Anda di halaman 1dari 34

KONSEP PENATALAKSANAAN

KEPERAWATAN

Ns. Asni Ayuba, S.Kep, M.M


PERSIAPAN PRE OPERATIF

 Tindakan operasi/pembedahan merupakan


pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien

 Perawat mempunyai peran yang begitu yang


besar dalam setiap tindakan pembedahan : pre
operatif, intra operatif dan post operatif

 Ada 3 hal penting yang terkait dalam


pembedahan yaitu : penyakit pasien, jenis
pembedahan dan pasien itu sendiri.
1. PERSIAPAN FISIK
2. PERSIAPAN MENTAL
3. PERSIAPAN PENUNJANG
1.PERSIAPAN FISIK

Persiapan Fisik Pre Operasi dialami pasien dalam 2


tahap, yaitu :
- Persiapan di unit Perawatan
- Persiapan di ruang Operasi
1. Status Kesehatan Fisik secara Umum ( head
to toe )
2. Status Nutrisi
3. Keseimbangan Cairan & Elektrolit
4. Kebersiahan Lambung & Kolon
5. Pencukuran daerah Operasi
6. Personal Hygiene
7. Pengosongan kandung kemih
 Usia
 Nutrisi
 Penyakit Kronis
 Ketidakseimbangan Respon Neuroendokrin
 Merokok
 Tindakan pembedahan merupakan ancaman
potensial maupun aktual pada integritas
seseorang yang dapat membangkitkan reaksi
stres fisiologis maupun psikologis (Barbara C.
Long, 1989 )
Berbagai alasan dapat merupakan penyebab ketakutan
kecemasan pasien dalam menjalani Pembedahan
seperti :
• Takut nyeri setelah pembedahan
• Takut keganasan (bila Diagnosa belum ditegakkan)
• Takut/cemas mengalami kondisi yang sama dengan
orang lain yang mempunyai sakit yang sama
• Takut/nyeri menghadapi ruang operasi dan alat
pembedahan
• Takut mati saat dibius/tak sadar
• Takut operasi gagal
Takut/cemas dapat dideteksi dengan adanya
perubahan-perubahan :

Nadi, pernafasan meningkat


 Gerakan-gerakan tangan yang tak terkontrol
 Telapak tangan lembab
 Gelisah
 Menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali
 Sulit tidur
 Sering berkemih
Untuk mengurangi masalah kecemasan pasien dalam
menghadapi operasi, Perawat juga perlu menanyakan
hal-hal yang terkait dengan persiapan operasi antara
lain :
1. Pengalaman operasi sebelumnya
2. Pengertian pasien tentang tujuan/alasan operasi
3. Pengetahuan pasien tentang persiapan operasi baik
fisik maupun penunjang
4. Pengetahuan pasien tentang situasi/kondisi ruang
operasi & petugas kesehatan yang terlibat
5. Pengetahuan pasien tentang prosedur pre, intra & post
operatif (ex.Obat Premedikasi)
6. Pengetahuan pasien tentang latihan-latihan yang harus
dilakukan sebelum operasi & harus dijalankan setelah
operasi : latihan nafas dalam, batuk efektif, ROM dll
• Pemeriksaan Diagnostik (radiologi, USG, CT Scan,
MRI, BNO-IVP, dll)
• EKG
• Px.laboratorium dan hal lain tidak kalah penting &
mengandung aspek hukum : informed consent
Keperawatan intra operatif fokus pada :
 Emosional klien
 Faktor fisik : kenyamanan, posisi,
mempertahankan asepsi, kontrol lingkungan
pembedahan.
Tim Pembedahan
• Ahli Bedah
• Dokter dan Perawat Anastesi
• Circulating Nurse
• Srub Nurse
• Assistant
Suatu Keadaan hilangnya sebagian atau seluruh
sensasi, terjadinya dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran

Tujuan :
• Muscle Relaxant
• Block transmission of nerve impulse
• Suppress Reflexes
• Loss of consciousness
Type Anestesi :
• General : IV, inhalasi & rectal
• Regional : topical, local infiltration, field block,
nerve block, IV, spinal & epidural

Pemberian tipe Anestesi tergantung pada :


1. Umur dan kondisi fisik klien
2. Tipe, lokasi dan lamanya pembedahan
3. Tingkat kesulitan pembedahan
4. Riwayat anestesi sebelumnya
5. Keputusan professional dari ahli anestesi
 Perhatikan emosi pasien
 Membantu posisi klien :
 Dorsal recumbent : hernia repair,
mastektomi, bowel resection.
 Trendelenburg : surgery of the lower
abdomen or pelvis
 Lithotomy : perineal & rectal area, vaginal
repair, dilatation & currteage, rectal
aurgeries
 Laminectomy : spine surgeries
 Lateral : kidney, chest, hip surgery
 Mempertahankan surgical asepsis
 Mencegah klien kehilangan panas
 Monitor malignant hyperthemia
 Membantu penutupan luka pembedahan
 Mengkaji drainage
 Transportasi klien ke PACU atau ICU
 Sejak pasien masuk kamar operasi sebelum
tindakan pembedahan
 Drapping ( penutupan pasien dengan
menggunakan peralatan tenun steril & hanya
bagian yang disayat saja yang dibiarkan
terbuka dengan diberi zat
antiseptik/desinfektan)
• Seluruh anggota tim operasi harus bekerjasama
dalam penatalaksanaan prosedur draping
• Perawat yang bertindak sebagai instrumentator
harus mengetahui dengan baik & benar prosedur
& prinsip draping
• Sebelum tindakan dilakukan, harus yakin bahwa
sarung tangan yang digunakan tidak bocor
• Pada pentalaksanaan Droping, perawat yang
bertindak sebagai Onloop harus berdiri
berhadapan dengan instrumentator (untuk
mencegah kontaminasi)
PRINSIP TINDAKAN DRAPING
 Gunakan duk klem pada setiap keadaan
dimana letak alat tenun steril mudah
tergeser
 Drape yang terpasang tidak boleh dipindah-
pindah sampai operasi berakhir & harus
dijaga ke sterilannya
 Jumlah lapisan penutup yang baik minimal 2
lapis yaitu : satu lapis menggunakan kertas
water prof atau plastik steril dan lapisan
berikutnya menggunakan alat tenun steril
1. Lakukan drape di tempat yang kering, lantai
disekitar meja operasi harus selalu kering
2. Jangan memasang drape dengan tergesa-gesa,
harus teliti & mempertahankan prinsip steril
3. Pertahankan jarak antara daerah steril &
daerah/alat yang tidak steril
4. Pegang drape sesedikit mungkin
5. Jangan melintasi daerah meja operasi yang
sudah terpasang drape
6. Jaga kesterilan bagian depan baju operasi,
berdiri membelakangi daerah yang tidak steril
7. Jangan melempar drape terlalu tinggi saat
memasang drape
8. Jika alat tenun steril yang akan dipasang
terkontaminasi, Onloop bertugas menyingkirkan
alat tenun tersebut
9. Hindari tangan yang sudah steril menyentuh
kulit pasien yang belum tertutup
10. Setelah semua lipatan alat tenun terbentang
dari kaki sampai bagian kepala meja operasi,
jangan menyentuh hal-hal yang tidak perlu
11. Jika ragu-ragu terhadap kesterilan alat tenun,
lebih baik alat tersebut dianggap terkontaminasi
 Perawat pasca pembedahan merupakan
tindakan perawatan yang dilakukan pada
pasien sesudah pembedahan/px. Khusus yang
menggunakan pembiusan/anestesi
(Kozier,1987)
 Periode segera setelah operasi biasanya
merupakan periode kritis yang memerlukan
pengamatan, penanganan secara jeli & teliti
 Perawatan pasien setelah operasi sampai pasien
sembuh meliputi : perawatan di ruang pemulihan
(recovery room), transportasi pasien dari ruang
pemulihan ke ruang perawatan biasa/intensif &
perawatan di ruang biasa/intensif
 Masalah yang sering muncul : distres pernafasan,
syok, nyeri, gangguan hemodinamik dll.
 Tujuan perawatan pasca operasi : membantu
kembalinya fungsi tubuh ke dalam keadaan
normal secepatnya, memberikan rasa aman &
nyaman dan mencegah terjadinya komplikasi.
 Memepertahankan jalan nafas
 Kesempurnaan ventilasi
 Persiapan : tempat tidur terbuka (shg pasien
mudah dipindahkan), selimut yang cukup,
alat-alat sesuai yang dipesan ruang
pemulihan (O2, suction, tiang infus, dll)
 Status pernafasan
 Sirkulasi
 Tingkat kesadaran
 Balutan
 Kenyamanan
 Keselamatan
 Peralatan
 Masalah Pernafasan (distress pernafasan,
penumpukan sekret, hipoventilasi)
Tanda-tanda Klinis : suhu badan meningkat,
takipnoe, takikardi, sianosis, gelisah
Tindakan Keperawatan :
 Membebaskan jalan nafas
 Pemberian oksigen
 Latihan batuk
 Latihan nafas dalam posisi fowler/semi fowler
 Postural drainase k/p
 Istirahat yang cukup
 Hidrasi yang baik
 Mempertahankan Sirkulasi (hipotensi,Aritmia
Kardiak)
Tindakan Keperawatan :
- Monitoring Hemodinamik
- Rekam EKG
 Observasi Umum & Vital Sign
(tingkat kesadaran, sirkulasi t.u perifer, VS)
- Dilakukakn setiap 15 mnt sampai stabil,
kemudian setiap 30 mnt selama 2 jam,
dilanjutkan setiap 4 jam
 Observasi Muntah
Bila terjadi : miringkan kepala ke satu sisi, catat
warna, jumlah, bau muntah
 Balance Cairan
Hitung IO (intake & output cairan)
 Observasi perdarahan
observasi balutan & ukur jumlah perdarahan
 Pencegahan cedera
Tindakan Keperawatan : Pasang slide rail untuk
pasien yang belum sadar
 Mempertahankan Kenyamanan
Tindakan Keperawatan : pemberian analgetik
 VitalSign Stabil
 Pasien sudah sabar/mudah dibangunkan
 Komplikasi pasca bedah sudah dievaluasi
dengan cermat & terkendali
 Fungsi motorik & sensorik telah pulih setelah
anestesi regional pada daerah yang terkena
anestesi
 Transportasipasien dari ruang pemulihan ke
ruang perawatan memerlukan perencanaan &
pengawasan
 Pasien pindah ke ruangan perawatan dinilai
sesuai dengan skala adrete

Anda mungkin juga menyukai