Anda di halaman 1dari 30

BAYI PREMATURE DENGAN

GANGGUAN NAPAS
PENDAHULUAN

 Periode segera setelah lahir merupakan awal kehidupan


yang tidak menyenangkan bagi bayi. Hal tersebut
disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intra
uterus) dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstra
uterus) yang sangat berbeda.
 Salah satu bayi resiko tinggi adalah bayi premature.
 Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir merupakan
kasus terbanyak di ICU (Intensive Care Unit) pada
kegawatdaruratan bayi. Bayi yang baru lahir dalam
kesulitan pernapasan harus dievaluasi segera dan akurat;
kadang-kadang, gangguan pernapasan neonatal dapat
mengancam jiwa dan membutuhkan intervensi langsung.
KASUS

IDENTITAS PASIEN

 Nama : By. R

 Tanggal Lahir : 19 Februari 2017 (Pkl 04.10 WITA)

 Tanggal Masuk : 21 Februari 2017 (Pkl 10.25WITA)

 Jenis Kelamin : Perempuan


ANAMNESIS

Bayi rujukan dari Puskesmas Bulili, bayi laki-laki datang


diantar oleh bidan dengan keluhan tiba-tiba sianosis (+), pucat
(+), sesak (+), terjadi penurunan kesadaran (+). Sudah diberikan
terapi awal waktu di PKM Bulili dengan pemberian O2, sianosis
sempat hilang namun 1 jam kemudian bayi mengalami sianosis
lagi. Sebelumnya bayi sudah pernah mengalami sianosis (+) dan
sudah sempat dirujuk ke Undata namun keluarga menolak karena
alasan biaya, akhirnya bayi dikembalikan ke PKM Bulili dan
dirawat dalam inkubator. Selama perawatan di puskemas, bayi
belum pernah mendapatkan ASI.
Riwayat kelahiran, bayi lahir secara prematur pada
tanggal 19/02/2017 jam 04.10 wita, lahir spontan LBK dirumah
dibantu oleh dukun. Saat lahir bayi langsung menangis, anpal
(+/+), mec (+)/mic (+), tali pusat baik (+), warna ketuban tidak
diketahui, BBL 1100 gram, A/S tidak diketahui.
PEMERIKSAAN FISIK
Berat Badan Lahir : 1100 gram
Panjang Badan : 37 cm
Lingkar Kepala : 28 cm
Lingkar Dada : 30 cm
Lingkar Perut : 29 cm
Lingkar Lengan : 10 cm

Tanda Tanda Vital


Denyut Jantung : 120 x/menit
Suhu : 36,7 oC
Pernapasan : 64 x/menit
CRT : > 2 detik
Sistem Respirasi
Sianosis (+)
Merintih (+)
Apnea (-)
Retraksi dinding dada (+)
Pergerakan dinding dada simetris bilateral
Pernapasan cuping hidung (-)
Bunyi napas bronkovesikuler
Bunyi tambahan (-)

SKOR DOWN
Frekuensi napas :1
Retraksi :1
Sianosis :1
Udara masuk :0
Merintih :1
Total :4
Kesimpulan : Gangguan Napas Sedang
Sistem Kardiovaskuler
• Bunyi jantung I & II murni, regular
• Bising jantung (-)

Sitem Hematologi
• Pucat (-)
• Ikterus (-)

Sistem Gastrointestinal
• Kelainan dinding abdomen (-)
• Massa/organomegali (-)
• Diare (-)
• Bising usus (+) kesan normal
• Umbilikus : bernanah (-), iritasi (-), edema (-)
Sistem Neurologis
• Aktivitas bayi : kurang aktif
• Kesadaran : somnolen
• Fontanella : datar
• Sutura : belum menyatu
• Kejang (-)
• Refleks terhadap cahaya : (+/+)

Sistem Genitalia
• Hipospadia (-)
• Hidrokel (-)
• Hernia (-)

Pemeriksaan Lain
• Ektremitas : akral dingin
• Turgor : lambat (> 2 detik)
• Kelainan kongenital (-)
• Trauma lahir (-)
SKOR BALLARD
Maturitas neuromuskular
• Sikap tubuh :1
• Persegi jendela :2
• Rekoil lengan :1
• Sudut poplitea :1
• Tanda selempang :1
• Tumit ke kuping :2
Maturitas fisik
• Kulit :2
• Lanugo :2
• Permukaan plantar :1
• Payudara :1
• Mata/telinga :2
• Genitalia :2
Total skor : 18
Minggu : 30 - 32 minggu
Kesimpulan : Kurang bulan + KMK
RESUME
Bayi rujukan dari Puskesmas Bulili, bayi laki-laki datang
diantar oleh bidan dengan keluhan tiba-tiba sianosis (+), pucat
(+), sesak (+), terjadi penurunan kesadaran (+). Sudah diberikan
terapi awal waktu di PKM Bulili dengan pemberian O2, sianosis
sempat hilang namun 1 jam kemudian bayi mengalami sianosis
lagi. Sebelumnya bayi sudah pernah mengalami sianosis (+) dan
sudah sempat dirujuk ke Undata namun keluarga menolak karena
alasan biaya, akhirnya bayi dikembalikan ke PKM Bulili dan
dirawat dalam inkubator. Selama perawatan di puskemas, bayi
belum pernah mendapatkan ASI.
Riwayat kelahiran, bayi lahir secara prematur pada tanggal
19/02/2017 jam 04.10 wita, lahir spontan LBK dirumah dibantu
oleh dukun. Saat lahir bayi langsung menangis, anpal (+/+), mec
(+)/mic (+), tali pusat baik (+), warna ketuban tidak diketahui, BBL
1100 gram, A/S tidak diketahui.
DIAGNOSIS : Bayi Premature + Gangguan Napas Sedang

PEMERIKSAAN PENUNJANG : Pemeriksaan Gula Darah,


Pemeriksaan Darah Rutin
TERAPI :
 IVFD Dextrose 5% 6 tpm
 Inj. Ampicillin 3 x 50 mg
 Inj. Gentamysin 2 x 2 mg
 Paracetamol drops 4 x 0,2 cc
 Inj Dexametasone 3 x 0,2 mg
 Oksigen 1 liter/menit
 Pemasangan OGT
 Observasi TTV/jam
LABORATORIUM

 HCT : 58,4 % (44,0 – 64,0 % )


 PLT : 133 x 103/mm (200-400 x 103/mm)
 WBC : 5,3 x 103/mm (10-26 x 103/mm)
 RBC : 4,6 x 106/mm (4-6 x 106/mm)
 HGB : 20,2 g/dl (13,5-19,5 g/dl)
 GDS : 57 mg/dl (70-140 mg/dl)
FOLLOW UP
Tanggal 22 Februari 2017
S O A P
Bayi masih tampak Ku : jelek Bayi premature + - IVFD Dextrose
letargi Kesadaran : somnolen Respiratory Distress 5% 6 tpm
Kejang (-), Demam (- BB : 1100 gr Syndrome - Inj. Ampicillin 3
), sesak (+), sianosis Kuat isap (-) x 50 mg
(-), BAB (+) TTV : - Inj. Gentamysin 2
DJ: 144 x/menit x 2 mg
S : 36,3 oC - Inj Dexametasone
R: 68 x/menit 3 x 0,2 mg
Hasil lab : - Oksigen 1 liter/
GDS : 88,5 mg/dl menit
- Observasi
TTV/jam
- ASI/PASI 12 x 5-
10 cc/OGT
Tanggal 23 Februari 2017
S O A P
Bayi masih tampak Ku : jelek Bayi premature + - IVFD Dextrose
letargi. Kesadaran : somnolen Respiratory 5% 6 tpm
Kejang (-), Demam BB : 1100 gr Distress Syndrome - Inj. Ampicillin 3 x
(-), sesak (-), Kuat isap (-) 50 mg
sianosis (-), BAB TTV : - Inj. Gentamysin 2
(+). DJ: 110 x/menit x 2 mg
S : 36,5 oC - Inj Dexametasone
R: 43 x/menit 3 x 0,2 mg
Hasil Lab : - Oksigen 1 liter/
HCT : 45,6 % (N) menit
PLT : 210 x 103/mm (N) - Observasi
WBC : 16 x 103/mm (↑) TTV/jam
RBC : 3,5 x 106/mm (↓) - ASI/PASI 12 x 5-
HGB : 16,4 g/dl (N) 10 cc/OGT
Tanggal 24 Februari2017

S O A P
Bayi masih tampak Ku : lemah Bayi premature + - IVFD Dextrose
letargi. Kesadaran : somnolen Respiratory Distress 5% 6 tpm
Kejang (-), Demam (- BB : 1200 gr Syndrome - Inj. Ampicillin 3
), sesak (-), sianosis Kuat isap (-) x 50 mg
(-), BAB (+). Refleks (+) - Inj. Gentamysin 2
TTV : x 2 mg
DJ: 130 x/menit - Inj Dexametasone
S : 37,1 oC 3 x 0,2 mg
R: 56 x/menit - Observasi
TTV/jam
- ASI/PASI 12 x 5-
10 cc/OGT
Tanggal 27 Februari 2017

S O A P
Bayi masih dalam Ku : sedang Bayi premature + - Observasi
kondisi lemah. Kesadaran : compos mentis Post Respiratory TTV/jam
Kejang (-), Demam BB : 1200 gr Distress - ASI/PASI 12 x 5-
(-), sesak (-), Kuat isap (-) Syndrome 10 cc/OGT
sianosis (-), BAB TTV : - PMK Intermitten
(+). DJ: 124 x/menit
S : 36 oC
R: 42 x/menit
DISKUSI
Bayi premature dapat disebabkan oleh beberapa
factor, berikut adalah beberapa factor penyebab bayi
premature :
 Faktor ibu
 Faktor kehamilan
 Faktor janin
 Keadaan sosial ekonomi rendah.
Perlu dipahami bahwa alat tubuh bayi
premature belum berfungsi seperti bayi matur, oleh
sebab itu, ia mengalami lebih banyak kesulitan
untuk hidup di luar uterus ibunya. Makin pendek
masa kehamilannya makin kurang pertumbuhan
alat-alat dalam tubuhnya, dengan akibat makin
mudahnya terjadi komplikasi dan makin tinggi
angka kematiannya.
Berdasarkan dengan kurang sempurnannya alat-alat dalam
tubuhnya baik anatomic maupun fisiologik maka mudah
timbul beberapa kelainan diantaranya :
 Suhu tubuh
 Gangguan pernafasan
 Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi

 Hepar yang belum matang (immature)  Mudah


menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin,sehingga
mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai kern
ikterus
 Ginjal masih belum matang (immature)  Kemampuan mengatur
pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga
mudah terjadi oedema
 Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh (fragile),
kekurangan faktor pembukuan seperti protrombin,faktor vitamin, dan
faktor Christmas
 Gangguan monologik  Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang
karena rendahnya kadar 19E gamma glubolin. Bayi premature relatif
belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi
terhadap peradangan masih belum baik
 Perdarahan intraventrikuler  Lebih dari 50% bayi premature
menderita perdarahan intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena
bayi premature sering menderita apnea, asfiksia berat dan sindroma
gangguan pernafasan.
Berdasarkan frekuensi napas dan gejala tambahan, Buku
Pedomen Manajemen masalah BBL membagi klasifikasi
gangguan napas.
- frekuensi nafas > 60 kali/menit dengan sianosis central dan tarikan
dinding dada atau merintih saat ekspirasi
- frekuensi nafas > 90 kali/menit dengan sianosis central atau
Gangguan Nafas tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi
Berat - frekuensi nafas < 30 kali/menit dengan atau tanpa gejala lain dari
gangguan nafas

- frekuensi nafas 60-90 kali/menit dengan tarikan dinding dada atau


merintih saat ekspirasi tanpa sianosis sentral
Gangguan Nafas
- frekuensi nafas > 90 kali/ menit tanpa tarikan dinding dada atau
Sedang
merintih saat ekspirasi atau sianosis sentral

Gangguan Nafas frekuensi nafas 60-90 kali/menit tanpa tarikan dinding dada atau
Ringan merintih saat ekspirasi atau sianosis sentral

Kelainan Jantung frekuensi nafas 60-90 kali/menit dengan sianosis sentral tanpa
Kongenital tarikan dinding dada atau merintih
Evaluasi Gawat Nafas Dengan Skor Down

Pemeriksaan 0 1 2

Frekuensi nafas < 60 kali/menit 60-80 kali/menit > 80 kali/menit

Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat

Sianosis Tidak ada sianosis Sianosis hilang Sianosis menetap


dengan O2 walaupun diberi
O2

Air entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara


udara masuk masuk

Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar


dengan stetoskop tanpa alat bantu
Prioritas dalam evaluasi atau pemeriksaan awal pada bayi
dengan gangguan napas.
1. Langkah awal untuk mencari penyebab:
 Anamnesis yang teliti
 Pemeriksaan fisik yang tepat
 Menilai tingkat maturitas dengan Ballard atau Dubowitz (bila
keadaan bayi masih labil pemeriksaan ini ditunda dulu)
2. Pemeriksaan penunjang:
 Pemeriksaan radiologik dada
 Analisa gas darah
 Septic work up dan mencari kemungkinan penyebab karena
pneumonia: minimal kultur darah dan jumlah sel.
 Status metabolik: dilakukan pemeriksaan analisa gas darah,
skrining kadar glukosa darah.
Sebagai dasar pegangan/kunci terapi neonatus dengan RDS
adalah :
1. Mencegah hipoksemia dan asidosis dengan mengusahakan :
- Metabolisme jaringan berlangsung normal
- Mengoptimalkan produksi surfaktan
- Mencegah terjadinya right to left shunt
2. Manajemen cairan seoptimal mungkin dengan
mengutamakan mencegah atau menghindari hipovolemia dan
syok di satu sisi dan menghindari edema terutama edema
paru.
3. Menghidari atau menekan kebutuhan metabolisme
4. Mencegah meningkatnya atelektasis dan edema paru.
5. Meminimalkan pengaruh oksidan terhadap kerusakan paru-
paru (alveoli)
6. Meminimalkan kerusakan paru karena penggunaan ventilator.
Sementara untuk penatalaksanaan pada Bayi yang lahir
premature, antara lain dapat dilakukan :
 Pengaturan suhu lingkungan
 Bayi dimasukkan dalam incubator dengan suhu yang
diatur
 Bayi berat badan dibawah 2 kg  35oC
 Bayi berat badan 2 kg sampai 2,5  34oC
 Suhu incubator diturunkan 1oC setiap minggu bayi
dapat ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24-
27oC
Makanan bayi premature
Umumnya bayi premature belum sempurna refleks
mengisap dan batuk, kapasitas lambung masih kurang.
Maka makan diberikan dengan pipet sedikit-sedikit namun
lebih sering.
Sedangkan pada bayi small for date sebaiknya
kelihatan seperti orang kelaparan, rakus minum dan makan
yang harus diperhatikan adalah terhadap kemungkinan
terjadinya pneumonia aspirasi. Kemungkinan cairan untuk
bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau 100-120 call/kg/hari
pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan
bayi untuk segera mungkin mencukupi kebutuhan
cairan/kalori.
Pada bayi ini sangat rentan menderita gangguan napas
karena berkaitan dengan riwayat kelahiran prematur ditambah
dengan berat badan lahir bayi yang sangat rendah sehingga
berbagai macam kemungkinan terkena penyakit itu cukup tinggi.
Hal ini dikarenakan pada bayi prematur untuk pembentukan
organ dalam tubuh belum terbentuk sempurna sehingga berbagai
macam sistem yang harusnya bisa bekerja secara semestinya
mengalami gangguan sehingga beresiko terhadap berbagai
macam penyakit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai