Tujuan Khusus
• Melakukan uji biovailabilitas suatu obat dari
sediaan suspense (peroral) dan larutan
injeksi (intramuscular dan intravena) dengan
menggunakan data darah.
• Menghitung dan mengintepretasikan
bioavailabilitas suatu obat.
Bioavailabilitas (BA atau dapat disebut pula ketersediaan hayati) adalah fraksi
dari dosis obat diberikan yang dapat mencapai sirkulasi sistemik, salah satu profil
penting dari farmakokinetika obat. Berdasarkan definisi, ketika obat diberikan
secara intravena, bioavailabilitasnya adalah 100%. Namun, ketika obat diberikan
melalui rute pemberian lain (semisal peroral), pada umumnya bioavailabilitasnya
akan menurun (karena obat tersebut tidak diabsorbsi sepenuhnya dan
metabolisme lintas pertama) atau dapat bervariasi antara satu pasien dengan
pasien lainnya. Bioavailabilitas sangat penting dalam farmakokinetika, salah satu
pentingnya hal tersebut adalah bioavailabilitas harus diperhitungkan dalam
perhitungan dosis untuk pemberian obat selain rute intravena.
Larutan obat intravena (IV) dapat diberikan baik sebagai dosis bolus
(diinjeksikan sekaligus) atau infus secara lambat melalui suatu vena ke
dalam plasma pada laju yang konstan atau orde nol. Pada rute ini,
absorpsi obat sistemik adalag 100% dimana pada rute intravena bolus,
laju bioavailabilitas dianggap seketika, sedangkan pada infus intravena
laju absorpsi obat dikendalikan oleh laju infus. (Shargel dkk, 2012)
Pada rute injeksi intramuscular (IM) absorpsi larutan aqueous cepat akan
tetapi absorpsi larutan nonaqueous (minyak) berjalan lambat.
Kelebihannya adalah injeksinya lebih murah dari injeksi intravena.
(Shargel dkk, 2012)
Bahan Alat
• Sulfametoksazol • Pipet volume
• Asam trikhloro asetat 15 % • Filler
• Natrium nitrit 0,1 % • Labu ukur
• Ammonium sulfamat 0,5 % • Scapel
• N (naftil) etilen diamine • Timbangan untuk hewan uji
dihidroKhlorida 0,1 %
• Cage (kotak kelinci)
• Mouth block
• Feeding tube
• Disposable syringe 1 cc
• Vortex mixture
• Sentrifuge
• Spektrofotometer
18,0782
2. BR 2 21,84 ppm 0,059 82,78 %
ppm
31,0487
3. BR 3 32,76 ppm 0,104 94,78 % 83,04 %
ppm
51,5134
4. BR 4 54,6 ppm 0,175 94,35 %
ppm
91,0015
5. BR 5 109,2 ppm 0,312 83,33 %
ppm
PENGAMBILAN VOLUME
PERHITUNGAN KADAR SAMPEL
WAKTU KONSENTRASI
KODE KONSENTRASI KONSENTRASI
NO SAMPLING EKSTRAPOLASI
SAMPEL SAMPEL (ppm) RESIDUAL (ppm)
(jam) (ppm)
0
0.16 0.4 0.76 1.55 2.05 3 1
Series
Shargel, L., Yu, A., and Wu, S., 2005,
Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan,
Edisi kedua, Airlangga University Press,
Surabaya.
Shargel, L & Andrew. 2012. Applied
Biopharmaceutics & Pharmacokinetics. New
York: McGraw-Hill Companies.
Tjay, H.T., dan Rahardjo, K., 2002, Obat-Obat
Penting, Edisi V, PT.Gramedia, Jakarta.