menguji Mengkode Memvalidasi
Mendaftar Menerangkan Menggali Menemukan Menggabungkan Memutuskan
Menelusuri Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi Mengumpulkan
Menggambar Memproduksi Mentransfer
Menerapkan Menegaskan

Kata Kerja Operasiomal Ranah Afektif

Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati


Mematuhi Menyambut Memprakarsai mempertahankan Melayani
Memberi Mengkompromikan Meyakinkan Mengklasifikasikan Mendengarkan
Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Mengubah
perilaku
Meminati Mendukung Mengimani membangun Menunjukkan
Mempertanyaka Membantu meyakini Mengubah Berakhlak mulia
n
Menganut Menyenangi Memperjelas Mengkombinasikan Mengkualifikasi
Mengikuti Mengajukan melengkapi Menata Mempengaruhi
Melaporkan Mengusulkan Mengelola Memecahkan
Memilih Menyumbang Mengosiasi Membuktikan
Menampilkan Menggabungkan Memadukan
Mengatakan Mengundang Merembuk
Menyetujui Membentuk

6
pendapat

Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotorik

Imitasi/ Manipulasi Artikulasi Pengalamiahan


Peniruan
Melamar Memilah Mengirim Memadankan
Membangun Menempatkan Mencampur Menempel
Membersihkan Memanipulasi Mengemas Melonggarkan
Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjeniskan
Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan
Mengatur Melatih Memindahkan Menggunakan
Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk
Mengkonstruksi mencampur Mengoperasikan Mensketsa
Mengubah membuat Mendorong memulai
Mengumpulkan Memperbaiki Menarik Menyetir
Menimbang Mengidentifikasi Menggantikan Mempertajam
Menyesuaikan Mendemonstrasikan

3. Penutup

Berdasarkan uraian di atas dapat dicatat beberapa butir penting sebagai berikut.
a. Standar Kompetensi yang dimaksud di sini adalah standar kompetensi lulusan untuk
mata pelajaran tertentu. SKL sudah ada dalam pedoman perumusan KTSP dan guru tidak
boleh mengubah, mengurangi, atau menambah.
b. Kompetensi Dasar adalah kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh siswa untuk
mewujudkan SKL. KD sudah ada dalam pedoman penyusunan KTSP. Guru tidak boleh
mengurangi KD yang ada dalam pedoman KTSP, tetapi masih dimungkinkan untuk
menambah KD lain.
c. Indikator belumada dalam pedoman penyusunan KTSP. Oleh karena itu, guru harus
merumuskan sendiri indikator yang terdapat dalam setiap KD.
d. Perumusan indikator harus berupa kegiatan konkret yang dapat diukur atau diamati.

7
DAFTAR PUSTAKA

Indra Jati Sidi, Dr. Ir. 2001. “Strategi Pendidikan Nasional”. Makalah dalam Simposium
Pendidikan Nasional dan Munas I Alumni Program Pasca Sarjana Universitas Negeri
Malang.
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah.2006. Jakarta: BSNP.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional mRepublik Indonesia No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional republik Indonesia No. 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional republik Indonesia No. 24 tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pusat Kurikulum Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar.

SK. Mendiknas no. 045/U/2002 tgl. 2 April 2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.

SK. Mendiknas no. 232/U/2000 tgl. 20 Desember 2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar.

Standar Kompetensi Dasar Guru. 2001. Jakarta: Dirjen Dikti, Komisi Disiplin Pendidikan
Tinggi.

Suyanto, M.Ed., Ph.D., Prof. 2002. “Formula Pendidikan Nasional Era Global”. Makalah
dalam Simposium Pendidikan Nasional dan Munas I Alumni Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Malang.

Utz, Robert T. and Leo D. Leonard. 1975. The Foundations of Competency Based
Education. Toledo: Kendall/Hunt Publishing Company.

8
Lampiran: Kata yang dapat dipakai untuk merumuskan indikator dari sebuah KD

Kompetensi Dasar Indikator


Memahami - Mengidentifikasi (mengemukakan ciri-ciri)
- Dapat melakukan
- Mengungkapkan makna
- Menggunakan
- Membedakan ... dengan ...
- Menggunakan ...
- Menyampaikan ..
- memberi respon
- Mendefinisikan ....
- Memberikan contoh
- Mempertahankan
Mendeskripsikan - Menjelaskan
- Membedakan
- Menyebutkan
- Mengidentifikasi
- Menemutunjukkan
- Menjelaskan sebab akibat
- Menerangkan
- Mendefinisikan
- Menguraikan ....
- Menyebutkan ....
- Menggunakan
- Mengkonversikan
- Membandingkan
Menggolongkan - Mengidentifikasi
- Membedakan
- Mengelompokkan
- Memberi nama
- Menemukan hubungan ...
- Menentukan .....
- Menerapkan ...
Menerapkan - Mendefinisikan
- Mengenali kaidah
- Melakukan (menyelesaikan tugas tepat waktu)
Menganalisis - Menjelaskan
- Menemukan hubungan
- Menelaah
- Mengaitkan
- Menyimpulkan
Menghitung - Menetapkan ...

9
- Menentukan
- Dll.

10

Anda mungkin juga menyukai