pada bayi prematur Nila Wahyuni 20180606123 Pendahuluan • Prematur adalah gejala yang dapat menjadi beban ekonomi dan psikologis di tingkat nasional. Meskipun tidak semua bayi prematur atau berat badan lahir rendah harus memiliki cacat atau masalah, bayi kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah dianggap sebagai bayi berisiko tinggi dan menunjukkan proses perkembangan yang berbeda dibandingkan dengan bayi dewasa normal1). Pendahuluan • Deteksi dini keterlambatan perkembangan dan intervensi dini dapat meminimalkan masalah berikutnya dan mengarah pada peningkatan fungsional dalam jangka panjang. Mencegah Kelahiran Prematur • Menerapkan pola hidup sehat sebelum dan selama masa kehamilan Caranya adalah dengan: • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Ini termasuk mencukupi asupan protein, karbohidrat, omega-3, serta vitamin dan , seperti zat besi dan asam folat. • Tidak merokok, menghindari asap rokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol serta obat-obatan terlarang. • Menjaga berat badan agar tidak terlalu kurus atau terlalu gemuk. • Rutin melakukan pemeriksaaan kehamilan ke dokter sesuai jadwal. • Menghindari stres. Subject and Methode • Studi ini menerapkan penelitian pada 96 prematur bayi di rawat inap di NICU. • Bayi dengan berat lahir lebih rendah dari 2,5 kg yang diklasifikasikan sebagai berat lahir rendah bayi prematur dengan risiko lebih tinggi keterlambatan perkembangan, • , dan bayi dengan berat badan lahir 2,5 kg dan lebih tinggi diklasifikasikan sebagai bayi prematur dengan risiko lebih rendah keterlambatan perkembangan. Subject and Methode • Di antara berat badan lahir rendah bayi prematur lebih rendah dari 2,5 kg, 32 bayi dirawat di muka sebelumnya ditugaskan untuk kelompok intervensi dan 30 bayi dirawat di kemudian hari ditugaskan untuk kelompok kontrol. • 34 bayi prematur dengan berat lahir 2,5 kg dan lebih tinggi ditugaskan untuk kelompok perbandingan. Subject and Methode 1. Untuk kelompok intervensi, selain dari perawatan umum, NDT tambahan disediakan untuk 15 menit, 4 kali seminggu, sampai pasca- conceptional usia 40 minggu. 2. Untuk mengidentifikasi efek dari NDT pada pengembangan prematur bayi, benar 3 kali penilaian dilakukan: penilaian awal dilakukan sebelum intervensi, penilaian menengah dilakukan pada minggu kedua setelah intervensi, dan penilaian akhir dilakukan setelah intervensi selesai pada usia pasca-conceptional 40 minggu. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek dari NDT awal yang diberikan kepada bayi prematur berat lahir rendah dengan risiko tinggi keterlambatan perkembangan pada perkembangan bayi prematur. Hasil 1. bahwa kelompok intervensi bayi prematur dengan berat badan lahir rendah dengan NDT memiliki peningkatan perkembangan yang lebih dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa intervensi. 2. kelompok intervensi mengambil alih kecepatan perkembangan kelompok pembanding bayi prematur dengan risiko lebih rendah dari keterlambatan perkembangan. Hasil 3. Kelompok kontrol tanpa intervensi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok pembanding pada usia pasca konsepsi 40 minggu. References • 1. Mahoney MC, Cohen MI: Effectiveness of developmental intervention in the neonatal intensive care unit: implications for neonatal physical therapy. Pediatr Phys Ther, 2005, 17: 194–208. [PubMed] [Google Scholar] • 2. Barbouth D, Brosco JP: Screening, evaluation, and management of a child with developmental delay. Pediatr Case Rev, 2002, 2: 33– 45. [PubMed] [Google Scholar] • 3. Campbell SK, Kolobe TH, Osten ET, et al. : Construct validity of the test of infant motor performance. Phys Ther, 1995, 75: 585–596. [PubMed] [Google Scholar] • 4. Kleberg A, Westrup B, Stjernqvist K: Developmental outcome, child behaviour and mother-child interaction at 3 years of age following Newborn Individualized Developmental Care and Intervention Program (NIDCAP) intervention. Early Hum Dev, 2000, 60: 123–135. [PubMed] [Google Scholar] References • 5. Lekskulchai R, Cole J: Effect of a developmental program on motor performance in infants born preterm. Aust J Physiother, 2001, 47: 169–176. [PubMed] [Google Scholar] • 6. Johnson MH: Functional brain development in infants: elements of an interactive specialization framework. Child Dev, 2000, 71: 75–81. [PubMed] [Google Scholar] • 7. Sweeney JK, Heriza CB, Blanchard Y, et al. : Neonatal physical therapy. Part II: Practice frameworks and evidence- based practice guidelines. Pediatr Phys Ther, 2010, 22: 2– 16. [PubMed] [Google Scholar] • 8. Tecklin JS: Pediatric physical therapy, 3rd ed. Philadelphia: Lippincott, 2008, p 123. [Google Scholar]