2
1. Pemodelan
2. Penyederhanaan model
3. Formulasi numerik
4. Pemrograman
5. Operasional
6. evaluasi
3
Definisi :
Andaikata f dan semua turunannya, f’,f’’,f’’’,…
menerus di dalam selang [a,b]. Misalkan :
xoє[a,b], maka nilai-nilai x di sekitar xo dan
xє[a,b], f(x) dapat diperluas (diekspansi) ke
dalam deret Taylor :
( x xo ) ' ( x xo ) 2 '' ( x xo ) m ( m )
f ( x) f ( xo ) f ( x0 ) f ( xo ) .... f ( xo ) ...
1! 2! m!
Jika (x-xo)=h, maka :
h ' h 2 '' h m ( m)
f ( x) f ( xo ) f ( x0 ) f ( xo ) .... f ( xo ) ...
1! 2! m!
Contoh :
Hampiri fungsi f(x)=sin(x) ke dalam deret
Taylor di sekitar xo=1.
Penyelesaian :
f(x) = sin(x) f’’’(x) = - cos(x)
f’(x) = -cos(x) f(4)(x) = sin(x)
f’’(x) = - sin(x) dst.
maka :
h2 h3 h4
f ( x) sin( x) sin( 1) h cos(1) sin( 1) cos(1) sin( 1) ...
2 6 24
2! 3! 4!
Karena suku-suku deret Taylor tidak berhingga
banyaknya, maka untuk alasan praktis deret
Taylor dipotong sampai suku order tertentu.
Deret Taylor yg dipotong s/d order ke-n
dinamakan deret Taylor terpotong yg
dinyatakan:
( x xo ) ' ( x xo ) 2 '' ( x xo ) n ( n )
f ( x) f ( xo ) f ( x0 ) f ( xo ) .... f ( xo ) Rn ( x)
1! 2! n!
( x xo ) ( n 1)
Rn ( x) f (c); xo c x disebut galat / sisa (residu )
(n 1)!
Dengan demikian deret Taylor yg dipotong
sampai suku order ke-n dapat ditulis :
f ( x) Pn ( x) Rn ( x)
dimana :
( x xo ) k k
n
Pn ( x) f ( xo )
k 1 k!
( x xo )( n1) ( n1)
Rn ( x) f (c).Rn : galat / error Deret
(n 1)!
Contoh :
f(x)=sin(x); xo=1; utk deret Taylor orde ke-n
Penyelesaian :
( x 1) ( x 1) 2 ( x 1)3 ( x 1) 4
P4 ( x) sin( 1) cos(1) sin( 1) cos(1) sin( 1)
1! 2! 3! 4!
Galat relatif : R x 100%
a
Galat relatif hampiran : RA ^ x 100%
a
Contoh :
Diketahui : a= 10/3; â = 3,333
Hitung : (a). Galat !
(b). Galat mutlak !
(c). Galat relatif !
(d). Galat relatif hampiran !
Penyelesaian :
(a). Galat : є = a-â = 10/3 – 3,333
= 10.000/3000 – 9999/3000
= 1/3000 = 0,000333
(b). Galat mutlak : |є|=|a-â) = 0,000333
(c). 0,000333
Galat relatif : R x 100% x 100% 0,01%
a (10/3)
(d). 0,000333 1
Galat relatif hampiran : RA ^
x 100% x 100%
a 3,333 999
Pendekatan lain, perhitungan numerik yg meng-
gunakan pendekatan lelaran (iteration), єRA dihitung
dengan cara :
ar 1 ar
RA
ar 1
(X 2 X1 )
X2 = 0,4816638; RA
X2
0,0051843 s
(X 3 X 2 )
X3 = 0,4813757; RA 0,0005984 s
X3
(X 4 X 3 )
X4 = 0,4814091; RA 0,0000693 s
X4
(X 5 X 4 )
X5 = 0,4814052; RA 0,0000081 s , berhenti !
X5
Secara umum terdapat dua sumber utama
penyebab galat dlm perhitungan numerik,
yaitu :
1. Galat pemotongan (truncation error)
2. Galat pembulatan (round-off error)
Ada sumber galat lain, yaitu :
1. Galat eksperimental
2. Galat pemrograman
(1). Galat Pemotongan (truncation error).
Galat ini timbul akibat penggunaan
hampiran sebagai pengganti formula
eksak.
Galat pemotongan :
( x xo )( n1) ( n1)
Rn ( x) f (c)
(n 1)!
( x 0)( 61) ( 61) x7
R6 ( x) f (c) cos(c)
(6 1)! 7!
Nilai Rn yg tepat hampir tdk pernah dapat kita
peroleh, karena kita tdk mengetahui nilai c
sebenarnya terkecuali informasi bahwa c
terletak pada selang tertentu. Karenanya
tugas kita adalah mencari nilai maksimum yg
mungkin dari |Rn| untuk c dalam selang yg
diberikan, yaitu :
( n 1)
(x - x )
Rn ( x) Maks f ( n 1) (c) x o
xo c x (n 1)!
Contoh-1 :
Gunakan deret Taylor orde 4 di sekitar xo=1
untuk menghampiri ln(0,9) dan beri-kan
taksiran untuk galat maksimum yang dibuat !
Penyelesaian :
24 (-0,1)5
R4 (0,9) Maks 5
x 0,0000034
0 , 9 c 1 c 5!
0
dengan deret Maclaurin orde 8 !
Penyelesaian :
Deret Maclaurin orde 8 dari f ( x) e adalah :
2
x
4 6 8
x x x
1 x2
2
ex
2! 3! 4!
1 1
x 4 x 6 x8
0 e dx 0 (1 x 2! 3! 4! )dx
2
x 2
x3 x5 x7 x9 x 1 1 1 1 1
x 1 1,4617724
3 10 42 216 x 0 3 10 42 216
Perhitungan dgn metode numerik hampir
selalu menggunakan bilangan riil. Masalah
timbul bila komputasi numerik dikerjakan
dengan komputer karena semua bilangan riil
tdk dapat disajikan secara tepat di dlm
komputer. Keterbatas an komputer dlm
menyajikan bilangan riil menghasilkan galat yg
disebut galat pembulatan.
Contoh :
1/6 = 0,16666666, kalau 6 digit komputer
hanya menuliskan 0,166667.
Galat pembulatannya = 1/6 – 0,166667 =
-0,00000033.
Kebanyakan komputer digital mempunyai dua
cara penyajian bilangan riil, yaitu :
(a). Bilangan titik tetap (fixed point)
Contoh : 62.358; 0,013; 1.000
(b). Bilangan titik kambang (floating point)
Contoh : 0,6238 x 103 atau 0,6238E+03
0,1714 x 10-13 atau
0,1714E-13
Digit-digit berarti di dalam format bilangan titik
kambang disebut juga “Angka Bena” (significant
figure).
Adalah angka bermakna, angka penting atau
angka yg dapat digunakan dgn pasti.
Contoh :
43.123 memiliki 5 angka bena (4,3,1,2,3)
0,1764 memiliki 4 angka bena (1,7,6,4)
0,0000012 memiliki 2 angka bena (1,2)
278.300 memiliki 6 angka bena (2,7,8,3,0,0)
0,0090 memiliki 2 angka bena (9,0)
Galat akhir atau galat total pada solusi numerik
merupakan jumlah galat pemotongan dan galat
pembulatan.
Contoh :
2 4
(0,2) (0,2)
Cos(0,2) 1 0,9800667
2 24