Anda di halaman 1dari 17

KASUS

An T. Usia 8 tahun, BB 25 kg, TB 87cm. Datang ke RS dengan keluhan demam tinggi disertai nyeri
kepala hasil anamnesa didapatkan bahwa klien sering berkeringat pada malam hari, lemas, mudah
sakit terutama filek, mudah pendarahan terutama di gusi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan RR 20
x/menit, S 38,7 derajat celcius, N 82x/menit, TD 120/90 mmHg, leukosit 35.000 sel/tetes darah,
klien tampak lemas dan pucat, bibir kering dan sianosis, akral dingin dan sianosis, CRT 3 detik.
Pertanyaannya :
1. Bagaimana tatalakasana terapi kasus ini ?
2. Informasi apa yang perlu diberikan mengenai penggunaan obatnya ?
3. Bagaimana monitoring terhadap keberhasilan terapi ?
4. Selesaikan kasusu ini dengan metode SOAP!
Jawaban:
1. Tata laksana pada kasus ini adalah
Terapi farmakologi Untuk terapi Leukemia
Tujuan : membunuh sel-sel tumor dan menghasilkan perbaikan klinis dan hematologi secara cepat.
Vinkristin
Indikasi : Antineoplastik
Dosis : 1-2 mg / m2, dapat mengulang sekali seminggu selama 3-6 minggu; Maksimal dosis tunggal: 2mg
ES : Depresi, bingung, kelumpuhan saraf kranial, demam, sakit kepala, insomnia, kesulitan motorik,
kejang.
KI : Hipersensitivitas terhadap vinkristin atau komponen lain dalam formulasi, untuk I.V. hanya
menggunakan, fatal jika diberikan intratekal, kehamilan.
Doxorubicin
Indikasi : Leukimia akut, Tumor wilm's, sarkoma jaringan lunak dan
tulang, kanker payudara, limfoma hodgkin dan non-hodgkin, karsinoma
bronkogenik, karsinoma tiroid, hepatoma, kanker ovarium.
Dosis : 40 mg/m2 1 hari
ES : Mielosupresi dan kardiotoksisitas, alopesia, gangguan
gastrointestinal (saluran cerna), reaksi hipersensitivitas, nekrosis
jaringan, selulitis berat.
KI : Mielosupresi, penyakit jantung, sebelumnya mendapat terapi
dengan dosis kumulatif komplit doksorubisin atau daunorubisin,
hipersensitif terhadap hidroksibenzoat, hamil.
Terapi profilaksis
Kemoterapi intratekal, irradiasi cranial, dan metotreksat atau sitarabin i.v. dosis
tinggi dapat mengatasi dan mencegah penyakit SSP.

Methylprednisolone
Indikasi : Imunosupresan
Dosis : 5-25 mg / m2 / hari dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam.
ES : Aritmia, edema, hipertensi
KI : Hipersensitivitas terhadap methylprednisolone atau komponen lain dalam
formulasi; virus, jamur, atau lesi kulit TB; pemberian vaksin dari virus hidup; infeksi
serius, kecuali syok septik atau meningitis TB. Formulasi yang mengandung
pengawet methylprednisolone benzil alkohol kontraindikasi pada bayi.
Fase konsolidasi
Tujuan : menghilangkan penyakit yang tidak terdeteksi agar kondisi pasien
tetap baik, terutama untuk anak-anak.
Mercaptopurine
Indikasi : Antineoplastik
Dosis : 1,5-2,5 mg / kg / hari atau 50-75 mg / m2 / hari diberikan sekali sehari
ES : Sakit kepala parah, kaku kuduk, muntah, dan demam.
KI : Hipersensitivitas terhadap merkaptopurin atau komponennya, riwayat
resistansi merkaptopurin, penyakithati berat, suprsi sumsum tulang berat,
kehamilan.
Fase pemeliharaan
Tujuan : untuk menghilangkan sisa-sisa sel leukemia dan memperpanjang durasi kesembuhan.
Methotrexate (MTX)
Indikasi : Antikanker jenis tertentu
Dosis : 12-25 g/m2
ES : Sakit kepala parah, kaku kuduk, muntah, dan demam.
KI : Hipersensitivitas terhadap methotrexate atau komponen lain dalam formulasi; ginjal berat atau
gangguan hati; sudah ada yang mendalam penekanan sumsum tulang pada pasien dengan psoriasis
atau rheumatoid arthritis, penyakit hati alkoholik, AIDS, sudah ada diskrasia darah; kehamilan (pada
pasien dengan psoriasis atau rheumatoid arthritis); menyusui.

Sesudah di kemoterapi, berikan pasien vitamin E


Tujuan : sebagai antioksidan

Terapi non farmakologi


• HSCT (transplantasi stem cell)
• Radioterapi
2. Informasi yang perlu diberikan
• Memberikan informasi kepada pasien tentang efek samping dari
kemoterapi (mual, muntah bisa terjadi 1 minggu setelah kemoterapi).
• Menganjurkan melakukan tindakan non farmakologi untuk
menunjang keberhasilan pengobatan.
3. Monitoring terapi
• Monitoring tes darah lengkap.
• Monitoring fungsi ginjal.
• Monitoring fungsi hati.
4. Metode SOAP
SUBJEKTIF
Pasien : An.T usia 8 tahun, BB 25 kg, TB 87cm
Riwayat penyakit : -
Keluhan : berkeringat malam hari, lemas, mudah sakit terutama pilek,
mudah pendarahn terutama digusi
OBJEKTIF
Pemeriksaan fisik : ada
Pemeriksaan lab : ada
Riwayat pengobatan : tidak ada
Diagnosa
ALL resiko standar
ASSESMENT
Pasien perlu obat : Perlu untuk terapi Leukemia
Terapi obat yang digunakan tetapi tidak mengindikasikan : tidak
ada
Pemilihan obat yang tidak tepat : tidak ada
Kegagalan dalam menerima obat : tidak ada
Over dosis : tidak ada
Reaksi efek samping : tidak ada
Interaksi obat : tidak ada
Kepatuhan pasien : tidak ada
PLAN
Terapi farmakologi Untuk terapi Leukemia
Kemoterapi
Tahap 1 : Induksi remisi
Tujuan : membunuh sel-sel tumor dan menghasilkan perbaikan klinis
dan hematologi secara cepat.
Vinkristin
Indikasi : Antineoplastik
Dosis : 1-2 mg / m2, dapat mengulang sekali seminggu selama 3-6 minggu;
Maksimal dosis tunggal: 2mg
ES : Depresi, bingung, kelumpuhan saraf kranial, demam, sakit kepala,
insomnia, kesulitan motorik, kejang.
KI : Hipersensitivitas terhadap vinkristin atau komponen lain dalam
formulasi; untuk I.V. hanya menggunakan, fatal jika diberikan intratekal;
pasien dengan bentuk demielinasi sindrom Charcot-Marie-Tooth; kehamilan.
Doxorubicin
Indikasi : Leukimia akut, Tumor wilm's, sarkoma jaringan lunak dan
tulang, kanker payudara, limfoma hodgkin dan non-hodgkin, karsinoma
bronkogenik, karsinoma tiroid, hepatoma, kanker ovarium.
Dosis : 40 mg/m2 1 hari
ES : Mielosupresi dan kardiotoksisitas, alopesia, gangguan
gastrointestinal (saluran cerna), reaksi hipersensitivitas, nekrosis
jaringan, selulitis berat.
KI : Mielosupresi, penyakit jantung, sebelumnya mendapat terapi
dengan dosis kumulatif komplit doksorubisin atau daunorubisin,
hipersensitif terhadap hidroksibenzoat, hamil.
Tahap 2 : Terapi profilaksis
Kemoterapi intratekal, irradiasi cranial, dan metotreksat atau
sitarabin i.v. dosis tinggi dapat mengatasi dan mencegah penyakit SSP.
Methylprednisolone
Indikasi : Imunosupresan
Dosis : 5-25 mg / m2 / hari dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam.
ES : Aritmia, edema, hipertensi
KI : Hipersensitivitas terhadap methylprednisolone atau komponen lain
dalam formulasi; virus, jamur, atau lesi kulit TB; pemberian vaksin dari
virus hidup; infeksi serius, kecuali syok septik atau meningitis TB.
Formulasi yang mengandung pengawet methylprednisolone benzil
alkohol kontraindikasi pada bayi.
Tahap 3: Fase konsolidasi
Tujuan : menghilangkan penyakit yang tidak terdeteksi agar
kondisi pasien tetap baik, terutama untuk anak-anak.
Mercaptopurine
Indikasi : Antineoplastik
Dosis : 1,5-2,5 mg / kg / hari atau 50-75 mg / m2 / hari diberikan sekali
sehari
ES : Sakit kepala parah, kaku kuduk, muntah, dan demam.
KI : Hipersensitivitas terhadap merkaptopurin atau komponennya,
riwayat resistansi merkaptopurin, penyakithati berat, suprsi sumsum
tulang berat, kehamilan.
Tahap 4: Fase pemeliharaan
Tujuan : untuk menghilangkan sisa-sisa sel leukemia dan
memperpanjang durasi kesembuhan.
Methotrexate (MTX)
Indikasi : Antikanker jenis tertentu
Dosis : 12-25 g/m2
ES : Sakit kepala parah, kaku kuduk, muntah, dan demam.
KI : Hipersensitivitas terhadap methotrexate atau komponen lain dalam
formulasi; ginjal berat atau gangguan hati; sudah ada yang mendalam
penekanan sumsum tulang pada pasien dengan psoriasis atau
rheumatoid arthritis, penyakit hati alkoholik, AIDS, sudah ada diskrasia
darah; kehamilan (pada pasien dengan psoriasis atau rheumatoid
arthritis); menyusui.
• Sesudah di kemoterapi, berikan pasien vitamin E
• Tujuan : sebagai antioksidan.

• Terapi non farmakologi


• HSCT (transplantasi stem cell)
• Radioterapi

Anda mungkin juga menyukai