Anda di halaman 1dari 19

HIDROLOGI DAN LINGKUNGANNYA

(KUALITAS AIR)
Disusun Oleh:
M.SYARIF(1810115210004)
KUALITAS AIR
PENGERTIAN PERKIRAAN
KUALITAS AIR KUALITAS AIR

adalah suatu ukuran


kondisi air dilihat dari Kualitas air dapat
karakteristik fisik, kimiawi, diperkirakan melalui
dan biologisnya.Kualitas air penampakan warna dan
juga menunjukkan ukuran baunya
kondisi air relatif terhadap
kebutuhan biota air dan
manusia.
CONTOH PERKIRAAN
KUALITAS AIR
Misalnya:
Air sungai yang baik (tidak tercemar) umumnya jernih dan tidak
berbau. Air dengan kualitas demikian biasanya dapat kita jumpai di
daerah hulu sungai dimana sungai belum banyak bersinggungan
dengan kegiatan manusia. Warna air dapat terjadi akibat batuan di
dasar sungai atau di sekelilingnya. Misalnya, warna air yang
kehijauan akibat tingginya kandungan logam nikel dan tembaga.
Warna air sungai yang hitam menandakan tingginya kandungan
senyawa organik humus terutama pada sungai-sungai di daerah
gambut. Air sungai yang hitam dan berbau busuk menandakan
terjadinya proses pembusukan bahan organik secara anaerobik
sehingga menghasilkan gas H2S dan metana. Air sungai yang
berwarna cokelat keruh menandakan kandungan suspended solids-
nya yang tinggi yang merupakan hasil dari proses erosi tanah.
Walau tampak jernih, air sungai dapat saja memiliki kandungan
kimiawi yang berbahaya. Contohnya adalah air sungai dengan
kandungan logam arsenik yang tinggi di beberapa sungai di
Kalimantan. Hal ini terjadi karena adanya batuan lempung dengan
kandungan arsenik yang tinggi di mata airnya. Aliran air sungai di
daerah batuan kapur juga terlihat jernih namun memiliki kandungan
padatan terlarut (TDS) dan kalsium yang tinggi.
Karakteristik Fisik Perairan
Diantara karakteristik fisik perairan (alamiah)
yang dianggap penting adalah konsentrasi larutan
sedimen, suhu air, dan tingkat oksigen terlarut dalam
suatu sistem aliran air. Berikut ini adalah beberapa
karakteristik atau indikator kualitas air yang
disarankan untuk dikaji dalam analisis pemanfaatan
sumberdaya air untuk berbagai keperluan, terutama
untuk penelitian- penelitian kualitas air atau studi
masalah ekologi akuatis :
• 1. Muatan sedimen. Kualitas fisik perairan sebagai
besar ditentukan oleh jumlah konsentrasi sedimen
yang terdapat dalam aliran air terdiri atas sedimen
merayap dan sedimen melayang
• 2. Tingkat kekeruhan. Kekeruhan biasanya
menunjukkan tingkat kejernihan aliran air atau
kekeruhan aliran air yang diakibatakan oleh unsur-
unsure muatan sedimen, baik bersifat mineral atau
organic.
• 3. Gas terurai. Kandungan gas oksigen terurai
dalam air mempunyai peranan menentukan untuk
kelangsungan hidup organisme akuatis dan untuk
berlangsungnya proses reaksi kimia yang terjadi di
dalam badan perairan. Gas terurai dalam aliran air
yang perlu mendapat perhatian adalah oksigen (O),
karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N).
• 4. Suhu air. Telah dikemukakan bahwa suhu di
dalam air dapat menjadi faktor penentu atau
pengendalian kehidupan flora dan fauna akuatis,
terutama suhu di dalam air yang telah melampaui
ambang batas (terlalu hangat atau terlalu dingin)
bagi kehidupan flora dan fauna akuatis.
• 5. pH air. pH air biasanya
dimanfaatkan untuk menentukan
indeks pencemaran dengan melihat
tingkat keasaman atau kebasaan air
yang dikaji, terutama oksidasi
sulphur dasn nitrogen pada proses
pengasaman dan oksidasi kalsium
dan magnesium pada proses
pembasaan.
Kualitas Air Alamiah
Sungai dan danau yang dijumpai di hampir semua
tempat pada mulanya, sebelum mendapat gangguan
manusia, mempunyai kualitas air yang bersifat alamiah.
Debu, mineral-mineral atmosfer dan bebagai macam gas
banyak yang terlarut dalam air hujan yang pada gilirannya
akan menentukan status kualitas air alamiah badan air
atau sungai (Chay, 2002). Komponen-komponen
pembentukan status kualitas air akan mengalami
perubahan lebih lanjut karena air akan berinteraksi
dengan berbagai jenis vegetasi yang tumbuh di pinggir-
pinggir sungai. Proses abrasi dan erosi tebing sungai akan
menambah larutan-larutan unsure non-organik ke dalam
aliran sungai.
Sedimen terlarut dalam sungai umumnya bervariasi tergantung
pada laju debit aliran.

1. Sedimen melayang dalam perairab/sungai alamiah


dibedakan menjadi dua tipe :
• A. Sedimen non-organik, terdiri dari pasir, debu, dan koloida-
koloida yang berasal dari permukaan tanah daerah
tangkapan air dan dari dasar saluran-saluran air di tempat
tersebut.
• B. Sedimen organic, terdiri dari unsur tanaman dan hewan
baik yang hidup atau mati yang terlarut dalam aliran sungai.
2. Sedimen terlarut dalam perairan/sungai alamiah dibagi
menjadi dua tipe :
• A. Larutan non-organik, termasuk unsur mineral dan gas
• B. Larutan organik, meliputi macam-macam unsure organic
yang bersifat kompleks sebagai hasil proses-proses
fotosintesis, metabolisme dan dekomposisi jaringan
tanaman dan hewan yang hidup di perairan. (Indarto, 2010)
Kualitas Air Permukaan

Meskipun akan tergantung pada


lingkungan sekitarnya, kualitas air
permukaan yang ada di bumi
diharapkan mampu mendukung
kehidupan satwa perairan dan
mempunyai nilai estetis.
Unsur Hara dan Daur Hidrologi
Aliran atau sirkulasi unsur-unsur mineral dan organik
lainnya di dalam dan melalui sistem biosfer (tanah, air
permukaan, air tanah) disebut daur unsur hara. Konsep
dan mekanisme daur unsur hara menyerupai daur air atau
daur hidrologi, keduanya beredar di atas, di bawah dan
melalui sistem biosfer.
Karena air merupakan media transpor unsur hara di
dalam sistem ekologi, pengetahuan mengenai daur
hidrologi adalah penting untuk lebih memahami proses
dan mekanisme daur unsur hara (Chay, 2002). Hutan
merupakan salah satu komunitas vegetasi yang
mempunyai kapasitas yang besar dalam hal penyiapan
unsure hara karena hutan memiliki biosma (kering) yang
besar. Daun, cabang, dan batang pohon merupakan
cadangan unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh flora
dan fauna lain ketika pohon tumbang dan kemudian
mengalami proses dekomposisi. Sirkulasi atau daur hara
dalam aliran sungai digambarkan dalam satu dimensi
yaitu dari atmosfer ke vegetasi, dari vegetasi ke tanah
dan dari tanah kembali lagi ke vegetasi.
Dampak Pemanfaatan Lahan Terhadap
Kualitas Air
Aktifitas pemanfaatan lahan, antara lain
dalam bentuk pembakalan hutan, perubahan
tataguna lahan, pembuatan bangunan
konservasi tanah dan air, pengembangan
tanaman pertanian dan aktivitas lain yang
bersifat mengubah kondisi permukaan tanah,
biasanya dikonsentrasikan di daerah hulu dan
tengah suatu DAS. (Indarto, 2010)
1. Pembakalan Hutan

Besarnya kehilangan unsur hara


meningkat disebabkan karena adanya
kegiatan pembakalan hutan. Dampak
adanya pembakalan hutan yaitu
• . meningkatnya sedimentasi di sungai yang
mengalirkan air dari daerah tangkapan air
yang bersangkutan seber dua hingga tinga
kali daripada keadaan normal.

2. Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan/ pembakaran sisa-sisa


dapat meningkatkan tranpor ion-ion yang
berasal dari seresah hutan dan dari
mineral tanah tempat berlangsungnya
pembakaran sisa-sisa kayu hasil
pembakalan
3. Tebang dan Bakar
Besarnya dampak yang ditimbulkan
oleh kegiatan perladangan berpindah
dalam bentuk hilangnya unsur hara
hutan, dan kualitas air perlu menjadi
pertimbangan dalam perencanaan
pengelolaan sumber daya hutan.
Dampak yang ditimbulkan
perladangan berpindah antara lain :
• 1. Pembakaran biosmma hutan
dapat mengakibatkan lepasnya
unsur hara N dan S ke atmosfer
• 2. Kandungan unsur hara dalam abu
hasil pembakaran vegetasi hutan
akan menurunkan keasaman tanah
dan meningkatan unsur P, Ca, Mg, K
• 3. Proses nitrifikasi seringkali
meningkat setelah aktivitas
penebangan hutan untuk kemudian
menurun sejalan dengan
pertumbuhan kembali vegetasi di
tempat itu.
• 4. Besarnya kehilangan unsure hara
yang terdapat di dalam vegetasi
hutan.
4. Pengembalaan Ternak

pengembalaan ternak dilakukan


secara berlebihan, maka dampaknya
pada perubahan konsentrasi unsur-
unsur kimia terlarut di perairan
tidak terlalu signifikan
Pemantauan Kualitas Air
Pemantauan kualitas air dapat juga didefinisikan sebagai suatu
kegiatan pengumpulan informasi yang aktual pada lokasi tertentu dan
interval yang teratur untuk menghasilkan data hasil pemantauan yang
dapat digunakan untuk menyatakan kondisi saat itu.

Berhasilnya suatu program pemantauan kualitas air sangat erat


kaitannya dengan tahapan pelaksanaan yang harus dilalui agar
kesinambungan pekerjaan dapat menyajikan data secara integral untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian, tidak ada pekerjaan yang harus
diulang kembali karena ada satu tahap pekerjaan yang terlampaui yang
berpengaruh terhadap tahap berikutnya. Tahapan pemantauan yang
perJu dilaksanakan secara berurutan meliputi penentuan tujuan
pemantauan, pembuatan disain kajian pemantauan, program sampling di
lapangan, analisis laboratorium, pengolahan data dan pelaporan.

Secara skematis langkah-Iangkah pelaksanaan program pemantauan


kualitas air dapat
digambarkan sebagai berikut :
Pemantauan langsung ke lapangan
Pemantauan Secara Online
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai