Anda di halaman 1dari 31

Yogi Setiawan

N111 17 124
BAB I
PENDAHULUAN
Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi nilai
normal, dimana Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara produksi
dan pengeluaran panas dari tubuh, yang diukur dalam unit panas yang
disebut derajat. Menandakan bahwa sel antibodi manusia sedang
merespon terhadap suatu infeksi.3
Demam dengue paling sering dijumpai pada kelompok usia anak-
anak, remaja dan dewasa yang disebebkan oleh virus dengue.. Secara
umum demam dengue merupakan suatu kondisi demam akut, yang kadang-
kadang memiliki pola bifasik dan disertai sakit kepala hebat, mialgia,
athralgia, ruam di kulit, leukopenia dan trombositopenia. (Franciscus
Ginting).2
BAB II
DEFINISI
Demam dengue (DD) merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh gigitan nyamuk
aedes aegypi. Merupakan suatu kondisi demam akut, berlangsung
selama antara 5-7 hari pada kebanyakan kasus. yang kadang-
kadang memiliki pola bifasik dan disertai gejala nyeri kepala
hebat, mialgia, athralgia, ruam di kulit, leukopenia dan
trombositopenia.2
EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia, demam dengue pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968
dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia. Sejak saat itu,
penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia.1
Lebih dari 100 negara di Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat
merupakan daerah endemik demam dengue dan demam berdarah dengue. Telah dilaporkan
terdapat peningkatan jumlah kasus demam dengue dan demam berdarah dengue di Indonesia yaitu
58.065 kasus pada tahun 2011 menjadi 74.062 kasus pada tahun 2012. Angka kematian di
Indonesia merupakan peringkat pertama di Asia Tenggara yaitu 52,5% diikuti dengan negara Sri
Lanka di posisi kedua yaitu 17,9%.3 Angka insiden demam berdarah dengue di Sulawesi Utara pada
tahun 2009 adalah 68,79 per 100.000 penduduk yang merupakan peringkat ketujuh dari 33
provinsi.1
ETIOLOGI

Demam Dengue disebabkan oleh virus dengue yang termasuk group B


Arthropod borne virus (arbovirus) atau sekarang dikenal sebagai genus Plavivirus.
Mempunyai 4 jenis serotype, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi dengan
salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype
yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype yang lain.
Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi dengan 3 atau
4 serotipe selama hidupnya.4
CARA PENULARAN

Terdapat 3 faktor yang memegang peran pada penularan infeksi dengue, yaitu
manusia, virus, dan vector perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, sekali virus masuk dalam tubuh nyamuk dan
berkembang biak, nyamuk dapat menularkan virus selama hidupnya. Masa inkubasi
dalam tubuh nyamuk atau pada kelenjar liur yaitu selama 8-10 hari sebelum
ditularkan kepada manusia pada gigitan berikutnya. Pada manusia virus
memerlukan masa tunas 4-7 hari sebelum timbulnya gejala. Penularan dari manusia,
hanya dapat pada saat tubuh dalam keadaan viremia dalam waktu 2 hari sebelum
timbulnya demam sampai 5 hari setelah timbulnya demam.4
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

Kriteria diagnosis DBD di indonesia mash mengacu pada WHO tahun 1997 :1
 Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): peningkatan suhu mendadak
selama 2-7 hari, dengan suhu 39-40 derajat selsius, bersifat bifasik.
 ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis (nyeri kepala, nyeri retroorbital,

mialgia/ atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan yaitu petekie atau uji bendung
positif, leukopenia) dan
 pemeriksaan serologi dengue positif atau isolasi virus.

 ditemukan pasien yang sudah dikonfirmasi menderita demam dengue/ DBD pada

lokasi dan waktu yang sama.1


TATALAKSANA

Tata laksana dengue sesuai dengan perjalanan penyakit yang terbagi atas 3 fase.4,8 :
 Pada fase demam yang diperlukan hanya pengobatan simtomatik dan suportif.

 Tirah barng selama mash demam

 Parasetamol merupakan antipiretik pilihan pertama dengan dosis 10mg/kg/dosis selang 4


jam apabila suhu >380C. Pemberian antipiretik tidak mengurangi tingginya suhu, tetapi
dapat memperpendek durasi demam.
 Kompres hangat kadang membantu apabila anak merasa nyaman dengan pemberian
kompres.
 Pengobatan suportif lain yang dapat diberikan antara lain larutan oralit, larutan gula-
garam, jus buah, susu, dan lain-lain.
 Apabila pasien memperlihatkan tanda dehidrasi dan muntah hebat, koreksi dehidrasi sesuai
kebutuhan.
 Apabila cairan intravena perlu diberikan, maka pada fase ini biasanya kebutuhan sesuai
rumatan.
KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi adalah demam berdarah dengue,


sindrom syok dengue.dan komplikasi lainya dapat berupa encefalopati
dengue, kelainan ginjal, udem paru.4
PROGNOSIS

Prognosis umumnya baik, namun penanganan harus sesuai dngan gejala


yang ditimbulkan hususnya pada demam dengue yang mengalami
perdarahan hingga terjadi syok.4
BAB III
KASUS

IDENTITAS
 Nama : Tn. T
 Umur : 43 thn
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Jl. Patimura
 Agama : Kristen
 Tanggal Pemeriksaan :10/8/2018
 Ruangan :seroja
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Demam

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien laki-laki masuk rumah sakit dengan keluhan demam dalam sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan terus menerus disertai rasa menggigil,
Pasien mengaku mengalami demam setelah pulang kampung. Pasien juga mengeluh pegal
pegal pada badan, nyeri pada mata(+), kadang mual(+) muntah(-) dan tidak nafsu makan(+)
nyer ulu hati(+). BAB dan BAK (+) normal. Pasen sebelumnya pernah demam 2 bulan lalu
tetap setelah mnum obat demam, dan sembuh.
 Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien sebelumnya pernah masuk RS dengan keluhan nyeri
ulu hati

 Riwayat Penyakit Dalam Keluarga : Tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa. Hipertensi
(-), diabetes mellitus (-), asma (-)
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum:
SP:CM/SS/GB BB: 55 Kg TB: 165cm IMT: 19,83

 Vital Sign
TD: 100/70 mmHg
N : 84x/menit
R : 20x/menit
S : 38°C

 Kepala
Wajah : Simetris
Deformitas : Tidak ada
Bentuk : Normochepal
 Mata
Konjungtiva : Anemis +/+
Sklera : Ikterus -/-
Pupil : Bulat, isokor +/+

 Mulut:
Sianosis (-), bibir tampak kering(+), Selaput putih pada tengah Lidah (-).

 Leher
KGB : pembesaran (-)
Tiroid : pembesaran (-)
JVP : peningkatan (-)
Massa Lain : Tidak ada

 Dada
Paru-Paru
Inspeksi :Simetris bilateral
Palpasi : Massa (-), Vocal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesiculer +/+, Rh -/-, Wh -/-
 Jantung
Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi :
Batas atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas Kanan : SIC IV linea parasternalis dextra
Batas Kiri : SIC V linea axillaris anterior sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni irreguler, Murmur (-), Gallop (-)

 Perut
Inspeksi: tampak datar, kesan ascites (-)
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : tympani
Palpasi :Nyeri tekan epigastrik (+) , Hepatomegali (-), splenomegali(-)

 Anggota Gerak
Atas : Akral Hangat +/+, edema -/-
Bawah : Akral Hangat +/+, edema -/-
RESUME :

Pasien laki-laki masuk rumah sakit dengan keluhan febris dalam sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. febris dirasakan continues disertai rasa menggigil,
Pasien mengaku mengalami febris setelah pulang kampung. Pasien juga mengeluh
fatique, retro orbital pain(+), kadang nausea(+)dan anoreksia(+) epigastrik pain(+)
BAB dan BAK (+) normal
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan sakit sedang, kesadaran
composmentis, vital sign untuk TD: 100/70 mmHg, N: 84x/menit, R:20x/menit dan S:
38°C. Selain itu didapatkan konjungtiva anemis(+/+), bibir tampak kering (+).Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan pada, Palpasi :Nyeri tekan epigastrik
(+).Rempelide test (+)
 DIAGNOSIS KERJA : obserfasi febris ec dengue fever

 DIAGNOSIS BANDING : malaria

 USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG:


Darah Rutin
SGOT, SGPT
IgM, IgG
Hbsag
Foto rontgen dada
USG Abdomen
Drike drupple
PENATALAKSANAAN

 Non Medikamentosa :
Tirah Baring (Bed Rest)
Banyak minum air putih

 Medikamentosa :
IVFD RL 20 tpm
Inj rantdin 1 amp/12 jam
Paracetamol 500mg 3x1
Sucralfat syr 3x1
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab:
 HB : 10,9 g/dl (menurun)
 HCT : 55,3% (meningkat)
 WBC : 6,8 x 103/mm3
 RBC : 3,8 x 106/uL (menurun)
 PLT : 72 x 103/mm3
 Urea : 22 mg/dl
 Creatinin : 0,85 mg/dl
 GDS : 111 mg/dl
PEMERIKSAAN LAINYA : Rempelide test (+)

DIAGNOSIS AKHIR : dengue fever

PROGNOSIS : Dubia ad bonam


BAB IV

PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis pada kasus ini didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada kasus ini, Pasien laki-laki masuk rumah sakit
dengan keluhan febris dalam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. febris dirasakan
continues disertai rasa menggigil, Pasien mengaku mengalami febris setelah pulang
kampung. Pasien juga mengeluh pegal pegal pada badan, retro orbital pain(+), kadang
nausea(+) dan anoreksia(+) epigastrik pain(+). BAB dan BAK (+) normal
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan sakit sedang, kesadaran
composmentis, vital sign untuk TD: 100/70 mmHg, N: 84x/menit, R:20x/menit dan S:
38°C. Selain itu didapatkan konjungtiva anemis(+/+), bibir tampak kering (+).Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan pada, Palpasi :Nyeri tekan epigastrik (+) dan
Rempelide test (+).Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
pasien didagnosis dengan dengue fever
Demam dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, yang
ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypi. Merupakan suatu kondisi demam akut,
berlangsung selama antara 5-7 hari pada kebanyakan kasus. yang kadang-kadang memiliki pola
bifasik dan disertai gejala nyeri kepala hebat, mialgia, athralgia, ruam di kulit, leukopenia dan
trombositopenia.
Infeksi virus dengue umumnya terbagi menjadi 3 berdasarkah WHO tahun 1997 :
 Demam yang tidak terdiferensiasi
Demam yang tidak terdiferensiasi merupakan demam pada bayi, anak-anak maupun
dewasa yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, khususnya bila infeksi adalah yang pertama
kali terjadi (infeksi dengue primer) dimana demam ini tidak dapat dibedakan dengan demam
akibat infeksi virus lainnya. Ruam makulopapular dapat muncul menyertai demam ataupun
pada saat demam berangsur normal. Gejala lain yang sering menyertai adalah gejala yang
melibatkan sistem respirasi dan gastrointestinal.
 Demam dengue
Demam dengue merupakan suatu kondisi demam akut, yang kadang-kadang
memiliki pola bifasik dan disertai sakit kepala hebat, mialgia, athralgia, ruam di kulit,
leukopenia dan trombositopenia. Meskipun sebenarnya demam dengue merupakan
suatu kondisi yang tidak berbahaya, namun hal ini dapat menyebabkan penderita tidak
dapat beraktivitas akibat sakit kepala yang hebat, nyeri otot, persendian dan tulang
(break-bone fever), khususnya pada orang dewasa. Kadang-kadang muncul perdarahan
yang tidak khas seperti perdarahan gastrointestinal, hipermenore, serta epistaksis
masif.
 Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue (DBD) memiliki ciri berupa demam tinggi dengan onset
akut dengan gejala dan tanda yang mirip dengan gejala dan tanda demam dengue di
fase awal. Pada DBD dapat dijumpai adanya kelainan dalam perdarahan misalnya, uji
tourniquet (rumple leed) positif, petekiae, lebam-lebam serta perdarahan saluran cerna
pada kasus yang lebih berat. Di akhir fase demam, terdapat ancaman terjadinya syok
hipovolemik (sindroma syok dengue) akibat adanya kebocoran plasma.
Terdapat 4 derajat spektrum klinis DBD (WHO, 1997), yaitu:
 Derajat 1: Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji
torniquet.
 Derajat 2: Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdaran lain.
 Derajat 3: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun
(20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut kulit dingin dan lembab,
tampak gelisah.
 Derajat 4: Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.

Derajat 3 dan 4 merupaan syndrom syo dengue


BAB V

KESIMPULAN
Berdasarkan kasus pada refarat ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
 Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien didagnosis
dengan dengue fever
 Pada pasien ini didapatkan demam secara mendadak dengan suhu 38 derajat selsus
yang dialami 3 hari, dimana dalam demam dengue dapat disebut fase akhir demam
disertai nyeri retro orbital, nyeri badan.pemeriksaan fisik epigastrik pain (+) rampelide
test (+) Dengan hasil lab : terdapat trombositoprnia dan leukopenia. Gejala tersebut
adalah gejala klasik pada dengue fever.
 Demam dengue Merupakan suatu kondisi demam akut, kadang memiliki pola bifasik,
berlangsung selama antara 5-7 hari pada kebanyakan kasus. dan disertai gejala nyeri
kepala hebat, mialgia, athralgia, ruam di kulit, leukopenia dan trombositopenia dan
kadang didapatkan rampelide test (+).
TERMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai