Anda di halaman 1dari 15

Perawatan Post Seksio Sesarea

Perawatan Awal
1. Letakkan pasien dalam posisi untuk pemulihan:
• Tidur miring dengan kepala agak ekstensi untuk membebaskan
jalan napas
• Letakkan lengan atas di muka tubuh agar mudah melakukan
pemeriksaan TD
2. Segera setelah selesai pembedahan periksa kondisi pasien:
• Cek tanda vital dan suhu tubuh setiap 15 menit pada jam
pertama, tiap 30 menit pada jam selanjutnya/jam kedua.
• Perinksa kesadaran tiap 15 menit sampai sadar
• Cek kontraksi uterus jang sampai lembek.
Catatan: pastikan ibu dibawah pengawasan sampai ia sadar
• Yakinkan jalan napas bersih dan cukup ventilasi
• Transfusi jika diperlukan
• Jika tanda vital tidak stabilndan hematokrit turun dan
hematokrit turun walau diberi transfusi, segera kembalikan
ke kamar bedah karena kemungkinan terjadi perdarahan
pasca bedah

Analgesia
• Supositoria ketoprofen 2 kali/12 jam atau tramadol; oral
tramadol/6 jam atau paracetamol; injrksi petidin 50-75
mg/6jam bila perlu.
Bila pasien sudah sadar, perdarahan minimal, TD baik stabil,
urin>30 cc/jam, pasien bisa kembali ke ruangan.
Perawatan Lanjutan
• Lakukan pemeriksaan TTV tiap 4 jam,
kontraksi uterus, dan perdarahan.

Mobilisasi
Pasien dapat menggerakkan kaki, tangan, dan
tubuhnya sedikit, dapat duduk pada 8-12 jam
(bila tidak ada KI dari anastesi). Dapat berjalan
bila mampu pada 24 jam pasca bedah bahkan
mandi sendiri pada hari ke 2.
Fungsi GIT
Pada tindakan yang tidak terlalu berat dapat
kembali dalam 12 jam.

•Jika tindakan bedah tidak berat, berikan pasien


diet cair. Misalnya 6-8 jam pasca bedah dengan
anastesi spinal, infus, dan katetr dapat dilepas.
•Jika ada tanda infeksi atau SC karena partus macet
atau ruptura uteri, tunggu sampai bising usus
timbul.
•Jika peristaltik baik dan pasien bisa flatus mulai
berikan makanan padat.
•Pemberian infus diteruskan sampai pasien bisa
minum dengan baik.
•Berikan pada 24 jam I sekitar 2 liter cairan, monitor
produksi urin tidak kurang dari 30 ml/jam. Bila
kurang kemungkinan ada kehilangan darah yang
tidak kelihatan atau efek antidiuretik dari oksitosin.
•Jika pemberian infus melebihi 48 jam, berikan
cairan elektrolit untuk balans (misalnya kalium
klorida 40 mEq dalam 1/cairan infus.
•Sebeluam keluar RS, pasien sudah harus bisa
makan makanan biasa.
Pembalutan dan perawatan luka
Penutup/pembalut luka berfungsi sebagai penghalang
dan pelindung terhadap infeksi selama proses
penyembuhan yang dikenal dengan reepitelisasi.
Pertahankan selama hari pertama setelah pembedahan.
•Jika pada pembalut luka ada perdarahan sedikit atau
keluar cairan tidak terlalu banyak, jangan mengganti
pembalut:
–Perkuat pembalutnya
–Pantau keluarnya cairan dan darah
–Jika perdarahan tetap bertambah atau sudah membasahi
setengah atau lebih dari pembalutnya, inspeksi luka, atasi
penyebabnya, dan ganti dengan pembalut baru.
• Jika pembalut agak kendor, jangan ganti pembalut
tetapi diplester untuk mengencangkan. Ganti
pembalut dengan cara yang steril.
• Luka harus tetap kering dan bersih, tidak boleh
terdapat bukti infeksi sampai ibu dipulangkan dari RS.
Perawatan fungsi kandung kemih
Pemakaian kateter dibutuhkan pada prosedur
bedah. Semakin cepat melepas kateter akan
lebih baik mencegah kemungkinana infeksi dan
membuat perempuan jadi lebih cepat
mobilisasi.
•Jika urin jernih, kateter dilepas 8 jam setelah
bedah atau sesudah semalam.
•Jika urin tidak jernih, biarkan kateter dipasang
sampai urin jenih.
•Kateter dipasang 48 jam pada kasus:
–Bedah karena ruptur uteri
–Partus lama atau partus macet
–Edema perineum yang luas
–Sepsis puerperalis/atau pelvio peritonitis
Catatan: pastikan urin jernih pada saat melepas
kateter.
•Jika terjadi perlulaan pada kandung kemih pasang
kateter sampai minimum 7 hari, atau urin jernih.
•Jika sudah tidak memakai antibiotik, berikan
nitrofurantoin 100 mg per oral per hari sampai
kateter dilepas (untuk cegah sistitis)
Antibiotika
• Jika ada tanda infeksi atau pasien demam,
berikan antibiotik sampai bebas demam
selama 48 jam.

Melepas jahitan
• Jahitan fasia merupakan hal utama pada
bedah abdomen
• Melepas jahitan kulit 5 hari setelah hari bedah
pada penhajitan dengan sutera.
Demam
• Suhu yang melebihi 38 C pasca pembedahan hari
ke 2 harus dicari penyebabnya.
• Yakinkan pasien tidak panas minumum24 jam
sebelum ke luar dari RS.

Ambulasi/mobilisasi
• Ambulasi menyebabkan perbaikan sirkulasi,
membuat napas dalam, dan menstimulasi
kembali fungsi gastrointestinal normal.
• Dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai
bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu
24 jam.
Perawatan gabung
• Pasien dapat dirawat gabung dengan bayinya dan
memberikan ASI dalam posisi tidur atau duduk.

Memulangkan pasien
• 2 hari pasca seksio sesarea berencana tanpa
komplikasi.
• Perawatan 3-4 hari cukup untuk pasien. Berikan
instruksi mengenai perawatan luka (mengganti kasa)
dan keterangan tertulis mengenai teknik pembedahan.
• Pasien diminta datang untuk kontrol setelah 7 hari
pasien pulang.
• Pasien perlu segera datang bila terdapat perdarahan,
demam, dan nyeri perut berlebihan.
Komplikasi Post OP
• Infeksi Puerperalis
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan
suhu selama beberapa hari dalam masa nifas
atau dapat juga bersifat berat, misalnya
peritonitis, sepsis dan lain-lain. Infeksi post
operasi terjadi apabila sebelum pembedahan
sudah ada gejala - gejala infeksi intrapartum atau
ada faktor - faktor yang merupakan
predisposisetelah ketuban pecah, tindakan
vaginal sebelumnya).
• Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu
pembedahan jika cabang arteria uterina ikut
terbuka atau karena atonia uteri
• Luka kandung kemih
• Embolisme paru - paru
• Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak
ialah kurang kuatnya perut pada dinding uterus,
sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi
ruptura uteri. Kemungkinan hal ini lebih banyak
ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.

Anda mungkin juga menyukai