Anda di halaman 1dari 13

*

Kelompok 1
Anggota :
1. M. Azam Amrullah
2. Bibit Setiani
3. Eka Faridah
4. Indah Putri Larasati
5. Ita Novita
6. Nova Nica
7. Sendy Rahmania
8. Tiara Nurfitriyani
9. Wulan
3A Keperawatan
*
Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam
rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia
bangsa Indonesia agar dapat membangun dan menolong
dirinya sendiri, sehingga perlu ditingkatkan
pembinaannya.(Ismawati dkk, 2010:3)
*

Menurut Ismawati dkk, 2010, ada beberapa tujuan penyelenggaraan posyandu


yaitu :

 Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil,
melahirkan, dan nifas)
 Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
 Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera
 Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera
 Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, balita dan keluarga serta mempercepat
penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita.
*
*Bagi masyarakat, salah satunya :
Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan
informasi dn pelayanan kesehatan bagi anak balita
dan ibu

*Bagi kader, salah satunya :


Citra diri meningkatkan di mata masyarakat
sebagai orang yang terpecaya dalam bidang
kesehatan menjadi panutan karena telah mengabdi
demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.
*

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya


masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan
jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta
sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang
dihimpun melalui kegiatan Dana Sehat.
(Ismawati dkk,2010).
*
Jenjang posyandu menurut “KONSEP
ARRIF” dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu
sebagai berikut :

*Posyandu Pratama
*Posyandu Madya
*Posyandu Purnama
*Posyandu Mandiri
*

*Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam


Negeri RI, Menteri Kesehatan RI, dan Kepala Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
*Undang – undang No. 23 Tahun 1992
*Surat edaran menteri dalam negeri dan otonomi
daerah
*
Langkah-langkah pembentukan Posyandu adalah sebagai berikut:

Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.


Survey mawas diri yang di laksanakan oleh kader PKK di
bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB.
Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil surver
mawas diri,sarana dan prasarana posyandu, serta biaya
posyandu.
Pemilihan kader Posyandu.
Pelatihan Kader Posyandu.
Pembinaan.
*
*Sesuai inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang peningkatan
Pembinaan mutu Posyandu di tingkat desa kelurahan sebagai
berikut:
1. Penanggungjawab umum: Ketua Umum LKMD (Kades atau
Lurah).
2. Penanggungjawab operasional: Ketua 1 LKMD ( Tokoh
Masyarakat).
3. Ketua Pelaksana: Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD (
Ketua Tim Penggerak PKK).
4. Sekertaris: Ketua Seksi 7 LKMD.
5. Pelaksana: Kader PKK, yang di bantu Petugas KB kesehatan
* Pokjanal Posyandu
Pokajanal Posyandu yang di bentuk di semua tingkatan pemerintahan terdiri dari
unsur instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan Posyandu yaitu
tingkat propinsi, tingkat Kabupaten/Kotamadya, tingkat Kecamatan
* Beberapa tugas pokjanal posyandu adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program
2. Meyiapkan kader
3. Menganalisis masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah
4. Menyusun rencana
5. Melakukan pemantauan dan bimbingan
6. Menginformasikan masalah kepada instansi atau lembaga terkait
7. Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim pembina LKMD
* Beberapa kegiatan pokok posyandu yaitu sebagai berikut :
1. KIA
2. KB
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Penanggulangan Diare
*
Pelaksanaan pelayanan diposyandu dikenal dengan nama "sistem
5 meja“ , yaitu :

Meja 1 pendaftaran balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.


Meja 2 penimbangan balita.
Meja 3 pencatatan hasil penimbangan.
Meja 4 penyuluhan dan pelayanan gizi bagi balita, ibu hamil
dan ibu menyusui.
Meja 5 pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit.
*
* Kurangnya Kader,
* Banyaknya terjadi angka putus (drop-Out kader) kader,
* Kepasifan dari pengurus posyandu karena belum adanya pembentukan atau resuffle pengurus baru
dari kegiatan tersebut,
* Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)
* Sistem pencatatan buku registrasi tidak lengkap atau kurang lengkap,
* Pelaksanaan kegiatan posyandu tidak di dukung dengan anggaran rutin,
* Tempat Pelaksanaan posyandu kurang refresentatif
* Ketetapan jam buka posyandu,
* Kebersihan tempat pelaksana posyandu,
* Kader Posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan “pelatihan atau retraining
sehingga kemampuan teknis gizi para kader yang aktif tidak memadai.
* Kemampuan kader Posyandu dalam melakukan “Konseling dan penyuluhan gizi” sangat
kurang
* Dana operasional posyandu sangat menurun dan sarana operasional posyandu sangat
banyak yang rusak atau tak layak pakai
* Dukungan para stakeholder ditingkat daerah (desa dan kecamatan), LSM, swasta dan
organisasi keagamaan dalam kegiatan Posyandu belum bermakna
* Masyarakat (Keluarga balita gizi buruk) banyak yang menolak untuk dirawat/dirujuk ke
puskesmas perawatan atau rumah sakit dengan berbagai alas an social, ekonomi dan
budaya,
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT 

Anda mungkin juga menyukai