Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

Pembimbing :
DR.MOHAMMAD REZA MOSSADEQ , SP.M
Ol eh :
Kusuma I ntan 2011730145

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA RSUD


SEKARWANGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 15 Oktober 1952
Umur : 67 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Cibadak
Tanggal Masuk Poli Mata : 07 Oktober 2019
No. RM :
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Mata kiri buram sejak 1 minggu yang lalu

Keluhan tambahan :
 Mata kiri merah
 Terasa nyeri
 Silau
 Berair
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli mata RSUD sekarwangi dengan keluhan mata kiri buram
sejak 1 minggu yang lalu. Buram yang dialami pasien adalah mata kiri seperti
melihat adanya sedikit kabut. Mata kiri mulai buram secara perlahan-lahan. Satu
minggu yang lalu, awalnya pasien merasa mata kiri menjadi sedikit merah dan
nyeri. Pasien mengatakan skala nyeri yang dialaminya adalah sekitar skala 2-3
dan terjadi hilang timbul. Keluhan juga disertai adanya sedikit gatal silau jika
melihat cahaya terang, dan terkadang sedikit berair.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pengelihatan berbayang atau ganda, rasa mengganjal, kotoran pada mata,
kelopak mata lengket dan sulit dibuka di pagi hari, bengkak pada kelopak mata,
melihat seperti pelangi di sekitar lampu, nyeri hebat pada mata atau kepala,
mual, muntah, dan demam disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Keluhan serupa disangkal.
 Riwayat sakit mata yang lain sebelumnya disangkal
 Riwayat operasi mata disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung 10 tahun yang lalu
 Riwayat Penyakit Artritis Reumatoid 5 tahun yang lalu
 Riwayat DM 5 tahun yang lalu
 Riwayat HT sejak 5 tahun yang lalu
 Tidak ada riwayat penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluhan serupa sebelumnya di keluarga

Riwayat alergi : Obat-obat, makanan serta cuaca disangkal

Riwayat Psiokososial :
 Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Jarang mencuci tangan dan terkadang mengucek
mata bila gatal.
 Riwayat penggunaan lensa kontak dan kacamata disangkal.
Riwayat pengobatan :

 Pasien sebelumnya sudah pernah berobat ke poli mata diberikan obat tetes
namun pasien tidak mengetahui nama obatnya, keluhan sedikit membaik namun
keluhan masih tetap dirasakan.

 Mengonsumsi obat Diltiazem, Meloxicam, Metformin 500mg, Candesartan,


STATUS GENERALISATA
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Frekuensi nadi : 87 x/ menit
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : 36.5 C
STATUS OFTALMOLOGI

OD OS
Occuli Dekstra (OD) Occuli Sinistra (OS)

6/30 Visus 6/60

Ortoforia Kedudukan bola mata Ortoforia


Bola mata bergerak ke segala Bola mata bergerak ke
Pergerakan bola mata
arah dengan baik, nyeri (-) segala arah, nyeri (+)

Oedema (-), Hiperemis (-), Oedema (-), Hiperemis (-),


Enteropion (-), Ekteropion (-), Palpebra superior Enteropion (-), Ekteropion (-
Trikiasis (-), Distikiasis (-) ), Trikiasis (-), Distikiasis (-)

Oedema (-), Hiperemis (-), Oedema (-), Hiperemis (-),


Enteropion (-), Ekteropion (-), Palpebra inferior Enteropion (-), Ekteropion (-
Trikiasis (-), Distikiasis (-) ), Trikiasis (-), Distikiasis (-)
Occuli Dekstra (OD) Occuli Sinistra (OS)

Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (-), Folikel (-), Papil


Hiperemis (-), Folikel (-), Papil (-)
Superior (-)
Hiperemis (-), Folikel (-), Papil (-), Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (+), Folikel (-), Papil
Litiasis (-), Sekret (-) Inferior (-), Litiasis (-), Sekret (-)
Injeksi silier (+), Injeksi
Injeksi silier -), Injeksi konjungtiva (-
konjungtiva (+),
), Subkonjungtival bleeding (-), Konjungtiva Bulbi
Subkonjungtival bleeding (-),
Pinguekula (-), Pterigium (-)
Pinguekula (-), Pterigium (-)
Jernih, edema (-), keratik
Edema (-), keratik presipitat (-) Kornea presipitat kecil minimal (+)
putih halus
Occuli Dekstra (OD) Occuli Sinistra (OS)

Hipopion (-), hifema (-), sel flare (-) COA Hipopion (-), hifema (-), sel flare (+)

Coklat, kripte (+), sinekia inferior (- Coklat, kripte(+), sinekia inferior (-),
Iris
), sinekia posterior (-) sinekia posterior (+)

Bulat, tepi regular, ukuran 3 mm, RCL


Bulat, tepi regular, ukuran 3mm,
Pupil (menurun) , RCTL (menurun)
RCL (+), RCTL (+)

Jernih Lensa Jernih

Sulit dinilai. Vitreous humor Sulit dinilai


RESUME
Ny. N, 67 tahun dengan keluhan mata kiri buram sejak 1 minggu yang lalu.
Buram yang dialami pasien adalah mata kiri seperti melihat adanya sedikit
kabut. Merah (+), Nyeri (+). Riwayat Penyakit Artritis Reumatoid, sejak 5 tahun
yang lalu

pemeriksaan visus OD 6/30 dan OS 6/60. Pada okuli sinitra, terdapat hiperemis
pada konjungtiva tarsalis inferior, injeksi konjungtiva, injeksi siliar, keratik
presipitat putih halus, kecil minimal pada kornea, sinekia posterior, pupil ukuran
3 mm, reflex cahaya langsung dan tidak langsung menurun.
RESUME
◦ Pada pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal. Pada status
oftalmologis, pemeriksaan visus OD 6/30 dan OS 6/60. Pada okuli sinitra, terdapat
hiperemis pada konjungtiva tarsalis inferior, injeksi konjungtiva, injeksi siliar, keratik
presipitat putih halus, kecil minimal pada kornea, sinekia posterior, pupil ukuran 3
mm, reflex cahaya langsung dan tidak langsung menurun. Mata kanan pasien dalam
batas normal.
DIAGNOSA DIFFERENSIAL
Uveitis anterior : dipertahankan penurunan visus (+), mata merah (+), nyeri(+),
silau (+), sinekia posterior (+), reflex pupil menurun
Glaukoma akut : melihat pelangi/halo (-), mual dan muntah (-), COA dangkal (-),
midriasis (-), TIO tidak meningkat.
DIAGNOSA KERJA
Uveitis Anterior Okuli Sinistra

PENATALAKSANAAN
Polydex eyedrops 6 x 1
Atropin 1% eyedrops 3 x 1
Methylprednisolone 8mg 2x1 tab
TINJAUAN PUSTAKA
UVEITIS ANTERIOR
UVEITIS ANTERIOR
Peradangan mengenai iris dan jaringan badan siliar (iridosiklitis) biasanya
unilateral dengan onset akut
KLASIFIKASI
Bentuk Jenis Manifestasi Klinis Faktor Penyabab

Non-Granulomatosa Akut • Nyeri Artritis Reumatoid,

• Fotofobia trauma, diare kronis,

• Penglihatan buram herpes simpleks,

• Keratik presipitat kecil

• Pupil mengecil
KLASIFIKASI
Bentuk Jenis Manifestasi Klinis Faktor Penyabab

Granulomatosa Akut • Tidak Nyeri Terjadi akibat sakoiditis,

• Fotofobia ringan sifilis, TB, virus, jamur

• Penglihatan buram atau parasit

• Keratik presipitat besar (motton fat)

• Benjolan Koeppe (penimbunan sel pada

tepi pupil)

• Benjolan Busacca (penimbunan sel pada

permukaan iris)
Klasifikasi yang direkomendasikan oleh International Uveitis Study Group adalah
berdasarkan letak anatomis dari uvea, yaitu :

◦ Uveitis Anterior : Iritis, cyclitis anterior, iridocyclitis


◦ Uveitis Intermediate/Pars Planitis : Cyclitis posterior, hyalitis, retinokoroiditis Basal.
◦ Uveitis Posterior : Koroiditis, korioretinitis, retinokoroiditis,
neurouveitis.
◦ Panuveitis
MANIFESTASI KLINIS
 Mata merah Pupil mengecil
 Terasa nyeri  Edema iris
 Penglihatan turun perlahan-lahan  Terdapat fler/ efek tyndall pada COA
 Fotofobia  Hifema/ hipopion
 Mata berair  Sinekia posterior

Iridosiklitis Kronis: Episode rekuren dengan gejala akut yang ringan atau sedikit.
ETIOLOGI UVEITIS ANTERIOR
Autoimun Infeksi Keganasan Lain-lain

Arthritis reumatoid juvenile Sifilis Sindroma Idiopatik

Spondilitis ankilosa Tuberkulosis Masquerade Uveitis traumatika

Kolitis ulserativa Morbus Hansen Retinoblastoma Ablasio retina

Uveitis terinduksi lensa Herpes zoster Limfoma Iridosiklitis heterokromik Fuchs

Sarkoidosis Adenovirus Melanoma maligna Gout

Penyakit Crohn Onkoserkiasis Krisis glaukomatosiklik

Psoriasis
Berdasarkan asalnya:

Eksogen
karena trauma, operasi intra okuler, ataupun iatrogenik.

Endogen
karena fokal infeksi di organ lain / reaksi autoimun.
Berdasarkan reaksi radang yang terjadi:

Non granulomatosa
Infiltrat yang terjadi terdiri dari sel plasma dan limfosit.

Granulomatosa
Infiltrat yang terjadi terdiri dari sel epiteloid dan makrofag.
Non- granulomatosa Granulomatosa

Onset Akut Tersembunyi

Sakit Nyata Tidak ada atau ringan

Fotofobia Nyata Ringan

Penglihatan kabur Sedang Nyata

Merah sirkum corneal Nyata Ringan

Keratik presipitat Putih halus Kelabu besar

Pupil Kecil dan tidak teratur Kecil dan tidak teratur

Sinekia posterior Kadang Kadang

Nodul iris Kadang Kadang

Tempat Uvea anterior Uvea anterior dan posterior

Perjalanan Akut Kronik

Rekurens Sering Kadang


Berdasarkan Perjalanan Penyakit
Akut
Serangan terjadi satu atau dua kali, dan penderita sembuh sempurna diluar serangan
tersebut
Residif
Serangan terjadi lebih dari dua kali disertai penyembuhan yang sempurna di antara
serangan-serangan tersebut.
Kronis
Serangan terjadi berulang kali tanpa pernah sembuh sempurna di antaranya.
Pemeriksaan fisik
Konjungtivia :
◦ Didapatkan injeksi siliar (injeksi perilimbal, kemerahan sirkumkorneal akibat
dilatasi pembuluh-pembuluh darah limbus, merupakan karakteristik dari
uveitis anterior) atau nodul (pada sarkoidosis).
Ditemukan adanya presipitat keratik, merupakan kumpulan sel-sel mediator
inflamasi pada permukaan endotel kornea.
Presipitat keratik berukuran kecil umumnya ditemukan pada uveitis non-
granulomatosa, sedangkan presipitat berukuran besar biasanya ditemukan
pada uveitis granulomatosa, yang dikenal dengan ”mutton fat”.
Mekanisme inflamasi yang terjadi pada tingkat seluler akan menimbulkan
gambaran ”cells” dan ”flare” pada aqueous humor.
Derajat berat ringannya flare
0  tidak ditemukan
1+  flare terlihat dengan pemeriksaan yang teliti
2+  flare tingkat sedang, iris masih terlihat bersih
3+  kekeruhan lebih berat, iris dan lensa sudah keruh
4+  flare sangat berat, fibrin menggumpal pada akuous humor
Ditemukan sinekia anterior yaitu iris melekat pada kornea maupun
sinekia posterior yaitu iris melekat pada lensa. Bila proses berlanjut terus
maka akan timbul ”pupillary block”, ”iris bombé” dan/atau glaukoma
sudut tertutup.

”iris bombé”
Terdapat nodul yang terdiri atas kelompok sel-sel putih tampak di tepian
pupil iris (Nodul Koeppe bila timbul pada batas pupil, dan Nodul Bussaca
bila timbul pada stroma iris) atau terdapat granuloma yang nyata.hal ini
terjadi pada uveitis granulomatosa. Adanya atrofi iris pada beberapa bagian
saja merupakan ciri khas pada penyakit herpes. Pada pemeriksaan pupil,
akan didapatkan pupil yang miosis.

Bussaca’s Koeppe’s
Nodules Nodules
Lensa :
◦ Pemeriksaan yang mungkin didapat adalah adanya katarak. Katarak
merupakan komplikasi yang sering timbul dalam klinis pasien uveitis. Katarak
biasanya terjadi pada uveitis yang telah berlangsung lama atau pada uveitis
dengan pemakaian kortikosteroid jangka panjang
Pemeriksaan penunjang
Umumnya tidak dilakukan terhadap pasien yang responsif terhadap terapi,
pemeriksaan dilakukan untuk menentukan etiologi.
Contoh : - skin test  Tuberkulosis
- hitung jenis, eosinofilia  alergi, inf. parasit
- foto rontgen Tuberkulosis, sarkoidosis
- ANA  autoimun
- IgG, IgM  toxoplasma
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
Anti inflamasi
Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi peradangan yang terjadi.
Kortikosteroid yang biasa digunakan ialah dexamethasone 0,1 % atau
prednisolone 1 %. Perlu diwaspadai komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi
pada pemberian kortikosteroid, yaitu glaukoma sekunder pada penggunaan
lokal selama lebih dari dua minggu.
PENATALAKSANAAN
Sistemik
Kortikosteroid oral
Dosis tunggal seling sehari yang tinggi dan kemudian diturunkan sampai dosis
efektif.

Pengobatan spesifik diberikan bila kuman penyebab diketahui


prognosis
Pada umumnya pasien dengan uveitis anterior akan berespon baik jika sudah
didiagnosis dari awal dan diberikan pengobatan yang adekuat.
Uveitis anterior ini mungkin akan berulang, terutama jika ada penyebab
sistemik.
Prognosis visual pada iritis kebanyakan akan pulih dengan baik, tanpa adanya
katarak, glaukoma atau posterior uveitis maupun komplikasi lainnya. Apabila
sudah terjadi komplikasi ablasio retina maka prognosisnya akan menjadi buruk.
TERIMAKASIH
Status Generalisata
Kepala : Normosefali, distribusi rambut merata
THT : Normotia, normosepta, sekret -/-, T1-T1 tenang,
faring tidak hiperemis
Thoraks Jantung : BJ 1-2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Deformitas (-) dan tidak edema
KGB : Tidak teraba membesar
PENATALAKSANAAN
Topikal
Midriatikum/sikloplegik
- Sulfas atropin 1% sehari 3 kali tetes
- Homatropin 2% sehari 3 kali tetes
- Scopolamin 0,2% sehari 3 kali tetes
Uveitis Anterior / Iridosiklitis
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
±15 : 100.000 penduduk
75 % uveitis anterior
Usia 20 – 50 tahun
Kebanyakan pada ras kaukasian
PATOFISIOLOGI
Dilatasi pembuluh darah Permeabilitas Eksudasi, iris edema, Migrasi sel-sel
kecil , hiperemi perikorneal pembuluh pucat, pupil reflex ↓ radang dan fibrin
(pericorneal darah ↑ sampai dgn ke COA, COA
vascular injection) hilang,pupil miosis keruh, flare (+)

Sel radang
Sel-sel radang melekat Migrasi eritrosit ke
menumpuk di
pada endotel kornea COA, hifema (bila
COA, hipopion
(keratic precipitate) proses akut)
(bila proses akut)
Sel-sel radang, fibrin, fibroblast
Gangguan aliran aquous
menyebabkan Sel-sel radang, fibrin,
humor
iris melekat pada kapsul lensa fibroblas menutup pupil
dan peningkatan tekanan
anterior (sinekia posterior) (seklusio pupil / oklusio
intra okuler dan terjadi
dan pada endotel kornea (sinekia pupil)
glaukoma sekunder
anterior)

Peradangan menyebar
Gangguan metabolisme
bisa menjadi
pada lensa, lensa jadi
endoftalmitis dan
keruh, katarak komplikata
panoftalmitis
MANIFESTASI KLINISI
Keluhan subyektif : - nyeri, terutama di bulbus okuli, spontan
- sakit kepala di frontal yang menjalar ke temporal
- blefarospasme
- fotofobia (hebat pada keadaan akut)
- lakrimasi
- gangguan visus, biasanya unilateral

Pada keadaan kronis gejala dapat minimal sekali, dan merupakan episode rekuren.

Anda mungkin juga menyukai