Mata Merah Tanpa Penurunan Visus 30 Nov 2019
Mata Merah Tanpa Penurunan Visus 30 Nov 2019
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut
(sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi
pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu
Konjungtivitis
Klasifikasi Konjungtivitis
1. Konjungtivitis akut
• Konjungtivitis bacterial
Konjungtivitis gonore
• Konjungtivitis akut viral
Keratokonjungtivitis epidemic
Demam faringokonjungtiva
Keratokonjungtivitis herpetic
Keratokonjungtivitis new castle
Konjungtivitis hemoragik akut
• Konjungtivitis jamur
• Konjungtivitis alergi
1. Konjungtivitis Kronis
• Trachoma
Gejala
• Mata merah
• Perasaan seperti ada benda asing
• Pedih dan panas
• Gatal-gatal
• Banyak keluar air mata dan eksudasi
• Fotofobia (jika kornea ikut terkena)
Tanda
Stafilokok, Streptokok,
Corynebacterium diphtheriae,
Pseudomonas aeruginosa, Neisseria Etiologi
gonorrhoea, dan Haemophilus
injluenzae.
Manifestasi
klinis
Konjungtiva bulbi hiperemis, lakrimasi, eksudat dengan
sekret mukopurulen terutama di pagi hari, pseudoptosis
akibat pembengkakan kelopak, kemosis, hipertrofi papil,
folikel, membran, pseudomembran, granulasi, flikten,
mata terasa seperti ada benda asing, dan limfadenopati
preaurikular
Pada konjungtivitis gonore, terjadi sekret yang purulen padat
dengan masa inkubasi 12 jam-5 hari, disertai perdarahan
subkonjungtiva dan kemosis. Terdapat tiga bentuk, oftalmia
neonatorum (bayi berusia 1-3 hari), konjungtivitis gonore
infantum (lebih dari 10 hari), dan konjungtivitis gonore
adultorum
Manifestasi
klinis
Terdapat sedikit kotoran pada mata, lakrimasi, sedikit gatal,
injeksi, nodul preaurikular bisa nyeri atau tidak, serta kadang
disertai sakit tenggorok dan demam. Terdapat folikel atau papil,
sekret yang serous atau mukoserous, perdarahan
subkonjungtiva (”small and scattered”), limadenopati
preaurikuler dan infiltrat kornea
pemeriksaan sitologi ditemukan sel
Pemeriksaan raksasa dengan pewarnaan Giemsa,
penunjang kultur virus, dan sel inklusi
intranuklear
Keratitis.
Virus herpetik dapat menyebabkan parut pada
Komplikasi kelopak; neuralgia; katarak; glaukoma;
kelumpuhan sarafIlI, IV, VI; atrofi saraf optik;
dan kebutaan
Pengobatan :
- Perbaiki keadaan umum gizi dan kebersihan.
- Kropeng kapas lidi basah
salep antibiotik.
Penyulit :
- Konjungtivitis, keratitis superfisial, meibomitis.
- Blefaritis stafilokok : hordeolum dan chalazion.
Pterigium
Faktor Intrinsik
meliputi faktor herediter, Faktor Ekstrinsik
beberapa defisiensi, misalnya terpapar dengan UV light dan
defisiensi vitamin A, mikrotrauma kronis pada
berpengaruh terhadap permukaan mata yang sering
perubahan mukosa lakrimal disebabkan oleh pekerjaan
dan pergantian sel epitel pasien
kornea-konjungtiva.
Klasifikasi
Tindakan Non Bedah
pemberian lubrikasi dengan tetes mata buatan
atau tetes mata dekongestan untuk
mengurangi keluhan iritasi, tetes mata dan
salep steroid juga dapat di berikan untuk
mengurangi reaksi peradangan
Penatalaksanaa
n Tindakan Bedah
dilakukan bila pterigium menyebabkan
gangguan visus, keluhan iritasi kronik,
gangguan pergerakan bulbus okuli yang
mengakibatkan diplopia dan gangguan
kosmetik.
Gejala
Gejala
Pada mata normal sklera terlihat berwarna putih karena sklera dapat
terlihat melalui bagian konjungtiva dan kapsul Tenon yang tipis dan
tembus sinar. Hiperemia konjungtiva terjadi akibat bertambahnya
asupan pembuluh darah ataupun berkurangnya pengeluaran darah
seperti pada pembendungan pembuluh darah. Pada konjungtiva
terdapat dua pembuluh darah yaitu arteri konjungtiva posterior yang
memperdarahi konjungtiva bulbi dan arteri siliar anterior atau
episklera
E.S. Perkins, dkk, 1986. An Atlas of Diseases of The Eye. Third Edition. Churchill Livingstoe, New
York.
Ilyas, Sidarta, 2011. Ilmu Penyakit Mata. edisi keempat cetakan kesatu. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta,
Ilyas, Sidarta, 2002. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. edisi
kedua, CV Sagung Seto, Jakarta.
J. Kanski, Jack. 2009, Clinical Opthalmology. Edisi kedua. Butterworth Heinemann, USA.
James, B. Chris, C. Anthony, B. 2006. Lecture Notes Oftalmologi. edisi kesembilan, Erlangga, Jakarta
Leitman, Mark W. 1993. Panduan Diagnosis dan Pemeriksaan Mata. edisi ketiga. Binarupa Aksara,
Jakarta.
Vaughan, D.G. Asbury, T. 2008, Oftalmologi Umum., edisi ketujuh belas, Widya Medika, Jakarta.
TERIMA KASIH