Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR PERILAKU

KONSUMEN :
PEMAKSIMUMAN UTILITAS KONSUMEN PENDEKATAN MATEMATIS

Tsalis Baiti N 1810103063


Nashihan Dhian P 1810103066
M. Ghafuur P 1810103067
Perilaku Konsumen

 Perilaku konsumen adalah kecenderungan dalam melakukan konsumsi untuk memaksimalkan kepuasan.
 Kepuasan dan perilaku konsumen dipengaruhi hal-hal berikut :
 Nilai guna (utility) barang dan jasa yang dikonsumsi
 Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa
 Kecenderungan konsumen dalam menentukan pilihan konsumsi
Nilai Guna (Utility/Utilitas)

Terdapat beberapa asumsi yang harus dipahami :

Individu atau masyarakat akan selalu


memaksimalkan utilitasnya

Individu (konsumen) diasumsikan mempunyai


kemampuan untuk menyusun skala kebutuhan
prioritas dalam mengambil keputusan

Individu (konsumen) memiliki informasi yang


sempurna sebagai dasar untuk mengambil
keputusan
Nilai Guna

1. Nilai guna total


merupakan jumlah keseluruhan kepuasan yang
diperoleh individu (konsumen) pada saat
mengkonsumsi suatu produk.

2. Nilai guna marginal


Merupakan pertambahan (atau pengurangan)
jumlah kepuasan yang diperoleh undividu
(konsumen) dikarenakan adanya pertambahan
(atau pengurangan) di dalam mengkonsumsi suatu
produk.
Rumus teori utilitas :

MU diturunkan dari TU.


Secara matematis nilai guna marginal dirumuskan
sebagai :
maka dapat ditarik suatu teori, yaitu: “hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun”,
yang mengungkapkan bahwa:

1. Pertambahan nilai guna yang


diperoleh individu, semakin lama akan
2. Jika pertambahan nilai guna menjadi
mengalami penurunan jika seorang
negatif, maka pertambahan konsumsi
individu secara terus-menerus
suatu produk akan menyebabkan nilai
mengkonsumsi suatu produk.
guna atas konsumsi suatu produk terseb
ut juga akan semakin berkurang.
Maksimasi Nilai Guna
Individu atau masyarakat dihadapkan pada pilihan beberapa produk
dan dihadapkan terbatasnya pada pendapatan yang dimiliki. Adanya ke
terbatasan pendapatan tersebut, menyebabkan individu dihadapkan
pada skala priorotas kebutuhan.

Permasalahan yang timbul dari kondisi di atas adalah seberapa besar


komposisi jumlah barang yang akan dapat memaksimalkan nilai
gunanya.

Nilai guna akan mencapai tingkat maksimal pada saat nilai guna
marginal pada setiap produk adalah sama

Dikarenakan harga pada setiap produk adalah berbeda-beda, maka


maksimasi nilai guna harus mempertimbangkan harga produk
Syarat Pemaksimuman Nilai Guna

Menurut Sukirno (1997), syarat pemaksimuman nilai


guna adalah bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan untuk
membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang
harus memberikan nilai guna yang sama besarnya.

Secara matematis maksimasi nilai guna


adalah sebagai berikut :
Indifference Curve

Kurva kepuasan sama (indifference curve) merupakan kurva yang


menggambarkan urutan tingkat nilai guna (utilitas) yang diperoleh
oleh individu (konsumen) di dalam mengkonsumsi sejumlah produk. Untuk
menentukan urutan tingkat nilai guna (utilitas), individu
(konsumen) akan dihadapkan pada penentuan keputusan untuk
menentukan kombinasi produk produk mana saja yang memiliki nilai guna
yang tinggi dan nilai guna yang rendah. Kombinasi dari berbagai produk,
akan dimungkinkan ada yang memiliki nilai guna yang sama, dan hal ini dap
at digambarkan pada sebuah kurva.
BUDGET LINE

Kurva kepuasan sama (indifference curve) yang telah dijelaskan sebelumnya,


merupakan analisis mengenai kombinasi konsumsi beberapa produk. Analisis
tersebut tidak mempertimbangkan : a) jumlah pendapatan yang diperoleh
oleh individu (konsumen), dan b) harga produk yang dikonsumsi.
Kedua faktor tersebut merupakan faktor yang membatasi perilaku individu
(konsumen) untuk mengkonsumsi suatu produk, sehingga hal ini dikenal
sebagai “fungsi kendala anggaran” atau “budget line.”
Jika diketahui:
Px = Rp.3.000, Py = Rp.4.000,
Pendapatan individu sebesar Rp.22.000
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai