Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK

DIAN AYU W, SST


PENGERTIAN
 Menurut Purwanto (1994) : komunikasi
yang direncanakan secara sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan pada
kesembuhan klien.

 Menurut Stuart & Sundeen (1995) :


merupakan cara untuk membina hubungan
yang terapeutik dimana terjadi penyampaian
informasi dan pertukaran perasaan dan
pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi
orang lain.
Komunikasi terapeutik berbeda
dengan komunikasi sosial yang
mana komunikasi terapeutik selalu
terdapat tujuan atau arah yang
spesifik untuk komunikasi
FUNGSI & TUJUAN
Meningkatkan tingkat kemandirian klien
melalui proses realisasi diri, penerimaan diri
dan rasa hormat terhadap diri sendiri

Kemampuan untuk membina hubungan


interpersonal yang intim dan saling
tergantung dan mencintai

Identitas diri yang jelas dan rasa integritas


yang tinggi

Meningkatkan kesejahteraan klien dengan


peningkatan fungsi dan kemampuan
memuaskan kebutuhan serta mencapai
tujuan personal yang realistik
UNSUR KOMTER
• Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang.
Lambang bahasa dinyatakan dalam bentuk lisan
maupun tulisan.
• Lambang suara berkaitan dengan intonasi suara.
Lambang gerak adalah ekspresi wajah dan gerakan
tubuh. Sedangkan lambang warna berkaitan dengan
pesan yang disampaikan melalui warna tertentu yang
mempunyai makna, yang sudah diketahui secara
umum, misalnya warna merah, kuning atau hijau pada
lampu lalu lintas

Pesan
• Komunikan adalah • Media adalah sarana dari
penerima pesan. Seorang komunikasi. Bisa berupa
penerima pesan harus media cetak, audio, visual
tanggap dengan pesan dan audio – visual.
yang diterimanya. Gangguan pada media
akan mempengaruhi
penerimaan pesan dari
komunikan

Komunikan Media
• respon atau umpan balik adalah reaksi
komunikan sebagai dampak / pengaruh
dari pesan yang disampaikan, baik secara
langsung maupun tidak langsung atau
komunikasi secara verbal ( diucapkan
langsung) maupun non verbal ( melalui
ekpresi wajah,gerakan tubuh)

Respon
CIRI – CIRI
Keiklasan (Genuiness)
tenakes harus menyadari tentang nilai, sikap dan
perasaan yang dimiliki terhadap keadaan klien.
Tenakes mampu menunjukkan rasa iklasnya,
mempunyai kesadaran mengenai sikap yang dimiliki
terhadap klien sehingga mampu belajar untuk
melakukan komunikasi secara tepat

Empati
pemahaman / penerimaan tenakes terhadap perasaan
yang dialami klien dan kemampuan merasakan dunia
pribadi klien.

Kehangatan (Warmth)
dengan kehangatan, tenakes akan mendorong klien
untuk mengekspresikan ide dan menuangkannya
dalam bentuk perbuatan tanpa rasa takut dimaki.
Suasana yang hangat dan tanpa adanya ancaman
menunjukkan adanya rasa penerimaan tenakes
terhadap klien
PRINSIP KOMTER
 Hubungan tenakes dengan klien bersifat
saling menguntungkan. Dimana didasari pada
prinsip Humanity of midwive and clients
dalam arti hubungan tenakes dengan klien
merupakan hubungan antar manusia yang
bermartabat.
 Tenakes harus mengenal dirinya sendiri yang
berarti mengahayati, memahami diri sendiri
serta nilai yang dianut komunikasi harus
ditandai dengan sikap saling menerima, saling
percaya dan saling menghargai.
 Tenakes harus memahami, menghayati nilai
yang dianut oleh pasien.
 Tenakes harus menyadari pentingnya
kebutuhan pasien baik fisik maupun mental
 Mampu menentukan batas waktu yang sesuai
dan dapat mempertahankan konsistensinya
 Tenakes harus menciptakan suasana yang
memungkinkan pasien memiliki motivasi
untuk mengubah dirinya baik sikap maupun
tingkah lakunya sehingga tumbuh makin
matang dan dapat memecahkan masalah
yang dihadapi
 Tenakes mampu menguasai perasaan sendiri
secara bertahap untuk mengetahui dan
mengatasi perasaan gembira, sedih, marah,
keberhasilan mauapun frustasi
 Memahami betul arti empati sebagai tindakan
yang terapeutik dan sabaliknya simpati bukan
tidakan yang terapeutik.
 Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan
dasar dari hubungan terapeutik
 Mampu berperan sebagai role model agar
dapat menunjukkan dan meyakinkan orang
lain tentang kesehatan
 Tenakes harus menciptakan suasana yang
memungkinkan pasien bebas berkembang
tanpa rasa takut
FASE – FASE KOMTER
 Orientasi
pada fase ini hubungan yang terjadi masih
dangkal dan komunikasi yang terjadi bersifat
penggalian informasi. Fase ini dicirikan oleh 5
kegiatan pokok yaitu,menggali pikiran dan
perasaan klien, membangun kepercayaan,
mengidentikfikasi masalah dan tujuan,
melakukan klarifikasi dan kontrak informasi
 Kerja
pada fase ini dituntut untuk bekerja keras
untuk memenuhi tujuan yang telah
ditetapkan pada fase orientasi. Bekerjasama
dengan pasien untuk berdiskusi tentang
masalah yang merintangi pencapaian tujuan.
 Penyelesaian
tenakes mendorong pasien untuk memberikan
penilaian atas tujuan yang dicapai, agar
tujuan yang tercapai adalah kondisi yang
saling menguntungkan dan memuaskan.
Kegiatan pada fase ini adalah penilaian,
pencapaian tujuan dan perpisahan
FAKTOR YANG MENGHAMBAT
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Persepsi / menilai Lingkungan


Pertanyaan Jarak
menyudut Citra diri
Latar belakang Kondisi fisik
sosial budaya Kurangnya
Emosi empati
Jenis kelamin
Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai