PALIATIF KELOMPOK 5 : DARA IMANDA DEWI SINTA IIN SIMANJORANG MEITY RULYA MENTERIA PURBA SITI SYARAH SUGESTA ALFINA LATAR BELAKANG
• Komunikasi merupakan sebuah proses yang sangat penting dalam
hubungan antar manusia. Didalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi yang baik sebagai awal terciptanya sebuah hubungan perawat dengan pasien dan keluarga pasien. Salah satu bentuk bidang pelayanan yang ada dirumah sakit adalah paliatif care. Paliatif care merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang terminal yang dapat dilakukan secara sederhana sering kali prioritas utama adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien. TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Dalam asuhan keperawatan, komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku klien kearah yang lebih baik agar mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Stuart dan Laraia, 2001 dalam Suryani, 2016). Komunikasi terapeutik antara perawat dengan klien bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih positif atau adaptif. Komunikasi terapeutik dapat terlaksana ketika perawat mampu menunjukkan sikap empati, berkomunikasi secara efektif, serta mampu memberikan respons terhadap pikiran, kebutuhan dan perhatian klien (Mohr, 2003 dalam Suryani, 2016). B. Konsep Dasar Keluarga Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah kesehatan dalam kelompoknya. Keluarga pasien memiliki peranan penuh dalam pengambilan keputusan terhadap pasien paliatif contohnya pada pasien yang mengalami mati batang otak (MBO), peran ini menimbulkan kecemasan tersendiri bagi keluarga pasien. C. Konsep Paliatif Care
• Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien
dan keluarga dalam mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah dan menghilangkan penderitaan, dimana pasien dan keluarga merupakan bagian dari perawatan paliatif itu sendiri. • Perawatan paliatif ini bertujuan untuk membantu pasien yang sudah mendekati ajalnya, agar pasien aktif dan dapat bertahan hidup selama mungkin. Perawatan paliatif ini meliputi mengurangi rasa sakit dan gejala lainnya, membuat pasien menganggap kematian sebagai proses yang normal, mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual. D. Cara berkomunikasi dengan pasien tidak sadar Adapun teknik komunikasi yang dapat diterapkan pada pasien paliatif meliputi: • Menjelaskan, dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat lakukan terhadap klien • Memfokuskan, memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari pesan yang disampaikan. • Memberikan informasi, informasi yang dapat diberikan perawat terhadap pasien bias berupa intervensi yang akan dilakukan maupun kemajuan dari status kesehatannya. Karena dengan keterbukaan yang dilakukan perawat dapat menumbuhkan kepercayaan klien dan pendorongnya untuk menjadi lebih baik. • Mempertahankan ketenangan. E. Prinsip Komunikasi dengan pasien paliatif Adapun prinsip berkomunikasi dengan pasien paliatif yang perlu diperhatikan meliputi : • Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal didekat klien, karena ada keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terakhir yang mengalami penurunan penerimaan. Klien yang tidak sadar seringkali dapat mendengar suara dari lingkungan walaupun klien klien tidak dapat meresponnya. • Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi ucapan yang perawat sampaikan didekat pasien • Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien, sentuhan diyakini dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan kesadaran • Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien focus terhadap komunikasi yang dilakukan perawat. F. Teknik komunikasi perawat dengan keluarga pasien paliatif
Berduka antisipasi adalah respon emosional yang terjadi sebelum
kematian yang sebenarnya dialami anggota keluarga dengan gangguan kronis (degeneratif) atau terminal (Arnold &Boggs, 2016) . Anggota keluarga harus memahami bahwa klien sedang dalam proses akan mengalami kematian. Perawat dapat memfasilitasi proses berduka antisipasi dengan meminta klien dan keluarga untuk mengingat kembali atau bernostalgia tentang kehidupan mereka (Stuart, 2013). Komunikasi yang dibutuhkan keluarga pada saat menjelang kematian (Arnold &Boggs, 2016) 1.Jawaban yang jujur dan lengkap untuk pertanyaan tentang klien: pengulangan dan penjelasan lebih lanjut jika diperlukan 2. Informasi terbaru tentang kondisi pasien dan perubahan yang terjadi 3. Jelas, dapat dimengerti, disampaikan dengan empati dan rasa hormat 4.Mengungkapkan keprihatinan dan perasaan yang mendukung kepada keluarga 5. Informasi tentang apa yang diharapkan : fisik, emosional, spiritual, sebagai pendekatan kematian. 6. Membahas siapa yang harus dihubungi, masalah hukum, peringatan dan perencanaan pemakaman. 7. Membahas tentang budaya danMembahas tentang budaya dan atau ritual keagamaan saat dan setelah kematian 8. Apresiasi konflik yang dialami keluarga ketika harus membuat keputusan, misalnya dilema di akhir kehidupan adalah apakah tindakan dukungan kehidupan memperpanjang hidup atau memperpanjang tahap kematian. 9. Meluangkan waktu khusus untuk melayani pasien 10.Meninggalkan pasien untuk jangka pendek dan perawat akan menghubungi anggota keluarga jika ada perubahan kondisi pasien. TERIMA KASIH