Anda di halaman 1dari 30

HUKUM-HUKUM GAS

Dosen Pengampu : Dra. Khairat. M.Si

Nama : Raihani Firdausi


NIM : 1807113552
Kelas : Teknik Kimia S1-C
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat, yang memiliki sifat berikut:

SIFAT- SIFAT GAS :

1. Gas bersifat transparan.


2. Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
3. Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
4. Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi, volume
gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak hingga keciln
ya.
5. Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
6. Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
7. Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan mengem-
bang.
8. Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
JENIS GAS :
jenis gas terbagi 2, yaitu gas ideal dan gas nyata. Gas ideal merupakan sebuah gas yang
mematuhi persamaan gas umum dari PV = nRT yang disampaikan secara singkat, sedangkan gas nyata
adalah gas yang tidak mematuhi persamaan gas umum dan menggunakan hukum-hukum gas hanya
pada saat tekanan rendah.

PerbedaaN gas ideal dengan gas nyata :

1. Gas Ideal tidak dapat ditemukan dalam kenyataan. Tapi gas berperilaku dengan cara ini pada suhu
dan tekanan tertentu.
2. Gas Ideal dapat berhubungan dengan persamaan PV = nRT = NKT, sedangkan gas nyata tidak bisa.
Untuk menentukan gas nyata, ada persamaan jauh lebih rumit.
3. Gas cenderung berperilaku sebagai gas nyata dalam tekanan tinggi dan suhu rendah. Gas nyata
berperilaku gas sebagai ideal pada tekanan rendah dan suhu tinggi.
4. Gas Ideal tidak memiliki gaya antarmolekul dan molekul gas dianggap sebagai partikel titik. Sebalik-
nya molekul gas nyata memiliki ukuran dan volume. Selanjutnya mereka memiliki gaya antar molekul
.
VARIABEL GAS:
1. Tekanan
2. Temperatur
3. Volume
4. Jumlah Gas
1. TEKANAN
Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada suatu bidang per satuan luas bidang tersebut
Secara matematis tekanan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.

P=F/A

Keterangan:
P : tekanan (Pa)
F : gaya tekan (N)
A : luas bidang tekan (m2)

Satuan SI adalah Pascal (Pa). Atmosfer standar (simbol: atm) adalah satuan tekanan. Satuan ini kadang
-kadang digunakan sebagai tekanan acuan atau standar. Pada permukaan laut tekanan yang diberikan
atmosfir yaitu 760 torr. Torr adalah tekanan yang diberikan kolom air raksa 1 mm persatuan luas.
1 atm = 101325 pascal = 1,01325 x 10 5
= 760 torr = 760 mmHg
Alat pengukur tekanan udara disebut barometer. Sedangkan alat untuk mengukur tekanan gas
disebut manometer.

Prinsip kerja manometer adalah sebagai berikut:


Bagian utama manometer Bourdon adalah pipa logamnya melengkung. Manometer ini digunakan
untuk mengukur tekanan gas yang sangat tinggi.
Jika manometer Bourdon dihubungkan dengan tangki gas yang akan diukur tekanannya, gas tersebut
masuk ke pipa logam. Hal ini menyebabkan pipa logam yang melengkung berusaha untuk meluruskan
diri. Semakin besar tekanan gas yang mas uk ke pipa, semakin besar usaha pipa untuk meluruskan
diri. Usaha yang dilakukan pipa tersebut menyebabkan jarum penunjuk bergerak ke arah skala yang
lebih besar searah jarum jam. Jadi, semakin besar usaha pipa untuk meluruskan diri, semakin besar
pula skala yang ditunjuk oleh jarum penunjuk. Skala yang ditunjuk itulah yang menyatakan besar
tekanan gas dalam ruang.
2. TEMPERATUR

Temperatur atau Suhu adalah besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat. Temperatur me
nunjukkan derajat panas benda. Alat untuk mengukur temperatur adalah termometer. Skala temperatur
pada termometer ada 4 yairu celcius, fahrenheit, kelvin dan reamur. Namun satuan temperatur yang
digunakan biasanya adalah celcius. Sedangkan berdasarkan SI satuan temperatur adalah Kelvin.

To R = 4 × To C
5
T F =5 × (ToC – 32)
o

9
T K = ToC + 273
3. VOLUME
Volume adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu
bisa berupa benda yang beraturan ataupun benda yang tidak beraturan.
Satuan volume dalam SI adalah liter. Volume biasanya diukur menggunakan gelas ukur.

1 liter = 1 dm3

V=m
ρ

ρ = Massa jenis (kg/m3) atau (g/cm3)


m = massa (kg atau gram)
v = volume (m3 atau cm3 atau liter)
4. JUMLAH GAS
HUKUM-HUKUM
GAS
1. Hukum Boyle
Dari beberapa hubungan diantara variabel-variabel gas, yang pertama ditemukan adalah hubungan antara
tekanan dan volume. Hubungan ini dikemukakan pada tahun 1662 oleh Robert Boyle. Boyle mengemuka-“

kan bahwa:
Volume sejumlah gas pada suhu tetap berbanding terbalik terhadap tekanan gasnya.

Hubungan antara tekanan (p) dan volume (V) suatu gas yang berada di ruang tertutup ini diteliti oleh Ro
bert Boyle. Boyle mendapatkan bahwa hasil kali antara tekanan (p) dan volume (V) gas pada suhu tetap
adalah konstan. Perhatikanlah Gambar berikut.

Secara matematis, hubungan antara tekanan dan volume dinyatakan dengan persamaan: P ∞ 1/v atau
P = a/v atau PV = ɑ (suatu konstanta)
PV = konstan
atau
p1V1 = p2V2 Terjadi Proses isotermik, yaitu perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
Contoh :
Di dalam sebuah bejana tertutup terdapat gas yang mempunyai tekanan 2 atm d
an volume 1 L. Jika tekanan gas menjadi 4 atm maka volume
gas menjadi…
Pembahasan
Diketahui :
Tekanan awal (P1) = 2 atm = 2 x 105 Pascal
Tekanan akhir (P2) = 4 atm = 4 x 105 Pascal
Volume awal (V1) = 1 liter = 1 dm3 = 1 x 10-3 m3
Ditanya : Volume akhir (V2)
Jawab :
P1 V1 = P2 V2
(2 x 105)(1 x 10-3) = (4 x 105) V2
(1)(1 x 10-3) = (2) V2
1 x 10-3 = (2) V2
V2 = ½ x 10-3
V2 = 0,5 x 10-3 m3
V2 = 0,5 dm3
V2= 0,5 liter
2. Hukum Charles
Hubungan antara volume gas dan suhu ditemukan oleh fisikiawan Perancis Jacques Charles pada
tahun 1787 dan secara terpisah oleh Joseph Louis GayLussac yang mempublikasikannya pada tahun
1802. hukum Charles dapat dinyatakan dengan

“Volume dari sejumlah gas pada tekanan konstan adalah berbanding lurus dengan
suhu Kelvin (mutlak).”

Secara matematis dapat ditulis: Hukum Charles dapat disusun kembali menjadi persama
V∞T an :
V=k
T
Dengan: V1 adalah volume awal
V = volume gas (m3) T1 adalah suhu awal
T = temperature gas (K) V2 adalah volume akhir
k = konstanta T2 adalah suhu akhir

Terjadi Proses isobarik yaitu perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Contoh :
Di dalam sebuah bejana tertutup terdapat gas yang mempunyai volume 2 liter dan suhu 27oC. Jika
volume gas menjadi 3 liter maka suhu gas menjadi…
Pembahasan
Diketahui :
Volume awal (V1) = 2 liter = 2 dm3 = 2 x 10-3 m3
Volume akhir (V2) = 3 liter = 3 dm3 = 3 x 10-3 m3
Suhu awal (T1) = 27oC + 273 = 300 K
Ditanya : suhu akhir (T2)
Jawab :
3. Hukum Gay-Lussac
Gay-Lussac, seorang ilmuwan asal Prancis, meneliti hubungan antara tekanan gas (P) dan temperatur
(T) gas pada volume tetap. Apabila botol dalam keadaan tertutup kita masukkan ke api, maka botol
tersebut akan meledak. Hal ini terjadi karena naiknya tekanan gas di dalamnya akibat kenaikan suhu.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa:

“Apabila volume gas yang berada pada ruang tertutup dijaga konstan, maka tekanan gas
berbanding lurus dengan suhu mutlaknya”.

Secara matematis dapat dituliskan: Dengan:

P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)


T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)

Terjadi Proses isokhorik yaitu perubahan keadaan gas pada volume tetap.
Ban sepeda motor mempunyai tekanan ukur 2 atm pada suhu 27oC. Setelah sepeda motor di- kendar
ai, suhu di dalam ban berubah menjadi 47oC. Jika pemuaian diabaikan maka tekanan udara di dalam ba
n berubah menjadi…
Pembahasan
Ubah tekanan ukur menjadi tekanan mutlak. Tekanan mutlak = tekanan ukur + tekanan atmosfir
Diketahui :
Tekanan atmosfir = 1 atm = 1 x 105 Pascal
Tekanan ukur awal = 2 atm = 2 x 105 Pascal
Tekanan mutlak awal (P1) = 1 atm + 2 atm = 3 atm = 3 x 105 Pascal
Suhu awal (T1) = 27oC + 273 = 300 K
Suhu akhir (T2) = 47oC + 273 = 320 K
Ditanya : Tekanan ukur akhir
Jawab :
4. Hukum Avogadro
Hubungan yang mengikuti hipotesis Avogadro, sering disebut Hukum Avogadro, yaitu:

“Pada suhu dan tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan jumlah gas.”

Jika jumlah mol gas (n) dilipat-duakan, volumenya akan berlipat-dua, dan seterusnya. Secara
matematis dapat dinyatakan dengan:
V∞ n dan V = k x n
Pada STP, jumlah molekul yang terkandung dalam 22,4 L gas adalah 6,02 x 1023, atau 1 mol.
1 mol gas = 22,4 L gas (pada STP)

V1 = V2
n1 n2
Contoh :

Pada suhu dan tekanan tertentu (T,P), 16 gram gas oksigen (O2) bervolume 20 liter.
Pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan volum dari 66 gram gas karbondioksida (CO2) !
(Ar C = 12 ; O = 16)
Jawab :
5. Persamaan Gas Ideal
Gabungan dalam satu pernyataan dari hukum Boyle, Charles, Gay-Lussac, serta Avogadro ini disebut
hukum gas ideal.

Hal tersebut berarti volume gas berbanding lurus terhadap jumlah gas dan suhu serta berbanding ter-
balik terhadap tekanan, yaitu :

R= 0,082057 L atm mol-1 K–1


Contoh :

Volume 2 mol gas pada suhu dan tekanan standar (STP) adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Jumlah mol gas (n) = 2 mol
Suhu standar (T) = 0 oC = 0 + 273 = 273 Kelvin
Tekanan standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,315 Joule/mol.Kelvin
Ditanya : Volume gas (V)
Jawab :
6. Hukum Graham
Hukum Graham adalah suatu rumus yang diformulasi oleh fisikawan kimiawan Skotlandia, Thomas
Graham pada tahun 1848. Thomas Graham (1805-1869) mempelajari kecepatan efusi beberapa gas
. Dari percobaan-percobaannya, Graham menemukan bahwa laju efusi suatu gas berbanding
terbalik dengan akar massa partikelnya. Dengan kata lain, “pada suhu dan tekanan yang sama,
maka kecepatan efusi gas berbanding terbalik dengan akar kerapatannya.” Pernyataan ini dikenal
dengan hukum Graham.

Rumus ini dapat ditulis:

Rate1 = M2
Rate2 = √ M1

Rate1 adalah laju efusi gas pertama (volume atau jumlah mol per unit waktu).
Rate2 adalah laju efusi gas kedua.
M1 adalah massa molar gas 1
M2 adalah massa molar gas 2.
7. Hukum tekanan parsial Dalton
“Tekanan Parsial suatu campuran gas adalah jumlah tekanan parsial keduanya”
Untuk mencari Tekanan total dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Pt = Pa + Pb + Pc + …..
Pt = nt R T / V
Untuk mencari tekanan parsialnya kita bisa menggunakan rumus ini
Pi = αi . Pt
Pi = ni R T / V
Untuk mencari ∝i dan ∝t maka rumusnya menggunakan yang ada di bawah ini
αi = ni / nt
αt = αA + αB + αC + …..
Thank you

Anda mungkin juga menyukai