Anda di halaman 1dari 34

TENAGA KESEHATAN

DI INDONESIA
PENGERTIAN
MENURUT UU NO. 23 TH 1992
 TENAGA KESEHATAN ADALAH SETIAP ORANG
YANG MENGABDIKAN DIRI DALAM BIDANG
KESEHATAN SERTA MEMILIKI PENGETAHUAN
DAN / ATAU KETERAMPILAN MELALUI
PENDIDIKAN DI BIDANG KESEHATAN YANG
UNTUK JENIS TERTENTU MEMERLUKAN
KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN UPAYA
KESEHATAN.
TENAGA KESEHATAN

MELAKUKAN KEGIATAN KESEHATAN

SESUAI KEAHLIAN / KEWENANGAN

KATEGORI, JENIS & KUALIFIKASI DITETAPKAN


DGN PP
JENIS TENAGA KESEHATAN
MENURUT PP NO. 32 TH 1996
 TENAGA MEDIS
 TENAGA KEPERAWATAN
 TENAGA KEFARMASIAN
 TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT
 TENAGA GIZI
 TENAGA KETERAPIAN FISIK
 TENAGA KETEKNISAN MEDIS
 Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi
 Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan
 Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analisis farmasi dan
asisten apoteker
 Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog
kesehatan, entomology kesehatan, mikrobiolog kesehatan,
penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian
 Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien
 Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, radioterapis dan
terapis wicara
 Tenaga keteknisian medis meliputir radiographer,
radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analisis
kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi
transfuse dan perekam medis
PERATURAN PERIZINAN

 PASAL 4 PP NO. 32 THN 1996 :


 TENAGA KESEHATAN HANYA DAPAT MELAKUKAN
UPAYA KESEHATAN SETELAH TENAGA
KESEHATAN YANG BERSANGKUTAN MEMILIKI
IJIN DARI MENTERI
 DIKECUALIKAN DARI PEMILIKAN IJIN TERSEBUT
BAGI TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT
PELAPORAN DAN REGISTRASI
PELAPORAN
1. PIMPINAN PENYELENGGARA PENDIDIKAN TENAGA
KESEHATAN WAJIB MENYAMPAIKAN LAPORAN SECARA
TERTULIS KEPADA KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI,
MELIPUTI:
- NAMA
- JENIS KELAMIN
- TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR
- TAHUN LULUSAN
- ALAMAT
- KETERANGAN

2. TENAGA KESEHATAN YANG BERSANGKUTAN MENGAJUKAN


PERMOHONAN DAN MENGIRIMKAN KELENGKAPAN
REGISTRASI KEPADA KADINKES PROPINSI LULUSAN.
REGISTRASI
 REGISTRASI MERUPAKAN PENGAKUAN KOMPETENSI
SEBAGAI TENAGA KESEHATAN
 UJI KOMPETENSI DILAKSANAKAN OLEH MAJELIS
TENAGA KESEHATAN PROPINSI ( MTKP ) YANG
DITETAPKAN OLEH GUBERNUR.
SURAT IZIN
 SURAT IJIN TENAGA KESEHATAN ADALAH BUKTI
TERTULIS PEMBERIAN KEWENANGAN UNTUK
MENJALANKAN PEKERJAAN DI SELURUH WILAYAH
INDONESIA
 KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI ATAS NAMA
MENTERI KESEHATAN MENERBITKAN SURAT IJIN
TENAGA KESEHATAN
 SURAT IJIN TERSEBUT BERLAKU LIMA TAHUN DAN
DAPAT DIPERBAHARUI KEMBALI
 DASAR UNTUK MEMPEROLEH SURAT IJIN
KERJA/SURAT IJIN PRAKTIK
PERIZINAN

1. SURAT IJIN KERJA (SIK) ADALAH BUKTI


TERTULIS YANG DIBERIKAN KEPADA
TENAGA KESEHATAN UNTUK MELAKUKAN
PRAKTIK DI SARYANKES

2. SURAT IJIN PRAKTIK ADALAH BUKTI


TERTULIS YANG DIBERIKAN KEPADA
TENAGA KESEHATAN UNTUK MENJALANKAN
PRAKTIK PERORANGAN / BERKELOMPOK
3. SIK ATAU SURAT IZIN PRAKTIK
DITERBITKAN OLEH KEPALA DINAS
KESEHATAN KAB./KOTA

4. SIK DAN/ATAU SIP BERLAKU SEPANJANG


SURAT IJIN TENAGA KESEHATAN BELUM
HABIS MASA BERLAKUNYA
STANDAR PROFESI
SETIAP TENAGA KESEHATAN DALAM MELAKUKAN
TUGASNYA BERKEWAJIBAN MEMATUHI STANDAR
PROFESI.
STANDAR PROFESI ADALAH :
BATASAN KEMAMPUAN ( KNOWLEDGE, SKILL
AND PROFESSIONAL ATTITUDE ) MINIMAL
YANG HARUS DIKUASAI OLEH SEORANG
INDIVIDU UNTUK DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN
PROFESIONALNYA PADA MASYARAKAT SECARA
MANDIRI YANG DIBUAT OLEH ORGANISASI
PROFESI.
PERLINDUNGAN HUKUM
PASAL 53 UU 23 TAHUN 1992 TENTANG
KESEHATAN :
TENAGA KESEHATAN BERHAK MEMPEROLEH
PERLINDUNGAN HUKUM DALAM MELAKSANAKAN TUGAS
SESUAI DENGAN PROFESINYA.

PASAL 24 PP 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA


KESEHATAN:
PERLINDUNGAN HUKUM DIBERIKAN KEPADA TENAGA
KESEHATAN YANG MELAKUKAN TUGASNYA SESUAI DENGAN
STANDAR PROFESI TENAGA KESEHATAN
PEMBINAAN & PENGAWASAN
 DALAM RANGKA PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN / KOTA DAPAT MENGAMBIL
TINDAKAN ADMINISTRATIF.

 SANKSI ADMINISTRATIF DAPAT BERUPA


PERINGATAN LISAN, TERTULIS SAMPAI
DENGAN PENCABUTAN SIP.
 PERLINDUNGAN HKM DLM MELAKSANAKAN TUGAS
PROFESI AKAN DIPEROLEH, APABILA PELAKSANAAN
TUGAS PROFESI DILAKSANAKAN BERDASARKAN
KEWENANGAN & STANDAR PROFESI SERTA
MEMPERHATIKAN HAK PASIEN, BERDASARKAN
KETENTUAN PER UU AN YG BERLAKU
 UPAYA KESEHATAN DLM RANGKA PENYEMBUHAN
YANG DILAKSANAKAN OLEH TENAGA KESEHATAN
ADALAH DALAM BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM
ANTARA TENAGA KESEHATAN SEBAGAI PEMBERI
PELAYANAN DAN PASIEN SEBAGAI PENERIMA
PELAYANAN.
 Wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang
kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga
pendidikan
 Memiliki ijin dari Menteri
 Pendidikan dan pelatihan secara berjenjang untuk
meningkatkan keterampilan atau penguasaan
pengetahuan di bidang tehnis kesehatan
 Di laksanakan di balai pelatihan dan diselenggarakan
oleh Pemerintah dan/atau masyarakat
 Pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata
bagi seluruh masyarakat
 Tenaga kesehatan yang telah melaksanakan masa bakti
diberikan surat keterangan dari Menteri
 Seorang tenaga kesehatan memerlukan surat keterangan
untuk memperoleh ijin menyelenggarakan upaya kesehatan
pada sarana kesehatan
 Dalam melakukan tugasnya berkewajiaban untuk mematuhi
standar profesi tenaga kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri
 Dan mendapatkan perlindungan hukum serta penghargaan
 Ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan atau
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat
dan kesejahteraan tenaga kesehatan
 Pembinaan karier dan disiplin tenaga kesehatanuntuk
meningkatkan mutu pengabdian profesi tenaga kesehatan
meliputi kenaikan pangkat, jabatan dan penghargaan
 Menteri melakukan pengawasan terhadap tenaga kesehatan
dalam melaksanakan tugas profesinya dan memberlakukan
tindakan disiplin
SURAT KETERANGAN MEDIK (SKM)

1. Surat keterangan kelahiran


2. Surat keterangan sehat
3. Surat keterangan sakit
4. Surat keterangan medik pengujian
kesehatan
5. Surat keterangan bebas narkoba
6. Surat keterangan bebas penyakit tertentu
7. Surat keterangan kegadisan
8. Surat kematian
9. Surat keterangan untuk asuransi
10. Surat keterangan untuk melanjutkan
pengobatan (konsul)
SURAT KETERANGAN MEDIS

 Dibuat untuk diberikan kepada pihak ketiga


 Harus ada persetujuan dari pihak kedua
(pasien)
 Harus mengikuti aturan umum dilingkup
profesi pihak pertama (dokter)
Surat keterangan kelahiran

 Bukan akte kelahiran tetapi pengantar untuk


membuat Akte Lahir
 Isinya hanya tertera
- nama, jenis kelamin, golongan darah
bayi
- nama, umur, pekerjaan dan alamat ibu
- tempat dan waktu lahir
SURAT KETERANGAN SEHAT

 Tingkatan sehat tidak sama pada setiap


peruntukan tertentu
 Sehat untuk menjadi tentara tidak sama
dengan sehat untuk menjadi mahasiswa, SIM
 Nyatakan sehat untuk kepentingan apa
 Hati-hati keterangan sehat apabila untuk
peradilan
SURAT KETERANGAN SAKIT

 FUNGSI
- untuk memberi istirahat dalam rangka
penyembuhan
- untuk memberi keterangan bagi pihak ketiga
(pemberi kerja, asuransi)
 ISI :

- diagnosa ? Pada umumnya tanpa diagnosa


kecuali untuk kepentingan asuransi
- fungsi tertentu berkaitan pekerjaan
SURAT KETERANGAN KEMATIAN

 Menyatakan bahwa seseorang telah meninggal dunia


 Hanya dibuat bila jelas sebab kematiannya (alami)
 bila tidak kirim ke forensik (polisi)
 Setidaknya berdasarkan atas pemeriksaan luar
jenasah dan allo anamnesa
 Hanya diterbitkan satu kali saja
 Apabila surat kematian hilang harus lapor polisi
SURAT KETERANGAN KEHAMILAN

 Jarang terjadi, pada umumnya cukup


pernyataan lisan
 Dibuat dengan menyebutkan cara
pemeriksaan yang digunakan
 Biasanya menyebut “tanda kehamilan”
BUKAN ditulis “hamil “
 Surat Keterangan Ibu Hamil bepergian dengan Pesawat Udara

 Sesuai dengan ketentuan internasional Aviation, Ibu hamil


tidak dibenarkan bepergian dengan pesawat udara, jika
mengalami :
1. hiperemesis atau emesis gravidarum
2. hamil dengan komplikasi (perdarahan, preeklamsi dsb)
3. hamil >36 minggu
4. hamil dengan penyakit-penyakit lain yang beresiko.
SURAT KETERANGAN KEGADISAN

 Hati-hati dengan ketidak gadisan


 Harus ada permintaan dari ybs atau
setidaknya ada persetujuannya
 Alasan permintaan ?
 Harus ada saksi wanita pada saat
pemeriksaan
 Sebaiknya dibuat tertulis
SURAT KETERANGAN BEBAS NARKOBA

 Data berdasarkan :
- anamnesa
- pemeriksaan fisik
- pemeriksaan laboratorium
 Kompetensi dokter ?
 Kewenangan dokter ?
 Batasi pada lingkup kedokteran !
SURAT KETERANGAN
VISUM ET REPERTUM

 Untuk kepentingan peradilan  harus


berupa surat resmi
 Atas permintaan penyidik yang
berwenang (polisi, POM) secara
resmi/tertulis
 Mengikuti format tertentu
SURAT KETERANGAN KOMPETENSI

 Apakah seseorang masih dapat membuat


keputusan hukum ? Membuat testimony dll
 Apakah seseorang harus dirawat sehingga tak
layak ditahan ? (fitness to be detained)
 Apakah seseorang layak maju ke Pengadilan
(fitness to be trial)
MASALAH MEDIKO LEGAL

 Masalah Mediko Legal adalah


kejadian/kasus medis, masalah
etik/disiplin yang berpotensi menjadi
masalah hukum perdata atau pidana
dan ber implikasi pada rumah sakit
sebagai entitas organisasi maupun
pegawai rumah sakit, termasuk
pimpinan rumah sakit.
ETIK RUMAH SAKIT

 Etika rumah sakit adalah norma yang


memuat kewajiban dan tanggung jawab moral
dalam kehidupan dan perilaku setiap individu
yang bekerja di rumah sakit baik sebagai
pribadi maupun mewakili rumah sakit dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
paripurna (good corporate governance dan
good clinicical governance)
SANKSI HUKUM
 Penyimpangan dalam pembuatan surat keterangan, selain
tidak etis juga merupakan pelanggaran terhadap pasal 267
KUHP sebagai berikut :
 1. Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat
keterangan palsu tentang ada atau tidaknya penyakit,
kelemahan, atau cacat diancam dengan hukuman penjara
paling lama empat tahun.
 2. Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk
memasukkan seseorang dalam rumah sakit gila atau untuk
menahannya disitu, dijatuhkan hukumann penjara paling
lama delapan tahun enam bulan.
 3. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan
sengaja memberikan surat keterangan palsu itu seolah-olah
isinya sesuai dengan kebenaran.

 Selanjutnya dalam pasal 179 KUHAP tercantum sebagai


berikut :
 1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib
memberikan keterangan ahli demi keadilan.
 2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku
juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli,
dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah
atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-
baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan
dalam bidang keahliannya

Anda mungkin juga menyukai