Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM

KESEHATAN JIWA
DINAS KESEHATAN KOTA BEKASI
2016
PROGRAM KESEHATAN JIWA
Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis
dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua
segi kehidupan manusia. (UU No. 23 Tahun 1992)
Gangguan Jiwa adalah perubahan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada
individu, dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Jenis-jenis gangguan jiwa antara lain:
gangguan mental perilaku akibat penyalahgunaan NAPZA, alcohol, dan rokok; depresi; ansietas;
gangguan somatoform; gangguan afektif; gangguan mental organic; skizofrenia; gangguan jiwa anak
dan remaja; serta retardasi mental. Gangguan jiwa dapat menyerang semua usia. Sifat serangan
penyakitnya biasanya akut dan bisa kronis atau menahun.
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Gangguan jiwa masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar 2013
mencatat Prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia mencapai 1,7 per mil. Artinya, 1-2 orang dari
1.000 penduduk di Indonesia mengalami gangguan jiwa berat. Jumlah penderita gangguan jiwa di
Jawa Barat naik sekitar 63% . Data Riskesdas 2013 menyebutkan, pasien gangguan jiwa ringan hingga
berat di Jabar mencapai 465.975 orang naik signifikan dari 2012 sebesar 296.943 orang.
LAPORAN BULANAN
UPAYA KESEHATAN JIWA

PUSKESMAS : …………………………………………………….
KABUPATEN / KOTA : BEKASI
BULAN : ……………………………………………………
TAHUN : 2016

NO KEGIATAN JUMLAH
L P 𝚺
I PENEMUAN PENDERITA BARU
1 Psikosis
2 Neurosa
3 Penyalahgunaan Obat/Napza
4 Retardasi Mental
5 Epilepsy
6 Gangguan Jiwa Lainnya
JUMLAH TOTAL

II PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN


1 Psikosis
2 Neurosa
3 Penyalahgunaan Obat/Napza
4 Retardasi Mental
5 Epilepsy
6 Gangguan Jiwa Lainnya
JUMLAH TOTAL

III RUJUKAN DAN KONSULTASI PENDERITA


GANGGUAN JIWA
IV PENYULUHAN KHUSUS KESEHATAN JIWA
V KUNJUNGAN RUMAH (Untuk Evaluasi Sosial,
lingkungan, dan pembinaan keluarga)
VI JUMLAH KUNJUNGAN PUSKESMAS
VII CAKUPAN KESEHATAN JIWA
(Jumlah Kunjungan pasien Jiwa (I+II)/ Jumlah
Kunjungan pasien Puskesmas x 100%)

Mengetahui, Pelaksana Program Keswa,

Ka puskesmas,

…………………………………………….. ……………………………………………..

NIP………………………………………. NIP……………………………………….
DIAGNOSA GANGGUAN JIWA METODE 2
MENIT
1. PSIKOSIS
Adanya gangguan berat dalam
kemampuan / daya menilai realitas yang
bukan karena retardasi mental, atau
gangguan penggunaan zat, contoh:
• Waham dan halusinasi.
• Perilaku kacau.
• Pembicaraan yang melantur
• Gaduh gelisah.
• Disorientasi
• Termasuk dalam kelompok ini adalah
gangguan mental organik yang psikotik.
2. NEUROSA 3. PENYALAHGUNAAN OBAT / NAPZA (Sudah
cukup jelas)
• Pasien sadar dirinya sakit, ia merasa
menderita dan terganggu rasa sejahtera 4. RETARDASI MENTAL
dan kelancaran hidupnya. Dalam
kehidupan sosialnya tidak ada • Kelambatan perkembangan mental anak
penyimpangan yang mencolok dan tidak yang didapat pada usia dibawah 18 tahun.
ada penyimpangan kepribadian.Termasuk
dalam kelompok ini adalah : • Fungsi intelektual umum dibawah rata-
rata yang cukup bermakna (IQ sama atau
• Gangguan Psikosomatik (faktor psikologis kurang dari 70).
yang mempengaruhi kondisi fisik).
• Terdapat kekurangan atau hendaya dalam
• Gangguan Cemas (anxietas, fobia, obsesif- penyesuaian diri dengan
kompulsif ). mempertimbangkan umur dan budaya
setempat.
• Gangguan Distimik ( neurosis depresi).
• Gangguan Somatoform.
• Gangguan Penyesuaian.
4. EPILEPSI
• Semua jenis epilepsi, kejang
demam pada anak dibawah usia 6
tahun.

5. GANGGUAN JIWA LAINNYA sumber:

Dr. Woro Pramesti, Sp.KJ (Tim Diklat RSJ Prov. Lampung).


• Gangguan jiwa lainnya yang tidak •
Presentasi “Metode Pemeriksaan Psikiatrik Di Puskesmas’’

termasuk klasifikasi di atas. • Nidyawati Zebadiah.Presentasi “Klasifikasi Psikotik


TARGET

CARA PENGHITUNGAN CAKUPAN DETEKSI DINI GANGGUAN


CARA PENGHITUNGAN CAKUPAN PENANGANAN PASIEN TERDETEKSI
KESEHATAN JIWA
GANGGUAN KESEHATAN JIWA
Target PKP: 20%
Target PKP: 100%
Jumlah pasien yang diperiksa deteksi
dini gangguan kesehatan jiwa di
Jumlah pasien yang terdeteksi gangguan
Puskesmas dalam kurun waktu satu
kesehatan jiwa yang ditangani di wilayah
Cakupan Deteksi Dini Gangguan tahun
= kerja puskesmas dalam kurun waktu satu
Kesehatan Jiwa X 100%
Cakupan Penanganan Pasien Terdeteksi tahun
Jumlah seluruh kunjungan pasien = X 100%
Gangguan Jiwa Jumlah pasien yang terdeteksi gangguan
Puskesmas dalam kurun waktu satu
kesehatan jiwa di wilayah kerja
tahun
puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

Sumber: Pedoman Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Provinsi Jawa Barat
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000

0
5156
6019
157
5312
4019
4693
319
3363
89
1820
1734
1567
154
947
71
901
214
898
690
833
436
832
375
630
1829
580
601
560
264
545

2014
231
477
43
369
2015

463
338
171
336
149
320
40
318
226
TREN KUNJUNGAN JIWA TAHUN 2014-2015

296
6383
273
126
190
188
180
375
177
71
110
42
109
68
56
5
45
80
21
0.00%
5.00%
20.00%
25.00%

10.00%
15.00%
5.33%

3.39%

3.15%

3.07%

2.43%

2.19%

1.61%

1.54%

1.12%

0.95%

0.78%

0.59%

0.51%

0.38%

0.35%

0.35%

0.34%
TAHUN 2015
(Target 20%)

0.31%

0.27%
CAKUPAN DETEKSI DINI

0.22%
GANGGUAN JIWA PUSKESMAS

0.22%

0.20%

0.17%

0.16%

0.14%

0.11%

0.07%

0.07%

0.04%

0.00%

0.00%
0.00%
1000.00%
2000.00%
3000.00%
4000.00%
5000.00%
6000.00%
JATI ASIH 5693.83%

BJ. RAWA LUMBU 1416.67%

PONDOK GEDE 1300.00%

AREN JAYA 929.35%

PENGASINAN 404.85%

JATI RAHAYU 389.25%

DUREN JAYA 240.63%

BANTAR GEBANG 238.00%

JATI LUHUR 190.61%

KRANJI 172.73%

K.A. TENGAH 170.52%

JATI SAMPURNA 162.44%

BOJONG MENTENG 148.86%

SEROJA 146.75%

PERUMNAS II 141.67%

JAKA MULYA 132.22%


TAHUN 2015

MARGA JAYA 127.14%


(TARGET 100%)

Cakupan pemeriksaan dan penanganan

MUSTIKA JAYA 123.64%

PEJUANG 111.76%
GANGGUAN JIWA PUSKESMAS

RAWA TEMBAGA 106.32%


Target

BINTARA JAYA 99.52%


CAKUPAN PEMERIKSAAN DAN PENANGANAN

TELUK PUCUNG 98.76%

BINTARA 88.30%

PEKAYON JAYA 86.44%

JATI MAKMUR 85.96%

KOTA BARU 63.54%

JATI BENING 45.16%

KARANG KITRI 21.47%

MARGA MULYA 14.29%

WISMA JAYA

JATI WARNA
Analisa Masalah:

• Dalam periode bulan Januari-Desember 2015, jumlah pasien yang telah terdeteksi dini
gangguan jiwa di Kota Bekasi adalah 0,93&% dari seluruh jumlah kunjungan pasien
puskesmas Kota Bekasi

• Dari 31 Puskesmas belum ada yang mencapai target deteksi dini 20 % (sesuai dengan
Pedoman Kinerja Puskesmas)

• Deteksi dini gangguan jiwa paling banyak ditemukan di Puskesmas Perumnas II yaitu
5,33% dan paling sedikit di Puskesmas Wisma Jaya dan Jati warna 0,00%

• Dari 31 Puskesmas,ada 9 Puskesmas yang belum mencapai target 100% Pemeriksaan


dan Penanganan ( Bintara Jaya, Teluk Pucung, Bintara, Pekayon Jaya, Jati Makmur,
Kota Baru, Jati Bening, Karang Kitri, dan Marga Mulya)
PERMASALAHAN
• Belum optimalnya petugas melakukan deteksi dini gangguan jiwa di puskesmas
karena pemegang program jiwa tidak hanya menjalankan program kesehatan jiwa
saja tetapi juga merangkap tugas lainnya

• Belum semua dokter terpapar untuk dapat mendiagnosa pasien jiwa dengan
metode 2 menit

• Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan dirinya ke Puskesmas,


karena belum optimalnya sosialisasi yang dilaksanakan oleh petugas pemegang
program kesehatan jiwa di puskesmas

• Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya deteksi dini gangguan jiwa


di lingkungannya, karena di masyarakat terdapat stigma negatif terhadap penderita
gangguan jiwa

• Belum tersedianya ruangan Konsultasi khusus Jiwa di PKM

• Kurang jelasnya prosedur Rujukan Pasien Jiwa yang tidak memiliki jaminan

• Adanya permintaan dari pihak pemegang program untuk dilaksanakan review


tentang pemeriksaan metode 2 menit

• Belum jelasnya alur prosedur pemesanan obat-obatan jiwa


RENCANA TINDAK LANJUT
• Advokasi TPKJM (Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat) untuk melakukan
sosialisasi tentang pentingnya deteksi dini gangguan jiwa.
• Advokasi kepada pemangku kebijakan agar dilakukan penambahan petugas di setiap
puskesmas, sehingga satu program hanya dilakukan oleh satu petugas program
• Advokasi kepada pemangku kebijakan agar dilakukan penambahan ruangan khusus untuk
konsultasi Jiwa, sehingga privasi pasien lebih terjaga
• Melakukan koordinasi secara rutin dan berkala kepada petugas program Keswa di
Puskesmas agar pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan baik dan benar
• Advokasi pemangku kebijakan untuk memperjelas alur Rujukan pasien Jiwa Yang Kurang
Mampu namun tidak memiliki Jaminan
• Mendatangkan narasumber untukmenjelaskan tentang pemeriksaan metode 2 menit
• Advokasi pemangku kebijakan agar dilakukan sosialisasi tentang prosedur pemesanan
obat-obatan jiwa untuk puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai