Anda di halaman 1dari 15

M I G R A S I D A N M O B I L I TA S

PENDUDUK
ALIVIA ELENA PUTRI
A S T R I PA R A M I T H A
FIRLIANTI DEWI
GILANG ANGGI
REKA RIZKIKA
RIZKI MAULUD
WINA AMALIA
MIGRASI DI INDONESIA
Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, selain kelahiran dan kematian. Migrasi dapat
meningkatkan jumlah penduduk apabila jumlah penduduk yang masuk ke suatu
daerah lebih banyak daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah
tersebut. Sebaliknya, migrasi dapat megurangi jumlah penduduk jika jumlah
penduduk yang masuk ke suatu wilayah lebih sedikit daripada jumlah penduduk
yang meninggalkan wilayah tersebut. Telaah migrasi secara regional dan local
sangat penting, berkaitan dengan densitas atau kepadatan dan distribusi penduduk
yang tidak merata. Ketidakmerataan ini antara lain disebabkan factor pendorong
dan penarik bagi orang-orang yang bermigrasi. Menurut sensus penduduk tahun
1990, ternyata dari seluruh provinsi di Indonesia, tidak satupun provinsi yang
tidak mengalami migrasi penduduk, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar.
MIGRASI

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat
lain melampaui batas politik/negara ataupun bata administrasi/batas bagian dalam suatu negara.
Jadi, migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relative permanen dari suatu daerah ke
daerah lain
BEBERAPA PENGERTIAN DALAM STUDI
MIGRASI
o Migrasi masuk (in migration) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tujuan (area of
destination).
o Migrasi keluar (out migration) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area
of origin).
o Migrasi neto (net migration) merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
Apabila migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar, maka disebut migrasi neto positif,
sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi masuk, maka disebut migrasi neto
negative.
o Migrasi bruto (gross migration) adalah jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
o Migrasi semasa hidup (Life time migration) migrasi yang terjadi antara saat lahir dan saat sensus
atau survei.
o Migrasi Risen (Recent Migration) adalah migrasi yang melewati batas provinsi dalam kurun
waktu tertentu sebelum pencacahan, misalnya lima tahun sebelum sensus atau survei.
o Migrasi internasional (international migration) adalah perpindahan penduduk dari suatu
negara ke negara lain. Migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu negara
disebut imigrasi, sebaliknya, jika migrasi itu merupakan keluarnya pendudduk dari
suatunegara , maka disebut emigrasi.
o Arus migrasi (migration stream) adalah sekelompok migran yang daerah asal dan tujuan
migrasinya sama dalam suatu periode migrasi yang diberikan.
o Angka Migrasi parsial (partial migration) adalah banyaknya migran ke suatu daerah
tujuan dari suatu daerah asal, atau dari suatu daerah asal ke suatu daerah tujuan
o Urbanisasi (urbanization) adalah bertambahnya proposisi penduduk yang berdiam di
daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan atau
akibat dari perluasan kota.
o Transmigrasi (transmigration) adalah pemindahan dan perpindahan penduduk dari suatu
daerah untuk menetap ke daerah lain yang di tetapkan di dalam wilayah Republik
Indonesia guna kepentingan pembangunan Negara atau karena alasan-alasan yang
dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-
undang.
FAKTOR-FACTOR YANG MEMPENGARUHI
MIGRASI
Faktpr-faktor pendorong (push factors)
 Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan, seperti menurunyya daya dukung lingkungan
dan menurunya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah
diperoleh, seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
 Menyempitnya lahan pekerjaan di tempat asal misalnya tanah untuk pertanian di pedesaan yang
makin menyempit.
 Adanya tekanan-tekanan politik, agama dan suku sehingga mengganggu hak asasi penduduk di
daerah asal.
 Alasan pendidikan, pekerjaan, atau perkawinan.
 Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang atau adanya
wabah penyakit.
Faktor-faktor penarik (pull factors)
• Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kehidupan.
• Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
• Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenankan, seperti iklim, peumahan,
sekolah, dan fasilitas public lainnya.
• Adanya aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, atau pusat kebudayaan yang
mmerupakan daya Tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.

Menurut Lee (1966); ada 4 faktoryang menyebabkan orang mengambil


keputusan untuk melakukan migrasi.
– faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
– faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
– rintangan-rintangan yang menghambat
– faktor-faktor pribadi
UKURAN-UKURAN MIGRASI
1. Angka mobilitas (m)
𝑴
m = 𝑷
× 𝒌
m = angka mobilitas
M = jumlah pepindahan
P = Penduduk ynang beresiko (population at risk)
k = konstanta 1000

2. Angka Migrasi Masuk (Mi)


Adalah angka yang menunjukkan banyaknya migrant yang masuk per 1000 orang penduduk daerah tujuan dalam
waktu satu tahun.

Mi =

Mi = angka migrasi masuk


I = jumlah migrasi masuk (inmigration )
P = penduduk pertengahan tahun
3. Angka Migrasi Keluar (Mo )
Adalah angka yang menunjukkan banyaknya migrant yang keluar per 1000 orang penduduk daerah
asal dalam waktu satu tahun.
Mo =
MO = angka migrasi keluar
O = jumlah migrasi keluar ( out migration )
P = penduduk pertengahan tahun
4. Angka Migrasi Neto (Mn )
Adalah selisih migran masuk dan keluar ke dan dari suatu daerah per 1000 penduduk dalam satu
tahun.
Mn =
Mn = angka migrasi neto
I = jumlah migrasi keluar ( out migration )
O = jumlah migrasi masuk ( inmigration )
P = penduduk pertengahan tahun
5. Angka Migrasi Bruto
Adalah angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan yaitu jumlah migrasi masuk dan
migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan.

Mg =

Mg = angka migrasi bruto


P1 = penduduk pertengahan tahun di tempat tujuan
P2 = penduduk pertengahan tahun di tempat asal
K = 1000
6. Urbanisasi
Adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang disebabkan
oleh pertambahan penduduk alami, perpindahan penduduk ke perkotaan dan/atau akibat dari
perluasan daerah perkotaan. Untuk mengukur atau menetapkan urbanisasi antara lain dengan
melihat penduduk yang didefinisikan sebagai daerah kota. Ada dua indeks yang dipakai untuk
mengukur derajat urbanisasi dengan rumus :
𝑈
Pu = × 1.000
𝑃
Pu = Persentase penduduk kota
U= Penduduk daerah kota
P = Penduduk Total
Serta Rasio Penduduk Total ( Ratio Of Urban – Rural population )
𝑈
UR = ×𝑘
𝐾
U = Penduduk Kota
R = Penduduk Desa
MOBILITAS PENDUDUK
• Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertical dan
mobiltas penduduk horizontal. Mobilitas penduduk vertical sering disebut
dengan perubahan status pekerjaan. Seseorang yang mula-mula bekerja dalam
sector pertanian sekarang bekerja dalam sector nbon pertanian.
• Mobilitas penduduk horizontal, atau sering pula disebut dengan mobilitas
penduduk geografis, adalah gerak (movement) penduduk yang melintas batas
wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam periode waktu tertentu (Mantra,
1978). Pengguna batas wilayah dan waktu untuk indicator mobilitas penduduk
horizontal ini mengikuti paradigma ilmu geografi yang mendasarkan konsepnya
atas wilayah dan waktu (space and time concept).
Proses mobilitas itu terjadi apabila :
• Seseorang mengalami tekanan (stress), baik ekonomi, sosial, maupun psikologi
di tempat ia berada. Tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda-
beda, sehingga suatu wilayah oleh seseorang dinyatakan sebagai wilayah yang
dapat memenuhi kebutuhannya, sedangkan orang lainmengatakan tidak.
• Terjadi perbedaan nilai kefaedahan wilayah antara tempat yang satu dengan
tempat yang lain. Apabila tempat yang satu dengan tempat yang lain tidak ada
perbedaan nilai kefaedahan wilayah, tidak akan terjadi mobilitas penduduk.
Perilaku mobilitas penduduk
• Para migran cenderung memeilih tempat terdekat sebagai daerah sebagai daerah tujuan
• Faktor paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi adalah sulitnya memperoleh
pekerjaan di daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih
baik di daeah tujuan.
• Berita-berita dari sanak saudara atau teman yang telah berpindah ke daerah lain merupakan
informasi yang sangat penting bagi orang-orang yang ingin bermigrasi.
• Informasi negative dari daerah tujuan mengurangi niat penduduk (migran potensial) untuk bermigrasi
• Semakin tinggi pengaruh kekotaan terhadap seseorang, semakin besar tingkat mobilitasnya
• Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensi mobilitasnya
• Para migran cenderung memilih daerah tempat teman atau sanak saudara bertempat tinggal di
daerah tujuan. Jadi, arah dan arus mobilitas penduduk menuju kea rah asal datangnya informasi.
• Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok penduduk sulit diperkirakan. Hal ini karena banyak
dipengaruhi oleh kejadian yang mendadak seperti bencana alam, peperangan, atau epidemi.
• Penduduk yang masih muda dan belum kawin lebih banyak melakukan mobilitas dari pada mereka
yang berstatus kawin.
• Penduduk yang berpendidikan tinggi biasanya lebih banyak melaksanakan mobilitas daripada yang
berpendidikan rendah.
Seetelah para Pelaku mobilitas sampai di daerah tujuan (terutama di kota), beberapa
perilaku mereka (terutama sikap mereka terhadap masyarakat kota) dapat
dipostulasikan sebagai berikut.
• Pada mulanya para pelaku mobilitas memilih daerah tujuan dimana teman atau sanak saudara
bertempat tinggal di daerah tersebut.
• Pada masa penyesuaian diri di kota, para migran terdahulu membantu mereka dalam menyediakan
tempat menginap, membantu mencari pekerjaan, dan membantu bila kekurangan uang, dll.
• Kepuasan terhadap kehidupan di masyarakat baru tergantung pada hubungan sosial para pelaku
mobilitas dengan masyarakat tersebut.
• Kepuasan terhadap kehidupan di kota tergantung pada kemampuan perseorangan untuk
mendapatkan pekerjaan dan adanya kesempatan bagi anak-anak untuk berkembang.
• Setelah menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, para pelaku mobilitas pindah ke tempat tinggal
dan pemilihan daerah tempattinggal dipengaruhioleh daerah tempat kerja
• Keinginan untuk kembali ke daerah asal adalah fungsi kepuasan mereka dengan kehidupan di Kota.
• Kehidupan masyarakat di kota adalahsedemikian rupa, hal ini menyebabkan para migran cepat belajar
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
• Perilaku migran adalah perilakudi antara orang kota dan orang desa.
• Walaupun seseorang migran telah bertempat tinggal di daerah asal (umumnya tempat kelahirannya)
tetap menjadi home yang pertama dan tinggal di daerah lain sebagai home yang kedua. Jadi seorang
migran adalah bi local population.

Anda mungkin juga menyukai