Anda di halaman 1dari 93

SISTEM HUKUM INDONESIA

OLEH
DEWI SAFITRI, SH, MH
KOMITMEN BELAJAR PRAJA
1. Praja wajib datang tepat waktu pada saat
perkulihan, toleransi keterlambatan 15 menit.
2. Praja wajib memenuhi 80 % kehadiran untuk
bisa mengikuti ujian.
3. Tidak ada yang keluar masuk pada saat
perkuliahan berlangsung.
4. Setiap praja wajib memiliki 2 buku literatur,
yg harus dibawa pada saat perkuliahan.
5. Praja wajib mengumpulkan resuman
perkuliahan sebelum ujian.
Pengertian Sistem Hukum

Pengertian “sistem”
Secara semantik, istilah sistem diadopsi dari
bahasa Yunani, yakni systema yang dapat
diartikan sebagai keseluruhan yang terdiri
dari macam-macam bagian.

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri


dari bagian-bagian yang saling berhubungan
satu sama lain secara fungsional saling
tergantung
PENGERTIAN “SISTEM” MENURUT SARJANA :

 Bahsan Mustafa sistem adalah sebagai jenis


satuan yang dibangun dengan komponen-
komponen sistemnya yng berhubungan secara
mekanik fungsional yang satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan sistemnya

 Mudjiono sistem adalah suatu kesatuan yang


bersifat komplek yang terdiri dari bagian-bagian
yang berhubungan satu sama lain
Pengertian “Hukum”
Menurut Mudjiono, SH
Hukum adalah keseluruhan aturan tingkah laku
manusia dalam pergaulan hidup berbangsa dan
bernegara baik tertulis maupun tidak tertulis yang
berfungsi memberikan rasa tentram dan akan
berakibat diberikannya sanksi bagi yang
melanggarnya.

Drs. E. Utrecht, SH
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan
(perintah-perintah dan larangan-larangan) yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu
harus ditaati oleh masyarakat ”
Pengertian Sistem Hukum
Menurut J.J.H. Bruggink
Aturan-aturan hukum dan putusan-putusan hukum yang
berlaku dalam suatu masyarakat tertentu dalam suatu
hubungan yang berkaitan.
Bellefroid
Suatu rangkaian kesatuan peraturan-peraturan hukum
yang disusun secara tertib menurut asas-asasnya
Lili Rasyidi
Satu kesatuan sistem yang tersusun atas integritas sbg
komponen sistem, yang masing-masing memiliki fungsi
tersendiri dan terkait dalam satu kesatuan hubungan,
yakni proses sistem hukum untuk mewujudkan tujuan
hukum.
1. Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law)
a. Sistem hukum yang dianut di negara-negara Eropa
Kontinental yang di dasarkan dari hukum Romawi
yang berasal dari kaisar Yustinianus pada abad V S.M
b. Sumber hukumnya bersifat tertulis berasal dari
kodifikasi hukum Romawi "Corpus Juris Civilis“
atau disebut dengan hukum civil (civil law)
c. Berkembang Di Negara -Negara Eropa Daratan
seperti Jerman, Belanda, Perancis, Italia, Amirika latin,
Asia dan Indonesia
Prinsip Dasar Sistem Hukum Eropa Kontinental
1. Hukum memiliki kekuatan mengikat, karena
diwujudkan dalam peraturan perundang-undangan
yg tersusun secara sistematik dalam kodifikasi atau
kompilasi tertentu
2. Hakim tidak dapat menciptakan hukum yang
mempunyai kekuatan mengikat karena hakim hanya
menetapkan dan menafsirkan undang-undang
3. Sistem Peradilan bersifat Inkuisitorial
4. Tujuan Hukum yang utama adanya kepastian hukum
2. SISTEM HUKUM ANGLO SAXON

1. Sistem ini berasal dari hukum yang dianut oleh suku


anglika dan saksa yang mendiami wilayah Inggris
2. Hukum yg semula dikembangkan di pengadilan
kerajaan, berkembang menjadi hukum yg umum
(cammon) bagi semua orang di Inggris
3. Disebut juga dengan sistem hukum cammon law.
4. Dianut juga oleh negara-negara bekas jajahan Inggris
seperti Australia, Amirika dll.
5. Amirika sebagai bekas jajahan Inggris
mengembangkan sistem ini menjadi sistem anglo
amirikan, karena banyak hukum di amirika Serikat
yang menjadi acuan /landasan yang bersifat
internasional
PRINSIP DASAR SISTEM HUKUM ANGLO SAXON
1. Sumber hukumnya tidak tertulis tapi berasal dari hukum
kebiasaan, Putusan Hakim, undang-undang dan, peraturan
administrasi negara
2. Sistem hukumnya tidak tersusun secara sistematis dalam
hierarki tertentu
3. Hakim Mempunyai Wewenang yang Sangat Luas Untuk
Menafsirkan Peraturan Hukum Yang Berlaku
4. Hakim dapat menciptakan Prinsip-prinsip hukum baru dan
Juga membentuk Seluruh Tata Kehidupan Masyarakat
5. Putusan hakim menjadi yurisprudensi bagi hakim yang lain
untuk perkara sejenis
6. Sistem Ini Sering Disebut Sebagai Case Law
3. SISTEM HUKUM ISLAM ( ISLAMIC LAW )
1. Dianut Oleh Masyarakat di jazirah Arab, Berkembang
ke Asia, Afrika, Eropa Dan Amerika Secara
Individual/ Kelompok
2. Sumber Hukumnya berasal dari Al Quran, Al hadist
(Sunah Nabi), Ijma Dan Qiyas
3. Dasar Hukumnya mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia.
4. Karakteristik dari hukum Islam sangat fleksibel
dalam segala kejadian, dan dapat mengikuti
perkembangan zaman
Sistem Hukumnya terdiri dari 2 hukum pokok yaitu :
1. Hukum Rohaniah, mengatur hubungan antara manusia
dengan Allah (ibadat)
2. Hukum muamalah (duniawi) mengatur hubungan antar
manusia terdiri dari :
a. Muamalat mengatur tata Tertib Hukum Antar
Manusia (Jual beli, hukum tanah, hak milik dll).
b. Munakahat mengatur tentang perkawinan
c. Jinayat Yaitu Hukum Pidana
d. Mukhasamat (hukum acara)
e. Siyar (Hukum internasional )
f. Alhakam al sultaniyah (HTN, HAN dan hukum pajak)
Perbandingan Sistem Hukum
Kriteria Common Law Civil Law Hukum Islam
Penganut Inggris dan negara Eropa daratan dan Jazirah Arab,
jajahannya jajahannya Afrika Timur dan
Asia tenggara
Karakteristik 1. Yurisprudensi sebagai 1. Hakim tidak 1. Bersifat tetap
sumber hukum yg terikat pada tidak dapat
utama yurisprudensi diubah
2. Dianutnya doktrin stare 2. Adanya kodefikasi 2. Fleksibel dan
decius hukum sesuai dengan
3. Adversary sistem dalam 3. Sistem Peradilan perkembangan
peradilan bersifat zaman
Inkuisitorial
Sumber 1. Hukum Kebiasaan 1. Peraturan 1. Al Qur’an
Hukum 2. Yurisfrudensi perundang- 2. Al Hadist /
undangan sunnah
2. Kebiasaan- 3. Ijma
kebiasaan 4. Qiyas
3. Yurisprudensi
3. SISTEM HUKUM ADAT
1. Sistem hukum adat adalah sistem hukum yang tidak tertulis,
yang tumbuh dan berkembang serta terpelihara sesuai
dengan kesadaran hukum masyarakatnya.
2. Sistem Hukum ini ada dalam kehidupan sosial di Indonesia,
dan negara Asia lainnya seperti Tiongkok, India, Pakistan dan
lain-lain
3. Istilahnya berasal dari bahasa Belanda "Adatrecht", yang
dikembangkan Oleh Snouck Hurgronje, kemudian digunakan
sebagai istilah teknis yuridis oleh Van Vollenhopen
4. Pemuka Adat Berperan Melaksanakan Sistem Hukum ini dan
sebagai orang yang paling ditaati untuk menjaga keutuhan
hidup bermasyarakat
NEGARA HUKUM
 Menurut F.R Botthlingk negara hukum “De Staat”
adalah negara dimana kebebasan kehendak pemegang
kekuasaan dibatasi oleh ketentuan hukum
 Menurut A.Hamid S.Attamimi negara hukum
(rechtstaat) adalah negara yang menempatkan hukum
sebagai dasar kekuasaan negara dan penyelenggaraan
kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya dilakukan
dibawah kekuasaan hukum.
 Di dalam negara hukum hukum ditempatkan sebagai
aturan main dalam penyelenggaraan negara,
pemerintahan dan kemasyarakatan.
Unsur-unsur negara hukum terdiri atas :
1. Sistem pemerintahan di dasarkan atas kedaulatan
2. Pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus
berdasarkan hukum atau UU
3. Adanya jaminan terhadap HAM
4. Adanya pembagian kekuasaan dalam negara
5. Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan
6. Adanya peran masyarakat untuk turut serta
mengawasi kebijakan yang dilakukan pemerintah
7. Adanya sistem ekonomi yang menjamin
pembagian yang merata
Beberapa konsep negara hukum :

1. Konsep Negara hukum Islam disebut


Nomokrasi Islam artinya kekuasaan yang
didasarkan kepada hukum-hukum yang
berasal dari Allah yaitu Al Qur’an dan sunnah.
Nomokrasi Islam adalah suatu sistem
pemerintahan yang berdasarkan pada azas-
azas dan kaidah –kaidah hukum islam
(syari’ah)
Prinsip-prinsip umum Nomokrasi Islam :
1. Prinsip kekuasaan sebagai amanah
2. Prinsip musyawarah
3. Prinsip keadilan
4. Prinsip persamaan
5. Prinsip pengakuan dan perlindungan hak azasi
manusia
6. Prinsip peradilan bebas
7. Prinsip perdamaian
8. Prinsip kesejahtrahan
9. Prinsip kedaulatan rakyat
2. Konsep Negara hukum Eropa Kontinental (rechtstaat)
a. Konsep ini berasal dari pendapat para sarjana Barat yaitu
Imanuel Kant dan Friedrch Julius Stahl
b. Negara hukum berdasarkan konsep Imanuel Kant
menyebutkan bahwa negara hukum sebagai penjaga malam
(Nachtwaker staat) yang tugasnya menjamin ketertiban dan
keamanan masyarakat.
c. Konsep Kant ini dinamakan negara hukum liberal yang
individualistik.
d. Prinsipnya :
1. Pengakuan dan perlindungan HAM
2. Negara di dasarkan pada trias politika
3. Pemerintah dilakansanakan berdasarkan UU
4. Ada peradilan administrasi Negara
e. Konsep ini dianut di Jerman, Belanda dan Perancis
3. Konsep negara hukum Anglo saxon disebut Rule of Law
 Konsep dipelopori oleh A.V. Dicey dengan istilah Rule of
Law berdasarkan pada 3 unsur utama yaitu :
1. Supremasi hukum(supremacy of law)

2. Persamaan dihadapan hukum (equality before the law)

3. Konstitusi yang di dasarkan pada hak-hak


perseorangan.
 Ciri yang menonjol dari konsep rule of law adalah
ditegakannya hukum yang adil dan tepat (just law)
karena semua orang mempunyai kedudukan yg sama
dihadapan hukum
4. Konsep negara Hukum Sosialist Legality
 Konsep ini dianut di negara –negara komunis/sosialis.
 Hukum ditempatkan dibawah sosialisme
 Hukum dianggap sebagai alat untuk mencapai
sosialisme
 Hak perseorangan dapat disalurkan kepada prinsip2
sosialisme meskipun hak tersebut patut mendapat
perlindungan
 Konsep ini diwarnai doktrin komunis bahwa agama
adalah candu bagi rakyat, karena komunis
mengajarkan sikap yang anti Tuhan.
 Konsep ini dianut di Rusia, Korea Utara dan china
5. Konsep Negara Hukum Pancasila
 Konsep ini hanya dianut di Indonesia
 Konsep ini didasarkan pada pancasila sebagai dasar negara
sekaligus sumber hukum di Indonesia
 Bertumpu pada Ketuhanan yang maha esa
 Salah satu ciri pokoknya adalah jaminan terhadap kebebasan
beragama (freedom of religion) dalam konotasi yang positif
artinya tidak ada tempat bagi ateisme
 Tidak ada pemisahan antara agama dan Negara secara mutlak
dan secara nisbi, agama dan Negara berada dalam hubungan
yg harmonis.
 Berasaskan kekeluargaan dan kerukunan maka yang
diutamakan rakyat banyak namun harkat dan martabat
manusia tetap dihargai.
 Unsur-unsurnya adalah pancasila, MPR, system konstitusi,
asas persamaan dan peradilan bebas
Pengertian Sistem Hukum Indonesia
1. Hukum Indonesia adalah hukum yang sedang berlaku
pada waktu ini di wilayah Indonesia
2. Hukum Indonesia = Hukum positif Indonesia
3. Sistem Hukum Indonesia adalah keseluruhan kaidah
dan asas yang mengatur hubungan manusia dalam
masyarakat yang berlaku di Indonesia.
4. Wilayah berlakunya hukum Indonesia adalah :
a. Dalam wilayah Indonesia
b. Lintas kapal yg berbendera Indonesia
c. Tempat bekerja dan tempat tinggal perwakilan
Indonesia diluar negeri
Subjek dan objek Sistem Hukum Indonesia
 Subyek hukum Indonesia adalah warga
negara Indonesia dan warga negara asing
yang berdomisili di Indonesia serta badan
hukum indonesia yang dibentuk oleh hukum
indonesia

 Objek hukum Indonesia adalah semua


benda bergerak atau tidak bergerak, benda
berwujud atau tidak berwujud yang terletak
di wilayah hukum Indonesia.
Komponen Sistem Hukum Indonesia menurut
Bachsan Mustafa
1. Komponen jiwa bangsa, hal-hal yang berkaitan
dengan, pandangan hidup (volksgeist) bangsa
Indonesia
2. Komponen structural, berkaitan dengan lembaga-
lembaga pembentuk, menegakan hukum dan
menyelesaikan sengketa hukum.
3. Komponen substansi, berkaitan dengan keseluruhan
aturan hukum yg berlaku di Indonesia (hukum positip)
2. Komponen budaya , berkaitan dengan prilaku
masyarakat terhadap aturan-aturan hukum
SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM HUKUM INDONESIA
1. Zaman penjajahan Belanda, banyak peraturan perundangan
yang diberlakukan di Indonesia baik yang dikodifikasi (seperti
BW, WvK, WvS) maupun yang tidak dikodifikasi (seperti AB, IS),
Belanda membiarkan berlakunya hukum adat dan hukum lain
bagi orang asing di Indonesia
2. Zaman penjajahan Jepang dikeluarkan beberapa peraturan
pidana, kemudian ada Osamu Seirei Nomor 1 Tahun 1942 yang
dalam salah satu pasalnya menentukan badan/lembaga
pemerintah serta peraturan yang sudah ada masih dapat berlaku
asalkan tidak bertentangan dengan Pemerintahan Bala Tentara
Jepang.
3. Pada awal kemerdekaan Untuk mencegah kekosongan hukum,
hukum lama masih berlaku dengan dasar Pasal II Aturan
Peralihan UUD 1945.
4. Masa Revolusi Fisik (1945-1950)
a. Mencoba lepas dari Hukum Kolonial dengan
membangun hukum Indonesia yg mengangkat
substansi hukum rakyat menjadi hukum Nasional
b. Kesulitannya:
1. Bragam hukum yg tidak terumus secara eksplisit

2. Telah terlanjur tercipta pengelolaan sistem Hukum


modern (asas, doktrin, pembuatan dan
penegakan, organisasi dan prosedur)
3. Pemikiran para Jurist yag membangun H Nasional
terkondisi dan terdidik dalam tradisi H. Belanda
5. Periode Orde Lama
a. Dengan Dekrit Presiden tahun 1959 Kembali ke UUD
1945, setelah mengalami beberapa kali perubahan
undang-undang dasar.
b. Langkah yang dilakukan:

1. Mengganti simbol hukum dari “Dewi Justitia”


menjadi “Pohon Beringin”.
2.Perubahan fungsi hukum dari pemberi
keadilan/kepastian hukum menjadi pengayoman,
kembali ke dasar filosofis bangsa Indonesia)
3.Lahirnya UU No. 5 Thn 1960 tentang UUPA yang
Mencabut sebagian besar Buku II KUHPerdata
Pokok dan Asas Hukum Nasional :
1. Hukum nasional harus terdiri dari unsur
Gotong Royong dan berfungsi
pengayoman
2. Hukum nasional bersifat anti
kolonialism, imperialism, feodalism
3. Konsep2 hukum Adat difungsikan untuk
kepentingan Nasional dan Internasional
(Bukan hanya mengatur kehidupan di
desa saja)
6. Periode Orde Baru
1. Kebijakan politik “Pembangunan Ekonomi”

2. Fungsi Hukum sebagai sarana pembangunan


masyarakat ( Law as a tool of
socialenginering)
3. Hukum Nasional diarahkan untuk
memulihkan wibawa hukum, menentang
penghambaan hukum terhadap kepentingan
dan tujuan politik
4. Kepastian hukum dipulihkan

5. Ditetapkan Tata Urutan Per-UU-an (TAP


MPRS No. XX Th 1966 Ttg Sumber Tertib
Hukum)
Peranan Hukum dalam masa ORDE BARU

o Hukum meligitimit hegemoni negara


o Kuatnya pengaruh eksekutif dalam
kemerdekaan Hakim
o Efektifnya otoritas eksekutif dalam proses
pembentukan hk
o Proses pembentukan hukum tidak
menampung partisipasi publik (tdk responsif)
o Hukum dalam GBHN (1988) ditempatkan pada
pembangunan Bidang Politik.
7. Periode Reformasi dengan melakukan Amandemen
UUD 45 membawa perubahan :
a. Mengurangi kekuatan Presiden dan adanya
pemabatasan masa jabatan presiden
b. Perubahan sistem Politik: Presiden dan Wakil dipilih
langsung, melalui Multi Partai
c. Penegasan fungsi DPR (legislasi, anggaran,
pengawasan)
d. Otonomi daerah
e. Pemisahan Polri dari ABRI
f. Pembentukan lembaga penegak Hukum baru untuk
mencapai supremasi hukum seperti: KPK, Komisi
Yudicial, Komisi Kejaksaan, Komisi Kepolisian, dll.
KLASIFIKASI HUKUM
1. MENURUT SUMBERNYA
1. UU ( dibuat lembaga resmi )
2. Kebiasaan ( terbentuk dengan sendirinya
oleh masyarakat)
3. Jurisprudensi ( putusan hakim di jadikan
referensi oleh hakim lainnya)
4. Traktat ( perjanjian antar negara yang
diratifikasi)
5. Doktrin ( pendapat para ahli hukum )
2. Pembagian hukum Menurut bentuknya
a. Hukum Tertulis : hukum yang dicantumkan
dalam perbagai undang-undang baik yang telah
dikodefikasikan dan yang tidak dikodifikasikan.
Kodefikasi adalah pembukuan jenis-jenis hukum
tertentu dalam kitab undang-undang secara
sistematis dan lengkap.
seperti KUHP, KUHPdt, KUHD dll
b. Hukum Tak Tertulis (hukum kebiasaan): hukum
yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat
dan masih berlaku dan ditaati seperti undang-
undang
3. Menurut waktu berlakunya terbagi :
a. Ius constitutum adalah hukum positif
yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi
masyarakat dan daerah tertentu
b. Ius constituendum yaitu hukum yang
diharapkan berlaku pada waktu yang
akan datang (hukum yang dicita-
citakan)
c. Hukum asasi yaitu hukum yang berlaku
dimana-mana dalam segala waktu dan
segala bangsa di dunia
4. Pembagian Hukum Menurut isinya :
a. Hukum publik (hukum negara) yaitu hukum yang
mengatur hubungan antara :
1. warga Negara dengan warga Negara

2. warga Negara dengan alat perlengkapan negara

3. alat perlengkapan Negara dengan alat perlengkapan


negara
4. negara dan alat perlengkapan Negara

5. negara dengan warga negaranya.

b. Hukum privat (hukum sipil) yaitu hukum yang mengatur


hubungan-hubungan antara orang yang satu dengan
orang lain, dengan menitik beratkan pada kepentingan
perseorangan
5. Pembagian Hukum menurut fungsinya
a. Hukum Materill (substantive law) yaitu
peraturan-peraturan yang memberi
hak dan membebani dengan
kewajiban-kewajiban.
b. Hukum formil (adjective law) yaitu
peraturan hukum yang fungsinya
melaksanakan atau menegakan hukum
materil atau menentukan bagaimana
caranya melaksanakan hukum materil.
6. Pembagian Hukum Menurut wujudnya :
a. Hukum objektif yaitu hukum dalam suatu
Negara yang berlaku umum, tidak mengenai
orang atau golongan tertentu. Contoh
semua uu yang berlaku untuk umum
b. Hukum subjektif yaitu hukum yang berlaku
untuk orang tertentu atau golongan tertentu
saja
contoh keputusan hakim
7. Pembagian Hukum Menurut daya kerjanya :
a. Hukum yang bersifat memaksa (imperatif)
yaitu kaidah hukum yang dalam keadaan
apapun harus ditatati dan bersifat mutlak
daya ikatnya. Contoh : hukum pidana, UU
Korupsi, UU narkoba
b. Hukum yang bersifat melengkapi (fakultatif)
yaitu kaidah hukum yang dapat
dikesampingkan oleh para pihak dengan
jalan membuat ketentuan khusus dalam
perjanjian yang mereka adakan. Contoh
hukum waris, hukum perjanjian
8. Menurut tempat berlakunya terbagi :
a. Hukum nasional adalah hukum yang
berlaku dalam suatu wilayah Negara
tertentu
b. Hukum internasional yaitu hukum yang
berlaku umum untuk semua Negara
c. Hukum asing yaitu hukum Negara lain
yang tidak berlaku dalam suatu Negara
d. Hukum gereja adalah aturan hukum yang
berlaku dalam suatu gereja bagi para
jemaatnya
Asas Hukum

Alas, dasar, pondamen, prinsip

Terminologi
Kebenaran yang menjadi
pokok dasar / tumpuan
berpikir / berpendapat
Asas hukum mempunyai 2 fungsi yaitu :
1. Fungsi dalam hukum yaitu mendasarkan
eksistensinya pada rumusan oleh pembentuk
undang-undang dan hakim (fungsi mengesahkan)
2. Fungsi dalam ilmu hukum hanya bersifat
mengatur

Asas hukum terbagi 2 yaitu :


1. Asas hukum umum yaitu yang berhubungan
dengan seluruh bidang hukum
2. Asas hukum khusus yang berfungsi dalam bidang
hukum tertentu
Menurut Sartjipto Rahardjo
“Asas hukum adalah unsur yang penting dan
pokok dari peraturan hukum. Asas hukum
adalah jantungnya peraturan hukum karena ia
merupakan landasan yang paling luas bagi
lahirnya peraturan hukum atau ia adalah
sebagai ratio legisnya peraturan hukum”

Menurut R.H. Soebroto Brotodirejo


Asas (prinsip) adalah suatu sumber atau sebab
yang menjadi pangkal tolak sesuatu; hal yang
inherent dalam segala sesuatu yang menentukan
hakikatnya; sifat esensial.
Asas hukum adalah dasar-dasar umum yang
terkandung dalam peraturan hukum, dasar-
dasar umum tersebut merupakan sesuatu yang
mengandung nilai-nilai etis.

Asas hukum mengandung nilai-nilai dan


tuntunan-tuntunan etis karena asas hukum
merupakan jembatan antara peraturan-
peraturan hukum dengan cita-cita sosial dan
pandangan etis masyarakat.
Fungsi Asas hukum dalam system hukum :
1. Menjaga ketaatan asas atau konsisten
2. Menyelesaikan konflik yang terjadi dalam system
hukum.
3. Sebagai rekayasa sosial baik dalam system hukum
peraturan maupun dalam system hukum peradilan

Dengan demikian asas hukum memiliki keterkaitan


dengan system hukum dan system peradilan sehingga
bila terjadi pertentangan di dalam mekanisme
kerjanya akan diselesaikan dengan asas hukum
Beberapa asas di dalam hukum
Asas dalam hukum Pidana
a. Asas Ne bis in idem “ mengenai perkara yang sama
dan sejenis tidak boleh disidangkan yang kedua kali”
disebutkan dalam pasal 76, 77 , 78 dan 82 KUHP
b. Asas nullum delictum nulla poena sine praevia legi
poenali artinya tiada suatu perbuatan dapat dihukum,
kecuali atas kekuatan pidana dalam undang 2 yang
telah ada lebih dahulu daripada perbuatan itu” ( Pasal
1 ayat 1 KUHP)
c. Presumption of innocence “ praduga tak bersalah”
d. In dubio pro reo, jika hakim ragu mengenai kesalahan
terdakwa maka, putusanya harus yg menguntungkan
terdakwa
Asas dalam hukum Perdata
1. Asas Pacta sunt servanda yaitu setiap perjanjian
mengikat bagi para pihak dan harus ditaati dengan
itikad baik.
2. Asas Re nullius credit occupanti yaitu benda yang
diterlantarkan pemilliknya dapat diambil untuk
dimiliki”
3. Asas domicilie yaitu asas yang menyatakan setiap
orang harus mempunyai nama dan tempat kediaman
hukum.
4. Asas kebebasan berkontrak yaitu setiap orang bebas
membuat perjanjian tentang apa saja sepanjang tidak
bertentangan dengan kesusilaan, ketertiban hukum
dan undang-undang yang berlaku
Asas dalam hukum Internasional
1. Asas Quiduid est in territorio, etiam est de
territorio yaitu asas yang menyatakan bahwa
apa yang berada dalam batas-batas wilayah
negara tunduk kepada hukum negara itu .
2. Asas equality before sovereigh right yaitu asas
yang menyatakan setiap negara mempunyai
kesamaan kedaulatan , kesetaraan, hak dan
kewajiban tanpa mempertimbangkan
perbedaan ekonomi, sosial, politik dan sifat
lainnya.
3. Asas self defence principles yaitu asas
menentukan prinsip-prinsip sendiri
Asas dalam Hukum Administrasi Negara
1. Asas Legalitas yaitu asas yang menyatakan
setiap perbuatan administrasi negara
berdasarkan hukum
2. Asas freies ermessen yaitu asas kebebasan
yang diberikan kepada administrasi negara
menyelesaikan masalah yang timbul dalam
masyarakat secara cepat, tepat dan
bermanfaat untuk kepentingan umum tanpa
menunggu perintah undang-undang atau
undang-undangnya belum jelas.
3. Asas-asas umum pemerintahan yang baik
Asas-asas hukum yang berlaku umum
1. Asas Lex posterior derogat legi priori atau lex
posterior derogat legi anteriori yaitu undang-
undang yang lebih baru mengenyampingkan
undang-undang yang lama.
2. Asas Lex specialis derogat legi generali yaitu
undang-undang yang khusus didahulukan
berlakunya daripada undang-undang yang
umum.
3. Asas Lex superior derogat legi inferiori yaitu
undang-undang yang lebih tinggi
mengeyampingkan undang-undang yang lebih
rendah tingkatannya.
Peristiwa Hukum
 Peristiwa hukum ( rechtsfeit) adalah peristiwa
yang oleh kaidah hukum diberi akibat hukum

 yakni berupa timbulnya atau hapusnya hak dan


atau kewajiban tertentu bagi subyek hukum
tertentu yang terkait pada peristiwa tersebut.

 Perbuatan hukum adalah peristiwa hukum yang


akibatnya dikehendaki oleh yang melakukan dan
memiliki akibat hukum
Peristiwa hukum dibedakan:
1. Peristiwa hukum yang berupa perbuatan subyek
hukum
2. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek
hukum.

Peristiwa hukum yang merupakan perbuatan subyek


hukum ada 2 yaitu
1. Yang merupakan perbuatan hukum contohnya
wasiat dan perjanjian
2. Yang bukan merupakan perbuatan hukum
contohnya zaakwarneming ( Ps1354 KUHPER)
onrechtmatigedaad/melawan hukum (Ps 1365
KUHPER)
Perbuatan hukum
(contohnya wasiat,
hibah, perjanjian )

perbuatan
Bukan perbuatan hukum
subyek hukum
1. zaakwarneming (Ps 1354
KUHPER)
Peristiwa 2. onrechtmatigedaad (melawan
hukum hukum Ps 1365 KUHER).

1. peristiwa kelahiran
bukan perbuatan 2. peristiwa kematian
subyek hukum.
3. Lewat waktu
Subjek dan objek Hukum

Subjek hukum yaitu Objek hukum adalah segala


pembawa hak dan sesuatu yang berguna bagi
kewajiban subjek hukum (benda)

Manusia
(natuurlijke 1. Benda berwujud
persoon) 2. Benda tidak
berwujud

Badan hukum
(recht persoon 1. Benda bergerak
2. Benda tidak
bergerak
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan
tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan

Dasar hukum pembuatan peraturan per UU adalah :


1. Pasal 22 A UUD 1945 yang berbunyi “ ketentuan
lebih lanjut tentang tata cara pembentukan undang-
undang diatur dengan undang-undang.
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Landasan dalam pembuatan Peraturan
perundang-undangan antara lain:

1. Landasan Filosofis yaitu Setiap penyusunan


peraturan perundang-undangan harus
memperhatikan cita-cita moral dan cita
hukum sebagaimana diamanatkan oleh
Pancasila.

2. Landasan Sosiologis Pembentukan peraturan


perundang-undangan harus sesuai dengan
kenyataan dan kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan Pasal 5 UU nomor 12 tahun 2011
asas-asas dalam pembentukan peraturan per UU
1. Kejelasan tujuan

2. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yg


tepat
3. Kesesuaian antara jenis, hirarki & materi
muatan
4. Dapat dilaksanakan

5. Kedayagunaan dan kehasilgunaan

6. Kejelasan rumusan

7. Keterbukaan
3. Landasan Yuridis
Menurut Lembaga Administrasi Negara landasan
yuridis dalam pembuatan peraturan perundang-
undangan memuat keharusan:
a. adanya kewenangan dari pembuat peraturan
perundang-undangan,
b. adanya kesesuaian antara jenis dan materi
muatan peraturan perundang-undangan,
c. mengikuti cara-cara atau prosedur tertentu,
d. tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi
tingkatannya,
Asas-asas dalam peraturan perundang-
undangan antara lain :
1. Undang-undang tidak berlaku surut
2. Undang-undang yg dibuat oleh penguasa yg
lebih tinggi mempunyai kedudukan yg lebih
tinggi pula
3. Undang-undang yang bersifat khusus
mengenyampingkan undang-undang yang
bersifat umum
4. Undang-undang yang berlaku belakangan
membatalkan undang-undang yang berlaku
terdahulu
5. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat
(asas ini di nyatakan dalam UUD Sementara
pasal 95 ayat 2) maknanya adalah :
a. Adanya kemungkinan isi UU menyimpang
dari UUD
b. Hakim atau siapapun tidak mempunyai
hak uji materil terhadap UU tersebut
6. Undang-undang sebagai sarana untuk
mencapai kesejahterahan spritual dan material
bagi masyaraakat maupun individu (asas
walvaartstaat)
Tata urutan (hirarki) peraturan per UU yang di atur
dalam UU nomor 12 tahun 2011 adalah

1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR (Tap MPR)
3. Undang-undang/Peraturan Pemerintah sebagai
pengganti undang-undang (Perpu)
4. Peraturan Pemerintah (PP)
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah propinsi.
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Pengertian dan Istilah
1. Undang-undang adalah peraturan perundang-
undangan yang dibentuk oleh DPR dengan
persetujuan bersama presiden
2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang (perpu) adalah peraturan perundang-
undaangan yang ditetapkan presiden dalam hal
ihwal kegentingan yang memaksa
3. Peraturan Pemerintah adalah peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh
presiden untuk menjalankan undang-undang
4. Peraturan Presiden adalah peraturan
perundang-undanganyang ditetapkan oleh
presiden untuk menjalankan perintah peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dalam penyelenggarakan kekuasaan
pemerintahan.
5. Peraturan daerah provinsi adalah peraturan
perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD
provinsi dengan persetujuan bersama gubernur
6. Peraturan daerah Kabupaten /kota adalah
peraturan perundang-undangan yang dibentuk
oleh DPRD kabupaten/kota dengan persetujuan
bersama bupati/walikota
1. Sistem Hukum Tata Negara dan Sistem Hukum
Administrasi Negara
 Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan
hukum yang mengatur organisasi daripada negara,
hubungan antar alat perlengkapan negara dalam garis
vertikal dan horizontal serta kedudukan warga negara
dan hak-hak azasinya.
 Yang diatur dalam hukum tata negara antara lain :
1. Bentuk negara
2. Bentuk pemerintahan
3. Alat-alat perlengkapan negara susunan serta
kewenanganya
4. Kedudukan dan hak-hak warga negara
 Hukum administrasi negara adalah hukum yang
mengatur tindakan dan hubungan hukum antara
pemerintah dengan warga negara atau mengatur
hubungan antar organ pemerintahan.
 Atau keseluruhan Hukum yang mengatur administrasi
pemerintahan

 Dari defenisi HAN terkandung 2 aspek yaitu :


1. Aturan hukum yang mengatur bagaimana alat-alat
perlengkapan negara itu melakukan tugasnya
2. Aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan
hukum antara alat perlengkapan administrasi negara
(pemerintah) dengan para warga negaranya
2. Sistem Hukum Pidana
 Hukum pidana merupakan bagian dari hukum publik
yang mengatur hubungan antara negara dengan
warga negara.
 Hukum Pidana adalah keseluruhan peraturan-
peraturan undang-undang pidana yang isinya
menunjukan peristiwa-peristiwa pidana yang disertai
dengan ancaman hukuman atas pelanggarannya
 Hukum Pidana materil diatur dalam KUHP, sedang
Hukum Acara Pidana diatur dalam UU No. 8 Tahun
1981 tentang KUHAP dan peraturan perundang-
undangan lainnya.
 Peristiwa pidana (delict) adalah suatu
perbuatan atau rangkaian perbuatan yang
dapat dikenakan hukuman pidana dengan
syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya suatu perbuatan
2. Perbuatan itu harus sesuai dengan
ketentuan hukumnya
3. Harus terbukti adanya kesalahan
4. Harus berlawanan dengan hukum
5. Harus tersedia ancaman hukumannya
JENIS HUKUM PIDANA
Jenis hukum pidana yang diatur dalam
KUHP terdiri dari :
1. Tindak Pidana Kejahatan (masdrijven)
diatur dalam buku ke II mulai pasal
104 – 488
2. Tindak Pidana pelanggaran
(overstredingen) diatur dalam buku
III mulai pasal 489 - 569
Sistem Hukuman Pidana
 Berdasarkan Pasal 10 KUHP jenis hukuman yang dapat
dikenakan kepada pelaku tindak pidana adalah:
1. Hukuman pokok (hoofd straffen) terdiri :
a. Hukuman mati

b. Hukuman penjara

c. Hukuman kurungan

d. Hukuman denda

2. Hukuman tambahan (bijkomende straffen) terdiri :


a. Pencabutan beberapa hak tertentu

b. Perampasan barang-barang tertentu

c. Pengumuman putusan hakim


Hukum Acara Pidana
o Hukum Acara Pidana keseluruhan peraturan
hukum yang mengatur bagaimana caranya alat-
alat penegak hukum melaksanakan dan
mempertahankan hukum pidana
o Mengatur hak dan kewajiban bagi mereka yang
bersangkut paut dengan proses perkara pidana .
o Tujuanya untuk penegakan hukum dan keadilan
o Hukum Acara Pidana diatur dalam Undang-
undang no. 8 Tahun 1981 tentang Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
 Fungsi hukum acara pidana untuk melaksanakan
ketentuan-ketentuan hukum pidana guna mencari
kebenaran materil.

 Hak dan kewajiban bagi pihak yang tersangkut paut


dalam proses perkara pidana berdasarkan hukum
Acara Pidana, antara lain:
1 Mendapat perlakuan yang sama di muka sidang
2 Adanya perintah tertulis dari yang berwenang
3 Berhak memperoleh bantuan hukum seluas-
luasnya
4 Hadirnya terdakwa
5 sidang terbuka untuk umum.
Tahapan penyelesaian perkara pidana terdiri :
1. Penyidikan oleh penyidik (penyidik polisi
dan penyidik PNS)
2. Penuntutan yang dilakukan oleh jaksa atau
penuntut umum;
3. Pemeriksaan di depan sidang oleh hakim;
dan
4. Pelaksanaan putusan pengadilan oleh jaksa
dan lembaga pemasyarakatan.
3. Sistem Hukum Perdata

• Hukum Perdata merupakan hukum yang mengatur


hubungan antar perorangan, mengatur hak dan
kewajiban perseorangan dalam pergaulan masyarakat
dan dalam hubungan antar keluarga
• Ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi
tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya
• Hal – hal yang diatur dalam Sistem Hukum Perdata :
1. Hukum Orang
2. Hukum Harta Kekayaan
3. Hukum perikatan
4. Hukum waris
Sistem hukum perdata diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (BW) terbagi atas 4 buku:
o Buku I tentang orang, yg berisikan hukum
perorangan dan hukum keluarga
o Buku II tentang Benda yang berisikan hukum
harta kekayaan dan hukum benda
o Buku III tentang Perikatan berisikan hukum
perikatan yang lahir dari undang-undang dan
perikatan yang lahir dari perjanjian/persetujuan
o Buku IV tentang Pembuktian dan daluwarsa yang
berisikan tentang alat-alat bukti dan kedudukan
benda akibat lampau waktu/verjaring
Hukum perdata yang berlaku di Indonesia terdiri :
1. Hukum perdata adat yaitu ketentuan hukum
yang mengatur hubungan antar individu dalam
masyarakat adat
2. Hukum Perdata Eropa hukum perdata yang
mengatur kepentingan orang eropa dan yang
menundukan diri dengan hukum eropa
3. Hukum perdata yang bersifat nasional yaitu
bidang hukum perdata sebagai produk hukum
nasional, seperti hukum perkawinan dan hukum
agraria.
Sistem Hukum Acara Perdata Indonesia
 Hukum Acara Perdata adalah aturan hukum yang
mengatur bagaimana menegakkan hukum perdata
materil dengan perantaraan hakim di pengadilan
sejak pemajuan gugatan sampai pada pelaksanaan
putusan (disebut juga dengan hukum perdata
formil)
 Hukum ini timbul dalam rangka menegakan hukum
perdata materil (KUHPerdata) dalam
menyelesaikan masalah keperdataan .
 Asas-asas dalam beracara perdata antara lain:
1. Hakim bersifat menunggu
2. Hakim dilarang menolak perkara
3. Hakim bersikap aktif
4. Sidang terbuka untuk umum
5. Hakim wajib mendengar kedua belah pihak
6. Putusan harus disertai alasan
7. Pemeriksaan sederhana, cepat dan biaya murah
7. Hakim terikat pada alat bukti
8. Asas objektivitas
4. Sistem Hukum Adat
Hukum Adat merupakan hukum tidak tertulis yang
dibentuk dan dipelihara oleh masyarakat hukum
adat tanpa campur tangan dari penguasa.

o Berlaku bagi orang Indonesia asli


o Dilengkapi sanksi sebagai upaya pemaksa
o Hukum adat merupakan hukum yang bersifat lokal
o Bersifat plural dan berbeda dalam setiap daerah dan
tiap masyarakat karena dibentuk oleh masyarakat
hukum adat yang tata susunannya sangat tergantung
pada faktor pembentuknya.
Beberapa bagian yang diatur dalam
sistem hukum adat
1. Hukum waris adat antara lain mengatur :
- Asas kesamaan hak dalam hukum waris adat
- Asas penggantian waris
- Kedudukan hukum seorang janda
- Kedudukan hukum seorang duda
- Kedudukan hukum anak angkat
- Kedudukan hukum anak tiri
- Ahli-ahli waris lainnya
2. Hukum Perjanjian adat
Sistem Peradilan di Indonesia
 Peradilan adalah pemutusan perselisihan oleh suatu
instansi yang tidak mempunyai kepentingan dalam
perkara atau bagian dari pihak yang berselisih
 Peradilan adalah pemutusan perkara dengan penerapan
hukum
 Ada 2 Badan Peradilan di bawah MA yaitu :
1. Badan peradilan dalam lingkungan peradilan Umum
2. Badan peradilan dalam lingkungan peradilan khusus
 4 Tiang peradilan di Indonesia yakni :
1. Peradilan Umum
2. Peradilan Agama (peradilan khusus)
3. Peradilan Militer (peradilan khusus)
4. Peradilan Tata Usaha Negara.
Dalam Lingkungan Peradilan Umum dibentuk
pengadilan khusus terdiri dari:
1. Pengadilan Anak
2. Pengadilan Niaga
3. Pengadilan HAM
4. Pengadilan Korupsi
5. Pengadilan Hubungan Industrial
6. Peradilan Syariah Islam (di Provinsi
Aceh)
Lingkungan peradilan khusus terdiri dari :
1. Peradilan Agama
- Pengadilan Agama Tingkat Pertama
- Pengadilan Tinggi Agama yaitu Pengadilan
Tingkat Banding
2. Peradilan Militer terdiri dari :
- Pengadilan Militer
- Pengadilan Militer Tinggi
- Pengadilan Utama
- Pengadilan Pertempuran
Peradilan tata Usaha Negara

o Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah


satu pelaku kekuasaan kehakiman untuk rakyat
yang mencari keadilan terhadap sengketa tata
usaha negara.
o PTUN diciptakan untuk menyelesaikan sengketa
antara pemerintah dan warga negaranya
o Sengketa timbul sebagai akibat dari adanya
tindakan pemerintah yang melanggar hak-hak
warga negara
Kewenangan mengadili
 Kekuasaan mengadili adalah kekuasaan yang
dimiliki oleh hakim di peradilan dalam usaha
menerima, memeriksa dan memutus perkara.
Berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak
memihak pada sidang pengadilan, menurut
cara yang diatur dalam undang-undang

 Kewenangan badan peradilan Umum adalah


memeriksa , memutus dan menyelesaikan
perkara-perkara pada umumnya baik perkara
perdata maupun perkara pidana.
Kewenangan untuk mengadili oleh peradilan terbagi :.
1. Kompetensi absolut yaitu wewenang memeriksa jenis
perkara secara mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan
peradilan lain.
2. Kompetensi relatif adalah wewenang suatu pengadilan
memeriksa suatu perkara yang dapat diperiksa oleh
pengadilan lain.
Tingkatan Peradilan terdiri :
1. Pengadilan Negeri adalah pengadilan umum yang
memeriksa dan memutus perkara perdata dan pidana di
tingkat pertama.
2. Pengadilan Tinggi adalah pengadilan banding yang mengadili
pada tingkat kedua yang telah diputus pada Pengadilan
Negeri.
3. Mahkamah Agung merupakan badan peradilan tertinggi dan
terakhir di Indonesia dalam memutuskan perkara .
Kekuasaan pengadilan khusus di Peradilan Umum :
1. Pengadilan Anak berwenang memeriksa , memutus
dan menyelesaikan perkara anak nakal
2. Pengadilan Niaga , memeriksa dan memutus
permohonan dalam perkara perniagaan seperti
pernyataan pailit , penundaan kewajiban
pembayaran utang, dll yang penetapannya
dilakukan dengan Undang-Undang
3. Pengadilan HAM, memeriksa dan memutus
Pelanggaran HAM yang berat meliputi kejahatan
genosida dan kejahatan Kemanusiaan;
4. Pengadilan Korupsi, memeriksa dan memutus
tindak pidana korupsi yang penuntutannya
diajukan oleh KPK;
5. Pengadilan Hubungan Industrial, memeriksa dan memutus :
a. di tingkat pertama mengenai perselisihan hak;
b. di tingkat pertama dan terakhir mengenai
perselisihan kepentingan;
c. di tingkat pertama mengenai perselisihan
pemutusan hubungan kerja;
d. di tingkat pertama dan terakhir mengenai
perselisihan antarserikat pekerja/serikat buruh
satu tempat perusahaan
6. Peradilan Agama berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara
orang-orang yang beragama Islam di bidang: perkawinan,
warisan, Wasiat, Hibah, Wakaf, Infak. Shadaqoh dan
ekonomi syariah, pada pengadilan yang wilayah hukumnya
kediaman pemohon, kecuali ditentukan lain dalam undang-
undang.
7. Peradilan Militer berwenang :
Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang
yang pada waktu melakukan tindak pidana adalah:
a. Prajurit;
b. berdasarkan Undang-Undang dipersamakan
dengan prajurit;
c. Anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau
yang dipersamakan atau dianggap sebagai prajurit
berdasarkan undang-undang;
d. seseorang yang tidak masuk golongan huruf a, huruf b
dan huruf c tetapi atas keputusan Panglima dengan
persetujuan Menteri Kehakiman harus diadili oleh
suatu Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer
8. Peradilan Tata Usaha Negara adalah
peradilan yang berwenang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan sengketa Tata
Usaha Negara.

Pengadilan Pajak merupakan pengadilan


khusus dari Lingkungan Peradilan Tata
Usaha Negara yang mempunyai wewenang
memeriksa dan memutus sengketa pajak
Kekuasaan Kehakiman
Dasarnya :
1. Pasal 24 dan 25 UUD 1945

2. Undang-undang No. 14 Tahun 1970 tentang


Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman
3. Undang-undang No. 5 Tahun 2004 tentang
Mahkamah Agung

Dua hal pokok yg diatur dalam undang undang tsb:


1. Kekuasaan Kehakiman yang Bebas.
2. Hak menguji oleh Mahkamah Agung.
MAKAMAH KONSTITUSI
o Salah satu substansi penting amandemen UUD
1945 adalah keberadaan Mahkamah Konstitusi .
o Fungsinya sebagai koreksi terhadap
pengalaman ketatanegaraan di masa lalu yang
ditimbulkan oleh tafsir ganda terhadap
konstitusi dan undang-undang.
o Mahkamah Konstitusi terikat pada prinsip
umum penyelenggaraan kekuasaan kehakiman
yang merdeka, bebas dari pengaruh kekuasaan
lembaga lainnya dalam menegakkan hukum dan
keadilan.
Kewenangan Makamah Konstitusi adalah :
1. Menguji undang-undang terhadap UUD 1945;
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945;
3. Memutus pembubaran partai politik;
4. Memutus perselisihan hasil pemilihan umum;
5. Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana
berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil
Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
 MK berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji Undang-
Undang terhadap UUD 1945.
 MA berwenang mengadili pada tingkat
kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang (pasal 24A ayat
(1) UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai