Anda di halaman 1dari 14

Analisis Kebijakan Nasional MUI

dalam Labeling Obat dan Makanan

Kelompok 2
1. Febriana Nurma S (1751700131)
2. Nimas Ardiniar (1751700010)
3. Prisca Danu P (1751700180)
4. Puri Manggar S (1751700135)
Latar belakang masalah
 Melemahnya perekonomian yang salah satunya disebabkan
oleh kenaikan BBM. Dalam kondisi kekhawatiran dalam mutu
makanan yang bisa disediakan keluarga Indonesia mengalami
penurunan dari waktu ke waktu. Hal ini cukup berbahaya jika
dikaitkan dengan aspek kehalalan, karena jika penurunan
kualitas makanan berarti juga mengabaikan kualitas
kehalalannya
Permasalahan
 Masyarakat Indonesia sekitar 90% nya adalah muslim.
Karenanya keamanan pangan bagi 90% masyarakat Indonesia
harus terpenuhi.
 Bagaimana saat ini pelaksanaan kebijakan pemerintah
terhadap labelisasi obat dan makanan ini ?
Definisi Labelisasi
• Sertifikasi halal adalah fatwa tertulis MUI yang menyatakan
kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam.
• Produk halal adalah produk yang memenuhi syariat kehalalan
sesuai dengan syariat Islam.
Sistem/Prosedur Labelisasi di MUI dan
BPOM
Proses sertifikasi halal :
1. Produsen mengajukan sertifikasi halah bagi produknya, mengisi
formulir dan melampirkan beberapa file
2. Tim auditor melakukan audit ke lokasi produsen setelah
formulir dan lampiran dikembalikan ke LP-POM MUI
3. Hasil audit dan hasil Lab dievaluasi dalam rapatTenaga Ahli LP-
POM MUI, jika sudah memenuhi syarat lalu dibuat laporan dan
diajukan pada Sidang Komisi Faatwa MUI untuk diputuskan
kehalalannya
4. Sidang Komisi Fatwa MUI dapat menolak laporan hasil jika
dianggap belum memenuhi syarat yang ditentukan.
5. Sertifikat halal dikeluarkan setelah ditetapkan status
kehalalannya oleh Komisi fatwa MUI
6. Perusahaan yang telah mendapatkan Serifikat Halal, harus
mengangkat Auditor Halal Internasional sebagai bagian dari
Sistem Jaminan Halal.
Tata Cara Audit di Perusahaan
1. Surat resmi dikirim ke perusahaan, yang memuat jadwal
audit dan syarat administrasi
2. LP-POM MUI menerbitkan surat perintah pemeriksaan
3. Tim auditor melakukan pemeriksaan (auditing)
Masa Berlaku Sertifikat Halal
1. 2 tahun untuk daging yang diekspor Surat Keterangan Halal
diberikan untuk setiap pengapalan
2. 3 bulan sebelum berakhir masa berlakunya sertifikat, LP-POM
MUI akan mengirim surat pada produsen
3. 2 bulan sebelum berakhir produsen harus mendaftar untuk
Sertifikat baru
4. Produsen yang tidak memperbarui sertifikatnya, tidaak diijinkan
menggunakan sertifikat halal dan dihapus dari daftar resmi LP-
POM MUI, Jurnal halal
5. Jika sertifikat hilang, pemegang harus segera melaporkan ke LP-
POM MUI
6. Sertifikat halal adalah milik LP-POM MUI, apabila LP-POM
MUI memintanya kembali, meka pemegang sertifikat wajin
mengembalikannya
Sistem Pengawasan
1. Perusahaan wajib menandatangani perjanjian untuk
menerima Tim Sidak LP-POM MUI
2. Perusahaan berkewajiban menyerahkan laporan audit
internal setiap 6 bulan setelah terbitnya sertifikat Halal
Prosedur Perpanjangan Sertifikat Halal
1. Produsen yang memperpanjang sertifikat yang dipegangnya
harus mengisi formulir pendaftaran
2. Pengisian formulir disesuaikan dengan perkembangan
terakhir produk
3. Perubahan bahan baku, bahan tambahan dan penolong, dan
pengelompokan produk harus di infikan ke LP-POM MUI
4. Produsen wajib melengkapi dokumen terbaru tentang
spesifikasi, sertifikat halal, dan bahan alir proses.
Peraturan pemerintah no.69 tahun 1999
pasal 1 ayat 5 bahwa pangan halal adalah
pangan yang tidak mengandung unsur atau
bahan yang haram atau dilarang untuk
dikonsumsi umat Islam, baik yang
menyangkut bahn baku pangan, bahan
tambahan pangan, bahan bantu dan bahan
penolong lainnya termasuk bahan pangan
yang diolah melalui proses rekayasa
genetika dan irasiasi pangan, dan yang
pengelolaannya dilakukan sesuai dengan
ketentuan hukum agama Islam.
Isi label pada, dalam kemasan pangan
 Nama produk
 Daftar bahan yang digunakan
 Berat bersih / isi bersih
 Nama, dan alamat pihan yang memproduksi / memasukkan
pangan ke dalam wilayah Indonesia
 Keterangan tentang halal dan tanggal, bulan dan tahun
kadaluarsa
Lembaga yang bertanggung jawab
penanganan pangan di Indonesia
 Departemen agama : audit pertanggung jawaban digabung
halal dan layanan karyawan muslim
 Badan POM : audit penerapan cara produksi makanan yang
baik (CPMB) dan mutu
 MUI : audit bahan dan proses produksi (oleh LP-POM MUI)
serta penerbitan sertifikasi halal
5 langkah kebijakan halal Departemen
Agama untuk kehalalan produk
pangan, obat dan kosmetik
 Bahan (zatnya) baik bahan baku maupun bahan tambahan
 Proses produksi (tidak terkontaminasi anjis
 Penyimpanan (tidak boleh ada kontaminasi najis)
 Distribusi, peralatan maupun orang yang
mendistribusikannya tidak boleh terkontaminasi najis
 Penyajian atau display (tiddak terkontaminasi najis)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai